menurut saya, orang yang bijaksana mengkritik yg salah sebagai salah, bukan pada pribadinya, melainkan pada kesalahannya. saya tidak setuju kalo untuk buka mulut mengkritik yang salah sebagai salah hanya bisa dilakukan oleh Samma Sambuddha. kalo memang anda berpendirian begitu, kenapa thread lsy dan ikt penuh dengan kritik2? tidak bolehkah memberitahukan salah sebagai salah?
yg saya lihat dari sutta yang anda kutipkan, penekanannya pada kata sepintas. kalo sudah menilai dengan matang dan cermat, sah2 saja untuk mengatakan yg salah sebagai salah, buruk sebagai buruk, dungu sebagai dungu... bukan pada pribadinya, namun pada kesalahannya, keburukannya dan kedunguannya.
Jangan samakan apa yang saya nilai, yang bisa dinilai dengan logika, dengan orang lain menilai apa yang hanya bisa dilakukan oleh seorang Buddha.
Contoh:
Seorang Buddha pakai Roll Royce. Ini dengan logika pun bisa dinilai.
Buddha meninggalkan keduniawian.
Roll Royce adalah kepemilikan, bahkan kemewahan duniawi.
Buddha yang meninggalkan keduniawian memakai Roll Royce adalah tidak masuk logika.
Karma dilakukan sendiri, akibatnya diterima sendiri.
IKT bilang dengan ritual tertentu karma bisa ditanggung orang lain.
Maka apa yang dikatakan IKT bertentangan dengan karma itu sendiri.
Bandingkan dengan ini:
Vipassana si A belum maju, sementara vipassana saya sudah lebih maju.
Bagaimana secara logika mengukur vipassana saya sendiri dan menjelaskan ke orang lain?
Terlebih lagi bagaimana secara logika mengukur vipassana milik orang lain?
Lalu dengan cara apa seseorang mengatakan vipassananya lebih maju sedangkan orang lain jalan di tempat?
Memang benar dalam sutta itu, "sepintas" adalah salah satu penekanan. Dalam sutta lain, ada kriteria menilai orang lain itu harus dalam waktu yang lama dan dengan penuh perhatian. Namun itu juga belum pasti penilaiannya benar, apalagi yang hanya sepintas saja.
Sutta ini adalah mengenai menilai orang yang memasuki Ajaran secara benar atau tidak, bukan masalah yang "kelihatan" lainnya.