Andi Cahya Wijaya, 26 th., Muslim, praktisi MMD, mengikuti debat di DC dari Kaskus:
thread MMD-2 http:///showthread.php?t=879308
Saya dari awal mengamati testimoni2 dan instruksi2 yg diberikan Pak Hudoyo sejak awal. Dan Akhirnya saya putuskan untuk melatih di pagi hari selama 2 jam dan malam hari hanya 1 jam dan itu saya lakukan 3 hari saja, yg terjadi malah saya hanya mengalami blank/gelap total(setelah fenomena2 muncul), tidak ada yg diamati lagi, bahkan saat fenomena2 yg muncul saya tidak tau itu fenomena apa hanya sepintas2 lalu .
-perbuatan mengamati itu bisa dibagi dua,
-kalau dalam bahasa ingris, dibedakan antara menyaksikan dan memperhatikan yaitu atension dan witnesing...
-memperhatikan atau atension menimbulkan ketegangan.. karena sebenarnya memperhatikan itu membutuhkan konsentrasi / pemusatan pikiran..
-sedangkan menyaksikan, itu terjadi dengan sendirinya.. tanpa upaya, hanya menjadi saksi (hanya menyadari) dan membiarkan semuanya berlalu..
------------------------
-kebanyakan orang sering tertukar antara memperhatikan dan menyaksikan.. dan tanpa sadar berkonsentrasi pada sesuatu (contohnya: pikiran atau suara atau tubuh)
-dalam MMD yang 3 hari, biasanya orang masih dalam tahap "memperhatikan" yang sebenarnya masih ada "upaya" berupa konsentrasi walaupun halus..
-nah.. karena di MMD disuruh "mengamati" segala sesuatu.. maka bila yang kita lakukan adalah memperhatikan, maka hasilnya adalah merubah pemusatan pikiran secara acak dan terus menerus.. (berganti2) suara-> pikiran-> tubuh -> suara lagih -> bathin -> dst dst dst...
-hasilnya.. pikiran ini, berasa mentok.. atau putus asa.. atau bisa juga blank karena kecapaian sehingga kesulitan konsentrasi...
-nah.. kalau di terusin.. lama-lama kita tidak lagi bisa konsentrasi sama sekali.. dan disitu "dapat muncul" sikap "hanya menyaksikan" hanya menjadi "saksi".. yang sama sekali tidak butuh tenaga.. ataupun upaya apapun.. sehingga, tidak akan kecapaian walaupun dilakukan dua puluh empat jam sehari penuh.. kemudian, fenomena-fenomena yang muncul hanya disadari dan berlalu.. bahkan tidak di ingat.. hidup dalam kekinian..
-kita tidak lagi berganti-ganti memperhatikan antara suara, tubuh, bathin, dll tapi semuanya teramati secara bersamaan..
-itu sebabnya MMD bisa di praktikan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari pada pekerjaan yang "tidak membutuhkan konsentrasi pikiran"
Bahkan ketika ngantuk malah ketiduran sampai akan terjatuh karena saya biarkan begitu saja dan untung terjaga.
-good.. kita menjadi diri kita apa adanya.. ini yang saya paling senangi dari MMD, tidak mengatur diri memakai peraturan atau teori.. tapi membiarkan diri belajar untuk dewasa dengan memberikan Trust pada diri.. dan berubah dengan sendirinya...
