//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia  (Read 47038 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« on: 15 January 2010, 11:47:46 AM »
Saya lagi mengumpulkan data tentang Drs. Mochtar Rasyid, alm. dulu dikenal dengan nama Bhante Subbhato. Salah satu link yg sy temukan ketika mencari informasi mengenai Beliau adalah link ini: http://harpin.wordpress.com/pic-history/ . Link ini berisi artikel yg cukup informatif mengenai sejarah Sangha dan Organisasi Buddhist di Indonesia.

Sejarah yg baik adalah yg mencatat apa adanya, hitam atau putih telah berlalu. Mengetahui sejarah dan dapat belajar darinya adalah suatu kebijaksanaan.

Berikut sy repost artikel tersebut:

...
« Last Edit: 13 March 2010, 11:51:07 PM by gachapin »
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Sejarah STI
« Reply #1 on: 15 January 2010, 11:49:08 AM »
Sangha Agung Indonesia (SAGIN) dan Terbentuknya Sangha Theravada ‘Dhammayuttika’ Indonesia (STI)

Bhante Vin berjasa besar bagi pengembangan Theravada aliran Dhammayuttika (Sangha Raj) di Indonesia. Pada saat itu, Bhikkhu-bhikkhu muda seperti Bhante Subhato (Armahumah Mochtar Rashid), Bhante Khemiyo (sdh menjadi umat biasa), Bhante Aggabalo (Bpk Cornelis Wowor) dll, semua ditahbiskan di Wat Bovoranives,Thailand atas bantuan Bhante Vin .

Mungkin disinilah friksi, benih-benih perbedaan mulai muncul. Bapak Pdt. Dr. Hudoyo Hupudio (mantan biku aliran Dhammayuttika) dalam satu tulisan di forum Dhammachitta.org menulis:

Saya rasa, perkembangan yang tidak terduga ini mencemaskan Bhante Ashin … Soalnya sering kali bhikkhu-bhikkhu muda itu langsung pergi ke Thailand begitu saja dengan bantuan Bhante Win, tanpa minta pertimbangan Bhante Ashin; seolah-olah Bhante Ashin di-bypass begitu saja. (Ketika pada 1969 saya ditahbiskan menjadi Samanera oleh Bhante Ashin, lalu pada 1970 dibantu oleh Bhante Win pergi ke Thailand untuk menerima upasampada, Bhante Ashin hanya dipamiti saja, tidak dimintai pendapat.) …

Apa lagi, semua bhikkhu-bhikkhu muda itu ditahbiskan di Wat Bovoranives, garis keturunannya adalah Dhammayuttika. … dengan demikian semua bhikkhu yang berasal dari satu garis keturunan boleh mengikuti upacara patimokkha … bhikkhu yang bukan dari garis keturunan yang sama tidak boleh mengikuti patimokkha garis keturunan itu. … Misalnya, alm Bhante Girirakkhito juga ditahbiskan di Thailand, tapi garis keturunannya adalah Maha Nikaya … jadi beliau tidak bisa ikut patimokkha bhikkhu-bhikkhu Dhammayuttika. … Bhante Jinapiya yang ditahbiskan di Sri Lanka, tidak bisa ikut patimokkha bhikkhu-bhikkhu Dhammayuttika … sampai beliau bersedia ditahbiskan-ulang dalam garis keturunan Dhammayuttika sebagai Bhante Thitaketuko (saya tidak tahu, vassa beliau dihitung dari mana, dari penahbisan pertama atau dari penahbisan belakangan) … Tapi bisa dibayangkan kelak, kalau bhikkhu-bhikkhu muda Dhammayuttika mengadakan patimokkha, maka Bhante Ashin tidak bisa ikut, karena berbeda garis keturunan …

Perbedaan pandangan dan kondisi-kondisi inilah, yang mungkin menyebabkan pada tanggal 12 Januari 1972 biku-biku ‘lulusan’ Wat Bovoranives’ Thailand ini: bhikkhu Girirakhito, bhikkhu Sumanggalo, bhikkhu Jinapiya(sekarang bhikkhu Thitaketuko), bhikkhu Jinaratana (sekarang Pandhit Kaharudin), bhikkhu Subhato (armahumah Moctar Rashid) yang notabene adalah murid beliau memisahkan diri – membentuk Sangha Indonesia.

Tiga (3) Biku diantaranya  adalah pendiri in absentia, dalam arti tak hadir/tak berada di Indonesia:  B. Jinapiya(skr B.Thitaketuko), B. Jinaratana(skr Pandhit Kaharudin) dan  B. Sumanggalo.Yang terakhir ini, B.Sumanggalo sampai akhir hayatnya tak pernah kembali ke Indonesia.

Jadi yang berada di Indonesia dan benar-benar mengerti keadaan saat itu  mengapa perlu membuat Sangha baru dan berseberangan dengan gurunya hanyalah B.Girirakkhita dan B.Subhato (almahumah Mochtar Rasyid).

Namun dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1974 murid-murid ini (Sangha Indonesia) melebur kembali pada gurunya, Sayadaw Ashin Jinarakkhita di Maha Sangha Indonesia. Nama Maha Sangha Indonesia diubah menjadi Sangha Agung Indonesia(Sagin).

Bhante Vidhurdhammabhorn yang juga akrab di panggil bhante Vin, kemudian juga menjadi upajjhaya yang mentahbiskan Husodo/Ong Tik Tjong(sekarang  Bhante Sri Pannavaro Mahathera) menjadi samanera Tejavanto di Vihara Dharmasurya, desa Kaloran, Temanggung pada tanggal 24 November 1974.

Konon, pemuda Husodo yang saat itu masih tercatat sebagai mahasiswa Psikologi UGM sebenarnya sudah lama memendam keinginan mulia ini.

Sebelum diterima bhante Vin sebagai murid, beliau  beberapa kali meminta pada Mahawiku Dharma-aji Uggadhammo (Murid Sayadaw Ashin Jinarakkhita) untuk diterima menjadi samanera. Namun, karena pertimbangan masih kuliah, Mahawiku Dharma-aji Uggadhammo yang merupakan Nayaka Sangha Tantrayana Indonesia dan Anu Nayaka Sangha Agung Indonesia ini memintanya  menyelesaikan studi dulu.

Jodoh dan karma memang  memiliki jalannya sendiri, sebelum menamatkan studi, pemuda Husodo bertemu dengan Bhante Vidhurdhammabhorn (bhante Vin), Oleh bhante Vin pemuda Husodo langsung diterima menjadi samanera.

Hadir dalam pentahbisan  samanera  bhante Girirakkhito dan bhante Jinapiya (sekarang bhante Thitaketukho) dan beberapa samanera Sangha Agung Indonesia, waktu itu (STI) Sangha Theravada Indonesia belum ada. Namun, mereka ini adalah cikal berdirinya STI (Sangha Theravada Indonesia).

Seperti biku-biku muda lainnya, 2 tahun menjadi samanera beliau dikirim bhante Vin untuk ditahbiskan  menjadi bhikkhu di Wat Bovoranives, Bangkok.

Kian hari, putra-putra Indonesia yang ditahbiskan menjadi biku di Wat Bovoranives kian banyak. Oleh sifat eksklusik aliran Dhammayuttika sebagai Sangha-nya Raja, sudah dipastikan konflik yang ada saat mereka kembali ke Indonesia dan bergabung dengan biku-biku lain yang non Dhammayuttika, biku Mahayana dan Tantra maupun Theravada non Dhammayuttika dalam satu Sangha tidaklah mudah. Sebagai contoh: Sayadaw Ashin Jinarakkhita yang Nayaka Sangha Agung Indonesia sebagai pemimpin paling tinggi sekalipun tak diperkenankan ikut Patimoka dengan mereka?  

Puncaknya tahun 1976, biku-biku ‘lulusan’ Wat Bovoranives yang merupakan murid binaan Bhante Vidhurdhammabhorn (bhante Vin) memutuskan keluar dari Sangha Agung Indonesia dan mendirikan Sangha Theravada Indonesia, atau lebih sering disingkat STI.

Dalam hal ini perlu diingat, mengingat eksklusifnya aliran Dhammayuttika, STI atau Sangha Theravada Indonesia lebih tepat diartikan Sangha Theravada ‘Dhammayuttika’ Indonesia.

Adapun ke-5 orang pendiri Sangha Theravada ‘Dhammayuttika’ Indonesia adalah: B.Aggabalo (Skr Bapak. Cornelis Wowor), B.Sudhammo, B. Khemiyo (Skr menjadi umat biasa), B.Khemmasarano, B.Nyanavuttho.

Adapun B.Sudhammo adalah murid dari B.Agga Jinametto (murid dari Sayadaw Ashin Jinarakkhita). Jadi masih kakak seperguruan dari B.Dharmasurya Bhumi Mahathera di Sangha Agung Indonesia saat ini.

Sejarah terus berulang. Dalam perkembangannya pun, Bhante Vidhurdhammabhorn (bhante Vin),satu dari 4 dharmaduta Thailand yang diundang U Ashin Jinarakkhita yang amat berjasa dalam mengembangkan Theravada Dhammayutika di Indonesia, yang sangat berjasa pada awal pengiriman biku-biku muda untuk ditahbis di Wat Bovoranives, yang sangat berjasa dalam mendirikan Sangha Theravada ‘Dhammayutika’ Indonesia (STI) pun akhirnya harus tersisih dari ’singasana’ kehormatan di STI. Konon katanya, ada dishamoni perbedaan ras biku orang Thailand dan biku orang Indonesia.

Dalam saat-saat sulit ini, umat dan sahabat terbaiknya justru berasal dari umat berumahtangga pengusaha Siti Hartati Murdaya. Biku-biku orang Thailand binaan bhante Vidhurdhammabhorn (bhante Vin) dan beliau sendiri aktif membantu Sangha Theravada Walubinya Siti Hartati Murdaya.

Setelah friksi orang Thai dan orang Indonesia, kabar terakhir yang berhembus adalah Cina dan Pribumi. Konon masalah rasia inilah yang menyebabkan  jabatan Mahanayaka di STI tiba-tiba ditiadakan. Kali ini yang terguling dari ’singasana’ adalah B.Pannyavaro Mahathera dari kursi Sanghanayaka (Ketua Umum Sangha).

