//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Riwayat Agung Para Buddha  (Read 229275 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
7 Tingkat Penyucian Buddha
« Reply #315 on: 17 November 2008, 12:48:43 PM »
Berikut ini dijelaskan 7 tingkat penyucian (visuddhi) seorang Buddha secara singkat:

(1) Penyucian Moral (Sila Visuddhi)

Sewaktu Bodhisatta berhenti di tepi Sungai Anoma, mengenakan jubah dan menjadi petapa, Beliau mulai menjalani aturan moral tidak berbuat kejahatan (Samvara Sila).

Samvara Sila adalah 8 Sila dengan penghidupan benar sebagai sila ke-8 (âjivatthamaka Sila).
Dengan sengaja,tidak membunuh; tidak mencuri atau mengambil benda yang tidak diberikan; tidak melakukan hubungan seks yang salah (tidak melakukan hubungan seks yang tidak benar besar maupun kecil); tidak berdusta, tidak memfitnah, tidak mengucapkan kata-kata kasar dan menghina; tidak mengucapkan kata-kata yang tidak bermanfaat; tidak berpenghidupan salah.
Dengan mematuhi sila ini, Bodhisatta juga telah menjalani Penyucian Penghidupan (âjiva parisuddhi sila).

Indriya Samvara Sila adalah praktik untuk menjaga 6 pintu indria.
Tidak seperti orang-orang biasa, Buddha tidak memerlukan usaha tambahan untuk mengembangkan Indriya Samvara Sila karena pengendalian indria sudah berjalan secara otomatis dalam diri-Nya.

Juga, bagi-Nya tidak diperlukan usaha tambahan untuk menjalani aturan moral sehubungan dengan kebutuhan (Paccayasannissita Sila) untuk menghindari kotoran yang mungkin muncul karena 4 kebutuhan.

Bahkan sewaktu Beliau akan melepaskan keduniawian, Beliau telah menyingkirkan untuk sementara sejumlah kotoran yang disebabkan oleh keserakahan dan kemelekatan.
Kotoran yang tersembunyi hanya dapat dilenyapkan melalui Arahatta-Magga.


(2) Penyucian Pikiran (Citta Visuddhi)

Pencapaian 8 Jhàna dan 5 kemampuan batin lokiya (Abhinnà) yang diperoleh sewaktu belajar dari pemimpin aliran âlàra dan Udaka adalah tidak bersih dan suram seolah-olah ternoda oleh ketidakmurnian (seperti kendi emas besar yang lama tidak dipergunakan) yang dilatih selama 6 tahun pertapaan dukkaracariya yang sia-sia.

Pada hari Beliau mencapai Kebuddhaan, Beliau memakan nasi susu ghana yang dipersembahkan oleh Sujàtà dan melewatkan hari itu di hutan sàla.

Sewaktu di hutan tersebut, Beliau memurnikan 8 Jhàna dan 5 Abhinnà dengan mengembangkannya sekali lagi (seperti mencuci dan membersihkan kendi emas yang ternoda).
8 Jhàna dan 5 Abhinnà ini merupakan Penyucian Pikiran (Citta Vissuddhi) Bodhisatta.


(3) Penyucian Pandangan (Ditthi Visuddhi)

Setelah itu, Bodhisatta berjalan menuju pohon Mahàbodhi pada malam hari dan duduk di atas singgasana tidak terlihat, Beliau menaklukkan Devaputta Màra sebelum matahari terbenam;

pada jaga pertama malam itu, Beliau mengembangkan pengetahuan akan kehidupan-kehidupan lampau.

Beliau merasakan fenomena nàma dan rupa, dan menghancurkan 20 pandangan salah tentang ‘aku’ (sakkàya ditthi).


(4) Penyucian untuk Mengatasi Keraguan (Kankhàvitarana Visuddhi)

Kemudian, pada jaga pertengahan malam itu, Beliau melihat jelas makhluk-makhluk mencapai alam yang berbeda-beda sesuai perbuatannya melalui Yathàkammupaga Nàna yang berdasarkan atas Dibbacakkhu Nàna.

Melihat mereka, Beliau melihat jelas Hukum Kamma (perbuatan dan akibatnya) dan karena pencapaian ini, Beliau menjadi bebas dari keraguan.


(5) Penyucian Pengetahuan dan Pandangan Cerah Mengenai Jalan dan Bukan Jalan (Maggàmagga Nànadassana Visuddhi)

Pada jaga terakhir malam itu, Bodhisatta berdiam dalam 12 faktor dari Hukum Musabab Yang Saling Bergantung;
dan dimulai dengan perenungan batin dan jasmani (Kalàpa-Sammàsana) sebagai dasar bagi 7 perenungan seperti perenungan ketidakkekalan (anicca nupassanà), penderitaan (dukkha nupassanà), tanpa-diri (anatta nupassanà), Beliau mencapai Udayabbaya Nàna yang melihat jelas timbul dan lenyapnya segala fenomena batin dan jasmani, nàma dan rupa.

Pada waktu itu muncullah dalam diri Bodhisatta kotoran Vipassanà (Vipassànupakkilesa) seperti cahaya, dan lain-lain.


