//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?  (Read 27358 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?
« Reply #75 on: 10 February 2011, 08:01:18 PM »
kalau IMO sih, tidak perlu sampai kuliah atau ambil jalur akademis. Kuncinya kan mengetahui "pokok"-nya, tentang dukkha sampai cara lenyapnya dukkha. Jaman sang Buddha kan nda perlu gitu2an juga. Cukup "masuk arus" aja, nanti sampe deh :P

Terkadang mempelajari secara akademis malahan makin njelimet dan berusaha membakukan/kategorisasikan yg berlebih jadi cuma sekadar pengetahuan saja, bahkan bisa juga malahan makin jauh dari esensi. Akibat ini pulak pembakuan oleh orang2 bisa berbeda2, masing2 kasih komentar masing2 *sesuai judul topik ini, pemahaman bisa berbeda2*. Untung aja yg komentarin jaman sekarang banyak, jadinya nda dianggap sebagai yg "definitif".

Banyak koq orang2 yg tahu banyak tapi dari sudut pandang Buddha Dhamma, masih jalan ditempat. Walaupun katanya jadi manusia itu sulit, apalagi sambil ketemu Buddha Sasana, malahan kejar akademis Buddhis dibandingkan mempraktekkannya, logisnya gitu bukan? Kalau kata orang, belajar itu seumur hidup nda ada habis2nya, kalo gitu kapan prakteknya :hammer:



anda benar bro, belajar itu seumur hidup, tapi bukan utk duduk di bangku kuliah, silahkan anda cek ke kampus2 mana ada yg udah berumur 80 thn masih kuliah? tapi dg umur segitu menjalani meditasi tidak masalah. ini yg saya maksud. saya akhir tahun ini selesai kuliah, setelah itu sy akan memperdalam meditasi saya, dan mohon anda semua tidak salah paham, sebaiknya biarlah saya memilih pilihan hidup saya ini, mohon jangan memancing debat yang menjurus ke semacam pengadilan utk pilihan saya, toh saya kuliah juga utk pengembangan Buddha Dhamma dan kelak saya akan teruskan ke generasi berikut saya, semoga tidak ada aral melintang.

mettacittena,

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?
« Reply #76 on: 10 February 2011, 08:02:59 PM »
kutipan saya di atas menyatakan sebaliknya, justru dipenjara atas keberatan bhikkhu2.

ok deh bro, saya tidak mau OOT kepanjangan ya...

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?
« Reply #77 on: 10 February 2011, 08:36:36 PM »
anda benar bro, belajar itu seumur hidup, tapi bukan utk duduk di bangku kuliah, silahkan anda cek ke kampus2 mana ada yg udah berumur 80 thn masih kuliah? tapi dg umur segitu menjalani meditasi tidak masalah. ini yg saya maksud. saya akhir tahun ini selesai kuliah, setelah itu sy akan memperdalam meditasi saya, dan mohon anda semua tidak salah paham, sebaiknya biarlah saya memilih pilihan hidup saya ini, mohon jangan memancing debat yang menjurus ke semacam pengadilan utk pilihan saya, toh saya kuliah juga utk pengembangan Buddha Dhamma dan kelak saya akan teruskan ke generasi berikut saya, semoga tidak ada aral melintang.

mettacittena,

sam..sepertinya saya perlu luruskan dl.. ;D
takut jadi salah paham.. yang kita bhs bukan pribadi sam kok :)

saya secara pribadi tdk menentang seorang anggota sangha menempuh jalur akademis buddhis.. ;D
cuman kurang setuju aja..ini hanya pendapat loh sam.. :P

mohon dimaafin kalo ada kata2 yang salah ..hbs pikiran saya susah dikendalikan..

cita2 sam mulia sekali..mau membagi2kan ilmu ke genrasi berikutnya..semoga kita maju dalam Dhamma.. :P
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?
« Reply #78 on: 10 February 2011, 09:42:30 PM »
sam..sepertinya saya perlu luruskan dl.. ;D
takut jadi salah paham.. yang kita bhs bukan pribadi sam kok :)

saya secara pribadi tdk menentang seorang anggota sangha menempuh jalur akademis buddhis.. ;D
cuman kurang setuju aja..ini hanya pendapat loh sam.. :P

mohon dimaafin kalo ada kata2 yang salah ..hbs pikiran saya susah dikendalikan..

cita2 sam mulia sekali..mau membagi2kan ilmu ke genrasi berikutnya..semoga kita maju dalam Dhamma.. :P

ok thanks bro...ok ya..selesai...

