hehehe... sebelum nya aa minta maaf, aa jd usil lg, pengen main2 dikit ah...
Wah dede cidev makin mantap saja nih dari yang lain. Benar cidev seperti yang kamu baca. Saya mo tambahkan penjelasan buat apa yang cidev baca yah.... (renungkan saat menyendiri pelan-pelan).
pemahaman anda itu berasal dari sesuatu yg di terima begitu saja dan langsung di iya kan, jd sy rasa ga perlu pake acara merenungi segala... betul ?
Seperti ada yang membuat thread pertanyaan di forum ini tentang apakah agama Buddha itu?, Kebenaran (kulit luar) yang diributkan dari atta diri itulah yang disebut agama Buddha.
dari mana anda dapat kesimpulan mengenai definisi agama buddha seperti itu ?
Tetapi keBuddhaan itu sendiri sesungguhnya bukan milik segolongan orang tertentu, melainkan adalah sifat nature sejati (bukan khayal yang berasal dari kebodohan menurut guru Buddha, tetapi bagi duniawi disebut kenyataan dan kebijaksanaan yang dibanggakan) dari setiap mahkluk hidup.
Cidev seperti apa yang ditulis pada buku tersebut, kamu ada satu yang kurang baca yaitu pada akhirnya kita akan kembali menuju untuk (mencari) mengenal the 8th habit, yaitu kesejatian hidup kita. Nah tuh kan saya buat perbandingan klo yang umat Buddha hanya ribut-ribut pengetahuan sebatas kulit luar dan senewen bila ada nasihat yang baik untuk diresapi, direnungkan baik-baik, tetapi yang bukan umat agama Buddha (seperti steven cohen) malah bisa menggali mencari menuju ke hakekat diri dan dapat mengarang buku tersebut secara umum.
hahaha... kesimpulan yang kekanak-kanakan... anda kan bukan umat buddha (menurut sy) lah trus kenapa anda juga senewen terhadap tulisan saya ? bukankah seharusnya anda bisa menggali mencari menuju hakekat diri dan mengarang buku... sudahkah anda memahami hakekat diri itu dan menghasilkan sebuah buku ? mungkin seharusnya anda mengikuti anjuran salah satu iklan rokok nasional talk less do more
Tetapi seperti yang sudah saya jelaskan pada tulisan-tulisan lama saya, semua itu hanya pintu jalan masuk saja (tahapan 1 dan 2 saja). Dan ini malah menjadi sesuatu yang paling berbahaya yang paling menentukan hidup kita, sebab kita serahkan (percayakan) hidup kita kepada kekuatan mana menurut pengetahuan kepercayaan kita, kepada kebenaran tertinggi yang kita sebut keTuhanan atau kepada kebenaran yang lain dari makhluk yang sama seperti kita (tidak berbeda status keberadaan kehidupannya) yang masih ada didalam atau yang berasal dari bagian pusaran ketidak-kekalan dunia.
ajaran buddhism tidak pernah mengajarkan tuk menyerahkan hidup pada kuasa/kekuatan diluar diri manusia, kehidupan ini sepenuhnya bergantung pada diri manusia itu sendiri, mau menjadi baik atau buruk semua tergantung manusia.
seperti tulisan2 sy sebelumnya, Tuhan hanya sebuah karya imajinasi manusia yg paling muktahir, bukan suatu kekuatan besar dan bukan kebenaran tertinggi dalam kehidupan manusia, sehingga apa manfaat menaruh kehidupan kita kepada sesuatu hal yg tidak jelas atau nyata keberadaannya ? apa bedanya kita menyerahkan hidup kita pada kuasa Setan ? yg membedakan hanya makna nya saja, satu bermakna baik yaitu Tuhan, yg satu bermakna buruk yaitu Setan, tp kedua nya sama2 tidak memberikan manfaat yg berarti !
Masing-masing memiliki suara, bagi orang umum, ada suara pikiran, ada suara hati nurani, ada suara-suara lain asing atau dari sumber kebenaran tertinggi (keTuhanan).
ada tulisan sy yg bs menjawab pernyataan ini, semakin seseorang mempelajari agama yg tidak jelas/berdasarkan kebohongan imajiner akan menghasilkan karya2 yg kurang beres, yg mengakibatkan seseorang menjadi "gila"
seperti yg kita ketahui, banyak para pemuka agama nasrani yg mempunyai tafsir atas kitab sakti nya kemudian di sangkut pautkan dengan pengalaman hidup dan kondisi lingkungan nya, sehingga memunculkan suara2 yg berasal dari pikiran alam bawah sadarnya yg berimajinasi kemudian di nilai sebagai bisikan.
pada awalnya bisikan tersebut dinilai dari sesuatu yg benar (kebenaran yg berasal dari yg baik/tuhan) untuk itu setiap orang yg mendapatkan bisikan itu melakukan hal yg diperoleh dari bisikan tersebut, jika bisikan tersebut menghasilkan perbuatan yg buruk tentunya di klaim sebagai bisikan setan/iblis, sebaliknya jika bisikan itu menghasilkan perbuatan yg baik tentunya di klaim sebagai bisikan tuhan...
namun bagi seseorang yg memiliki kebijaksanaan (hasil dari samadhi yang benar) dan memiliki pengertian yg benar akan melihat suatu kebenaran dimana semua itu bersumber dari pikiran, pikiran lah pelopor dari hal baik dan hal buruk yg dilakukan oleh seseorang yg didasari oleh keinginan/niat, semakin besar keinginan itu semakin kuat dorongan tuk melakukan sesuatu yg muncul dr pikiran berupa perbuatan/tindakan.
