//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: CINTA, CINTA, OH… CINTA…  (Read 2851 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
CINTA, CINTA, OH… CINTA…
« on: 06 September 2008, 05:52:04 PM »
Berikut ini adalah sebuah cerita bertema tentang cinta, yang saya dapat dari buletin online, Dharmamanggala. Semoga dengan membaca tulisan dari saudara Surya Wijaya ini, dapat memberikan inspirasi bagi kita semua untuk belajar mencintai dalam berbagai aspek, terutama cinta yang universal.

Semoga semua makhluk memperoleh kebahagiaan dan sebab-sebabnya!


By : Zen

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

CINTA, CINTA, OH… CINTA…
Oleh : Surya Wijaya
Editor : Khema Giri Mitto

"Ketika seseorang yang telah saya bantu atau ketika orang-orang yang mana saya menaruh harapan yang sangat besar terhadapnya, memperlakukan saya dengan semena-mena, saya akan menganggap dia sebagai seorang guru yang berharga”

Kata-kata yang sangat menggugah hati saya yang sedang dalam ‘valentine mode’ ini ditulis oleh seorang cendekiawan sekaligus praktisi Buddhisme dari Tibet bernama Geshe Langri Tangpa yang hidup pada abad ke 12, dalam sebuah teks berjudul Delapan Butir Transformasi Batin.

Situasi yang digambarkan dalam ayat tersebut terasa akrab bagi kita bukan? Pernahkah Anda mengalami suatu kejadian di mana ada orang yang telah banyak Anda tolong, orang-orang yang Anda sayangi, namun orang tersebut melakukan hal yang menyakitkan, baik secara fisik maupun mental? Yang lebih parah, jika ternyata orang itu adalah pasangan kita, orang yang kita cintai dengan segenap jiwa dan raga kita. Orang yang begitu kita sayangi dan yang sangat kita percayai, tiada angin tiada hujan, tiba-tiba mengkhianati kepercayaan kita tersebut dan selingkuh! Wah, dunia terasa runtuh rasanya…

Sering kali, jika hal tersebut terjadi, sudah sewajarnya bila kita marah, kecewa, bahkan berhak dan wajib untuk balas dendam! Namun, YM Dalai Lama menegaskan bahwa justru pasa saat itulah waktu yang terbaik bagi seorang praktisi Buddhis untuk melatih batin. Melatih kesabaran! Karena itu sudah sewajarnya jika kita menganggap bahwa orang tersebut adalah seorang guru yang amat berharga, seorang guru yang melatih kita kesabaran! Kesabaran adalah suatu bentuk meditasi tertinggi, kata Buddha Sakyamuni sebagaimana tercantum dalam Dhammapada.

Tentu saja seperti dikatakan YM Dalai Lama, bahwa ayat dalam teks di atas tidak menganjurkan bahwa kita hanya berdiam diri saja ketika seseorang menyakiti kita, baik secara fisik maupun mental. Kita harus berbuat sesuatu, untuk menghentikan perbuatan tersebut dan jika mungkin menyadarkan orang yang bersangkutan, apalagi jika ada kecenderungan sang pelaku meneruskan perbuatan buruknya tersebut dan juga merugikan makhluk lain. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa jika suatu bentuk ketidakadilan terjadi dan hal tersebut tidak menimbulkan konsekuensi yang melebar baik bagi sang pelaku maupun bagi makhluk lain, hendaknya kita menerima hal tersebut dengan lapang dada.
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: CINTA, CINTA, OH… CINTA…
« Reply #1 on: 06 September 2008, 05:52:46 PM »
Konon bagi orang yang sedang jatuh cinta ‘tahi kambing pun terasa coklat’. Sekali lagi, menurut Buddha Dharma, hal ini sungguh tepat. Karena kekotoran batin kita --kebencian, keserakahan, dan kebodohan-- sering kita tidak dapat melihat sesuatu sebagaimana adanya, tidak dapat mencerap sesuatu sesuai sifat aslinya. Makanya tidak heran bahwa tahi kambing pun memiliki rasa seperti cokelat!

Karena kemelekatan dan ‘kebodohan’, seorang laki-laki yang sedang kasmaran akan menganggap bahwa pasangannya adalah perempuan tercantik di seluruh dunia, bahkan bintang seksi Jeniffer Lopez pun tidak ada apa-apanya! Banyak kejadian di masyarakat, orang melakukan tindakan konyol bahkan cenderung memalukan, dan itu semua atas nama cinta!

Kadang pula, kita mengharapkan sesuatu dari orang yang kita sayangi sebagai imbalan untuk cinta, persahabatan, dan kasih sayang yang telah kita berikan. Kita mengharapkan mereka untuk bersikap baik terhadap diri kita, melakukan sesuatu untuk kita, dan tidak melakukan sesuatu yang kita tidak ingin mereka lakukan.

Dengan demikian, hubungan ini lebih layak dengan sebuah kontrak bisnis, dengan sehimpunan aturan tak tertulis. “Saya akan melakukan hal ini asalkan kamu juga melakukan hal itu untukku; Saya akan bersikap baik terhadap kamu selama kamu bersikap baik terhadap diriku. Saya akan menolong kamu asalkan kamu melakukan hal-hal yang saya inginkan” Hal-hal inilah yang disebut dengan ‘cinta bersyarat’.
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: CINTA, CINTA, OH… CINTA…
« Reply #2 on: 06 September 2008, 05:53:12 PM »
Dagpo Rinpoche mengatakan bahwa dalam sudut pandang Buddhisme adalah sangat mungkin untuk mencintai seseorang tanpa harus melekat kepada orang tersebut. Cinta dan kemelekatan adalah dua hal yang terpisah. Jadi tidaklah benar pendapat bahwa untuk mencintai seseorang, seseorang harus memiliki suatu kadar ‘kemelekatan’ tertentu .