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?
« Reply #79 on: 11 February 2011, 06:20:15 AM »
anda benar bro, belajar itu seumur hidup, tapi bukan utk duduk di bangku kuliah, silahkan anda cek ke kampus2 mana ada yg udah berumur 80 thn masih kuliah? tapi dg umur segitu menjalani meditasi tidak masalah. ini yg saya maksud. saya akhir tahun ini selesai kuliah, setelah itu sy akan memperdalam meditasi saya, dan mohon anda semua tidak salah paham, sebaiknya biarlah saya memilih pilihan hidup saya ini, mohon jangan memancing debat yang menjurus ke semacam pengadilan utk pilihan saya, toh saya kuliah juga utk pengembangan Buddha Dhamma dan kelak saya akan teruskan ke generasi berikut saya, semoga tidak ada aral melintang.

mettacittena,

waduh, sorry kalau membuat samaneri tersinggung. Saya sebenarnya bukan bermaksud menujukan ini ke samaneri, tapi utk umum. Hal itu berlaku juga koq utk umat awam, termasuk saya sendiri yg masih jadi perumah tangga, masih bekerja, masih belum fokus ke praktek full.

Memang terkadang manusia sudah tahu tapi memilih dari yg seharusnya dia pilih *termasuk saya juga loh*
There is no place like 127.0.0.1

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?
« Reply #80 on: 11 February 2011, 06:22:25 AM »
^^^

'tuhan' bisa sensi juga  =))

 :backtotopic:
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?
« Reply #81 on: 11 February 2011, 06:29:19 AM »
*bisik2: lah samaneri balesnya nge-quote tulisan aye... nanti dikira aye beneran lagi menyinggung samaneri*
There is no place like 127.0.0.1

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?
« Reply #82 on: 11 February 2011, 09:19:59 AM »
saya pernah berpikir....kenapa pemahaman sesama buddhist sendiri bisa berbeda2 mengenai ajaran sang buddha (mulai dr cara / pola berpikirnya dan sebagainya)?

apakah ada hubungan dgn kamma? ;D

IMO, karena adanya perbedaan pengalaman. Pengalaman pada masa lampau dan juga masa sekarang yang membentuk kondisi batin, pola pikir seseorang. Membaca buku, mendengar ceramah, bermeditasi, kuliah, dsb, itu semua adalah pengalaman. Tidak semua orang memiliki jenis dan kualitas pengalaman di atas yang sama. Kondisi batin, pola pikir seseorang akan berubah sesuai dengan perubahan pengalaman yang ia alami.

Sebagai contoh, kuliah akan memberikan pengalaman dan membentuk pola pikir tersendiri bagi seseorang.  Sedikit banyak, dalam kurikulum perkuliahan, kita (sadar/tidak sadar, mau /tidak mau) diajarkan, “dipaksa” untuk berpikir sistematis sehingga normalnya kita akhirnya memunculkan/memiliki pola pikir yang cenderung sistematis, walaupun tidak menutup kemungkinan kita tidak menggunakannya. Dan tentu pengalaman ini tidak dirasakan oleh mereka yang belum kuliah yang tidak di “paksa” untuk berpikir sistematis. Tidak ada kurikulum yang “memaksakan” berpola pikir sistematis ini umumnya membuat mereka yang belum kuliah cenderung tidak memunculkan pola pikir sistematis. (NB: bedakan antara memunculkan dengan menggunakan pola pikir). Jika kita sebagai seorang pengajar, agamawan, pandita, dammaduta, samanera/i, bhikkhu/ni, pola pikir sistematis diperlukan untuk digunakan dalam mengajar suatu ajaran secara urut/teratur sehingga siswa dapat memahaminya dengan baik.