Jasa B.Pannyavaro sendiri dalam membesarkan Sangha Theravada ‘Dhammyuttika’ Indonesia (STI) tiada terkira. Hal pertama yang orang ingat tentang B.Pannyavaro adalah ceramahnya yang lembut dan STI. Dan hal pertama yang orang ingat tentang STI seringkali adalah B.Pannyavaro

Entah ada hubungan dengan ini atau tidak , di suatu forum ditulis:

“baru-baru ini Bhante Pannyavaro pergi ke Thailand beberapa bulan untuk belajar menjadi upajjhaya (penahbis bhikkhu) … Sekarang beliau sudah mempunyai wewenang menahbiskan bhikkhu. … Sebelumnya di Indonesia yang punya wewenang itu hanyalah Bhante Sukhemo… “

Wewenang penabhisan ini menyebabkan biku-biku muda di STI semuanya adalah murid Bhante Sukhemo… suatu dukungan yang sangat menguntungkan bila terjadi pemungutan suara

...
« Last Edit: 15 January 2010, 11:55:01 AM by williamhalim »
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Sejarah STI
« Reply #2 on: 15 January 2010, 11:54:15 AM »
Sangha Mahayana Indonesia


Siti Hartati Murdaya

Umat berumah tangga yang banyak mensuport  berdirinya STI ‘Sangha Theravada “Dhammayuttika” Indonesia’ adalah Ibu Siti Hartati Murdaya.  Ini tak lain karena kedekatannya dengan Dharma Duta Thailand Ven. Phra Kru Pallad Attachariya Nukich yang kemudian memakai nama Chau Kun Vidhurdhammabhorn(yang juga akrab di panggil bhante Vin), dan Bhante Girirakhitto.

Wisma Narada dan Perpustakaan Narada yang berdiri di atasnya,  yang dikelola Bpk.Cornelis Wowor dan Vihara Mendut yang didiami B.Pannyavaro adalah sedikit contoh konstribusi Ibu Hartati Murdaya untuk STI. Kabarnya, semua pegawai perpustakaan Narada termasuk Bpk.Cornelis Wowor mendapat gaji dari beliau.

Sebaliknya beliau dan kroninya juga yang coba membubarkan Sangha Agung Indonesia (SAGIN) dan Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) secara sistematis pada jaman Orba dengan mengeluarkan keanggotaan Sagin dan MBI dari Walubi ‘lama’ pada 15 Oktober 1994 disertai kekerasan fisik.

Saksi sejarah mengatakan, saat itu Ashin Jinarakkhita termasuk target operasi yang akan diciduk. Jadi dia harus bergerilyar mengantar Ashin Jinarakkhita dari satu tempat ke tempat lain menghindari tukang ciduk.

Semua ini dimungkinkan oleh kekayaan dan kedekatan wanita ini dengan penguasa orba dan militer.

Jadi peran beliau untuk agama Buddha seperti pisau bermata dua, satu sisi cukup membantu sisi lain sangat mengacaukan.  Bagi kroninya beliau adalah wanita luar biasa, tapi bagi orang yang pernah dijaliminya, beliau adalah calon penghuni neraka avici.

Tiada yang abadi di dunia ini. Kemesraan simbiosis mutualisma beliau dengan Sangha Theravada ‘Dhammayuttika’ Indonesia (STI) berakhir setelah jaman reformasi.  Untuk mencuci dosanya  atas SAGIN dan MBI beliau membubarkan Walubi-lama (Perwalian Umat Buddha Indonesia) dan membentuk Walubi baru (Perwakilan Umat Buddha Indonesia).

Konon,  setelah kerusuhan  Mei 1998  berakhir, beliau yang sempat ‘menghilang’ ke luar negeri, saat kembali ke tanah air  sowan ke Bhante Arya Maitri Mahasthavira di Ekayana, Jakarta. Kongsinya dengan STI telah usai. Kini beliau  melirik SAGIN untuk bergabung di Walubi baru mililknya.

Biku Aryamaitri Mahasthavira yang merupakan Nayaka Sangha Agung  Indonesia saat itu, pihak yang pernah dijaliminya, menolak tawaran itu.

Dengan pertimbangan seharusnya Ulama/Biku yang memimpin Umat, bukan Umat yang memimpin Ulama/Biku, maka Sangha Agung Indonesia  bersama Sangha Theravada ‘Dhammayuttika’ Indonesia dan Sangha Mahayana Indonesia membentuk KASI (Konferensi Agung Sangha Indonesia).

Siti Hartati Murdaya sendiri tetap jalan dengan Walubi ‘miliknya’ sampai hari ini, yang bila diungkap asal-usul Sanghanya sangat kontroversial. Salah satu contoh segar  adalah kasus tewasnya penyanyi Alda Risma.  Diduga Fery Surya Perkasa atau YM Serlingpa Dharmakirti Yongdzin Tulku Rinpoche, pacar sekaligus teman kencannya di kamar 432 hotel Grand Menteng adalah petinggi Sangha Tantrayana di Walubi Hartati Murdaya.

Bagaikan teori gunung es, kisah yang bocor ke permukaan karena ‘kecelakaan’ ini hanyalah sebagian kecil, ada banyak desas-desus lain semisal beberapa biku yang bergabung adalah biku karir berseragam, dalam arti  mendapat tunjangan saku bulanan  ’si Ibu’ dan mereka memiliki anak / istri di rumah, jadi jubah just a uniform-seragam aja 

Di luar cerita di atas, sedikit informasi untuk Anda, tanah berdirinya Vihara Dhammacakkajaya Sunter pun memiliki  ‘kembarannya’ dan kisah tersendiri.

Konon Alm Bapak Anton Haliman (Pendiri Agung Podomoro Group) sewaktu mendonorkan tanah pada Sangha,  tak memahami Sangha sudah mengkotakkan diri.

Seperti kebanyakan donatur lain,  mereka masih berpikir semua biku adalah muridnya Ashin Jinarakkhita Mahathera dari Sangha Agung Indonesia.  Mereka tak mengetahui ada biku-biku ‘lulusan’ Wat Bovoranives  yang sudah memisahkan diri dari Sangha Agung Indonesia.

Jadi, tanah didanakan pada biku-biku ‘lulusan’ Wat Bovoranives tersebut, yang sekarang menjadi tempat berdirinya Vihara Dhammacakkajaya, Sunter.

Nah, belakangan setelah tanah itu terlanjur didanakan, barulah disadari biku-biku ‘lulusan’ Wat Bovoranives tersebut sudah memisahkan diri dari Ashin Jinarakkhita Mahathera di Sangha Agung Indonesia.

Karena perasaan tak enak hatinya pada Ashin Jinarakkhita Mahathera, Ibunda pendonor meminta anaknya kembali mendonorkan sebidang tanah yang sama pada Sangha, dalam hal ini pada Ashin Jinarakkhita Mahathera di Sangha Agung Indonesia.

Maka, donatur yang mendirikan perumahan elit di Sunter ini pun kembali mendonorkan sepetak tanah pada Sangha, kali ini pada Sangha Agung Indonesia. Lokasi tanah ini tak jauh dari Vihara Dhammacakkajaya, yakni di : JL. Agung Tengah 7 No.1 Blok B i/6 Sunter Agung Podomoro, dimana saat ini berdiri Sekolah Dharma Budi Bhakti.

Meski didanakan pada Sangha Agung Indonesia, dan seharusnya merupakan aset Sangha, sepertinya kepermilikan sekolah dan tanah itu kini ada pada individu perseorangan. Ini tak lain  karena simplesitas dan ketidakmelekatan Ashin Jinarakkhita pada benda-benda duniawi,  dengan mudah menyerahkan tanah itu pada orang yang ia percaya untuk membangun Sekolah Buddhis, meski mungkin atribut Buddhis pada sekolah itu kini maknanya hanyalah sebuah atribut.
Kabarnya juga, dalam perkembangannya saat ini  STI tak lagi cuma beranggotakan biku Dhammayuttika, contohnya B. Kusaladhamma (penyusun buku Knorologi Hidup Buddha) yang ditabhis dan belajar di Myanmar, tentu sayang kalau dibuang kalau beliau sekiranya ‘ogah’ ditabhis ulang. 
Tradisinya, oleh sifat eksklusifnya, STI (Sangha Theravada ‘Dhammayutika’ Indonesia) ‘ mewajibkan penabisan ulang secara Dhammayutika pada anggotanya yang ditabhis dengan sisilah lain, meskipun guru penabhis mereka dari sisilah lain memiliki vassa(umur kebikuan)  jauh lebih senior dari guru penabhis Dhammayutika di Indonesia. Tetapi untuk diterima sebagai anggota STI (Sangha Theravada ‘Dhammayutika’ Indonesia) saat  kembali ke Indonesia, mereka harus ditabhis ulang.
Selama pengembaraan penulis di Myanmar, dimana kita bersosialisasi tanpa terkotak aneka Sangha ‘made in’ Indonesia, penulis mendapatkan bahwa masalah ini jugalah membuat beberapa biku yang dikirim STI mengalami dilema untuk kembali ke Indonesia.
Kasus B.Kusaladhammo mungkin akan mengikuti cerita B. Girirakkhito dulu, dimana beliau menjadi anggota STI meski tidak ditabhiskan secara Dhammayutika.
Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah dalam Sanghakamma/upacara Sangha di STI (Sangha Theravada ‘Dhammayutika’ Indonesia) biku anggota STI non-Dhammayuttika bisa ikut?

...
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #3 on: 15 January 2010, 12:01:37 PM »
sumber: http://dhammadesana.blogspot.com/search/label/sejarah:

Berdirinya Magabudhi (dahulu Mapanbudhi)
Oleh R. Surya Widya

Didirikan oleh Romo Maha Pandita Khemanyana Karbono dan Romo Maha Pandita Sumedha Widyadharma pada tanggl 3 Oktober 1976 yang lalu di Bandung. Romo Karbono dibantu oleh Romo Drs Teja Mochtar Rashid (mantan bhikkhu Subbhato), dan dukungan juga datang dari Semarang/Jawa Tengah yaitu dari Romo Pandita Suratin dkk.