(6) Penyucian Pengetahuan dan Pandangan Cerah Mengenai Jalan (Pada Nànadassana Visuddhi), dan
(7) Penyucian Pengetahuan dan Pandangan Cerah (Nànadassana Visuddhi)

9 pengetahuan Pandangan Cerah (Vipassanà Nàna), dimulai dari Udayabbaya Nàna hingga Anuloma Nàna yang muncul dalam batin Bodhisatta disebut dengan Penyucian Pengetahuan dan Pandangan Cerah mengenai Jalan.

4 Kebenaran Mulia (Ariyà Magga) disebut juga Penyucian Pengetahuan dan Pandangan Cerah Nànadassana Visuddhi.


(Sehubungan dengan hal ini, harus dimengerti bahwa:
Sotàpatti-Magga yang dicapai oleh Buddha adalah Jhàna Magga I dengan 5 faktor (vitakka, vicàra, pãti, sukha, ekaggata).
Sakadàgàmi-Magga adalah Jhàna Magga II dengan 3 faktor (piti, sukha, ekaggata).
Anagàmi-Magga adalah Jhàna Magga III dengan 2 faktor (sukha, ekaggata).
Arahatta-Magga adalah Jhàna Magga IV dengan 2 faktor (upekkhà, ekaggata).
Dikutip dari penjelasan Upakkilesa Sutta dalam Uparipannàsa Atthakathà).

Demikianlah, urutan 7 tingkat penyucian yang dijelaskan di atas,
yang merupakan jalan benar menuju Nibbàna.

Buddha, Pacceka Buddha, dan para siswa mulia
pada masa lampau, sekarang, dan masa depan,
mencapai Nibbàna hanya melalui 7 tingkat penyucian ini.

Demikian pula para mulia yang mencapai Jalan Mulia hanya dengan mengembangkan paling sedikit meditasi tacapancaka atau dengan mendengarkan khotbah Dhamma dalam bait yang disampaikan oleh Buddha melalui proyeksi gambar Buddha sewaktu berada dalam vihàra.
Mereka semua mencapai Jalan Mulia, Ariya Magga hanya melalui 7 tingkat penyucian ini berurutan.


~RAPB 1, pp. 645-648~
« Last Edit: 17 November 2008, 12:54:22 PM by Yumi »
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Mengucapkan Seruan Gembira dan Sungguh-sungguh
« Reply #316 on: 17 November 2008, 01:16:22 PM »
Buddha yang telah mencapai Kemahatahuan dan memiliki semua ciri-ciri dan keagungan Kebuddhaan merenungkan:

“Aku sungguh telah terbebaskan dari penderitaan samsàra:
Aku sungguh-sungguh telah mencapai keadaan tertinggi Pencerahan Sempurna, guru di tiga alam.
Aku sungguh-sungguh telah mencapai kemenangan besar.
Akulah yang dapat membebaskan makhluk-makhluk dari belenggu 3 alam dengan memberikan khotbah Dhamma.”


Sewaktu merenungkan demikian, muncul terus-menerus dalam batin Buddha, kegembiraan luar biasa (piti);

dengan kegembiraan yang terus-menerus ini, Buddha sesuai kebiasaan semua Buddha yang baru mencapai Kebuddhaan, mengucapkan bait-bait kegembiraan berikut:

(1) Anekajàtisamsasram, sandhàvissam anibbisam
     gahakàram gavesanto, dukkhà jàti punappunnàm

Tidak mampu memotong akar kelahiran yang berulang-ulang dalam samsàra.
Dikandung dalam rahim dalam 4 cara adalah penderitaan besar,
karena tubuh yang berasal dari kelahiran ini pasti diikuti dan dilindas oleh usia tua, penyakit, dan kematian,
tidak ada kebahagiaan sama sekali, hanya melelahkan dan menyusahkan.

Oleh karena itu, sebagai Bodhisatta,
dengan tekun mencari pembuat rumah ‘Khandha’ ini,
dan tidak berhasil menemukan
karena Aku belum mencapai Sabbannuta Nàna yang melihat dengan jelas si pelaku kejahatan,
yaitu, Kemelekatan, si tukang kayu yang menyebabkan dukkha,

Aku harus mengembara dengan resah berputar-putar dalam lingkaran samsàra walaupun Aku tidak menyukainya
dan berada dalam ketakutan terus-menerus akan alat pembangkit (kincir) dukkha yang terdiri dari 5 kelompok kehidupan.


(2) Gahakàraka ditthosi, Punnà geham na kàhasi
     sabbà te phàsuka bhagga, gahakutam visankhatam
     visankharamgatam cittam, tanhanam khayamajjhaga

Engkau! Kemelekatan si tukang kayu,
penjahat yang menyebabkan penderitaan
yang dengan rajin membangun rumah 5 kelompok kehidupan yang terperangkap dalam dukkha!

Sekarang, setelah menjadi Buddha dan memiliki Sabbannuta Nàna,
Aku melihatmu dengan jelas, wahai Kemelekatan, si pembuat rumah!
Engkau tidak dapat lagi membuat rumah dari 5 kelompok kehidupan yang terjalin dengan dukkha,
karena kakimu, tanganmu, dan hidupmu telah dipotong 4 kali dengan kapak Magga Nàna
dan engkau bagaikan tunggul pohon yang tercabut.

Semua tiang-tiang kotoran batin yang terpancang dalam rumah 5 kelompok kehidupanmu
telah hancur berkeping-keping
tanpa menyisakan sedikit pun tanda-tanda dari masa lampau dan kecenderungan yang melekat.

