Atau bisa juga begini :
Para Samana di India kuno, karena merenungkan batin dan bermeditasi demi kebaikan, maka mereka dapat melihat alam-alam lain, melihat ke alam brahma, dewa, peta, neraka. Mereka bisa berdialog dengan para makhluk lain, dan ada juga yang bisa melihat kehidupan yang lampau sebagai makhluk lain.
Akan tetapi sama seperti kebanyakan hal di dunia, ada hal-hal yang terpengaruh tradisi, orang-orang yang tidak mengerti, bercampur dengan pandangan salah, sehingga timbul cerita-cerita yang gaib dan fantastis. Ada yang menganut atman, ada yang menganut brahmanisme, ada yang menganut nihilisme.
Adanya dewa-dewa bukanlah sekadar khayalan semata. Melainkan pengalaman yang teruji secara praktek, bukan oleh mereka yang tidak melihat.
Akan tetapi pandangan-pandangan salah ini telah dilihat oleh Sang Buddha, yang telah sempurna pengetahuannya. Sehingga diajarkan pandangan yang benar, agar para makhluk dapat menuju berakhirnya dukkha.