Berdirinya Mapanbudhi (Majelis Pandita Buddha Dhamma Indonesia) bertujuan untuk mempertahankan eksistensi mazhab Theravada di Indonesia. Serangan bertubi-tubi kearah para tokoh Buddhis yang memilih mazhab Theravada dengan tuduhan yang tidak masuk akal sangat mengancam keberadaan tradisi Theravada di Indonesia. Ada ancaman serius yang ditujukan kepada para pandita yang tidak mau menggunakan istilah SAB dalam kebaktian di vihara/cetiya. Mapanbudhi harus berdiri sebelum terbentuknya Majelis Agama Buddha Indonesia, agar bisa menjadi majelis agama Buddha yang mewakili mazhab Theravada.

Sekretaris Jenderal pertama Mapanbudhi adalah MP Khemanyana Karbono dan wakilnya adalah Pandita S. Widyadarma, BBA dibantu oleh Dr. Hudoyo Hupudio sebagai sekretaris, Dr. R.Surya Widya sebagai wakil sekretaris, Drs. Djamal Bakir (sekarang Bhikkhu Khantidaro Mahathera), Drs. Teja S.M. Rashid, dan Rama Herman S. Endro, S.H. sebagai ketua bidang-ketua bidang.

Proyek pertama adalah penerbitan sebuah buku kecil yang berjudul "Ketuhanan yang Maha Esa dalam agama Buddha", agar semua pihak memahami betul bahwa umat mazhab Theravada itu bukanlah atheis dan juga bukan komunis seperti yang dituduhkan sebelumnya. Mapanbudhi waktu itu kira-kira berfungsi sebagai "bemper mobil" untuk mazhab Theravada, agar para bhikkhu dan umat awam tidak terbentur atau terserang.

Selanjutnya adalah menerima anggota dari kota dan kabupaten yang ingin bergabung dengan Mapanbudhi, yaitu para rohaniwan dari seksi kerohanian Buddha Dharma Indonesia (Budhi) yang terombang-ambing dalam keraguan, akibat Bhante Girirakkhito (bhikkhu Theravada) yang menjadi wakil ketua SAI terbukti betul betul dipermainkan dalam pengambilan keputusan.

Pada tahun 1995, Mapanbudhi berganti nama menjadi Magabudhi (Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia). Para anggota Magabudhi sekarang membantu para bhiikhu dari STI untuk bersama-sama membina umat Buddha mazhab Theravada di Indonesia, juga melayani undangan ceramah dari vihara-vihara mazhab lainnya.

...
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #4 on: 15 January 2010, 12:03:01 PM »
...

Hingga pada pertengahan tahun 1970an umat Buddha di Indonesia terdiri dari banyak organisasi. Pada masa itu ada beberapa organisasi umat Buddha yang aktif di bidang pembinaan keagamaan tidak dibina oleh Sangha (yang ada waktu itu). Organisasi umat Buddha itu antara lain. Tridharma, Buddhis Indonesia, Persaudaraan Buddhis Indonesia, Federasi Buddhis Indonesia; juga ada banyak umat Buddha yang tadinya bergabung dengan organisasi umat Buddha yang telah ada, namun mereka keluar karena berpendapat tidak sesuai dengan kebijakan organisasinya. Para pimpinan organisasi umat Buddha ini sangat mendambakan agar umat Buddha anggota mereka mendapat pembinaan dari sangha, namun karena perbedaan organisasi (bukan organisasi yang dibina langsung oleh sangha) maka keinginan tersebut tidak terpenuhi. Keinginan mereka di antaranya adalah adanya khotbah, ceramah, penahbisan pandita, upasaka, pemberkahan perkawinan, rumah, kantor, dlsb. oleh sangha atau anggota sangha.

Di samping itu ada beberapa anggota sangha (dari sangha yang ada pada waktu itu berpendapat dalam banyak hal tidak ada persesuaian pemikiran, utamanya dalam hal kebijakan dalam pembinaan umat Buddha di Indonesia dan cara kepemimpinan. Dalam hal organisasi sangha menurut mereka pimpinan tidak terbuka, karena sudah beberapa tahun tidak ada rapat umum (mahasamaya), padahal mahasamaya seharusnya dilaksanakan setiap tahun.

Sementara itu ada beberapa bhikkhu muda yang baru beberapa tahun di upasampada di luar negeri dan telah berada di tanah air, juga ada beberapa bhikkhu yang di upasampada di Indonesia, yang umumnya bukan anggota (organisasi) sangha yang telah ada di Indonesia. Dalam pembinaan mereka terhadap umat Buddha di Indonesia selama beberapa tahun, telah melihat, mendengar dan menemukan kondisi umat Buddha yang tidak mendapat pembinaan dari organisasi sangha yang telah ada, begitu pula dengan informasi-informasi dari anggota sangha yang tidak sejalan dengan kebijakan organisasi dan pimpinan sangha yang ada. Di samping itu para bhikkhu baru ini dituntut oleh umat agar mematuhi dan melaksanakan vinaya kebhikkhuan sesuai dengan patimokkha yang tercantum dalam Tipitaka.

Berdasarkan adanya situasi dan kondisi umat Buddha di Indonesia  seperti itulah, maka pada sore hari tanggal 23 Oktober 1976, bertempat di Vihara Maha Dhammaloka (sekarang Vihara Tanah Putih), Semarang, beberapa orang bhikkhu dan tokoh umat yaitu: Bhikkhu Aggabalo, Bhikkhu Khemasarano, Bhikkhu Sudhammo, Bhikkhu Khemiyo dan Bhikkhu Nanavutto; Bapak Suratin MS, Bapak Mochtar Rasyid, dan Ibu Supangat, ketika sedang membicarakan hal yang penting ini, muncul  pertanyaan apakah para bhikkhu tega membiarkan umat tak dibina? Pada hal sesuai dengan perintah Sang Buddha kepada para bhikkhu yang dikirim sebagai dhammaduta pertama (yaitu 60 bhikkhu arahat, lihat Vinaya Pitaka IV) ke berbagai penjuru adalah untuk membabarkan dhamma! Juga banyak pertanyaan tentang permasalahan kehidupan beragama Buddha di Indonesia yang harus diselesaikan berdasarkan
kerjasama sangha dan umat. Demi memenuhi kehendak umat dan panggilan kewajiban, maka diskusi tercetuslah ide untuk membentuk sangha baru.


Pembentukan sangha baru perlu pertimbangan yang banyak, antara lain bukan dibentuk untuk menyaingi sangha yang sudah ada, namun hanya untuk memfasilitasi kebutuhan umat dalam hal pembinaan. Juga para bhikkhu yang akan membentuk sangha baru bukan anggota sangha yang telah ada. Bhikkhu Khemasarano telah menjadi anggota sangha yang telah ada, tetapi dalam pembicaraan akan membentuk sangha yang baru beliau menyatakan akan keluar dari sangha itu dan bergabung dengan sangha yang akan dibentuk. Syarat jumlah bhikkhu yang disebutkan dalam Tipitaka minimal berjumlah empat orang bhikkhu. Dengan demikian kuorum membentuk sangha dapat dipenuhi oleh empat bhikkhu yang telah hadir dan bukan anggota sangha yang telah ada di Indonesia. Maka dalam pertemuan itu empat orang bhikkhu ini sependapat untuk membentuk sangha baru, dan Bhikkhu Khemasarano menyetujuinya dengan menyatakan sekaligus keluar dari sangha terdahulu. Dengan demikian terbentuklah sangha baru yang dinamakan Sangha Theravada Indonesia (STI) oleh lima orang bhikkhu tersebut. Pembentukan STI ini disambut baik oleh tokoh-tokoh umat yang hadir dan yang tidak hadir, sebab setelah: sangha dibentuk langsung diinformasikan ke berbagai organisasi dan tokoh-tokoh umat Buddha di seluruh Indonesia.


Setelah STI terbentuk langsung disambung dengan rapat sangha yang menggariskan bahwa STI akan dipimpin oleh seorang Sekretaris Sangha (Maha Lekkhanadikari) dan bukan oleh Ketua (nayaka), karena pertimbangannya adalah semua anggota STI merupakan para bhikkhu muda dan baru terdiri dari lima orang bhikkhu yang kepengurusannya masih mudah. Tugas adalah melaksanakan pembinaan umat Buddha di mana saja anggota berada dan atas permintaan umat (untuk mencegah friksi yang dapat muncul di antara sangha dan organisasi umat Buddha lain). Namun sebagai dharmaduta harus melayani siapa saja yang mengundang, demi pembabaran Buddha Dhamma.

Beberapa hari kemudian, Bhikkhu Aggabalo dan Samanera Tejavanto menemui Bhikkhu Girirakkhito Thera (di Jakarta) untuk menyampaikan telah berdirinya Sangha Theravada Indonesia. Setelah informasi ini disampaikan beliau berkata antara lain " ... baiklah karena teman-teman telah mendirikan STI, saya bergabung." Setelah pertemuan dengan Bhante Girl, bersama beliau (bertiga) langsung menghadap Dirjen Bimas Hindu dan Buddha, Dep. Agama RI, yang diterima oleh Dirjen, Bapak Puja, MA dan Sekditjen, Bpk drg. Willy Prajnasurya di kantor. Dalam pembicaraan dengan Bapak Dirjen, pembentukan STI dikritik, namun akhirnya beliau menerima apa adanya. Dengan demikian absahlah keberadaan STI di Indonesia karena telah diterima oleh umat dan
pemerintah.

Sumber :
30 tahun Pengabdian Sangha Theravada Indonesia, hal. 98-99
Diambil dari : http://samaggi-phala.or.id/berita/awal_sti.html
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #5 on: 15 January 2010, 01:59:38 PM »
ribet ye agama buddha d tanah air. tp yang pasti jangan ada yg ikut2an berebut kekuasaan perbedaan pendapat boleh tp jangan menimbulkan perpecahan lagi. politik sudah dari dulu buruk jangan kita terseret kedalamnya ikutilah kata hati ingin masuk k mahzb yg mana tidak masalah selama itu masih ajaran murni dari sang buddha bukan mahluk rekayasa. _/\_
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline Parami

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 43
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • Keep aware....
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #6 on: 05 March 2010, 11:49:51 AM »
Nice Ipho....

[at] atas, se-7........
Semoga saya sehat, berbahagia dan terbebas.
Semoga semua mahkluk sehat, berbahagia dan terbebas.