Terakhir, dari pengalaman kita (terlepas pengalaman itu menyeluruh atau tidak menyeluruh) bisa menilai sesuatu, misalnya, Revolusi Safran di Birma, kita bisa menilai bahwa ternyata Junta Militer tidak sepenuhnya tunduk dengan keputusan para bhikkhu.

Evam.

GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?
« Reply #83 on: 11 February 2011, 09:48:18 AM »
IMO
Terakhir, dari pengalaman kita (terlepas pengalaman itu menyeluruh atau tidak menyeluruh) bisa menilai sesuatu, misalnya, Revolusi Safran di Birma, kita bisa menilai bahwa ternyata Junta Militer tidak sepenuhnya tunduk dengan keputusan para bhikkhu.

Evam.


IMO
tidaklah mungkin junta militer (politik) bisa sejalan dengan keputusan para Bhikkhu.
Dan lebih bagus lagi, Bhikkhu jangan campuri/komentari urusan politik.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?
« Reply #84 on: 11 February 2011, 10:00:01 AM »
anda benar bro, belajar itu seumur hidup, tapi bukan utk duduk di bangku kuliah, silahkan anda cek ke kampus2 mana ada yg udah berumur 80 thn masih kuliah? tapi dg umur segitu menjalani meditasi tidak masalah. ini yg saya maksud. saya akhir tahun ini selesai kuliah, setelah itu sy akan memperdalam meditasi saya, dan mohon anda semua tidak salah paham, sebaiknya biarlah saya memilih pilihan hidup saya ini, mohon jangan memancing debat yang menjurus ke semacam pengadilan utk pilihan saya, toh saya kuliah juga utk pengembangan Buddha Dhamma dan kelak saya akan teruskan ke generasi berikut saya, semoga tidak ada aral melintang.

mettacittena,

Benar, saya sangat setuju belajar itu adalah seumur hidup sehingga ada pepatah mengatakan ” Belajar Sampai Tua/Mati”.

Selama belum mencapai kesucian/Nibbana, maka memang sifat Pembelajar ini tidak boleh dihilangkan dan dianggap remeh, karena merupakan tambahan wawasan dalam mencapai tataran yang lebih baik dan bijaksana. Seperti kita ketahui bahwa bahwa kebijaksanaan akan bertambah dan dapat diperoleh dari : Belajar masalah dan kesalahan yang timbul oleh diri sendiri dan orang lain melalui Analisa dan Evaluasi, Belajar dari Buku Dharma dan buku yang sejenisnya dan terakhir melalui meditasi.

Saya pribadi sangat terinspirasi oleh Kisah Nyata dari pembelajaran yang dilakukan oleh seorang wanita yang berumur 87 tahun sehingga sangat sering mengingatkan diri sendiri atas kata-kata motivasi yang diambil dari cerita ini :

SETIAP ORANG PASTI MENJADI TUA.
ITU TIDAK MEMBUTUHKAN SUATU KEAHLIAN ATAU BAKAT.
INGATLAH,
MENJADI TUA ADALAH KEHARUSAN,
MENJADI DEWASA ADALAH PILIHAN.

”Dewasa” saya artikan sebagai kebijaksanaan atau bijaksana yang menjadi contoh tauladan bagi semuanya

Inilah kisah nyata tersebut


IMPIAN MAHASISWA

Hari pertama kuliah di kampus, profesor memperkenalkan diri dan menantang kami untuk berkenalan dengan seseorang yang belum kami kenal. Saya berdiri dan melihat sekeliling ketika sebuah tangan lembut menyentuh bahu saya. Saya menengok dan mendapati seorang wanita tua, kecil, dan berkeriput, memandang dengan wajah yang berseri-seri dengan senyum yang cerah.

Ia menyapa, "Halo anak cakep. Namaku Rose. Aku berusia delapan puluh tujuh. Maukah kamu memelukku?"

Saya tertawa & dengan antusias menyambutnya, "Tentu saja boleh!".

Diapun memberi saya pelukan yang sangat erat.

"Mengapa kamu ada di kampus pada usia yang masih muda dan tak berdosa seperti ini?" tanya saya berolok-olok.