-pada dasarnya yang mengatur itu "EGO" juga, cuma dalam bentuk yang lain.. bentuk yang lebih tinggi.. yang lebih spiritual.. yang lebih disiplin.. tapi tetap "EGO"
-butuh keberanian dan keyakinan untuk dapat menjadi diri kita apa adanya.. hanya menyaksikan diri kita saat ini.. dan menerima diri kita saat ini.. butuh keberanian untuk menyaksikan diri kita apa adanya
tepatnya hari keempat ketika baru mulai saya merasa stagnan dalam blank tersebut, akhirnya saya putuskan untuk bangkit dan mengingat kembali latihan vipasana dulu, yaitu saya memulai dengan anapanasati ketika konsentrasi mantap, maka konsentrasi terhadap satu objek saya lepas dan membiarkan semua fenomena muncul lenyap kembali dan mengusahakan kesimbangan(persis yg ditulis Sayadaw U Tejaniya) seperti senar tidak terlalu kencang ataupun longgar, yg terjadi saya dapat melihat jelas setiap fenomena muncul dan lenyap seperti nonton film dan pada satu poin seperti pecah dan kedamaian luar biasa yg tak terlukiskan muncul dan saya dapat melihat pikiran tidak bergeming sama sekali, dan saya hanya menyadari itu, setelah beberapa saat setelah itu ketika geming muncul hanya sadar dan hanya sekali2 geming itu terjadi dan disitulah saya memahami anicca dukha dan anatta yg mana ketiganya muncul saling bergantungan tapi yg paling pertama muncul adalah ttg anicca(yg paling jelas).
-wah.. saya nda ngerti anata dan anicca itu apa
nda bisa bahas..
-tapi kedamaian luar biasa itu saya bisa sedikit bisa bahas..
-hmm? setelah tegang apa yang terjadi? dapatkah kita tegang terus menerus? yap setelah konsentrasi mencapai puncak.. akan otomatis terjadi rileksasi.. nah rileksasi ini biasanya diartikan dengan blisful, atau indah.. atau sensasi nikmat lainnya..
-kenapa saya bisa tau? dulu saya ingin meningkatkan kepintaran saya.. jadi kalau belajar.. saya berusaha meningkatkan konsentrasi sampai titik total.. walaupun cuma baca buku.. saya lakukan dengan semua konsentrasi yang saya punya.. sampai didunia ini tidak ada apa-apa selain buku...
-nah.. setelah ketegangan dialami.. kita jadi sangat lebih mudah untuk rileks.. hembusan nafas saja udah bisa bikin ekstase.. jadi sangat rileks.. dan tidur jadi nikmat
-Peserta MMD sesaat ketika selesai ber MMD mungkin juga mengalami kenikmatan karena selama MMD yang dilakukan adalah memperhatikan dan bukan menyaksikan.. ketegangan yang memuncak.. lalu berbalik menjadi rileks.. kerena telah selesai..
-tapi pencerahan.. kesadaran... eling.. itu bukan lah kenikmatan.. bukan keindahan.. sadar ya hanya sadar.. tidak dapat dilihat dari seberapa dashyat fenomena yang dialami.. tapi justru berimplikasi pada perubahan di tingkat kehidupan keseharian..
Lalu setelah selesai meditasi saya tidak langsung bangkit dari tempat duduk tetapi saya lakukan peninjauan ulang dari kedua pengalaman tadi dan pengalaman selama 3 hari yg lalu, akhirnya saya menyimpulkan dalam Semua guru Meditasi Vipasanna tetap diperlukan kesimbangan pancabala(salah satunya usaha dan konsentrasi) keadaan yg luar biasa itu hanya terjadi ketika ada konsentrasi disertai perhatian dan pengamatan yg makin lama makin tajam dan dari sana baru muncul pengertian yg benar tentang tilakhana.
-menyimpulkan disini masih perbuatan pikiran, dan pikiran = asumsi.. tapi saya setuju bahwa keadaan yang luar biasa itu hanya terjadi ketika ada konsentrasi disertai perhatian dan pengamatan
-hanya saja, untuk apa mencari "sesuatu" yang luar biasa? sensasi biasa tidak cukupkah? makan? minum? mandi? bekerja? atau berjalan?
-jangan pisahkan meditasi dari kehidupan sehari-hari.. itulah pelajaran yang paling berharga yang saya dapat dari MMD..
-malah setelah MMD saya berhenti mengalami hal yang luar biasa.. saat semuanya menjadi luarbiasa..
-makan menjadi luar biasa... ngobrol sama teman jadi luar biasa.. pacaran jadi luar biasa.. meditasi pun jadi luar biasa... saat itu justru segalanya terlihat biasa.. ordinary.. hanya menjadi manusia apa adanya..