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #7 on: 05 March 2010, 01:06:11 PM »
Saya ingin memberikan sedikit komentar tentang penahbisan ulang. Sebenarnya yang terjadi, bukanlah penahbisan ulang atau reordinasi. Yang ada adalah konfirmasi keanggotaan secara resmi. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di Sri Lanka juga berlaku hal tersebut. Dalam vinaya, hal itu disebut sebagai dalhikamma. Yang bertujuan untuk mengkonfirmasi kenggaotaan bhikkhu tersebut, bahwa secara vinaya mereka adalah sah dan akan tunduk kepada vinaya dan vatta yang berlaku dalm kelompok tersebut. Vassa bhikkhu tersebut tetap akan dipertahankan sepanjang dalam perjalanannya menjadi bhikkhu tidak ada kecacatan. Apabila ada kecacatan, legal procedure akan diambil, seperti tidak mengakui kevalidan vassa bhikkhu tersebut.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #8 on: 06 March 2010, 12:01:40 AM »
terima kasih atas konfirmasinya samanera.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #9 on: 08 March 2010, 07:59:21 PM »
Benar2...Bagus..sekali...saya sampai..sedikitnya terkejut,...

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #10 on: 08 March 2010, 08:26:52 PM »
terkejut yah belum soal usir dan mengusir jaman tersebut. pantes banyak yang tidak mengerti jadi soal sekte toh. juga soal undangan ke Borobudur.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #11 on: 08 March 2010, 08:31:14 PM »
sebenarnya saya agak tahu tentang perdebatan antar sekte ini,saya tidak tahu ternyata permasalahnnya sampai segitu...

:)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #12 on: 08 March 2010, 08:35:43 PM »
yah yang u liat di medan meja makan pisah dua itu mah wajar soal vinaya doang.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #13 on: 08 March 2010, 08:38:24 PM »
Jujur,setelah membaca ini saya merasa sangat malu sebagai umat Buddhisme,entah kontribusi apa yang telah saya berikan untuk keberlangsungan Buddha Dhamma itu sendiri..Jadi terpikir untuk menjadi Samanera saya..Semoga cita2ku terkabul..Sadhu..Sadhu..Sadhu..

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #14 on: 08 March 2010, 08:39:11 PM »
yah yang u liat di medan meja makan pisah dua itu mah wajar soal vinaya doang.

bukan,anda harus lihat sendiri..baru anda tahu..sebenarnya jujur perasaan gua sedih melihat fenomena tersebut..[semoga makhluk yang telah memecah belah Sangha,bisa kembali ke jalan Buddha]..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #15 on: 08 March 2010, 08:42:51 PM »
well, sebagi umat kita harus memandang jernih dan berpikir bijaksana tentang ada nya perbedaan perbedaan ini yak mirip Budhayana dah. kalau tidak mau di bawa kemana Buddha indonesia kalo atas dan bawah berantem semua.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #16 on: 08 March 2010, 08:47:02 PM »
well, sebagi umat kita harus memandang jernih dan berpikir bijaksana tentang ada nya perbedaan perbedaan ini yak mirip Budhayana dah. kalau tidak mau di bawa kemana Buddha indonesia kalo atas dan bawah berantem semua.

bukan soal berantem saya rasa ini masalah ego dan bukan ego..
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #17 on: 08 March 2010, 09:41:54 PM »
Saya ingin memberikan sedikit komentar tentang penahbisan ulang. Sebenarnya yang terjadi, bukanlah penahbisan ulang atau reordinasi. Yang ada adalah konfirmasi keanggotaan secara resmi. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di Sri Lanka juga berlaku hal tersebut. Dalam vinaya, hal itu disebut sebagai dalhikamma. Yang bertujuan untuk mengkonfirmasi kenggaotaan bhikkhu tersebut, bahwa secara vinaya mereka adalah sah dan akan tunduk kepada vinaya dan vatta yang berlaku dalm kelompok tersebut. Vassa bhikkhu tersebut tetap akan dipertahankan sepanjang dalam perjalanannya menjadi bhikkhu tidak ada kecacatan. Apabila ada kecacatan, legal procedure akan diambil, seperti tidak mengakui kevalidan vassa bhikkhu tersebut.

Yap, memang harusnya demikian..... tapi yang menjadi pertnyaan adalah apakah bhikkhu2 tersebut hanya dikonfirmasi melalui daḷhikamma ataukah memang benar2 ditahbis ulang, hilang keseniorannya dan kembali dari awal....

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #18 on: 08 March 2010, 10:01:16 PM »
Saya ingin memberikan sedikit komentar tentang penahbisan ulang. Sebenarnya yang terjadi, bukanlah penahbisan ulang atau reordinasi. Yang ada adalah konfirmasi keanggotaan secara resmi. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di Sri Lanka juga berlaku hal tersebut. Dalam vinaya, hal itu disebut sebagai dalhikamma. Yang bertujuan untuk mengkonfirmasi kenggaotaan bhikkhu tersebut, bahwa secara vinaya mereka adalah sah dan akan tunduk kepada vinaya dan vatta yang berlaku dalm kelompok tersebut. Vassa bhikkhu tersebut tetap akan dipertahankan sepanjang dalam perjalanannya menjadi bhikkhu tidak ada kecacatan. Apabila ada kecacatan, legal procedure akan diambil, seperti tidak mengakui kevalidan vassa bhikkhu tersebut.

Yap, memang harusnya demikian..... tapi yang menjadi pertnyaan adalah apakah bhikkhu2 tersebut hanya dikonfirmasi melalui daḷhikamma ataukah memang benar2 ditahbis ulang, hilang keseniorannya dan kembali dari awal....
Seperti yang terjadi pada Bhante Dhiraratano, beliau tidak kehilangan vassanya kok setelah pulang dari Burma dan mendapatkan Daḷhikamma.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #19 on: 09 March 2010, 06:43:51 PM »
well mari berharap theravada indonesia tidak hanya ada sekte dhammayutika saja, hingga bisa memberi warna bagi theravada indonesia ( kalo satu warna doang bisa bisa seperti pake kacamata kuda) dan apa yang terjadi pada Bhante ashin jinarakitha adalah hal yang tak pantas di lakukan SEMOGA HAL INI TIDAK TERULANG.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #20 on: 09 March 2010, 07:39:48 PM »
well mari berharap theravada indonesia tidak hanya ada sekte dhammayutika saja, hingga bisa memberi warna bagi theravada indonesia ( kalo satu warna doang bisa bisa seperti pake kacamata kuda) dan apa yang terjadi pada Bhante ashin jinarakitha adalah hal yang tak pantas di lakukan SEMOGA HAL INI TIDAK TERULANG.

apakah hal yang tak pantas yang dilakukan oleh Bhante ashin jinarakhita itu?

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #21 on: 09 March 2010, 07:54:04 PM »
well mari berharap theravada indonesia tidak hanya ada sekte dhammayutika saja, hingga bisa memberi warna bagi theravada indonesia ( kalo satu warna doang bisa bisa seperti pake kacamata kuda) dan apa yang terjadi pada Bhante ashin jinarakitha adalah hal yang tak pantas di lakukan SEMOGA HAL INI TIDAK TERULANG.
STI hingga saat ini tetap satu warna karena STI berharap agar STI lebih mudah diurus keanggotaannya. Secara pribadi, saya bangga dengan STI. Managementnya cukup bagus dan juga diakui oleh oleh negara lain. Suatu ketika datang suatu pernyataan dari Sri Lanka, "Kalau kita ingin belajar bagaimana mengurus sangha agar sangha memiliki menagement yang baik, kita harus belajar kepada STI."
STI mengadapan rapat pimpinan setiap catur wulan dan pesamuan agung sekali dalam setahun. STI mendukung anggota-anggotanya untuk maju, memberikan pendidikan kepada anggotanya juga menjadi perhatian utama. Seperti keberadaan kami berdua di Sri Lanka dan juga bhikkhu-bhikkhu di luar negeri, sepenuhnya berada dalam tanggung jawab Sangha. Semua biaya pendidikan kami juga menjadi tanggung jawab STI. Dari fakta itu, saya merasa bangga berada dalam naungan STI.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #22 on: 09 March 2010, 08:07:28 PM »
silahkan berbangga diri, aku toh tidak mengatakan hal tersebut memalukan dan tidak patut di banggakan. yang di tekan kan adalah bahwa penghormatan terhadap sekte lain nya dengan tidak mengesampingkan ajaran yang ada dan setiap sekte (dalam hal ini sekte theravada) pasti mempunyai suatu keistimewaan ( dalam hal ini adalah penggalian dhamma mereka) tidaklah patut di hilangkan.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #23 on: 09 March 2010, 08:09:16 PM »
well mari berharap theravada indonesia tidak hanya ada sekte dhammayutika saja, hingga bisa memberi warna bagi theravada indonesia ( kalo satu warna doang bisa bisa seperti pake kacamata kuda) dan apa yang terjadi pada Bhante ashin jinarakitha adalah hal yang tak pantas di lakukan SEMOGA HAL INI TIDAK TERULANG.

apakah hal yang tak pantas yang dilakukan oleh Bhante ashin jinarakhita itu?

tanya mereka apa yang di lakukan terhadap banthe asihn jinarakita.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #24 on: 09 March 2010, 08:11:19 PM »
well mari berharap theravada indonesia tidak hanya ada sekte dhammayutika saja, hingga bisa memberi warna bagi theravada indonesia ( kalo satu warna doang bisa bisa seperti pake kacamata kuda) dan apa yang terjadi pada Bhante ashin jinarakitha adalah hal yang tak pantas di lakukan SEMOGA HAL INI TIDAK TERULANG.

apakah hal yang tak pantas yang dilakukan oleh Bhante ashin jinarakhita itu?

tanya mereka apa yang di lakukan terhadap banthe asihn jinarakita.

oops... jadi ada 'mereka', berarti bhante ashin adalah obyek penderitanya. ok ok, jelas deh.

