Komentar atas album DHAMMAGHOSA

[Patricia]

hello ko herdi...kata2 yg ko2 buat puistis sekali.bgs bro.hehehehe.dinyayikan dunk....hehehe.

[Semit]

Namo Buddaya Nyanadhana,

terima kasih atas koreksi,saran dan kritikan yang sangat positip,sangat kami hargai..memang stlh saya  dgr berulang-ulang secara jelas dan saya perhatikan ada bbrp alat musik yg fals dan msh kasar spt gesekan Er hu dan biola jg petikan Phipha,terutama pd lagu persaudaraan,searching of buddha juga malam suci waisak..tetapi terlepas dari smua itu,saran dan kritik Anda sangat memotivasi kami utk berkarya yang lebih baik lagi dan memainkan lagu-lagu berikutnya dengan lebih baik lagi.thx.

  Komentar ini sangat menarik namun lucu, Sis. Patricia sedikit malu2 untuk mengkritik Sis. Gina. ada kesan seolah2 antara member Dhammaghosa saling berkompetisi, kalau memang demikian, saya bisa meramalkan bahwa Dhammaghosa tidak akan berumur panjang, karena team yg tidak solid.

berbeda dengan Bro Nyana, saya menilai permainan Gina sudah sangat baik sekali, karena tidak banyak violist yang dapat menggesek dawai spt yg dilakukan oleh Sis Gina. setiap gesekannya terasa benar2 hidup, bahkan dalam satu tarikan/gesekan bisa terdiri dari beberapa warna yg berbeda. Nyata sekali bermain bukan hanya mengandalkan kedua tangannya saja, tetapi juga dengan seluruh emosinya. Menurut saya, hal ini cukup luar biasa apalagi dimainkan oleh seorang musisi muda. Berbeda dengan Annie Susanto The Pianist, saya sudah cukup lama mendengar nama besarnya dalam musik Buddhist, namun sayang sekali saya terpaksa harus mengatakan bahwa nama besarnya itu tidak sesuai dengan keterampilannya. Dalam banyak bagian (khususnya pada saat Konser, mungkin karena tidak ada dukungan Mixing Engineer), piano terdengar berusaha mendominasi di berbagai tempat bahkan di tempat2 yg seharusnya tidak perlu. sikap ingin menonjol adalah cacat dalam suatu kelompok, pada kelompok apapun juga, kerja sama tim adalah yg utama, bukan usaha untuk menonjolkan diri sendiri. Opini ini juga disetujui oleh rekan CKRA yg pada saat nonton konser kebetulan kami duduk bersebelahan. Dan juga saat saya dengarkan dengan jurus kuping sakti saya, terdengar bahwa anda memuat kesalahan dalam beberapa not pada saat konser, namun saya yakin anda akan membantah hal ini daripada mengakuinya. Bahkan pada session Duo Piano, Sdr. Annie Susanto juga berusaha lebih menonjol daripada pianist yg satunya lagi. Ok, You're a pianist, but you're definitely not a musician, Sorry....

jadi disamping keterampilan bermusik, hal yg lebih penting adalah mental-attitude as a musician. gajah pun bisa main piano jika dilatih.
 
Mohon maaf saa terpaksa melontarkan kritik tajam ini karena melihat bagaimana anda menyerang Sis. Gina secara pribadi, padahal sebagai rekan sesama team, anda seharusnya mendukung rekan anda bukan sebaliknya. mudah2an kritik ini dapat menjadi cambuk buat anda agar bisa lebih berkembang lagi di masa depan.

 [at] Nyana:

Untuk Kualitas New Age dan Audiophile, sepertinya di indonesia blm ada studio yg memiliki teknologi audio processing spt itu. jadi New Age dan Audiophile bukan hanya suatu karya seni namun adalah kolaborasi Seni dan Teknologi.