Dengan bercanda dia menjawab, "Saya di sini untuk menemukan suami yang kaya, menikah, mempunyai beberapa anak, kemudian pensiun dan bepergian."

"Ah yang serius?" pinta saya. Saya sangat ingin tahu apa yang telah memotivasinya untuk mengambil tantangan ini di usianya.

"Saya selalu bermimpi untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan kini saya sedang mengambilnya!" katanya.

Setelah jam kuliah usai, kami berjalan menuju kantor senat mahasiswa dan berbagi segelas chocolate milkshake. Kami segera akrab. Dalam tiga bulan kemudian, setiap hari kami pulang bersama-sama dan bercakap-cakap tiada henti. Saya selalu terpesona mendengarkannya berbagai pengalaman dan kebijaksanaannya.

Setelah setahun berlalu, Rose menjadi bintang kampus dan dengan mudah dia berkawan dengan siapapun. Dia suka berdandan dan segera mendapatkan perhatian dari para mahasiswa lain. Dia pandai sekali menghidupkannya suasana.


Pada akhir semester kami mengundang Rose untuk berbicara di acara makan malam klub sepak bola kami.

Saya tidak akan pernah lupa apa yang diajarkannya pada kami.

Dia diperkenalkan dan naik ke podium.

Begitu dia mulai menyampaikan pidato yang telah dipersiapkannya, tiga dari lima kartu pidatonya terjatuh ke lantai.

Dengan gugup dan sedikit malu dia bercanda pada mikrofon.

Dengan ringan berkata, "Maafkan saya sangat gugup.

Saya sudah tidak minum bir. Tetapi wiski ini membunuh saya.

Saya tidak bisa menyusun pidato saya kembali, maka ijinkan saya menyampaikan apa yang saya tahu."

Saat kami tertawa dia membersihkan kerongkongannya dan mulai,

"Kita tidak pernah berhenti bermain karena kita tua; kita menjadi tua karena kita berhenti bermain.

Hanya ada empat rahasia untuk tetap awet muda, tetap bahagia, dan meraih sukses.

Kamu harus tertawa dan menemukan humor setiap hari.

Kamu harus mempunyai mimpi.

Bila kamu kehilangan mimpi-mimpimu, kamu mati.

Ada banyak sekali orang yang berjalan di sekitar kita yang mati namun tidak mengetahuinya!"

"Sungguh jauh berbeda antara menjadi tua dan menjadi dewasa".

Bila kamu berumur sembilan belas tahun dan berbaring di tempat tidur selama satu tahun penuh, tidak melakukan apa-apa, kamu tetap akan berubah menjadi dua puluh tahun.

Bila saya berusia delapan puluh tujuh tahun ( 87 tahun ) dan tinggal ditempat tidur selama satu tahun, tidak melakukan apapun, saya tetap akan menjadi delapan puluh delapan ( 88 tahun ).

SETIAP ORANG PASTI MENJADI TUA.
ITU TIDAK MEMBUTUHKAN SUATU KEAHLIAN ATAU BAKAT.


Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan dalam perubahan. "Jangan pernah menyesal. Orang-orang tua seperti kami biasanya tidak menyesali apa yang telah diperbuatnya, tetapi lebih menyesali apa yang tidak kami perbuat.

Orang-orang yang takut mati adalah mereka yang hidup dengan penyesalan."

Rose mengakhiri pidatonya dengan bernyanyi "The Rose".

Dia menantang setiap orang untuk mempelajari liriknya dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Akhirnya Rose meraih gelar sarjana yang telah diupayakannya sejak beberapa tahun lalu.

Seminggu setelah wisuda, Rose meninggal dunia dengan damai.

Lebih dari dua ribu mahasiswa menghadiri upacara pemakamannya sebagai penghormatan pada wanita luar biasa yang mengajari kami dengan memberikan teladan bahwa tidak ada yang terlambat untuk apapun yang bisa kau lakukan.

INGATLAH,
MENJADI TUA ADALAH KEHARUSAN,
MENJADI DEWASA ADALAH PILIHAN.


Semoga bermanfaat.