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #25 on: 09 March 2010, 08:39:33 PM »
 [at]  Daimond: Saya pikir Daimond perlu mempelajari sejarah sangha di Indonesia secara objektif dari semua Sangha. Karena konsep "Chauvinism", kita menjadi berat sebelah dan tidak memandang semuanya sesuai kenyataan. Siapakah yang mengecap Theravada sebagai atheis, PKI sehingga orang-orang Theravada perlu berurusan dengan pihak berwajib dan juga perlu merumuskan konsep ketuhanan, yang seharusnya tidak perlu?
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #26 on: 09 March 2010, 08:53:32 PM »
well silahkan berbicara, kita sebagi umat hanya ada di pinggir dan mendoakan semoga semuanya sadar dengan apa yang mereka lalukan.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #27 on: 09 March 2010, 08:56:54 PM »
saya memposting mengenai cerita ini di facebook saya,dan mendapatkan tanggapan sebagai berikut :

message seperti berikut :

dari Thio Kenghin :
Pemiliknya bukan Anton Haliman.
Sewaktu Bhante Sombat menujuk sebidang tanah di daerah Sunter ada sumur tua.
Bhante Sombhat sudah mengetahui pemilik tanah tsb di daerah selatan pintu rumahnya berbentuk Gapura Kerajaan Majapahit di Trowulan dan diruang tamunya ada Patung Dewa Garuda terbuat dari kayu.
Beberapa umat Buddha berkeinginan membeli seluas 10 x 20 M dari Badan Otorita Sunter. dan ditunjuk ke P.T. Agung Podomoro sebagai penguasa karena telah membebaskan tanah tersebut dan membuat Site Plan dan Sarana Penunjang seperti Jalan, Saluran air dan Waduk Sunter.
Mereka datang kesana diketemukan Bpk Anton Haliman.
Bpk Anton Haliman menolak menjual tanah tersebut peruntukannya untuk Vihara, walaupun mengaku ibunya pun Buddhist.
Dalam bayangan Bpk Anton Vihara itu sama seperti Vihara Wan Kiap Sie gg Tepekong Ps Baru dan Vihara Toa se bio Petak Sembilan dimana ibunya suka berkunjung.
Di depan Vihara Wan Kiap Sie ada juga Vihara Kwan Im yang dihuni oleh Cai cie upacara ritualnya pernah diprotes oleh lingkungannya memakai Tambur dan Kecring samapi masuk di koran.
Takut nanti peruntukan Vihara Dhammaccakkha Jaya nanti membuat tanah sekitarnya tidak laku.
Mereka datang kerumah bpk Anton dalam usaha mereka untuk mendapatkan sebidang Tanah tersebut (10 x 20 m), ternya rumah pak Anton pintunya depannya biasa bukan seperti yang digambarkan Bhante Sobhat dan diruang tamunya tidak ada Dewa Garuda.
Atas petunjuk Bhante Sombhat mencari ke daerah selatan dan berputar-putar didaerah jalan Teuku Umar dan jalan Tanjung No 8.
Tiba-2 seorang umat menujuk satu rumah pintu depannya bergaya Bali Rumah itu Jln Tanjung No 8. dan mereka turun berkunjung masuk kerumah tersebut dan mengutarakan maksud tujuannya membeli tanah di daerah Kawasan Badan Otorita Sunter.
Setelah dipersilakan masuk kedalam ruangan Tamu yang besar ternyata ada ukiran patung Garuda dari Bali. tepat seperti yang digambarkan oleh Bhante Sombhat.
Mereka lebih yakin lagi tidak salah alamat. dan ternyata itu rumah seorang Mayor Jenderal Dr, IS mantan penjabat BUMN yang terkenal.
Dengan ramah tamah mereka disambut oleh pemilik tanah.
Dan pemilik tanah menawarkan untuk mengambil satu blok saja. karena peruntukkannya untuk Vihara seperti yang mereka ceritakan tidak seperti bentuk Kelenteng. dan mengatakan dia asalnya dari Palembang yang pernah menjadi pusat Kerajaan Buddhis yang terkenal di Asia.
Mereka yang ingin membeli tanah tersebut terkejut atas tawaran yang diluar jangkauan biaya yang diperkirakan tersedia.
Dan lebih terkejut lagi tanah satu blok bukan untuk dijual tapi akan dihibakan olehnya.
Dan langsung menelepon bpk Anton Haliman untuk melaksanakan surat-2nya yang diperlukan yang akan dibuat di depan Notaris.
Jadi kesimpulan nya ibunda bpk Anton Haliman tidak mendapat informasi yang benar atau bpk Anton Haliman yang menutup informasi yang benar.
Mereka kelompok ini masih hidup.
Harap Sdr. Memperbaikinya informasinya supaya anda punya tulisan menjadi lebih valid

saya balas :

Ok.Nanti dikaji..Krn ada sumbernya,saya no comment,nanti mslh ini saya bw ke forum..Anumodana _/\_

di balas lagi :
Membuat sejarah yang salah juga menyebarkan kebohonganan. nanti cerita anda dianggap bohong juga.

Bhante Sombhat masih sering berkunjung ke Dhammacakkha Jaya.

Tante Mamy yang dijalan Kepu yang menrima tanah itu dari Mayor Jenderal IS masih hidup.

Pertanyaannya terlihat anda mendapatkan cerita dari sumber yang tidak benar.
Apakah anda mendapatkan cerita ini dari Sangha Agung.

buat TS ada comment?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #28 on: 09 March 2010, 09:48:49 PM »
btw, apa yang mereka lakukan terhadap bhante ashin?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #29 on: 10 March 2010, 12:11:12 PM »
OOT sedikit.
Jika peristiwa sejarah masa kini saja bisa kabur dan terbelah, bagaimana dengan sejarah keseluruhan perkembangan buddhis di dunia ini yg sudah 2500 tahun lamanya?
Seperti yg pernah saya kutipkan dalam sebuah tulisan:

Betapa tidak, bahkan dalam situasi di mana tokoh yang berkaitan dalam kronologi suatu kejadian – yang masih hidup- masih dapat menimbulkan persoalan dalam cara menggambarkan suatu peristiwa secara objektif. Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa sesungguhnya lakon-lakon sebuah peristiwa yang berjalan secara detik per detik tidak akan dapat di tayang ulang secara sempurna oleh satu sosok manusia yang berdiri dari paradigma dan cara berpikir yang berbeda dengan individu-individu lainnya. Sejarah, hanyalah bagian satu sisi dari sebuah kronologi peristiwa.   

 _/\_
 

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #30 on: 10 March 2010, 07:57:24 PM »
OOT sedikit.
Jika peristiwa sejarah masa kini saja bisa kabur dan terbelah, bagaimana dengan sejarah keseluruhan perkembangan buddhis di dunia ini yg sudah 2500 tahun lamanya?
Seperti yg pernah saya kutipkan dalam sebuah tulisan:

Betapa tidak, bahkan dalam situasi di mana tokoh yang berkaitan dalam kronologi suatu kejadian – yang masih hidup- masih dapat menimbulkan persoalan dalam cara menggambarkan suatu peristiwa secara objektif. Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa sesungguhnya lakon-lakon sebuah peristiwa yang berjalan secara detik per detik tidak akan dapat di tayang ulang secara sempurna oleh satu sosok manusia yang berdiri dari paradigma dan cara berpikir yang berbeda dengan individu-individu lainnya. Sejarah, hanyalah bagian satu sisi dari sebuah kronologi peristiwa.   

 _/\_
 

bro,bukannya itu harus di tulis secara subjektif??
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #31 on: 10 March 2010, 08:11:01 PM »

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #32 on: 10 March 2010, 08:12:11 PM »
netral gk netral tahu dari mana??
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #33 on: 10 March 2010, 08:14:49 PM »
di baca dulu atuh cepat benar komentarnya

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #34 on: 10 March 2010, 08:15:39 PM »
haha..da mau op.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #35 on: 11 March 2010, 07:35:10 PM »
 [at] Riky,
Hah?? sejarah harus ditulis secara subjektif? ga salah nih??? :o

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #36 on: 11 March 2010, 09:39:13 PM »
OOT sedikit.
Jika peristiwa sejarah masa kini saja bisa kabur dan terbelah, bagaimana dengan sejarah keseluruhan perkembangan buddhis di dunia ini yg sudah 2500 tahun lamanya?
Seperti yg pernah saya kutipkan dalam sebuah tulisan:

Betapa tidak, bahkan dalam situasi di mana tokoh yang berkaitan dalam kronologi suatu kejadian – yang masih hidup- masih dapat menimbulkan persoalan dalam cara menggambarkan suatu peristiwa secara objektif. Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa sesungguhnya lakon-lakon sebuah peristiwa yang berjalan secara detik per detik tidak akan dapat di tayang ulang secara sempurna oleh satu sosok manusia yang berdiri dari paradigma dan cara berpikir yang berbeda dengan individu-individu lainnya. Sejarah, hanyalah bagian satu sisi dari sebuah kronologi peristiwa.   

 _/\_
 
nah makanya ko, yang masuk akal saja bisa kabur maknanya, apalagi yang tidak masuk akal.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #37 on: 12 March 2010, 07:46:28 PM »
[at] Riky,
Hah?? sejarah harus ditulis secara subjektif? ga salah nih??? :o

lho??kan ditulis begini :

Betapa tidak, bahkan dalam situasi di mana tokoh yang berkaitan dalam kronologi suatu kejadian – yang masih hidup- masih dapat menimbulkan persoalan dalam cara menggambarkan suatu peristiwa secara objektif.

Darimana si tokoh sejarah bisa menggambarkan sesuatu secara objektif?apakah dia Arahatta?:)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #38 on: 12 March 2010, 09:35:45 PM »
kurasa arahat malah subjektif, yakni sesuai pengalamnnya dia... atau sesuai dgn pengetahuannya dia (sry klo salah)

klo objektif itu ...info yg di dapatkan dari pihak pro dan kontra semua di sebutkan..bukan dari 1 sisi saja, alias netral
...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #39 on: 12 March 2010, 09:42:02 PM »
kurasa arahat malah subjektif, yakni sesuai pengalamnnya dia... atau sesuai dgn pengetahuannya dia (sry klo salah)

klo objektif itu ...info yg di dapatkan dari pihak pro dan kontra semua di sebutkan..bukan dari 1 sisi saja, alias netral

nah...hehe..arahatta kan netral..apa batin arahat masih bisa terseret?? :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #40 on: 12 March 2010, 09:42:22 PM »
Maap OOT..The ronal = Ronaldo Tejukusuma yang di facebook?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #41 on: 12 March 2010, 11:59:12 PM »
yup aku ronaldo tejokusuma,
tp agak sulit mendapat referensi apa yg arahat tidak ketahui, seperti hal2 kontra yg tidak  "berguna"
sebagai contoh, dalam literatur buddhist yg di buat arahat, jrg menceritakan bagaimana pandangan org2 thdp Buddha Dhamma dari aliran lain, kelemahan2 nya, propaganda2 dari aliran lain, seperti halnya cara pandang agama lain thdp ajaran buddha pada saat ini, misalnya kr****n...
soalnya hal demikian tidak terlalu berguna... dan bisa menimbulkan padangan salah

lain halnya dgn netral...
salah benar semuanya di masukin, biar pembaca yg menilai..semua aspek masuk....
« Last Edit: 13 March 2010, 12:07:41 AM by The Ronald »
...