 

[nyanadhana]

  saya tunggu album berikutnya karena buat saya,album anda layak untuk saya koleksi dan saya taruh sejajar dengan New Age album...saya jarang bisa memberikan applause bagi lagu buddhist indonesia setelah zaman Pak Darmadi dengan lagu Parinibbana. karena zaman sekarang pencipta musik lebih sering bikin musik ala gospel dan tidak mengalami peningkatan dalam belajar.
Beberapa tahun terakhir,musik Buddhist Indonesia banyak yang telah mati dan tidak begitu beredar.saya tidak tahu kenapa,apakah kreativitas menjadi ilang,atau hanya ingin sekedar mencari pamor. saya pernah mendengar sebuah musik Buddhist vokal pria yang konon katanya suaranya merdu ala joh groban bisa seriosa gitu,pas saya dengar tidak lebih dari auman monyet di kebun binatang dan membuat nilai Dhamma semakin direndahkan orang terutama oleh kita penikmat musik.
berkaryalah dan berikan yang terbaik. lagu - lagu Dhamma adalah dana Dhamma yang paling mudah diserap oleh orang lain,ketika lagu itu dinyanyikan dan diputar balik,maka Dhamma akan selalu terdengar.lihatlah lagu Pak Darmadi yang tidak ada henti2nya sampai hari ini terus diputar dari Malam Suci Waisaka,Parinibbana,lihatlah keagungan lagu yang membuat orang mengenang masa2 kebajikan seorang Buddha.semoga terinspirasi!

[Indra]

Senada dengan Bro Nyana, hanya saja masalah yg dihadapi oleh seniman buddhist saat ini adalah, banyak seniman ahli tapi miskin pengetahuan Dhamma, dan banyak intelektual Dhamma tapi miskin seni, jadilah lagu2 buddhist hanya sekedar konsumsi kuping, bukan konsumsi batin.

Saya setuju sekali dengan kata2 YM Bhante Pannyavaro dalam sambutannya pada konser Dhammaghosa, bahwa menurut Beliau, Dhammaghosa artinya adalah Gema Dhamma, jadi kalo lagu Buddhist tidak menggaungkan Dhamma maka itu bukan Dhammaghosa.

[nyanadhana]

[at] Nyana:

Untuk Kualitas New Age dan Audiophile, sepertinya di indonesia blm ada studio yg memiliki teknologi audio processing spt itu. jadi New Age dan Audiophile bukan hanya suatu karya seni namun adalah kolaborasi Seni dan Teknologi.

Semit,kolaborasi saya dengan Yan Hien untuk lagu Tzu chi menghasilkan suara yang berkualitas New Age walaupun dengan studio pas-pasan,ini berarti bukan salah di teknologi dan bukan menjadi alasan klise Indonesia tidak punya studio bagus,yang tidak bagus adalah bagaimana orang tidak mau membuat research lebih banyak atau arti kata mati kreativitas.

Untuk komen kamu soal Patricia dan Gina,sorry saya tidak ada urusan,buat saya,anda tidak akan tahu sejauh mana kekompakan tim mereka dan tidak perlu memberikan kutukan/umpatan yang tidak perlu.yang Patricia komentarin adalah keseluruhan isi lagu yang tentunya penekanan lebih ke Er Hu dan Phipha karena saya membahas Er Hu dan Phipha bukan soal piano.dan sori,ini kok jadi perdebatan tidak penting.so cut it out.

[Patricia]

kepada saudara semit,terima kasih atas kritikan anda tapi saya tidak ada maksud menyerang sis gina dan saya tidak merasa berkompetisi dgn sis.gina.saya tidak malu-malu utk mengutarakan pendapat saya dan perlu anda ketahui bahwa TIDAK ADA KOMPETISI DALAM TEAM KITA..SEMUA BUAT KARMA BAIK..maaf kalo membuat ANDA tersinggung utk hal ini..kalopun ada kesalahan pada denting piano yg saya mainkan juga tidak apa-apa,saya tdk merasa malu atas kesalahan itu kok.kesalahan itu hal biasa kok...soundsystem pada saat di konser itu krg bagus,anda blh menanyakannya kepada ko antono,dya jg berkata seperti itu.sejujurnya saya tdk membela diri saya...permainan siapapun juga bagus dan dr composer siapapun blh mengemukakan pendapat dunk..saya sebagai pianist tdk pernah mau menonjolkan diri dan kalo ada yg kurang pasti saya kasih masukan seperti anda kasih saran dan kritik yg tajam ke saya,saya terima dgn senang hati..kita bukan anak kecil yg saling serang menyerang kok..masih byk pianist-pianist lainnya kok yg lbh bgs dr saya dan saya mau byk belajar juga dr mereka.masing2 pemain punya kekurangan dan kelebihan lah dan tdk usah diperdebatkan..seperti itu..thx.