Selepas itu saya terus ikuti diskusi ini dari pengertian2 ttg sutta yg dibahas dan saya kros cek dengan pengalaman saya, dan terkadang saya cek lagi dengan tulisan2 Guru Vipasanna lainnya dengan tulisan pak Hud ternyata beda sekali. Disitulah saya menyimpulkan bahwa pondasi yg sama membawa kemajuan dan pondasi berbeda maka hasilnya juga beda.
-hmm... tehnik pak hud sebenarnya akhirnya pun sama.. yaitu peningkatan kesadaran..
-hanya saja melalui MMD orang EGO nya dibikin bingung abis-abisan.. dan mungkin lebih banyak mengalami putus asa.. tapi hasilnya mungkin lebih natural.. yaitu pengamatan (menyaksikan) terjadi dengan sendirinya.. dan kita dapat memisahkannya sekaligus tidak bergantung pada konsentrasi...
-MMD terlihat lebih mudah karena tidak ada aturan.. atau pun teori.. tapi menurut saya sebenarnya berat juga.. karena sama sekali tidak ada kepastian.. dan tidak ada "Obat penenang" bagi sang EGO.. tidak ada cara atau tips-tips untuk menguasai MMD.. kalo chaos ya chaos.. amati.. lalui..
-lalu dalam MMD kita benar benar bolak balik dari keadaan sadar.. tidak sadar.. sadar.. tidak sadar.. bolak balik terus.. kalau orang masih mengejar kesadaran.. pasti bakal putus asa.. karena dibiarkan naik turun.. hanya diamati..
----------------------------
Jujur saja pada awal sekali saya berminat untuk ikut retreat MMD tetapi setelah saya coba, ternyata hasilnya berbeda, tentu saat meditasi saya tidak mengejar hasil. Tetapi setelah meditasi kita harus meninjau seberapa efektif kemajuan yg kita capai untuk mencapai pengertian benar.
Smoga dengan adanya sharing bisa bermanfaat tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Pak Hudoyo sebagai guru MMD
Dan saat sekarang saya lebih fokus ke anapansatti dan berusaha melewati jalur jhana dan baru bervipasanna.
-berbeda dari apa? dari harapan? apakah dari perkiraan?
-tidak mengejar hasil tapi menilai?
-kemajuan? maju kemana? bukankah kita hanya mengamati diri? yang artinya tidak kemana-mana.. hanya berada disini?
-setelah meditasi.. lupakan.. biarkan berlalu.. karena meditasi telah berlalu.. setiap meditasi.. merupakan meditasi yang baru.. alami untuk saat itu saja..
----------------------------------------
-hehehehe... selesai deh, banyak omongnya
-wah.. om semar.., saya kaget.. padahal yang nulis diatas itu sering bermeditasi.. tapi.. karena hal-hal kecil. keyakinan terhadap doktrin tertentu, ego-ego halus.. terlalu cepat menilai sesuatu..
-padahal.. om bond itu kesadarannya dan jam terbangnya mungkin diatas saya (yang masih cupu bermeditasi).. tapi bila melihat tulisan diatas.. sepertinya agak sulit untuk berkembang.. menjadi keseharian..
-sayang sekali kalau teori vipasana yang seharusnya membantu seseorang untuk meningkatkan kesadaran, justru malah menjadi pengikat.. dan menjadi kebenaran versi baru..
---------------------------------------
-heuehueheu... ampun om semar..
kalau tidak berkebaratan post kali ini jangan di share di sonoh (thread disana)
saya tidak bermaksud menyinggung, atau menyadarkan orang lain... dan juga tidak merasa sadar diri.. hehehe.... malu.. masih cupu udah banyak omong..
-kalau om bond baca tulisan ini disini.. saya minta maaf kalau ada salah2 kata...
heuehueheu.... diatas cuma pendapat saya (orang awam meditasi & banyak omong).. ampun deh.. pasti kalah kalau debat teori dan pengalaman..
-tujuan saya menulis post ini karena dua hal:
1.biar di komentarin om semar kalau ada hal yang ngaco
2.kalau ada teman2 MMD yang mengalami fenomena diatas.. mungkin bisa bermanfaat...
-ehueheueheuheu...
madman,
SEMAR:Tidak ada komentar dari saya ... artinya tidak ada yang ngaco. ...