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #42 on: 13 March 2010, 12:20:52 AM »
mungkin klo ambil contoh hal yg netral, itu kek hasil perang, atau sejarah perang yg dapat di lihat di wiki
contoh mudah mengenai kronolginya, maupun jumlah korban jiwa, dimana korban jiwa yg di sebutkan ada beberapa versi, dari pihak yg menyerang, dari pihak yg serang, dan dari pengamat luar.. gitu, semua aspeknya masuk, ntar pembaca yg di suruh pilih, mau percaya versi yg mana
...

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #43 on: 13 March 2010, 09:29:23 AM »
Tulisan ini kembali membuka luka lama, dimana para pelaku kadang-kadang terseret arus yang mereka tidak kehendaki, Saya mengenal beberapa pelaku sejarah dalam perkembangan Buddha Dhamma di Indonesia (terutama tahun tujuh puluhan keatas) umpamanya pak Mochtar Rasyid, Bhikkhu Ashin Jinarakkhita (sejak tahun enam puluhan), pak Sosro Utomo, bhante Sombat, bhante Giri dll, saya tak akan memberi komentar mana yang salah dan mana yang benar karena hanya akan memperdalam konflik, kedua pihak memiliki versinya masing-masing terhadap hal ini. Dan kedua pihak memiliki pembenaran masing-masing.

Secara garis besar secara pribadi saya menilai akar perbedaan pandangannya, yaitu:

Pada pandangan Buddhayana penilaiannya berdasarkan kultus terhadap individu tertentu.
Sedangkan pandangan Theravada berdasarkan  Vinaya, yang dianggap memiliki otoritas lebih tinggi daripada individu manapun.

Jadi menurut pendapat saya, golongan bhikkhu yang memisahkan diri dianggap murtad dan berkhianat, sedangkan bagi mereka yang memisahkan diri menganggap mereka tak dapat lagi bersama-sama karena penghayatan vinaya yang berbeda.

Mahayana memisahkan diri setelah ada konflik, yang berbuntut pada pengadilan.
Let it go friends.... 


 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #44 on: 13 March 2010, 10:19:49 AM »
well silahkan berbicara, kita sebagi umat hanya ada di pinggir dan mendoakan semoga semuanya sadar dengan apa yang mereka lalukan.

Bro Daimon, emang Sangha yang anda 'Senang, sayang dan Bangga' udah pasti 'Sempurna' !, karena dari tulisan yang anda kemukakan sepertinya sudah pasti kesalahan ada di pihak Sangha yang anda tidak suka karena berkhianat ('berkhianat' pendapat bro Daimon) !
Bro Daimon yang kamu kemukakan adalah curhat dari pandangan pribadi kamu, dimana hasil dari mendengar, isu, dan melihat hanya yang ada, tetapi ada hal2 lainnya masih  belum bro Daimon ketahui,
karena hal menyangkut prilaku dari tokoh2 di kalangan Buddhis, jadi tidak boleh diceritakan.

Jadi alangkah baiknya jika bro Daimon tidak mencampuri urusan Sangha, dan janganlah menghakimi bahwa ada anggota Sangha yang berkhianat, cara itu bukanlah perbuatan baik !

IMO, tidak ada Sangha yang berkhianat, tapi memang sesuai dengan pandangan masing2 aliran yaitu pedoman Vinaya & Sila berbeda tidak mungkin bersatu.
Tapi karena semuanya mengaku ajaran Buddha, jadi untuk menampung aliran beberapa Sangha yang ada karena berbeda pedoman juga sudah terbentuk yaitu KASI.
Karena demikian yang ada, itulah yang harus kita akui.
Kita sebagai umat awam tentulah lebih bijak tidak mencampuri urusan Sangha. Karena para anggota Sangha lah lebih tahu apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

seperti tulisan Bro Fabian. saya setuju sekali, karena tidak berpihakan sesuai kenyataan yang ada.
 _/\_
« Last Edit: 13 March 2010, 10:40:02 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #45 on: 13 March 2010, 10:37:07 AM »
http://www.buddhayana.or.id/spirit.php?Lang=Ind

baca ini saja lebih netral

kalau hanya dari sisi Buddhayana, itu tidak netral
info bro Riky boleh juga benar.
ntar info2 yang lain juga bisa benar.
jadi siapa yang benar atau salah tidaklah penting dan juga sudah merupakan cerita masa lalu yaitu 'sejarah'.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #46 on: 13 March 2010, 11:18:52 PM »
Para Bhikkhu kalau sudah ber- ... organisasi ... kepentingan ... pendapat ... perbedaan ... pertentangan ... kapan 'stop'nya ?

Makanya gak salah kalau Sang Buddha mengkategorikan gaya hidup organisasi termasuk gaya hidup yang 'rendah' bagi para samana ... (brahmajala sutta)

Quote
... Atau ia berkata: "Sementara beberapa pertapa dan brahmana hidup dari makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, namun mereka masih tetap membicarakan hal-hal yang rendah seperti berikut: ceritera tentang kepala negara, menteri, pencuri, peperangan, terror, makanan dan minuman, pakaian, tempat tidur, bunga kalung, wangi-wangian, keluarga, kendaraan, desa, kampung, kota, negara, pertempuran, pahlawan, gosip jalanan, ditempat pengambilah air, setan, yang tidak ada ujung pangkalnya, spekulasi tentang terciptanya daratan dan lautan atau tentang eksistensi dan non eksistensi. Tetapi Samana Gotama tidak membicarakan hal-hal tersebut ...

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #47 on: 14 March 2010, 06:49:20 AM »
Para Bhikkhu kalau sudah ber- ... organisasi ... kepentingan ... pendapat ... perbedaan ... pertentangan ... kapan 'stop'nya ?

Makanya gak salah kalau Sang Buddha mengkategorikan gaya hidup organisasi termasuk gaya hidup yang 'rendah' bagi para samana ... (brahmajala sutta)

Quote
... Atau ia berkata: "Sementara beberapa pertapa dan brahmana hidup dari makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, namun mereka masih tetap membicarakan hal-hal yang rendah seperti berikut: ceritera tentang kepala negara, menteri, pencuri, peperangan, terror, makanan dan minuman, pakaian, tempat tidur, bunga kalung, wangi-wangian, keluarga, kendaraan, desa, kampung, kota, negara, pertempuran, pahlawan, gosip jalanan, ditempat pengambilah air, setan, yang tidak ada ujung pangkalnya, spekulasi tentang terciptanya daratan dan lautan atau tentang eksistensi dan non eksistensi. Tetapi Samana Gotama tidak membicarakan hal-hal tersebut ...


Sangha adalah organisasi yang paling lama didunia (hampir 2600 tahun).
Dan sampai sekarang Sangha masih di puja & di hormati umat Buddhis Theravada sedunia.

Samyutta Nikaya 55.1 menyebutkan tentang 4 kualitas yang ada pada diri seorang Pemasuk Arus yakni:
Keyakinan yang teguh terhadap Buddha
Keyakinan yang teguh terhadap Dhamma
Keyakinan yang teguh terhadap Sangha
Sila yang sempurna, tak ternoda, tak tercela, tak terputus.
Tetapi bila kita membaca lebih jauh lagi, Samyutta Nikaya 55.4.2 menjelaskan tentang 4 arus kebajikan yakni keyakinan yang teguh terhadap Buddha, Dhamma dan Sangha dan Kemurahan hati.
_/\_
« Last Edit: 14 March 2010, 07:00:24 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #48 on: 15 March 2010, 12:08:54 AM »
Sangha adalah organisasi yang paling lama didunia (hampir 2600 tahun).
Dan sampai sekarang Sangha masih di puja & di hormati umat Buddhis Theravada sedunia.

Saya lebih suka sangha diartikan sebagai persamuan atau persaudaraan para bhikkhu, tidak bersifat organisasi yang ada pada saat ini ... Bhikkhu yang berlatih di hutan (dutanga) pun bagian dari sangha walau mungkin mereka tidak ditahbiskan untuk menjabat jabatan khusus pada organisasi yang mentahbiskannya ...

Kalau organisasi, sudah menyangkut posisi, jabatan, pembagian tugas kerja dll yang nantinya akan menimbulkan hal-hal yang saya sebut diatas ...

Lha gimana dong tujuan seseorang menjadi bhikkhu ? Mending jadi seorang pandita aja kali yah ? 'Garis tugasnya' masih terlihat lebih jelas bagi umum (umat awam) ketimbang seorang bhikkhu tapi masih 'berkecimpung' dalam urusan-urusan awam ...

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #49 on: 15 March 2010, 01:13:53 PM »
Sangha adalah organisasi yang paling lama didunia (hampir 2600 tahun).
Dan sampai sekarang Sangha masih di puja & di hormati umat Buddhis Theravada sedunia.