Tentu saja, bagi kita yang baru saja berjalan di atas jalan Dharma, suatu hal yang wajar jika memiliki kemelekatan, yang bahkan kadang kadarnya sangat tinggi. Suatu hal yang tidak mungkin untuk dihilangkan dalam waktu yang singkat. Namun, itu semua bukan berarti tidak mungkin! Secara perlahan tapi pasti, kita seyogyanya berusaha untuk menghilangkan kemelekatan tersebut. Suatu hari kita pasti akan dapat mencintai seseorang tanpa memiliki rasa kemelekatan terhadap orang bersangkutan. Saat itulah –menurut Buddhisme— yang dinamakan cinta murni, yang dapat diibaratkan dengan emas berkadar 24 karat.

Pernahkah anda menganalisa mengapa anda cenderung lebih merasa sakit hatinya, jika orang yang melakukan hal itu adalah adalah orang yang anda cintai? Berbeda jika yang melakukannya adalah orang yang belum begitu kita kenal dengan mudah kita dapat menerima dengan lapang dada, cincaylah kata orang Tionghua.

Akan sebaliknya bila yang melakukannya adalah teman baik kita atau bahkan pasangan kita. Konon hal ini disebabkan cinta kita tidaklah murni, melainkan merupakan cinta yang bersyarat dan penuh pengharapan. Dalam sudut pandang Buddha Dharma, jelas sekali bahwa hal ini bukanlah cinta sejati.
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: CINTA, CINTA, OH… CINTA…
« Reply #3 on: 06 September 2008, 05:53:48 PM »
Cinta sejati adalah cinta tanpa syarat. Sebuah cinta yang dinyatakan dengan setulus hati, dengan sepenuh hati menyayangi orang tersebut, menghormatinya dan menerima dirinya sebagaimana adanya. Bilamana kita belum mampu untuk memikirkan orang lain, adalah suatu hal yang wajar jika untuk sementara waktu kita berupaya membahagiakan diri kita sendiri dan secara mental kita mulai memperdulikan kepentingan orang lain setahap demi setahap. Secara perlahan tapi pasti, kita berusaha untuk lebih memperhatikan kepentingan orang lain dan mengurangi ambisi kita untuk mementingkan kepentingan diri sendiri, niscaya kebahagiaan akan datang dengan sendirinya.

Sebagaimana yang dikatakan YM Jey Tsongkhapa dalam karya masterpiece beliau, Lamrim Chenmo atau Penjelasan Agung atas Tahapan Jalan Menuju Pencerahan, “Semakin kita terlibat dalam aktifitas-aktifitas dan pikiran-pikiran yang difokuskan dan diarahkan kepada pemenuhan kesejahteraan makhluk lain, pemenuhan aspirasi/keinginan sendiri kita akan datang dengan sendirinya tanpa harus untuk melakukan usaha yang terpisah”.

Di dalam dunia Buddhisme pun menyimpan sebuah kisah cinta yang dashyat. Konon, Pangeran Siddharta dan Putri Yasodara sebelumnya telah bertemu dalam 499 kali masa kehidupan. Dalam setiap kelahiran, mereka bertemu, saling jatuh cinta, dan saling mendukung dalam praktik spiritual mereka, berjalan bersama-sama di atas jalan spiritual. Hingga pada kehidupan terakhir pun mereka kembali bertemu dan saling jatuh cinta. Dalam kisah Buddhisme Mahayana tercatat bahwa sebenarnya Puteri Yasodara merestui dan bahkan mengantar kepergian Pangeran Siddharta untuk bertapa dalam rangka mencari obat untuk mengatasi penderitaan para makhluk di alam samsara
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: CINTA, CINTA, OH… CINTA…
« Reply #4 on: 06 September 2008, 05:54:09 PM »
Last but not least, baru sekarang saya menyadari bahwa walaupun saya telah beberapa kali mengatakan “I Love You” kepada lebih dari satu makhluk berjenis kelamin perempuan, namun saya belum pernah menyatakan “I Love You” kepada seorang perempuan yang sangat mencintai saya dengan sepenuh hati, perempuan yang telah membesarkan saya dengan darah dan keringatnya. Saat ini hilang sudah kesempatan saya untuk menyatakan cinta saya kepada perempuan tersebut secara langsung, karena beliau telah berpindah ke lain alam.

Memang banyak orang berkata, lebih baik mewujudkan hal itu dalam bentuk tindakan, daripada hanya sekedar berkata-kata. Namun menurut saya pribadi, tidak ada salahnya bagi kita yang masih memiliki orang tua, khususnya ibu Anda, untuk menyatakan rasa cinta Anda kepada beliau. Tentu saja yang terpenting adalah mewujudkan rasa cinta itu tidak hanya dengan kata-kata namun juga dalam bentuk tindakan. Lakukan sekarang juga, sebelum Anda menyesal kehilangan kesempatan yang amat berharga ini.
Happy Valentine’s day!

Singapura,
8 hari menjelang Valentine’s day,
tanggal 15 bulan satu penanggalan Tionghoa.
Sarva Mangalam
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

 

anything