sehingga suara2 yg tidak jelas atau yg dikatakan suara2 asing/tuhan itu adalah bentuk2 pikiran yg muncul pada saat ia sedang melihat/mendengar/mengamati/mencermati sesuatu hal, sehingga pikiran yg keluar setelah ia melihat/mendengar/mengamati/mencermati sesuatu hal di klaim sebagai bisikan/suara dari luar diri kita sendiri.
sering kita liat, ada bentuk2 pikiran yg muncul setelah kemarahan keluar berupa keinginan tuk melenyapkan seseorang/memukul seseorang, semakin kuat keinginan itu muncul, maka bentuk2 pikiran seperti itu diwujudkan dalam tindakan/perbuatan, pada saat itu kesadaran sepenuhnya dipengaruhi oleh keinginan... setelah perbuatan itu dilakukan, muncul kelegaan karena keinginan tersebut telah terpenuhi... itu kemudian dikatakan bisikan/suara Setan/Iblis, tp tidak menyadari bahwa itu muncul dari pikiran diri nya sendiri yg liar.
lain kasus, ada bentuk2 pikiran yg muncul karena merasa iba/kasihan melihat penderitaan orang lain berupa keinginan tuk membatu meringankan bebannya, keinginan yg muncul juga kuat, sehingga mendorong ada nya tindakan/perbuatan... itu kemudian dikatakan bisikan/suara Tuhan, tp tidak menyadari bahwa itu muncul dari pikiran dirinya sendiri.
nah klo dianalisa lebih dalam atas pikiran, perasaan dan keinginan/niat, maka akan terlihat permainan pikiran, perasaan yg didasari keinginan/niat yg kuat. tp jika dilihat dari sisi mie intant akan terlihat ada faktor luar yg sedang berbisik/seakan berbicara di telinga kita yg dikatakan suara2 asing/suara2 Tuhan... betapa bodohnya...
Bagi yang mengikatkan diri (menyerahkan diri dan mempercayakan hidupnya) kepada kekuatan-kekuatan kebenaran yang lain dari makhluk yang sama seperti kita atau bahkan rendah (tidak berbeda status keberadaan kehidupannya) yang masih ada didalam atau yang berasal dari bagian pusaran ketidak-kekalan dunia, itu adalah suara-suara lain asing yang bukan dari sumber kebenaran tertinggi (keTuhanan) - dan seperti sifat dunia adalah Lobha Dosa dan Tanha, suara itu pada akhirnya menjebak, menyesatkan dan bukan memerdekakan tetapi mengikat pada akhirnya.
nah klo anak kecil berpikir, maka hanya memunculkan pikiran kekanak-kanakan... kita liat kenyataan dilapangan, ada pendeta di menado (sekarang lg di demo para aktifis nasrani tuh) sudah menyerahkan diri nya pada Tuhan, bukan kah seharusnya suara2 yg didengarnya itu berasal dari si Tuhan, koq bs menampar umat nya ? bahkan ia mengatakan bahwa Mr. J membenarkan aborsi dan pembunuhan itu dilakukan setelah ia mempelajari al-kitab dan mendapat bisikan... nah loh...
Tetapi bagi siapa yang sungguh-sungguh merindukan, mencari kebenaran mutlak/tertinggi dalam hidupnya, bukan untuk tujuan meninggikan diri (kemelekatan diri duniawi/daging) maka seperti guru Buddha bilang saat mereka dapat membuka pintu itu (the 8th habit) maka akan terbukakan segala kebenaran, atau Lord katakan dari dalam hatinya akan mengalir aliran 'AIR KEHIDUPAN'.
Siapakah yang dapat mendengar suara-suara sejati ini? yang murni hatinya dan suci tangannya (inti ajaran Buddha).
Lord ? lord sapa ? Mr. T yang anda agungkan ? wah kehidupan koq didasarkan pada imajinasi, bisa berabe, jika anda bertanya siapakah yg dapat mendengar suara2 sejati itu ? ya semua orang, dari orang berengsek sampai orang baik sekalipun termasuk Mr. J, bukankah dia termasuk manusia yg anda katakan "makhluk yang sama seperti kita"
begitu pula sebaliknya, siapakah yg dapat mendengar suara2 asing itu ? ya semua orang, dari orang berengsek sampai orang baik sekalipin termasuk Mr. J, anda akan menemukan kisah Mr. J mengamuk dibait allah layaknya preman dan orang gila... apakah pada saat itu dirinya sedang mendengar suara2 asing ?
tp sy pernah melihat sendiri, seorang preman menjual gelang emasnya tuk diberikan kepada orang lain ketika anaknya orang itu sakit keras dan dirawat dirumah sakit... apakah pada saat itu preman tersebut sedang mendengarkan suara tuhan ? sedangkan dia tidak menyerahkan dirinya pada si tuhan loh...
Suara apakah atau berasal dari siapakah yang didengar bila kita tidak murni dan bersih (suci dan tulus) kehidupan kita, bukan sungguh-sungguh mau mencari/mengenal kebenaran yang Mutlak, tetapi berasal dari keangkuhan hidup manusia duniawi kita?
ternyata semua argument anda terbantahkan dan tidak memiliki kejelasan sekali pun... suara hanya lah bentuk2 pikiran yg berasal dr imjinasi dan pikiran, siapa pun akan bisa mendengar keberadaan suara2 tersebut, baik atau buruk tergantung dari pola pikir sendiri, tidak perlu mencari kebenaran palsu yaitu ketuhanan yg merupakan hasil imajinasi orang2 jaman dulu yg sudah tidak relevan, tp cukup menyelami diri lebih dalam untuk mencari kebenaran mutlak yg sesungguhnya...
Sebab kebenaran memerdekakan, bukan membuat kita terombang-ambing seperti inti kondisi dari pertanyaan pada thread ini.
Semoga menuntun kearah yang benar.
semoga anda bisa menuntun diri kearha yg lebih benar...