Saya lebih suka sangha diartikan sebagai persamuan atau persaudaraan para bhikkhu, tidak bersifat organisasi yang ada pada saat ini ... Bhikkhu yang berlatih di hutan (dutanga) pun bagian dari sangha walau mungkin mereka tidak ditahbiskan untuk menjabat jabatan khusus pada organisasi yang mentahbiskannya ...

tidak setiap Bhikkhu Sangha harus mendapat jabatan khusus atau lainnya tetapi setiap Bhikkhu adalah bagian dari Sangha. hanya permainan kata2 antara kata organisasi dgn persamuan/persaudaraan, kalau kata persamuaan/persaudaraan keliatan lebih akrab/harmonis antara sesama Bhikkhu.
sebenarnya nama keren adalah organisasi, tidak dipermasalahkan
memang demikian yang ada.
kam sia
« Last Edit: 15 March 2010, 01:15:52 PM by sukuhong »

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #50 on: 15 March 2010, 08:10:14 PM »
tidak setiap Bhikkhu Sangha harus mendapat jabatan khusus atau lainnya tetapi setiap Bhikkhu adalah bagian dari Sangha. hanya permainan kata2 antara kata organisasi dgn persamuan/persaudaraan, kalau kata persamuaan/persaudaraan keliatan lebih akrab/harmonis antara sesama Bhikkhu.
sebenarnya nama keren adalah organisasi, tidak dipermasalahkan
memang demikian yang ada.
kam sia

Lha iyalah ... Kalo semua dapet jabatan, mana 'anggota'nya ? :))

Memang organisasi dan persamuan/persaudaraan mempunyai arti yang mirip, hanya kalau mendengar kedua kata itu disebut, saya lebih 'sreg' kalau para bhikkhu (dalam kelompok tertentu) hanya hidup sebagai kelompok (persaudaraan) tidak membagi-bagi 'tugas kerja' layaknya seperti beberapa organisasi awam yang saya kenal (punya struktur dan aturan) dan kalau ditelusuri, itu dibuat hanya berdasar pada sifat-sifat yang seharusnya 'ingin' mereka tinggalkan saat penahbisan ...

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #51 on: 08 July 2010, 12:28:31 PM »
Tulisan ini kembali membuka luka lama, dimana para pelaku kadang-kadang terseret arus yang mereka tidak kehendaki, Saya mengenal beberapa pelaku sejarah dalam perkembangan Buddha Dhamma di Indonesia (terutama tahun tujuh puluhan keatas) umpamanya pak Mochtar Rasyid, Bhikkhu Ashin Jinarakkhita (sejak tahun enam puluhan), pak Sosro Utomo, bhante Sombat, bhante Giri dll,

Ko Fabian, bisa cerita sedikit (banyak lebih bagus  ;D ) mengenai alm. Mochtar Rasyid?
Kalau ada foto2 Beliau, sy sangat berterima kasih.

Sy sedang mengumpulkan catatan2 mengenai Bpk. M. Rasyid, karena Beliau cukup unik.
Beliau adalah satu2nya Bikkhu/mantan Bhikkhu yg berdarah Minang asli. Sebagai catatan, Minangkabau terkenal akan adat istiadat dan keislamannya, sehingga cukup mengejutkan ada putra Minang yg menjadi seorang Bhikkhu, apalagi menjadi pentolan STI.

Setelah M. Rasyid, hingga saat ini, sy belum menemukan seorang Minang-pun yg tertarik pada Dhamma, apalagi sampai menjadi Bhikku.

Jadi, biografi seorang Mochtar Rasyid akan menjadi catatan unik tersendiri bagi umat Buddha di Minangkabau.

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline PatriciaT

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 42
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #52 on: 08 July 2010, 03:16:43 PM »
 :no: Bingung sy bacanya. Belum selesai, besok sambung lagi, nich mata sudah capek.   
Baru ngerti serumit ini organisasi Shangha kita sehingga Bhante Kampiro memutuskan lepas jubah.  Apakah perbedaan tersebut tidak dpt disatukan? Tujuan menjadi bhikkhu untuk melatih diri, banyak kuti, vihara kecil di luar kota yg tidak ada bhikkhunya, dr pd ribut perbedaan yg ada, apa ngak lebih baik tinggal di kuti/vihara kecil di luar kota utk melatih diri n mengajarkan dhamma pada rakyat kampung di sono ?  Atau ngak dibolehkan juga ya tinggal disana? 

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #53 on: 08 July 2010, 03:29:07 PM »
:no: Bingung sy bacanya. Belum selesai, besok sambung lagi, nich mata sudah capek.   
Baru ngerti serumit ini organisasi Shangha kita sehingga Bhante Kampiro memutuskan lepas jubah.  Apakah perbedaan tersebut tidak dpt disatukan? Tujuan menjadi bhikkhu untuk melatih diri, banyak kuti, vihara kecil di luar kota yg tidak ada bhikkhunya, dr pd ribut perbedaan yg ada, apa ngak lebih baik tinggal di kuti/vihara kecil di luar kota utk melatih diri n mengajarkan dhamma pada rakyat kampung di sono ?  Atau ngak dibolehkan juga ya tinggal disana? 

ada bhikkhu memutuskan lepas jubah karena organisasi sangha yg rumit? kok keknya gak nyambung.

Offline PatriciaT

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 42
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #54 on: 08 July 2010, 04:23:48 PM »

[/quote]

ada bhikkhu memutuskan lepas jubah karena organisasi sangha yg rumit? kok keknya gak nyambung.
[/quote]

Yg saya dengar memang seperti itu. Ada 2  Bhikhhu yg bersamaan lepas jubah karena masalah yg sama. 

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #55 on: 08 July 2010, 10:26:56 PM »
Yg saya dengar memang seperti itu. Ada 2  Bhikhhu yg bersamaan lepas jubah karena masalah yg sama. 

Sang Buddha mengatakan ada 4 hal penyebab seorang bhikkhu lepas jubah, tapi gak satupun nyambung sama organisasi Sangha yang rumit.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #56 on: 08 July 2010, 11:33:47 PM »


Sy sedang mengumpulkan catatan2 mengenai Bpk. M. Rasyid, karena Beliau cukup unik.
Beliau adalah satu2nya Bikkhu/mantan Bhikkhu yg berdarah Minang asli. Sebagai catatan, Minangkabau terkenal akan adat istiadat dan keislamannya, sehingga cukup mengejutkan ada putra Minang yg menjadi seorang Bhikkhu, apalagi menjadi pentolan STI.

Setelah M. Rasyid, hingga saat ini, sy belum menemukan seorang Minang-pun yg tertarik pada Dhamma, apalagi sampai menjadi Bhikku.

Jadi, biografi seorang Mochtar Rasyid akan menjadi catatan unik tersendiri bagi umat Buddha di Minangkabau.

::



loh yang unik kalo dari minangkabau ya?  kalo dari madura, atau manado unik ngga? :)
madura kental dengan Islam , Manado kental dengan kr****n ... ada juga kan yang jadi Bhikku orang madura & manado asli

oh ya... mengenai minangkabau, adat istiadatnya itu berasal dari kerajaan pagaruyung kerajaan buddhis, sebelum masuknya agama Islam

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #57 on: 09 July 2010, 11:33:23 AM »
Quote
ada bhikkhu memutuskan lepas jubah karena organisasi sangha yg rumit? kok keknya gak nyambung.
Quote
Yg saya dengar memang seperti itu. Ada 2  Bhikhhu yg bersamaan lepas jubah karena masalah yg sama. 
berarti Bhikkhu lepas Jubah itu maunya jadi Bhikkhu independen (tidak dibawah Sangha) atau mau jadi Bhikkhu Partikelir ! =))
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #58 on: 09 July 2010, 11:38:46 AM »
partikelir = Parti-kelir = Party - Kelir

Party = pesta
Kelir = warna

Pesta warna ?
There is no place like 127.0.0.1

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #59 on: 09 July 2010, 11:44:58 AM »
partikelir = Parti-kelir = Party - Kelir

Party = pesta
Kelir = warna

Pesta warna ?

tuhan lagi kesurupan junker????

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #60 on: 09 July 2010, 11:50:39 AM »

loh yang unik kalo dari minangkabau ya?  kalo dari madura, atau manado unik ngga? :)
madura kental dengan Islam , Manado kental dengan kr****n ... ada juga kan yang jadi Bhikku orang madura & manado asli

Mengenai Madura / Manado, sy kurang tau krn saya terlahir dan besar di Sumatera Barat.

Jadi, bagi saya, dengan kondisi Sumatera Barat yg memegang teguh adat basandi syarik, syarik basandi kitabulah (adat berdasarkan syari'at dan syari'at berdasarkan alquran), maka cukup mengagumkan bisa muncul seorang Bhikkhu dari lingkungan begini.

Mungkin yg dari Manado / Madura lebih mengetahui situasi wilayahnya masing2 dan siapa tau bisa tertarik mengumpulkan dan menyusun artikel2 yg serupa.

Quote
oh ya... mengenai minangkabau, adat istiadatnya itu berasal dari kerajaan pagaruyung kerajaan buddhis, sebelum masuknya agama Islam


Betul Bro, di abad ke 13, Sumatera Barat (termasuk Jambi dan Palembang) dibawah kerajaan Pagaruyung (masih berkaitan dengan kerajaan Sriwijaya). Raja yg terkenal adalah Adityawarman. Kerajaan ini memeluk agama Buddha Tantra (bercampur Hinduisme). Sampai sekarang sisa2 candi masih ada di Sumatera Tengah dan sama sekali tidak terpelihara.

Saya juga akan mengumpulkan data2 dan mendokumentasi sisa2 candi yg sekarang terbengkalai ini.

Saya perhatikan, ada sedikit kecenderungan untuk menutup2i kenyataan bahwa Sumatera Barat ternyata dulu kerajaan Buddhist besar, terlebih tahun2 belakangan ini. Banyak literatur soal sejarah Minangkabau yg baru, yg hanya menyebutkan Adityawarman dan Pagaruyung tanpa mau menyinggung2 kepercayaan yg mereka anut dulu.