Kegelapan batin (avijjà), tonggak utama rumahmu,
yang menyembunyikan dan menjauhkan 4 Kebenaran dan Nibbàna telah dihancurkan.

Batin-Ku yang bersih dari lumpur kotoran batin telah mencapai Nibbàna, istana kedamaian,
di luar jangkauan sankhara dan semua penderitaan samsàra.


Aku, Buddha yang tertinggi di 3 alam.
Telah menembus 4 (Arahatta) Magga-Phala,
padamnya 108 bentuk kemelekatan
untuk menyenangkan dewa dan brahmà di 10.000 alam semesta.


Catatan:
Ada 2 jenis udàna:
manasà udàna, yang diucapkan dalam hati;
dan vacasà udàna, yang diucapkan dengan mulut.

Udàna gàthà yang dimulai dengan ‘Anekajàtisamsasram dst’ diucapkan dalam hati oleh Buddha, jadi dapat dianggap sebagai manasà udàna;
Udàna dalam kitab Udàna Pàli yang dimulai dengan ‘Yadà have pàtu bhavanti dhammà dst; diucapkan dengan suara keras melalui mulut oleh Buddha.
Jadi Udàna dalam kitab Udàna Pàli dapat dianggap sebagai vacasà udànà.


~RAPB 1, pp. 650-652~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #317 on: 18 November 2008, 01:08:15 PM »
Quote
Pada waktu itu muncullah dalam diri Bodhisatta kotoran Vipassanà (Vipassànupakkilesa) seperti cahaya, dan lain-lain.

kotoran vipassana itu apa?  :-?

Quote
9 pengetahuan Pandangan Cerah (Vipassanà Nàna), dimulai dari Udayabbaya Nàna hingga Anuloma Nàna yang muncul dalam batin Bodhisatta disebut dengan Penyucian Pengetahuan dan Pandangan Cerah mengenai Jalan.

ko indra, bisa tlg jabarin ga 9 pengetahuan pandangan cerah? (yg pernah bahas di sb)  ;D
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #318 on: 18 November 2008, 03:19:36 PM »
1454
(Pada masa tiga Buddha itu, […] yang harus diumumkan secara resmi.)
Hanya pembacaan Pàtimokkha yang […] setiap dua minggu.[)]
(dua jenis Pàtimokkha telah dijelaskan dalam bab XXII.)

(para Buddha yang berumur panjang […] dengan mengadakan sidang (Saÿgàyanà).[)]


1459-1460
(Jika peraturan-peraturan ditetapkan terlebih dahulu, […] sebagai berikut:
(“Mengapa Bhikkhu […] Demikianlah celaan dan kecaman dari publik.[)]


1464
Bersama istrinya, Vera¤jà dengan hormat merangkapkan tangan mereka kepada Buddha dan para bhikkhu[,] dan mengantarkan kepergian


1471
Karena aku[,] mereka dapat mempersembahkan

(tahun kedua puluh


1474
bunga.) masih ada lagi warisan dariku.


1476
(selama aku tidak memberikan benih


1478
kisah Jàtaka tentang sekor rusa,


1479
perempuan petugas pengadilan, yang mengalami hal ini.


1482
Dari dua hal ini, (1) kurangnya latihan, ada dua jenis: (a) kurangnya (bimbingan yang mendukung

sewaktu Brahmana Bhana¤jàni sedang


1486-1487

“Engkau, manusia kosong, bukankah Aku mengajarkan [….] menghentikan kemelekatan dan memadamkan kotoran batin.[?]


1493
tahun kesebelasnya menjadi sàmaõera.


1495
putra-Ku, Sàmaõera Ràhula, mengembangkan kemelekatan terhadap kehidupan rumah tangga karena keindahan tubuhnya, dengan berpikir,['] aku tampan. Penampilanku bersih dan murni.['] Bukannya berjalan ke arah yang benar, ia malah mengikuti jalan


1496-1497
(Alasan dari pertanyaan Ràhula ‘Apakah hanya jasmani (materi) yang harus direnungkan dengan cara demikian?’ adalah sebagai berikut:)

(Mendengar instruksi Buddha bahwa […] penerapan metode (Nayakusala ¥àõa).[)]

ia selanjutnya akan merenungkan bahwa[, ']hal ini juga tidak boleh dilakukan; hal itu juga tidak boleh dilakukan’ dan menembus ratusan ribu cara lainnya. Demikian pula, saat diajarkan satu hal, ‘Hal ini harus dilakukan’, ia kemudian akan merenungkan bahwa[, '] hal ini juga harus dilakukan; hal itu juga harus dilakukan’






Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Paticcassamuppàda
« Reply #319 on: 20 November 2008, 01:05:15 PM »
Saccam satto patisandhi paccayàkàrameva ca.
Duddasà caturo dhammà desetunca sudukkarà.


(i) Kebenaran akan Empat Kebenaran,
(ii) ilusi diri sehubungan dengan lima kelompok kehidupan,
(iii) proses kelahiran kembali yang berhubungan dengan kehidupan,
(iv) Keberkondisian dari segala sesuatu seperti kebodohan
―empat subjek ini sulit dipahami oleh seseorang dan, setelah memahami, adalah sulit untuk menjelaskannya kepada orang lain.”
Demikianlah dikatakan oleh Komentar Sammahavinodani dan lainnya.

