Berikut ini adalah sebuah cerita bertema tentang cinta, yang saya dapat dari buletin online, Dharmamanggala. Semoga dengan membaca tulisan dari saudara Surya Wijaya ini, dapat memberikan inspirasi bagi kita semua untuk belajar mencintai dalam berbagai aspek, terutama cinta yang universal.
Semoga semua makhluk memperoleh kebahagiaan dan sebab-sebabnya!
By : Zen
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CINTA, CINTA, OH… CINTA…
Oleh : Surya Wijaya
Editor : Khema Giri Mitto
"Ketika seseorang yang telah saya bantu atau ketika orang-orang yang mana saya menaruh harapan yang sangat besar terhadapnya, memperlakukan saya dengan semena-mena, saya akan menganggap dia sebagai seorang guru yang berharga” Kata-kata yang sangat menggugah hati saya yang sedang dalam ‘valentine mode’ ini ditulis oleh seorang cendekiawan sekaligus praktisi Buddhisme dari Tibet bernama Geshe Langri Tangpa yang hidup pada abad ke 12, dalam sebuah teks berjudul Delapan Butir Transformasi Batin.
Situasi yang digambarkan dalam ayat tersebut terasa akrab bagi kita bukan? Pernahkah Anda mengalami suatu kejadian di mana ada orang yang telah banyak Anda tolong, orang-orang yang Anda sayangi, namun orang tersebut melakukan hal yang menyakitkan, baik secara fisik maupun mental? Yang lebih parah, jika ternyata orang itu adalah pasangan kita, orang yang kita cintai dengan segenap jiwa dan raga kita. Orang yang begitu kita sayangi dan yang sangat kita percayai, tiada angin tiada hujan, tiba-tiba mengkhianati kepercayaan kita tersebut dan selingkuh! Wah, dunia terasa runtuh rasanya…
Sering kali, jika hal tersebut terjadi, sudah sewajarnya bila kita marah, kecewa, bahkan berhak dan wajib untuk balas dendam! Namun, YM Dalai Lama menegaskan bahwa justru pasa saat itulah waktu yang terbaik bagi seorang praktisi Buddhis untuk melatih batin. Melatih kesabaran! Karena itu sudah sewajarnya jika kita menganggap bahwa orang tersebut adalah seorang guru yang amat berharga, seorang guru yang melatih kita kesabaran! Kesabaran adalah suatu bentuk meditasi tertinggi, kata Buddha Sakyamuni sebagaimana tercantum dalam Dhammapada.
Tentu saja seperti dikatakan YM Dalai Lama, bahwa ayat dalam teks di atas tidak menganjurkan bahwa kita hanya berdiam diri saja ketika seseorang menyakiti kita, baik secara fisik maupun mental. Kita harus berbuat sesuatu, untuk menghentikan perbuatan tersebut dan jika mungkin menyadarkan orang yang bersangkutan, apalagi jika ada kecenderungan sang pelaku meneruskan perbuatan buruknya tersebut dan juga merugikan makhluk lain. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa jika suatu bentuk ketidakadilan terjadi dan hal tersebut tidak menimbulkan konsekuensi yang melebar baik bagi sang pelaku maupun bagi makhluk lain, hendaknya kita menerima hal tersebut dengan lapang dada.