Para Arahat, sepanjang hidup telah meninggalkan minuman berakohol, minuman hasil fermentasi yang memabukkan, yang mengondisikan kelengahan; menghindari minuman berakohol, minuman hasil fermentasi yang memabukkan, yang mengondisikan kelengahan. Saya pun hari ini, siang dan malam ini akan meninggalkan minuman berakohol, minuman hasil fermentasi yang memabukkan, yang mengondisikan kelengahan; menghindari minuman berakohol, minuman hasil fermentasi yang memabukkan, yang mengondisikan kelengahan. Dengan cara demikian saya meneladan para Arahat, dan akan mengamalkan uposatha. Inilah unsur kelima yang menyertai.
Para Arahat, sepanjang hidup sehari hanya makan sekali, berhenti santap malam, menghindari makan pada waktu yang salah. Saya pun hari ini, siang dan malam ini hanya akan makan sekali, berhenti santap malam, menghindari makan pada waktu yang salah. Dengan cara demikianlah saya meneladan para Arahat, dan akan mengamalkan uposatha. Inilah unsur keenam yang menyertai.
Para Arahat, sepanjang hidup telah meninggalkan menonton hiburan tari-tarian, nyanyian, dan musik; telah meninggalkan pengenaan untaian bunga, wangi-wangian, urapan kosmetik, perhiasan, dan dandanan-pengondisi persolekan; menghindari menonton hiburan tari-tarian, nyanyian, dan musik; menghindari pengenaan untaian bunga, wangi-wangian, urapan kosmetik, perhiasan, dan dandanan-pengondisi persolekan. Saya pun hari ini, siang dan malam ini akan meninggalkan menonton hiburan tari-tarian, nyanyian, dan musik; meninggalkan pengenaan untaian bunga, wangi-wangian, urapan kosmetik, perhiasan dan dandanan-pengondisi persolekan; menghindari menonton hiburan tari-tarian, nyanyian, dan musik; menghindari pengenaan untaian bunga, wangi-wangian, urapan kosmetik, perhiasan, dan dandanan-pengondisi persolekan. Dengan cara demikianlah saya meneladan para Arahat, dan akan mengamalkan uposatha. Inilah unsur ketujuh yang menyertai.
Para Arahat, sepanjang hidup telah meninggalkan pembaringan yang tinggi dan besar, menghindari pembaringan yang tinggi dan besar, hanya menggunakan pembaringan yang rendah, di atas ranjang atau tikar rerumputan. Saya pun hari ini, siang dan malam ini akan meninggalkan pembaringan yang tinggi dan besar, menghindari pembaringan yang tinggi dan besar, hanya menggunakan pembaringan yang rendah, di atas ranjang atau tikar rerumputan. Dengan cara demikianlah saya meneladan para Arahat, dan akan mengamalkan uposatha. Inilah unsur kedelapan yang menyertai.
Ia senantiasa memancarkan pikiran yang disertai dengan cinta kasih (metta) ke satu arah, kemudian ke arah yang kedua, ketiga, dan keempat. Demikianlah ia senantiasa memancarkan pikiran yang disertai dengan cinta kasih (metta) ke atas, ke bawah, ke samping, ke semua arah, semua penjuru dunia, secara meluas dan luhur, tanpa batas, bebas dari kebencian, bebas dari niat jahat. Inilah unsur kesembilan yang menyertai. Demikianlah, oh, para bhikkhu, pengamalan uposatha berunsur sembilan yang baik pahala, manfaat, kegemilangan, maupun jangkauannya besar sekali.” Kedelapan.
9. Catumaharaja-Sutta [A. 1: 142-3]
Oh, para bhikkhu, pada hari ke-8 dari [setiap] paksa (paruh bulan), para penasihat karib dari Dewa Catumaharajika (akan) berkeliling meninjau dunia ini, “Apakah banyak orang di antara para manusia hormat pada ibu, ayah, petapa, brahmana, dan para tetua di keluarga; mengamalkan uposatha, senantiasa awas terjaga, dan melakukan perbuatan berjasa?”
Oh, para bhikkhu, pada hari ke-14 dari [setiap] paksa (paruh bulan), para putra dari dewa Catumaharajika (akan) berkeliling meninjau dunia ini, “Apakah banyak orang di antara para manusia hormat pada ibu, ayah, petapa, brahmana, dan para tetua di keluarga; mengamalkan uposatha, senantiasa awas terjaga, dan melakukan perbuatan berjasa?”
Oh, para bhikkhu, pada hari ke-15 tepat pada hari uposatha, Dewa Catumaharajika sendiri (akan) berkeliling meninjau dunia ini, “Apakah banyak orang di antara para manusia hormat pada ibu, ayah, petapa, brahmana, dan para tetua di keluarga; mengamalkan uposatha, senantiasa awas terjaga, dan melakukan perbuatan berjasa?”
Apabila, oh, para bhikkhu, sedikit saja orang di antara para manusia yang hormat pada ibu, ayah, petapa, brahmana, dan para tetua di keluarga; mengamalkan uposatha, senantiasa awas terjaga, dan melakukan perbuatan berjasa, maka Dewa C atumaharajika (akan)menceritakan hal tersebut kepada Tiga Puluh Tiga Dewa (Tavatimsa) yang berkumpul di Balai Sudhamma, “Oh, Tuan-tuan, sedikit saja orang di antara para manusia yang hormat pada ibu, ayah, petapa, brahmana, dan para tetua di keluarga; mengamalkan uposatha, senantiasa awas terjaga, dan melakukan perbuatan berjasa.” Karena itu, oh, para bhikkhu, Tiga Puluh Tiga Dewa menjadi tidak senang, “Oh, Yang Terkasih, betapa kelompok dewa akan lenyap terkikis, (sedangkan)kelomok asura akan berkembang penuh.”
Apabila, oh, para bhikkhu, banyak orang di antara para manusia yang hormat pada ibu, ayah, petapa, brahmana, dan para tetua di keluarga; mengamalkan uposatha, senantiasa awas terjaga, dan melakukan perbuatan berjasa, maka Dewa Catumaharajika (akan)menceritakan hal tersebut kepada Tiga Puluh Tiga Dewa (Tavatimsa) yang berkumpul di Balai Sudhamma, “Oh, Tuan-tuan, banyak orang di antara para manusia yang hormat pada ibu, ayah, petapa, brahmana, dan para tetua di keluarga; mengamalkan uposatha, senantiasa awas terjaga, dan melakukan perbuatan berjasa.” Karena itu, oh, para bhikkhu, Tiga Puluh Tiga Dewa menjadi tidak senang, “Oh, Yang Terkasih, betapa kelompok dewa akan berkembang penuh (sedangkan) kelompok asura akan lenyap terkikis.”