Paticcassamuppàda, karena merupakan subjek yang sulit dipahami,
sekarang akan dijelaskan kepada para pembaca secara tidak terlalu mendalam dan tidak terlalu singkat,
menggunakan penjelasan singkat berikut,
yang berdasarkan 13 syair penjelasan dari Myanmar oleh Ledi Sayadaw tentang Paticcasamuppàda.


Naskah Paticcasamuppàda Uddesa

Avijjà paccayà sankhàrà sankhàra paccayà vinnànam vinnànapaccayà nàmarupam nàmarupapaccayà salàyatanam salàyatanapaccayà phasso phassa paccayà vedanà vedanàpaccayà tanhà tanhàpaccayà upàdànam upàdànapaccayà bhavo bhavapaccayà jàti jàtipaccayà jaràmaranam soka parideva dukkha domanassupàyàsà sambhavanti. evametassa kevalassa dukkhakkhandhassa samudayo hoti.

Avijjàpaccayà sankhàrà:
dengan kebodohan akan Kebenaran sebagai kondisi, yaitu,
karena ketidakmampuan dalam melihat segala sesuatu sebagaimana adanya,
ini adalah aktivitas kehendak yang mengakibatkan kelahiran saat ini dan masa mendatang.

Sankhàra paccayà vinnànam:
dengan aktivitas kehendak yang mengakibatkan kelahiran saat ini dan masa mendatang,
kesadaran yang menghubungkan dengan kelahiran juga muncul.

Vinnàna paccayà nàmarupam:
dengan kesadaran yang menghubungkan dengan kelahiran sebagai kondisi,
maka batin dan jasmani juga muncul.

Nàmarupa paccayà salàyatanam:
dengan batin dan jasmani sebagai kondisi,
6 jenis jasmani indria yang disebut 6 pintu indria juga muncul.

Salayatana paccayà phasso:
dengan 6 pintu indria sebagai kondisi,
maka muncullah enam jenis kontak dengan objek indria masing-masing.

Phassa paccayà vedanà:
dengan 6 jenis kontak sebagai kondisi,
maka muncullah 6 jenis perasaan yang mengenali atau mengalami objek indria.

Vedanà paccayà tanha:
dengan 6 jenis perasaan sebagai kondisi,
maka muncullah 6 jenis keinginan terhadap enam objek indria.

Tanhà paccayà upàdànam:
dengan enam jenis keinginan sebagai kondisi,
maka muncullah kemelekatan yang berakar dalam.

Upàdàna paccayà bhavo:
dengan keterikatan sebagai kondisi,
maka muncullah proses penyebab dari perbuatan seseorang
dengan akibat yang terjadi pada kehidupan sekarang atau kehidupan mendatang.

Bhavà paccayà jàti:
dengan proses penyebab dari perbuatan seseorang sebagai kondisi,
maka muncullah pengulangan kehidupan atau kelahiran.

Jàti paccayà jaràmaranam soka parideva dukkhadomanassupàyàsà sambhavanti:
dengan kelahiran sebagai kondisi,
maka muncullah usia tua dan kematian, kesedihan, dukacita, penyakit fisik, tekanan batin, dan kesakitan.

(Terjemahan Ledi Sayadaw.)


~RAPB 2, pp. 2359-2360~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #320 on: 20 November 2008, 02:45:02 PM »
Saccam satto patisandhi paccayàkàrameva ca.
Duddasà caturo dhammà desetunca sudukkarà.


(i) Kebenaran akan Empat Kebenaran,
(ii) ilusi diri sehubungan dengan lima kelompok kehidupan,
(iii) proses kelahiran kembali yang berhubungan dengan kehidupan,
(iv) Keberkondisian dari segala sesuatu seperti kebodohan
―empat subjek ini sulit dipahami oleh seseorang dan, setelah memahami, adalah sulit untuk menjelaskannya kepada orang lain.”
Demikianlah dikatakan oleh Komentar Sammahavinodani dan lainnya.

Paticcassamuppàda, karena merupakan subjek yang sulit dipahami,
sekarang akan dijelaskan kepada para pembaca secara tidak terlalu mendalam dan tidak terlalu singkat,
menggunakan penjelasan singkat berikut,
yang berdasarkan 13 syair penjelasan dari Myanmar oleh Ledi Sayadaw tentang Paticcasamuppàda.


Naskah Paticcasamuppàda Uddesa

Avijjà paccayà sankhàrà sankhàra paccayà vinnànam vinnànapaccayà nàmarupam nàmarupapaccayà salàyatanam salàyatanapaccayà phasso phassa paccayà vedanà vedanàpaccayà tanhà tanhàpaccayà upàdànam upàdànapaccayà bhavo bhavapaccayà jàti jàtipaccayà jaràmaranam soka parideva dukkha domanassupàyàsà sambhavanti. evametassa kevalassa dukkhakkhandhassa samudayo hoti.

Avijjàpaccayà sankhàrà:
dengan kebodohan akan Kebenaran sebagai kondisi, yaitu,
karena ketidakmampuan dalam melihat segala sesuatu sebagaimana adanya,
ini adalah aktivitas kehendak yang mengakibatkan kelahiran saat ini dan masa mendatang.

Sankhàra paccayà vinnànam:
dengan aktivitas kehendak yang mengakibatkan kelahiran saat ini dan masa mendatang,
kesadaran yang menghubungkan dengan kelahiran juga muncul.