[Pitu Kecil]

Yang Penting sudah berusaha, saya belum tentu bisa seperti rekan2. Salut Buat anda dan semuanya

[Semit]

 [at] Nyana:

saya sama sekali tidak melontarkan kutukan/umpatan yg tidak perlu seperti yang anda tuduhkan. apa yg saya sampaikan semata2 demi kemajuan tim Dhammaghosa. disamping itu saya juga memenuhi permintaan TS di awal thread ini untuk menyampaikan kritikan, saran bahkan caci maki, jadi sekalipun saya memang benar mencaci-maki, itu adalah sah untuk thread ini. Dan Sis. Patricia sptnya cukup berjiwa besar dapat menerima kritikan saya. Dan komentar saya tadi juga sebenarnya bukan ditujuan buat anda, maaf kalau sampai terjadi kesalah-pahaman di sini. Anyway, saya semit, memang sudah dikenal sebagai penjahat di forum ini.

[Patricia]

terima kasih kepada nyanadhana dan ko indra yg mengerti tentang hal ini dan mohon maaf kpd semit juga sis gina kalo ada kata-kata yg tdk berkenan di hati anda...SEKALI LAGI TDK ADA MAKSUD UTK MENYERANG SIS GINA DAN TIDAK ADA DIPIKIRAN SAYA UTK BERKOMPETISI..setiap manusia punya kekurangan dan kelebihan masing-masing termasuk saya sendiri.saran dan kritik dari siapapun saya terima dengan senang hati..saya tidak merasa malu kalopun ada kritikan yg tajam sekalipun karena dgn begitu akan memotivasi saya dan rekan-rekan untuk berkarya lebih baik lagi...saya yakin Dhammaghosa akan lebih maju lagi...cia you buat kru2 team dhammaghosa.thx.

[mushroom_kick]

anatta 

[Angel]

searching for buddha

[Hendra Susanto]

musisi buddhist jarang ada, lagu hasil kolaborasi antara dhamma dengan seni patut didukung.

masing2 musisi mempunyai ego yang cukup besar jadi tidak heran apabila banyak group2 music yang ada saat ini pecah...

teruslah berkarya didalam dhamma, tekan ego masing2 keseimbangan adalah hal yang paling utama...

dhammaghosa

[gina]

Namo Buddaya Nyanadhana,

terima kasih atas koreksi,saran dan kritikan yang sangat positip,sangat kami hargai..memang stlh saya  dgr berulang-ulang secara jelas dan saya perhatikan ada bbrp alat musik yg fals dan msh kasar spt gesekan Er hu dan biola jg petikan Phipha,terutama pd lagu persaudaraan,searching of buddha juga malam suci waisak..tetapi terlepas dari smua itu,saran dan kritik Anda sangat memotivasi kami utk berkarya yang lebih baik lagi dan memainkan lagu-lagu berikutnya dengan lebih baik lagi.thx.

dengan rendah hati saya terima kritikan ini, dan saya akan berusaha untuk lebih baik lagi, untuk saat ini, kemampuan saya memang cuma segitu n_n

[gina]

