IMO, sebenarnya yang kenapa seorang tidak boleh mengaku telah mencapai arahat
karena dengan mengaku bahwa AKU telah mencapai arahat
maka timbul lah kemelekatan, timbul lah kesombongan
pd dasar nya yang ingin disampai kan oleh daimond sutra adalah Anatta (Tiada Aku)
Bahkan aku sendiri tidak ada, bagaimana aku bisa mencapai arahat???
bahkan dharma sendiri juga harus dilepas
apalagi yang bukan dharma???
jangan melekat terhadap dharma, semakin melekat semakin tidak bisa melepaskan...
bro navis, kalau dipikir banyak Arahat memakai kata "saya" ataupun "aku" memang bukan merujuk pada "Ada nya AKU"
melainkan pada "merujuk pada diri sendiri" karena pelabelan harus digunakan untuk membuat pengertian.
kemudian..bisa dilihat disatu sisi LuantaMahaboowa menyatakan Arahat-nya ke publik..
yang unik
"kalau memang dirinya arahat, memang nya salah apa?"
kalau di balik kata menjadi " saya telah mencapai nibbana " kan sama saja "saya tlah mencapai arahat" > beda nya dimana?
jadi IMO,
IMO, sebenarnya yang kenapa seorang tidak boleh mengaku telah mencapai arahat
karena dengan mengaku bahwa AKU telah mencapai arahat
maka timbul lah kemelekatan, timbul lah kesombongan
penjelasan ini adalah penjelasan yang memiliki pandangan melekat terhadap kata bahwa "aku" itu ada...
padahal Arahat lainnya sering memakai kata "aku" atau "saya" untuk merujuk pada dirinya sendiri.
apakah bisa dikatakan orang yang memakai kata "aku / saya" itu miccha-ditthi? ya tidak kan.
coba lihat baik-baik
Kemudian Subhuti bertanya pada para bhikshu ini, “Para tetua, apakah kalian pernah mencapai atau merealisasi sesuatu?”
Para bhikshu menjawab, “Hanya orang-orang yang sombong yang akan mengaku mereka telah mencapai dan merealisasi sesuatu. Bagi seorang umat beragama yang rendah hati, tidak ada yang dicapai atau direalisasikan. Lalu, bagaimana seseorang yang seperti ini berpikir untuk mengatakan dirinya sendiri, ‘Inilah yang telah kucapai; inilah yang telah kurealisasikan’? Jika gagasan seperti ini muncul dalam dirinya, maka ini adalah perbuatan setan.”
jadi apakah SangBuddha dan Luanta mahabowa itu sombong dan tercela?
kemudian mengapa menyalahkan setan?
"Subhuti, bagaimana pendapatmu, apakah seorang yang telah mencapai tingkat Arhat boleh
mempunyai pikiran "Aku telah memperoleh Ke-arhat-an?"
Subhuti menjawab : "Tidak boleh, Yang Dijunjungi! Karena sebenarnya tidak ada Dharma yang
dinamakan Arhat. Yang Dijunjungi, apabila seorang Arhat mempunyai pikiran bahwa "Aku telah
mencapai Ke-arhat-an" itu berarti masih ada kemelekatan pada diri, manusia, makhluk hidup, dan kehidupan. Yang Dijunjungi, dengan berhasilnya aku menjalankan Samadhi "Tanpa Pertentangan", Hyang Buddha mengatakan bahwa aku adalah yang terunggul di antara manusia, bahwa aku adalah Arhat yang terunggul dalam membebaskan diri dari segala nafsu keinginan. Yang Dijunjungi, aku tak pernah berpikir "Aku adalah seorang Arhat yang terbebas dari nafsu keinginan". Jika aku mempunyai pikiran "Aku telah mencapai Ke-arhat-an", Yang Dijunjungi tidak akan berkata bahwa Subhuti adalah orang yang paling berhasil menjalankan ketenangan. Karena Subhuti justru tidak merasa menjalankan kehidupan pertapaan, Ia telah diberi nama Subhuti, yang gemar menjalankan ketenangan.
coba perhatikan baik-baik penjelasan Subhuti kepada Buddha. disini Sangbuddha berbicara Dhamma kepada Subhuti..dan bertanya kepada Subhuti.
Hyang Buddha mengatakan bahwa aku adalah yang terunggul di antara manusia, bahwa aku adalah Arhat yang terunggul dalam membebaskan diri dari segala nafsu keinginan. Yang Dijunjungi, aku tak pernah berpikir "Aku adalah seorang Arhat yang terbebas dari nafsu keinginan". Jika aku mempunyai pikiran "Aku telah mencapai Ke-arhat-an", Yang Dijunjungi tidak akan berkata bahwa Subhuti adalah orang yang paling berhasil menjalankan ketenangan. Karena Subhuti justru tidak merasa menjalankan kehidupan pertapaan, Ia telah diberi nama Subhuti, yang gemar menjalankan ketenangan.kalau diringkas menjadi
"aku tidak memiliki pikiran tersebut, oleh sebab itu Buddha menyatakan bahwa Subhuti paling berhasil menjalankan ketenangan"disini secara tidak langsung menjadi "AKU TELAH MENCAPAI ARAHAT"
apabedanya dengan seseorang ketika ditanya.... "apakah kamu jago berenang?"
lalu orang tersebut menjawab "oh saya tidak jago, tetapi saya bisa berenang 100m dalam 10 dtk !!"
yah sama saja bukan...
dan lagi bukankah bimbingan Buddha semua yang membuat Subhuti menjawab demikian, jadi
Jika gagasan seperti ini muncul dalam dirinya, maka ini adalah perbuatan setan.”
apakah merujuk pada Buddha sendiri SETAN itu.....
atau Menyalahkan pihak lain[setan] ketika seseorang memiliki kebodohan batin?......
anybody can explain to me?