Vinnàna paccayà nàmarupam:
dengan kesadaran yang menghubungkan dengan kelahiran sebagai kondisi,
maka batin dan jasmani juga muncul.

Nàmarupa paccayà salàyatanam:
dengan batin dan jasmani sebagai kondisi,
6 jenis jasmani indria yang disebut 6 pintu indria juga muncul.

Salayatana paccayà phasso:
dengan 6 pintu indria sebagai kondisi,
maka muncullah enam jenis kontak dengan objek indria masing-masing.

Phassa paccayà vedanà:
dengan 6 jenis kontak sebagai kondisi,
maka muncullah 6 jenis perasaan yang mengenali atau mengalami objek indria.

Vedanà paccayà tanha:
dengan 6 jenis perasaan sebagai kondisi,
maka muncullah 6 jenis keinginan terhadap enam objek indria.

Tanhà paccayà upàdànam:
dengan enam jenis keinginan sebagai kondisi,
maka muncullah kemelekatan yang berakar dalam.

Upàdàna paccayà bhavo:
dengan keterikatan sebagai kondisi,
maka muncullah proses penyebab dari perbuatan seseorang
dengan akibat yang terjadi pada kehidupan sekarang atau kehidupan mendatang.

Bhavà paccayà jàti:
dengan proses penyebab dari perbuatan seseorang sebagai kondisi,
maka muncullah pengulangan kehidupan atau kelahiran.

Jàti paccayà jaràmaranam soka parideva dukkhadomanassupàyàsà sambhavanti:
dengan kelahiran sebagai kondisi,
maka muncullah usia tua dan kematian, kesedihan, dukacita, penyakit fisik, tekanan batin, dan kesakitan.

(Terjemahan Ledi Sayadaw.)


~RAPB 2, pp. 2359-2360~

namun hendaknya janganlah dianggap bahwa "avijja" yg menjadi asal mula suatu mahluk yah.... ini yg sering disalah artikan bhw karena avijja menjadi rantai pertama, maka itulah asal muasalnya manusia/mahluk yg pertama

terus jgn pula diartikan bhw karena marana/kematian merupakan rantai ke-12 maka kematian lah yg menyebabkan avijja.....

ini adalah rantai yg kompleks utk dapat diuraikan sehingga untuk pemula tidak direkomendasi untuk membaca rantai ini secara harafiah....

semoga bermanfaat.........

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #321 on: 20 November 2008, 02:59:21 PM »
Quote
Pada waktu itu muncullah dalam diri Bodhisatta kotoran Vipassanà (Vipassànupakkilesa) seperti cahaya, dan lain-lain.

kotoran vipassana itu apa?  :-?

Senang melihat Yumi yg bersemangat.......

coba ikut jawab :

Vipassana Kilesa biasanya timbul pada Nyana ke-3 dan ke-4.

10 Vipassana Kilesa :
Obhasa (sinar)
Piti (kegiuran)
Passadi (tenang)
Sukha (kebahagiaan)
Saddha (keyakinan)
Paggaha (terlalu semangat)
Upatthana (ingatan yang tajam)
Nyana (ilmu pengetahuan)
Upekkha (keseimbangan)
Nikhanti (kepuasan)


Quote
9 pengetahuan Pandangan Cerah (Vipassanà Nàna), dimulai dari Udayabbaya Nàna hingga Anuloma Nàna yang muncul dalam batin Bodhisatta disebut dengan Penyucian Pengetahuan dan Pandangan Cerah mengenai Jalan.

ko indra, bisa tlg jabarin ga 9 pengetahuan pandangan cerah? (yg pernah bahas di sb)  ;D

1. Nama_Rupa Pariccheda Nyana (pengetahuan membedakan jasmani dan batin)
2. Paccaya Pariggaha Nyana (pengetahuan mengenai sebab dan akibat)
3. Sammasana Nyana (pengetahuan mengenai tiga corak umum)
4. Udayabbaya Nyana (pengetahuan mengenai timbul dan lenyapnya proses-proses)
5. Bhanga Nyana (pengetahuan mengenai peleburan)
6. Bhaya Nyana (pengetahuan mengenai ketakutan)
7. Adinava Nyana (pengetahuan mengenai kabur dan membosankan)
8. Nibbida Nyana (pengetahuan mengenai kejenuhan dan kejelekan)
9. Muncitukamyata Nyana (pengetahuan mengenai tegang, gelisah dan putus asa)
10. Patisankha Nyana (pengetahuan mengenai perasaan seperti tersiksa, ingin berhenti)
11. Sankharupekkha Nyana (pengetahuan mengenai keseimbangan)
12. Anuloma Nyana (pengetahuan mengenai Tilakkhana makin jelas)
13. Gotrabhu Nyana (pengetahuan mengenai diam, tenang, damai)
14. Magga Nyana (pengetahuan mengenai jalan)
15. Phala Nyana (pengetahuan mengenai Hasil / Pahala)
16. Paccavekkhana Nyana (pengetahuan mengenai pertimbangan / perenungan kembali)

mulai dari Gotrabhu, berarti sudah masuk menjadi ariya puggala.....

semoga bermanfaat yah

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #322 on: 21 November 2008, 08:26:00 AM »