Komentar saya setelah mendengarkan album,mohon gunakan review ini sebagai masukan positif.
1. Sebagai penggemar new age dan audiophile, saya menemukan banyak tarikan yang kurang mantap terutama untuk Er Hu dan Pipha, dan saya cukup kritis berhubung saya adalah penikmat instrumental China traditional.
album referensi
1. Pacific Moon - Orchid 1 dan Orchid 2
2. Chen Na - Magical Zheng(bukan Magical Gu Zheng yang ada lagu Teresa Tengnya yah)
3. Jia Peng Fang - ErHu Faraway,Memories,dan album Er Hu Jia Peng Fang

namun saya menilai sebuah kemajuan untuk musik Buddhis yang selalu terkesan sangat tragis dan tidak enak di dengar,album Dhammaghosa membawa perubahan baru dalam pemberian nuansa musik Buddhist meskipun menggunakan ciptaan musik Buddhis jaman dahulu namun cukup memberikan kenangan yang baik.

2. di beberapa lagu,saya tidak ingat dimana,ada vokal yang terasa tanggung,pengen nyanyi tapi cuman kasih nada ha....ha....ha.....atau cuplikan nyanyi setengah2(saya pikir ini musik instrumental bukan minus one buat karaoke kan?) dan kebetulan juga pitch tidak masuk dengan tempo lagu.kalau anda ingin tes, coba gunakan speaker dengan ampli tabung atau setingkat Bose dan JBL,anda pasti tahu dimana letaknya.karena saya menggunakan speaker ini untuk mendengarkan audiophile.

3. saya pikir yang Phipha kok cuman satu track trus hanya sedikit petikannya,kurang ngejreng, ngarepin mirip Fa ru Xuenya Jay Chow,yang di hampir setiap menitnya ada Phiphanya. namun adanya string gitar,keyboard yang suaranya lebih menguat.pertama kali saya melihat albumnya ,saya lebih tertarik melihat oh ada Er Hu dan Phiphanya dan saya pikir akan mendapatkan suara instrument ini lebih banyak,namun lebih banyak keyboard dan string gitar..

buat saya pribadi,nuansa instumental Chinese adalah alternatif,dan nada pentatonik Chinese memiliki kelebihan untuk mengalunkan mood. beda dengan instrumental Barat yang demikian ramainya.
album rekomendasi : Chai Chin...Gold Album...dengarkan kekuatan instrumental yanghanya satu yaitu piano dan vokal Chai Cin tapi sanggup membuat sebuah lagu jadul jaman 50an menjadi satu lagu Audiophile paling menyentuh.

Pujian:
1. Pioneer dalam menghadirkan nuansa baru setelah melihat kematian album-album Buddhist yang lebih terdengar sebagai album keroncong dengan vokal pas-pasan.
2. Meskipun bertiga,namun mampu menggali semua potensi (saya pikir ini harus diberi acunganjempol) karena berani keluar sebagai yang berbeda.
3. seluruh rangkaian lagu dibawakan dengan penuh hormat. btw coba bawa lagu Kami Memuja dengan lebih banyak Phipha dan Er Hu,suasana khusyuk pentatonik akan membuat lagu ini penuh khidmat.
4. Overall,saya suka , 4 out of 5.
5. album yang layak dikoleksi,jujur saya tidak pernah ingin koleksi lagu Buddhist Indonesia,kebanyakan dari luar seperti Imee Ooi,Buddhist Monk.jujur kalau kalian ingin keluar sebagai album instrumental,maka buatlah album isntrumental yang bukan buat Karaoke atau ada vokal coba-coba..coba pelajari teknik New Age dan Audiophile

jgn membandingkan saya dengan pemain prof, hehhehhe, saya hanya seorang pemula. kalah segala2nya dibandingkan dengan mereka, jangankan pemain dari china yang memang negara asalnya alat musik tersebut, bahkan di indonesia saya yakin banyak pemain erhu/pipa yg lebih baik dari saya n_n
krn itu bagi musisi2 Buddhist yg bs main alat musik spt saya silahkan bergabung dgn kami ^_^
tujuan membuat album ini sama sekali bukan mau berkompetisi, tetapi utk meyemangati pemuda pemudi Buddhist dan pencipta2 lagu Buddhist agar musik Buddhist dpt berkembang lagi ^_^

[CKRA]

 [at]  Sis Patricia & Sis Gina

Salut buat anda