NB : Saya mendukung Pilihanmu, semoga bertambah semangat.
« Last Edit: 11 February 2011, 10:05:28 AM by CHANGE »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?
« Reply #85 on: 11 February 2011, 10:23:08 AM »
1de·wa·sa /déwasa/ a 1 sampai umur; akil balig (bukan kanak-kanak atau remaja lagi): tarif pangkas rambut untuk orang -- berbeda dng tarif untuk anak-anak; 2 Tern telah mencapai kematangan kelamin; 3 ki matang (tt pikiran, pandangan, dsb): cara berpikirnya sudah --;
-- kelamin Tern keadaan mulai berfungsinya kelamin pd hewan untuk menghasilkan spermatozoa atau sel telur;
men·de·wa·sa·kan v menjadikan dewasa: pendidikan selain bertujuan menambah ilmu pengetahuan juga berusaha ~ cara berpikir anak didik;
pen·de·wa·sa·an n proses, cara, perbuatan menjadikan dewasa: proses ~ dipercepat oleh munculnya bermacam-macam tantangan;
ke·de·wa·sa·an n hal atau keadaan telah dewasa

2de·wa·sa /déwasa/ n waktu, masa (akhir-akhir ini): -- ini pembangunan dilakukan di seluruh pelosok tanah air.


sumber: KBBI daring

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?
« Reply #86 on: 11 February 2011, 11:30:32 AM »
1de·wa·sa /déwasa/ a 1 sampai umur; akil balig (bukan kanak-kanak atau remaja lagi): tarif pangkas rambut untuk orang -- berbeda dng tarif untuk anak-anak; 2 Tern telah mencapai kematangan kelamin; 3 ki matang (tt pikiran, pandangan, dsb): cara berpikirnya sudah --;
-- kelamin Tern keadaan mulai berfungsinya kelamin pd hewan untuk menghasilkan spermatozoa atau sel telur;
men·de·wa·sa·kan v menjadikan dewasa: pendidikan selain bertujuan menambah ilmu pengetahuan juga berusaha ~ cara berpikir anak didik;
pen·de·wa·sa·an n proses, cara, perbuatan menjadikan dewasa: proses ~ dipercepat oleh munculnya bermacam-macam tantangan;
ke·de·wa·sa·an n hal atau keadaan telah dewasa

2de·wa·sa /déwasa/ n waktu, masa (akhir-akhir ini): -- ini pembangunan dilakukan di seluruh pelosok tanah air.


sumber: KBBI daring
Saya yakin Bro Indra tentu mengerti kata Dewasa dalam cerita tersebut.

Yang saya maksud adalah ke Dewasa an dalam pikiran, ucapan dan perbuatan.

Karna tidak bisa pungkiri bahwa dalam lingkungan kita bahkan dalam diri sendiri, bahwa dewasa ( umur dan fisik ) tidak menjamin bahwa kita dewasa dalam pikiran, ucapan dan perbuatan. Sehingga cerita tersebut menjadi inspirasi untuk memperbaiki diri sendiri dalam hal belajar menjadi lebih baik dan lebih baik. 

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?
« Reply #87 on: 12 February 2011, 09:09:42 AM »
Benar, saya sangat setuju belajar itu adalah seumur hidup sehingga ada pepatah mengatakan ” Belajar Sampai Tua/Mati”.

Selama belum mencapai kesucian/Nibbana, maka memang sifat Pembelajar ini tidak boleh dihilangkan dan dianggap remeh, karena merupakan tambahan wawasan dalam mencapai tataran yang lebih baik dan bijaksana. Seperti kita ketahui bahwa bahwa kebijaksanaan akan bertambah dan dapat diperoleh dari : Belajar masalah dan kesalahan yang timbul oleh diri sendiri dan orang lain melalui Analisa dan Evaluasi, Belajar dari Buku Dharma dan buku yang sejenisnya dan terakhir melalui meditasi.

Saya pribadi sangat terinspirasi oleh Kisah Nyata dari pembelajaran yang dilakukan oleh seorang wanita yang berumur 87 tahun sehingga sangat sering mengingatkan diri sendiri atas kata-kata motivasi yang diambil dari cerita ini :

SETIAP ORANG PASTI MENJADI TUA.
ITU TIDAK MEMBUTUHKAN SUATU KEAHLIAN ATAU BAKAT.
INGATLAH,
MENJADI TUA ADALAH KEHARUSAN,
MENJADI DEWASA ADALAH PILIHAN.