1501
ia merenungkan, “Aku diberi instruksi […] bhikkhu lain yang berkata, “Ràhula sulit dinasihati; ia bahkan tidak menuruti nasihat penahbisnya!”[”]


1509
karena Beliau berpkir, “Jika Aku


1511
“Buddha Yang Mulia, […] mangga itu. (saat pikiran-pikiran ini muncul) aku merenungkan, “Oh, betapa anehnya! […] dan kekejaman!”[”]


1512
“Anak-Ku Meghiya, lima faktor (berikut ini) […]
Demikianlah lima faktor itu.[”]


1515
bahkan sebelum jubah vassa vassa selesai,


1519
(Di sini beberapa ribu dewa […] juga bermanfaat bagi mereka.[)]

1528
tidak dapat melarang para Thera senior itu untuk tidak duduk di tempatnya,
-> tidak dapat melarang para Thera senior itu untuk duduk di tempatnya,


1529
(Ia yang ) disucikan dari seribu delapan jenis kemelekatan,
-> Sebelumnya dikatakan seratus delapan.


1533
Akan tetapi, engkau boleh menanyakan pertanyaan apa pun yang engkau suka. (Aku akan menjawab semua pertanyaanmu).[.)]


1538
awam.” (artinya,


1540
ânanda menjawab[,] “Ya, Buddha


1544
Saat Buddha menanyakan mengapa mereka datang dalam rombongan besar.[,] Sakka menjawab


1548
Dan ketika mereka memasuki hutan[,] seekor rusa


1549
santapannya. (bukan berarti

melihat raja di bawah pohon banyam,

Namun raksasa itu tidak mau membebaskannya dan berkata, “Karena […] rusa ini kepadaku?[”] Bagian ini hanya terdapat dalam beberapa versi.)


1550
dan berkata, “Mengapa engkau begitu sulit menangkap rusa itu, Raja Besar, takut kehilangan gengsi?[”] Sang raja pulang ke kota tanpa


Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #323 on: 24 November 2008, 05:24:03 PM »
namun hendaknya janganlah dianggap bahwa "avijja" yg menjadi asal mula suatu mahluk yah.... ini yg sering disalah artikan bhw karena avijja menjadi rantai pertama, maka itulah asal muasalnya manusia/mahluk yg pertama

terus jgn pula diartikan bhw karena marana/kematian merupakan rantai ke-12 maka kematian lah yg menyebabkan avijja.....

ini adalah rantai yg kompleks utk dapat diuraikan sehingga untuk pemula tidak direkomendasi untuk membaca rantai ini secara harafiah....

semoga bermanfaat.........

 _/\_ Ko Markos, trs asal mulanya apa dunk ya?
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
(1) Avijjà paccayà sankhàrà
« Reply #324 on: 24 November 2008, 05:36:23 PM »
Bergantung pada kebodohan, aktivitas kehendak,
yaitu, pikiran, perkataan, dan perbuatan yang disebabkan oleh motif tertentu
atau kehendak yang dikondisikan oleh kebodohan
.

Terdapat makhluk-makhluk yang tidak terhingga banyaknya
yang hidup di alam semesta yang tidak terhingga banyaknya,
tetapi mereka semuanya dalam pengertian tertinggi
hanyalah merupakan perwujudan dari 12 faktor Musabab Yang Saling Bergantung,
yaitu, kebodohan, aktivitas kehendak, kesadaran yang berhubungan dengan kelahiran, batin dan jasmani, 6 landasan indria, kontak, perasaan, keinginan, kemelekatan, proses kamma, kelahiran kembali, usia tua dan kematian.
(paticca, ketergantungan pada atau dikondisikan oleh (sebab),
samuppàda, munculnya sankhàra, dan lain-lain, (akibat).

Dari 12 faktor tersebut,
kebodohan adalah kondisi yang menjadi akar dari bagian awal samsàra.
Dengan demikian disebutkan pertama kali,
sedangkan antara avijjà dan sankhàra,
avijjà adalah sebab dan sankhàra adalah akibat.

Sankhàra artinya adalah kehendak dalam bentukan pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Avijjà adalah satu dari 52 unsur batin (cetasika),
yang pada intinya merupakan kebodohan, moha, kondisi batin yang buruk.
Moha juga diartikan sebagai ‘tidak mengetahui’, ‘tidak terampil, ‘kebodohan’, ‘ilusi kegelapan.’

Kebodohan artinya:
(1) Tidak mengetahui Kebenaran Tentang Dukkha, yaitu,
tidak melihat kebenaran bahwa 5 kelompok duniawi yang berhubungan dengan tiga alam adalah dukkha,
(2) Tidak mengetahui Penyebab Dukkha, yaitu,
tidak melihat kebenaran tentang kemelekatan (tanhà) yang menjadi penyebab dukkha,
(3) Tidak mengetahui Kebenaran Tentang Lenyapnya Dukkha, yaitu,
tidak melihat kebenaran bahwa Nibbàna adalah Lenyapnya Dukkha,
(4) Tidak mengetahui Kebenaran Tentang Jalan, yaitu,
tidak melihat bahwa Jalan Mulia Berfaktor 8 adalah Jalan menuju Nibbàna.

Empat kebodohan tentang Empat Kebenaran adalah
kondisi yang mana, semua kaum awam, yang dibutakan oleh kebodohan mereka,
melakukan perbuatan jahat yang akan mengirim mereka ke empat alam sengsara apàya,
atau melakukan perbuatan baik yang akan mengirim mereka ke 7 alam bahagia dan 16 alam brahmà yang materi halus, atau ke 4 alam brahmà tanpa materi.

Perbuatan jahat didorong oleh kehendak jahat yang disebut apunnàbhi sankhàra.
Perbuatan baik yang mengarah ke 7 alam bahagia dan 4 alam materi halus didorong oleh kehendak baik yang disebut punnàbhisankhàra.
Kehendak dalam 4 jenis perbuatan baik yang mengarah kepada 4 alam brahmà tanpa materi disebut ànebjàbhisankhàrà.
Oleh karena itu Buddha menyatakan bahwa dengan Kebodohan sebagai kondisi, muncullah 3 jenis akivitas kehendak perbuatan baik perbuatan jahat.


~RAPB 2, pp. 2361-2362~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Avijja
« Reply #325 on: 25 November 2008, 12:55:39 PM »
(Sehubungan dengan syair satu.)

Dalam literatur Buddhis terdapat 3 jenis manusia atau dewa yang layak dipuja, yaitu,
para dewa yang terlahir seketika sebagai individu yang dewasa yaitu upavatti deva,
para penguasa yang menguasai sebuah negeri yaitu sammuti deva,
dan para Arahanta yang mulia, yaitu visuddhi deva.
Di antara para Arahanta, Buddha sungguh tiada bandingannya. […]

Avijjà disebut kegelapan kebodohan besar, Mahàtama. […]

Kaum awam yang diselimuti oleh kegelapan akan melakukan perbuatan jahat demi kesejahteraan mereka melalui 12 pikiran jahat,
aktivitas kehendak ini yang disebut apunnàbhisankhàra cenderung mengarah ke alam sengsara.
Kebodohan tidak hanya mengarahkan kaum awam yang buta untuk melakukan perbuatan jahat, tetapi juga dapat mengarahkan mereka untuk melakukan perbuatan baik yang dapat mengirim mereka ke alam dewa dan brahmà yang tinggi.

Hal ini karena,
dua Kebenaran yang pertama dari Empat Kebenaran, yaitu, Kebenaran Tentang Dukkha dan Kebenaran Tentang Penyebab Dukkha adalah Kebenaran Lokiya yang bersifat membakar,
sedangkan dua kebenaran yang terakhir, yaitu, Kebenaran Tentang Lenyapnya dan Kebenaran Tentang Jalan adalah Kebenaran Lokuttara yang bersifat sejuk dan tenang.

Kaum awam (khususnya ia yang memuja kelahiran kembali) yang batinnya diselimuti oleh Kegelapan,
tidak memahami bahwa dua kebenaran Lokiya itu bersifat membakar
sehingga ia mendekatinya dan menjadi budak dari kemelekatannya sendiri.


Ketika kemelekatan menguasai seorang awam,
khususnya, ia yang memiliki pandangan pemusnahan,
menolak pandangan tentang adanya kehidupan setelah kematian,
ia hanya memandang kehidupannya yang sekarang saja.
Ia siap melakukan perbuatan jahat demi kesejahteraannya pada kehidupan sekarang.
Ia akan membunuh atau mencuri
atau melakukan perbuatan jahat lainnya, jika kehendak jahat apunnàbhi sankhàra memaksanya.

Kaum awam yang percaya pada pandangan keabadian,
sebaliknya, bercita-cita untuk mencapai alam kehidupan yang lebih tinggi pada masa mendatang.
Ia akan melakukan perbuatan-perbuatan baik agar dapat mencapai alam bahagia
atau terlahir di alam tanpa bentuk sesuai keinginannya,
semua ini tidak mendukung dalam mencapai Magga-Phala dan Nibbàna.

Perbuatan-perbuatan ini,
kehendak baik punnàbhi sankhàra yang mengarah ke alam indria dan alam materi halus
atau kehendak yang tidak tergoyahkan, anenjàbhi sankhàra, yang mengarah ke alam tanpa materi.
Sebagai akibat dari aktivitas kehendak tersebut, kelahiran baru akan terjadi
dan menjadi pengulangan dukkha yang tanpa akhir
.


~RAPB 2, pp. 2363-2365~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
(2) Sankhàra paccaya vinnànam
« Reply #326 on: 25 November 2008, 01:13:20 PM »
Sebagai akibat dari perbuatan kehendak yang terdiri dari 3 jenis,
kelahiran kembali di alam kehidupan yang sesuai,
yaitu, di alam sengsara apàya, atau di alam manusia, atau di alam dewa atau di alam brahmà.

Di alam kehidupan yang baru,
kesadaran yang merupakan faktor batin utama muncul.

Kesadaran yang terdiri dari 6 jenis sesuai masing-masing dari 6 pintu indria,
yaitu, mata, telinga, hidung, lidah, badan, dan pikiran.

6 jenis kesadaran yang masing-masing muncul bersama dengan kelompok batinnya
masing-masing bertanggung jawab atas objek-objek indrianya masing-masing
dan menikmati kenikmatan indria.

Dalam menikmatinya,
sebuah pandangan salah akan diri muncul seperti,
“Aku melihatnya,” “Aku mendengarnya,” “Aku menciumnya,” dst,
dan juga konsep salah tentang manusia atau dewa, dia, dll.