”Dewasa” saya artikan sebagai kebijaksanaan atau bijaksana yang menjadi contoh tauladan bagi semuanya

Inilah kisah nyata tersebut


IMPIAN MAHASISWA

Hari pertama kuliah di kampus, profesor memperkenalkan diri dan menantang kami untuk berkenalan dengan seseorang yang belum kami kenal. Saya berdiri dan melihat sekeliling ketika sebuah tangan lembut menyentuh bahu saya. Saya menengok dan mendapati seorang wanita tua, kecil, dan berkeriput, memandang dengan wajah yang berseri-seri dengan senyum yang cerah.

Ia menyapa, "Halo anak cakep. Namaku Rose. Aku berusia delapan puluh tujuh. Maukah kamu memelukku?"

Saya tertawa & dengan antusias menyambutnya, "Tentu saja boleh!".

Diapun memberi saya pelukan yang sangat erat.

"Mengapa kamu ada di kampus pada usia yang masih muda dan tak berdosa seperti ini?" tanya saya berolok-olok.

Dengan bercanda dia menjawab, "Saya di sini untuk menemukan suami yang kaya, menikah, mempunyai beberapa anak, kemudian pensiun dan bepergian."

"Ah yang serius?" pinta saya. Saya sangat ingin tahu apa yang telah memotivasinya untuk mengambil tantangan ini di usianya.

"Saya selalu bermimpi untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan kini saya sedang mengambilnya!" katanya.

Setelah jam kuliah usai, kami berjalan menuju kantor senat mahasiswa dan berbagi segelas chocolate milkshake. Kami segera akrab. Dalam tiga bulan kemudian, setiap hari kami pulang bersama-sama dan bercakap-cakap tiada henti. Saya selalu terpesona mendengarkannya berbagai pengalaman dan kebijaksanaannya.

Setelah setahun berlalu, Rose menjadi bintang kampus dan dengan mudah dia berkawan dengan siapapun. Dia suka berdandan dan segera mendapatkan perhatian dari para mahasiswa lain. Dia pandai sekali menghidupkannya suasana.


Pada akhir semester kami mengundang Rose untuk berbicara di acara makan malam klub sepak bola kami.

Saya tidak akan pernah lupa apa yang diajarkannya pada kami.

Dia diperkenalkan dan naik ke podium.

Begitu dia mulai menyampaikan pidato yang telah dipersiapkannya, tiga dari lima kartu pidatonya terjatuh ke lantai.

Dengan gugup dan sedikit malu dia bercanda pada mikrofon.

Dengan ringan berkata, "Maafkan saya sangat gugup.

Saya sudah tidak minum bir. Tetapi wiski ini membunuh saya.

Saya tidak bisa menyusun pidato saya kembali, maka ijinkan saya menyampaikan apa yang saya tahu."

Saat kami tertawa dia membersihkan kerongkongannya dan mulai,

"Kita tidak pernah berhenti bermain karena kita tua; kita menjadi tua karena kita berhenti bermain.

Hanya ada empat rahasia untuk tetap awet muda, tetap bahagia, dan meraih sukses.

Kamu harus tertawa dan menemukan humor setiap hari.

Kamu harus mempunyai mimpi.

Bila kamu kehilangan mimpi-mimpimu, kamu mati.

Ada banyak sekali orang yang berjalan di sekitar kita yang mati namun tidak mengetahuinya!"

"Sungguh jauh berbeda antara menjadi tua dan menjadi dewasa".

Bila kamu berumur sembilan belas tahun dan berbaring di tempat tidur selama satu tahun penuh, tidak melakukan apa-apa, kamu tetap akan berubah menjadi dua puluh tahun.

Bila saya berusia delapan puluh tujuh tahun ( 87 tahun ) dan tinggal ditempat tidur selama satu tahun, tidak melakukan apapun, saya tetap akan menjadi delapan puluh delapan ( 88 tahun ).