Semua miskonsepsi ini disebabkan oleh 6 jenis kesadaran.
Dan dengan demikian, semua bentuk kehidupan,
yang lebih sering terjadi di alam sengsara apàya, terus berlanjut.


~RAPB 2, p. 2365~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #327 on: 25 November 2008, 03:12:56 PM »
1553
Buddha, “Ya, Gadrabha, Aku hanya datang saat matahari terbenam.
-> Mungkin ini terjemahan dari "just" yang seharusnya berarti "baru saja".

izinkan aku akan memberitahukan kepadanya terlebih dahulu.”
-> izinkan aku untuk memberitahukan ...


1567
dikatakan oleh Buddha adalah kekayaan seseorang.[)]


1568
kebijaksanaan. “hanya kehidupan seseorang yang berdiam di dalam kebijaksanaan yang layak dipuji,” Yang Termulia seperti para Buddha, dan lain-lain, menyatakan demikian[.] (mereka tidak menyatakan bahwa kehidupan seseorang yang hanya dari bernapas adalah layak dipuji.) Demikianlah makna dalam batas tertentu harus dipahami.


1569
Sepuluh Perbuatan Baik yang dlakukan terus-menerus,

seseorang mengatasi lingkaran penderitaan; dengan kebijaksanaan (pa¤¤à) seseorang membersihkan kotoran batin.[)]


1570
dari kossaja (kemalasan), dan pa¤¤à sebagai lawan dari moha (kebodohan).[)]

juga individu mulia Sakadàgàmã, Yang kembali satu kali, dijelaskan.[)]


1571
mulia Anàgàmã, Yang Tak Kembali, dijelaskan.[)]

jawaban keempat


1575
menjalin persahabatan. (baris keempat

empat bulan dengan modal seekor tikus mati.[)]

pertanyaan kelima.


1587
dan pada hari keempat, jasad Sirimà


1593
perubahan posisi tubuh diajarkan. (perubahan dari


1598
mata kebijaksanaan―bagian-bagian
-> Jika dicopy paste, tampak seperti di atas, tetapi yang tampak di buku adalah "kebijaksanaanbagian-bagian"


Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #328 on: 25 November 2008, 04:25:42 PM »
namun hendaknya janganlah dianggap bahwa "avijja" yg menjadi asal mula suatu mahluk yah.... ini yg sering disalah artikan bhw karena avijja menjadi rantai pertama, maka itulah asal muasalnya manusia/mahluk yg pertama

terus jgn pula diartikan bhw karena marana/kematian merupakan rantai ke-12 maka kematian lah yg menyebabkan avijja.....

ini adalah rantai yg kompleks utk dapat diuraikan sehingga untuk pemula tidak direkomendasi untuk membaca rantai ini secara harafiah....

semoga bermanfaat.........

 _/\_ Ko Markos, trs asal mulanya apa dunk ya?


sebab utama adalah moha......

moha adalah kebodohan batin yg membuat kita tidak tahu mana yg benar dan mana yg salah

Pada waktu moha terangkat maka kita akan bisa melihat kebenaran sebagai kebenaran dan kesalahan sebagai kesalahan.....

dalam cetasika :
1. setiap muncul Lobha, PASTI ada moha
2. setiap muncul Dosa, PASTI ada moha
3. Tapi jika muncul Lobha (melekat), TIDAK MUNGKIN berbarengan dengan Dosa (menolak)

dan jika pada kusala hetu (akar baik) :
- Sugati ahetuka (tidak ada akar baik)
- Sugati Dvihetuka (2 akar baik yaitu Alobha dan Adosa)

Disini bisa dilihat bhw jika akusala, selalu muncul Moha
Tapi jika yg kusala, ternyata aMoha baru muncul di Sugati Tihetuka

Masih bnyk contoh2 lain mengenai "bahaya" laten Moha, namun selama ini, org cenderung utk bersenang2 tanpa mereka tahu bhw setelah kesenangan indera berakhir, dukkha sudah menanti  :))

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #329 on: 25 November 2008, 04:42:17 PM »
sebab utama adalah moha......

moha adalah kebodohan batin yg membuat kita tidak tahu mana yg benar dan mana yg salah

Pada waktu moha terangkat maka kita akan bisa melihat kebenaran sebagai kebenaran dan kesalahan sebagai kesalahan.....

dalam cetasika :
1. setiap muncul Lobha, PASTI ada moha
2. setiap muncul Dosa, PASTI ada moha
3. Tapi jika muncul Lobha (melekat), TIDAK MUNGKIN berbarengan dengan Dosa (menolak)


Avijjà adalah satu dari 52 unsur batin (cetasika),
yang pada intinya merupakan kebodohan, moha, kondisi batin yang buruk.
Moha juga diartikan sebagai ‘tidak mengetahui’, ‘tidak terampil, ‘kebodohan’, ‘ilusi kegelapan.’


avijja = moha kan?  :-?

dan jika pada kusala hetu (akar baik) :
- Sugati ahetuka (tidak ada akar baik)
- Sugati Dvihetuka (2 akar baik yaitu Alobha dan Adosa)

Disini bisa dilihat bhw jika akusala, selalu muncul Moha
Tapi jika yg kusala, ternyata aMoha baru muncul di Sugati Tihetuka

maksudnya apa tuh? ahetuka, dvihetuka, tihetuka.. ^-^ hehe.. masih gak ngerti..
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~