SETIAP ORANG PASTI MENJADI TUA.
ITU TIDAK MEMBUTUHKAN SUATU KEAHLIAN ATAU BAKAT.


Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan dalam perubahan. "Jangan pernah menyesal. Orang-orang tua seperti kami biasanya tidak menyesali apa yang telah diperbuatnya, tetapi lebih menyesali apa yang tidak kami perbuat.

Orang-orang yang takut mati adalah mereka yang hidup dengan penyesalan."

Rose mengakhiri pidatonya dengan bernyanyi "The Rose".

Dia menantang setiap orang untuk mempelajari liriknya dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Akhirnya Rose meraih gelar sarjana yang telah diupayakannya sejak beberapa tahun lalu.

Seminggu setelah wisuda, Rose meninggal dunia dengan damai.

Lebih dari dua ribu mahasiswa menghadiri upacara pemakamannya sebagai penghormatan pada wanita luar biasa yang mengajari kami dengan memberikan teladan bahwa tidak ada yang terlambat untuk apapun yang bisa kau lakukan.

INGATLAH,
MENJADI TUA ADALAH KEHARUSAN,
MENJADI DEWASA ADALAH PILIHAN.


Semoga bermanfaat.

NB : Saya mendukung Pilihanmu, semoga bertambah semangat.


bro Change yg baik,
thanks atas dukungan anda yg mengerti dengan sepenuhnya, bahwa anggota sanghapun sebaiknya kuliah utk menjaga ajaran dhamma dari pembelokkan atau pembodohan.

anda selalu memposting cerita2 inspiratif, tapi sepertinya sudah lama tidak pernah muncul lagi, kenapa? cerita anda amat berguna, tentu banyak yg mendapatkan manfaat dari cerita inspiratif anda, termasuk saya. [+GRP]

mettacittena,
« Last Edit: 12 February 2011, 09:11:15 AM by pannadevi »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?
« Reply #88 on: 12 February 2011, 09:16:13 AM »
anda benar bro, belajar itu seumur hidup, tapi bukan utk duduk di bangku kuliah, silahkan anda cek ke kampus2 mana ada yg udah berumur 80 thn masih kuliah? tapi dg umur segitu menjalani meditasi tidak masalah. ini yg saya maksud. saya akhir tahun ini selesai kuliah, setelah itu sy akan memperdalam meditasi saya, dan mohon anda semua tidak salah paham, sebaiknya biarlah saya memilih pilihan hidup saya ini, mohon jangan memancing debat yang menjurus ke semacam pengadilan utk pilihan saya, toh saya kuliah juga utk pengembangan Buddha Dhamma dan kelak saya akan teruskan ke generasi berikut saya, semoga tidak ada aral melintang.

mettacittena,
waduh, sorry kalau membuat samaneri tersinggung. Saya sebenarnya bukan bermaksud menujukan ini ke samaneri, tapi utk umum. Hal itu berlaku juga koq utk umat awam, termasuk saya sendiri yg masih jadi perumah tangga, masih bekerja, masih belum fokus ke praktek full.

Memang terkadang manusia sudah tahu tapi memilih dari yg seharusnya dia pilih *termasuk saya juga loh*


ok thanks Tuhan....tapi kuliah bagi anggota sangha menurut saya perlu, karena utk menjaga kelestarian dhamma dari ajaran sang Buddha secara murni, jangan sampai dibelokkan sesuai persepsi masing2 atau sesuai mana yg menguntungkan pribadi masing2...

kita akhiri saja diskusi ttg "anggota sangha sebaiknya tidak usah kuliah" ini ya...saya tidak ingin memancing debat yg hanya akan mengantarkan saya ke akusalavipaka.

semoga kita semua makin maju dlm dhamma.

mettacittena,
« Last Edit: 12 February 2011, 09:20:25 AM by pannadevi »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Pemahaman sesama buddhist mengenai ajaran buddha bisa berbeda2?
« Reply #89 on: 12 February 2011, 09:19:08 AM »
^^^

'tuhan' bisa sensi juga  =))

 :backtotopic:

*bisik2: lah samaneri balesnya nge-quote tulisan aye... nanti dikira aye beneran lagi menyinggung samaneri*

 ;D ;D ;D