::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #61 on: 09 July 2010, 04:22:33 PM »
partikelir = Parti-kelir = Party - Kelir
Party = pesta
Kelir = warna
Pesta warna ?

arti partikelir ada beberapa :
bukan untuk umum
bukan kepunyaan pemerintah
bukan (milik) dinas
swasta.

maaf tuhan sumedho ! ;D
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline lelaki

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 7
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #62 on: 20 July 2010, 03:00:23 AM »
saya memposting mengenai cerita ini di facebook saya,dan mendapatkan tanggapan sebagai berikut :

message seperti berikut :

dari Thio Kenghin :
Pemiliknya bukan Anton Haliman.
Sewaktu Bhante Sombat menujuk sebidang tanah di daerah Sunter ada sumur tua.
Bhante Sombhat sudah mengetahui pemilik tanah tsb di daerah selatan pintu rumahnya berbentuk Gapura Kerajaan Majapahit di Trowulan dan diruang tamunya ada Patung Dewa Garuda terbuat dari kayu.
Beberapa umat Buddha berkeinginan membeli seluas 10 x 20 M dari Badan Otorita Sunter. dan ditunjuk ke P.T. Agung Podomoro sebagai penguasa karena telah membebaskan tanah tersebut dan membuat Site Plan dan Sarana Penunjang seperti Jalan, Saluran air dan Waduk Sunter.
Mereka datang kesana diketemukan Bpk Anton Haliman.
Bpk Anton Haliman menolak menjual tanah tersebut peruntukannya untuk Vihara, walaupun mengaku ibunya pun Buddhist.
Dalam bayangan Bpk Anton Vihara itu sama seperti Vihara Wan Kiap Sie gg Tepekong Ps Baru dan Vihara Toa se bio Petak Sembilan dimana ibunya suka berkunjung.
Di depan Vihara Wan Kiap Sie ada juga Vihara Kwan Im yang dihuni oleh Cai cie upacara ritualnya pernah diprotes oleh lingkungannya memakai Tambur dan Kecring samapi masuk di koran.
Takut nanti peruntukan Vihara Dhammaccakkha Jaya nanti membuat tanah sekitarnya tidak laku.
Mereka datang kerumah bpk Anton dalam usaha mereka untuk mendapatkan sebidang Tanah tersebut (10 x 20 m), ternya rumah pak Anton pintunya depannya biasa bukan seperti yang digambarkan Bhante Sobhat dan diruang tamunya tidak ada Dewa Garuda.
Atas petunjuk Bhante Sombhat mencari ke daerah selatan dan berputar-putar didaerah jalan Teuku Umar dan jalan Tanjung No 8.
Tiba-2 seorang umat menujuk satu rumah pintu depannya bergaya Bali Rumah itu Jln Tanjung No 8. dan mereka turun berkunjung masuk kerumah tersebut dan mengutarakan maksud tujuannya membeli tanah di daerah Kawasan Badan Otorita Sunter.
Setelah dipersilakan masuk kedalam ruangan Tamu yang besar ternyata ada ukiran patung Garuda dari Bali. tepat seperti yang digambarkan oleh Bhante Sombhat.
Mereka lebih yakin lagi tidak salah alamat. dan ternyata itu rumah seorang Mayor Jenderal Dr, IS mantan penjabat BUMN yang terkenal.
Dengan ramah tamah mereka disambut oleh pemilik tanah.
Dan pemilik tanah menawarkan untuk mengambil satu blok saja. karena peruntukkannya untuk Vihara seperti yang mereka ceritakan tidak seperti bentuk Kelenteng. dan mengatakan dia asalnya dari Palembang yang pernah menjadi pusat Kerajaan Buddhis yang terkenal di Asia.
Mereka yang ingin membeli tanah tersebut terkejut atas tawaran yang diluar jangkauan biaya yang diperkirakan tersedia.
Dan lebih terkejut lagi tanah satu blok bukan untuk dijual tapi akan dihibakan olehnya.
Dan langsung menelepon bpk Anton Haliman untuk melaksanakan surat-2nya yang diperlukan yang akan dibuat di depan Notaris.
Jadi kesimpulan nya ibunda bpk Anton Haliman tidak mendapat informasi yang benar atau bpk Anton Haliman yang menutup informasi yang benar.
Mereka kelompok ini masih hidup.
Harap Sdr. Memperbaikinya informasinya supaya anda punya tulisan menjadi lebih valid

saya balas :

Ok.Nanti dikaji..Krn ada sumbernya,saya no comment,nanti mslh ini saya bw ke forum..Anumodana _/\_

di balas lagi :
Membuat sejarah yang salah juga menyebarkan kebohonganan. nanti cerita anda dianggap bohong juga.

Bhante Sombhat masih sering berkunjung ke Dhammacakkha Jaya.

Tante Mamy yang dijalan Kepu yang menrima tanah itu dari Mayor Jenderal IS masih hidup.

Pertanyaannya terlihat anda mendapatkan cerita dari sumber yang tidak benar.
Apakah anda mendapatkan cerita ini dari Sangha Agung.

buat TS ada comment?

Bro, coba lihat di Web Dhammacakka tentang sejarah Vihara: http://www.dhammacakka.org/index.php?option=com_content&view=article&id=67&Itemid=116

Kalimat ini saya kutip dari web tersebut tentang sejarah Vihara tersebut:
Setelah melalui pencarian yang cukup sulit, di daerah sekitar Ancol yang sedang diadakan pembangunan perumahan itulah akhirnya mereka menemukan sebuah tempat dengan ciri-ciri yang sesuai. Setelah mencari informasi, diketahui bahwa tanah tersebut milik PT. Agung Podomoro. Mengingat harga tanah yang cukup tinggi, maka tanah yang akan dibeli hanya seluas 1.000 m2  saja. Setelah mengetahui bahwa tanah tersebut akan dipergunakan untuk membangun vihara, ternyata Anton Haliman atas nama Direksi PT. Agung Podomoro sebaliknya ingin menyumbangkan satu blok tanah seluas satu hektar kepada Saṅgha, asalkan ijin pembangunannya sudah didapatkan. Pernyataan PT. Agung Podomoro untuk menyumbangkan satu blok tanah seluas satu hektar tersebut dituangkan dalam surat resmi kepada Saṅgha Theravāda Indonesia dan diserahkan langsung oleh Anton Haliman kepada Bhikkhu Paññāvaro selaku Sekretaris Jenderal Saṅgha Theravada Indonesia dalam suatu rapat di kantor PT. Agung Podomoro, Sunter. Pada waktu itu Saṅgha Theravāda Indonesia dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.



Sepertinya harus disampaikan ke Bapak Thio Kenghin jangan berbohong mengarang sejarah, Buddhism berbeda dengan religion lain, apapun alasannya nilai sebuah kebohongan adalah pelanggaran sila. Hanya dengan kejujuran kita bisa membangun sejarah yang baik.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #63 on: 21 July 2010, 01:26:48 AM »
saya memposting mengenai cerita ini di facebook saya,dan mendapatkan tanggapan sebagai berikut :

message seperti berikut :

dari Thio Kenghin :
Pemiliknya bukan Anton Haliman.
Sewaktu Bhante Sombat menujuk sebidang tanah di daerah Sunter ada sumur tua.
Bhante Sombhat sudah mengetahui pemilik tanah tsb di daerah selatan pintu rumahnya berbentuk Gapura Kerajaan Majapahit di Trowulan dan diruang tamunya ada Patung Dewa Garuda terbuat dari kayu.
Beberapa umat Buddha berkeinginan membeli seluas 10 x 20 M dari Badan Otorita Sunter. dan ditunjuk ke P.T. Agung Podomoro sebagai penguasa karena telah membebaskan tanah tersebut dan membuat Site Plan dan Sarana Penunjang seperti Jalan, Saluran air dan Waduk Sunter.
Mereka datang kesana diketemukan Bpk Anton Haliman.
Bpk Anton Haliman menolak menjual tanah tersebut peruntukannya untuk Vihara, walaupun mengaku ibunya pun Buddhist.
Dalam bayangan Bpk Anton Vihara itu sama seperti Vihara Wan Kiap Sie gg Tepekong Ps Baru dan Vihara Toa se bio Petak Sembilan dimana ibunya suka berkunjung.
Di depan Vihara Wan Kiap Sie ada juga Vihara Kwan Im yang dihuni oleh Cai cie upacara ritualnya pernah diprotes oleh lingkungannya memakai Tambur dan Kecring samapi masuk di koran.
Takut nanti peruntukan Vihara Dhammaccakkha Jaya nanti membuat tanah sekitarnya tidak laku.
Mereka datang kerumah bpk Anton dalam usaha mereka untuk mendapatkan sebidang Tanah tersebut (10 x 20 m), ternya rumah pak Anton pintunya depannya biasa bukan seperti yang digambarkan Bhante Sobhat dan diruang tamunya tidak ada Dewa Garuda.
Atas petunjuk Bhante Sombhat mencari ke daerah selatan dan berputar-putar didaerah jalan Teuku Umar dan jalan Tanjung No 8.
Tiba-2 seorang umat menujuk satu rumah pintu depannya bergaya Bali Rumah itu Jln Tanjung No 8. dan mereka turun berkunjung masuk kerumah tersebut dan mengutarakan maksud tujuannya membeli tanah di daerah Kawasan Badan Otorita Sunter.
Setelah dipersilakan masuk kedalam ruangan Tamu yang besar ternyata ada ukiran patung Garuda dari Bali. tepat seperti yang digambarkan oleh Bhante Sombhat.
Mereka lebih yakin lagi tidak salah alamat. dan ternyata itu rumah seorang Mayor Jenderal Dr, IS mantan penjabat BUMN yang terkenal.
Dengan ramah tamah mereka disambut oleh pemilik tanah.
Dan pemilik tanah menawarkan untuk mengambil satu blok saja. karena peruntukkannya untuk Vihara seperti yang mereka ceritakan tidak seperti bentuk Kelenteng. dan mengatakan dia asalnya dari Palembang yang pernah menjadi pusat Kerajaan Buddhis yang terkenal di Asia.
Mereka yang ingin membeli tanah tersebut terkejut atas tawaran yang diluar jangkauan biaya yang diperkirakan tersedia.
Dan lebih terkejut lagi tanah satu blok bukan untuk dijual tapi akan dihibakan olehnya.
Dan langsung menelepon bpk Anton Haliman untuk melaksanakan surat-2nya yang diperlukan yang akan dibuat di depan Notaris.
Jadi kesimpulan nya ibunda bpk Anton Haliman tidak mendapat informasi yang benar atau bpk Anton Haliman yang menutup informasi yang benar.
Mereka kelompok ini masih hidup.
Harap Sdr. Memperbaikinya informasinya supaya anda punya tulisan menjadi lebih valid

saya balas :

Ok.Nanti dikaji..Krn ada sumbernya,saya no comment,nanti mslh ini saya bw ke forum..Anumodana _/\_

di balas lagi :
Membuat sejarah yang salah juga menyebarkan kebohonganan. nanti cerita anda dianggap bohong juga.

Bhante Sombhat masih sering berkunjung ke Dhammacakkha Jaya.

Tante Mamy yang dijalan Kepu yang menrima tanah itu dari Mayor Jenderal IS masih hidup.

Pertanyaannya terlihat anda mendapatkan cerita dari sumber yang tidak benar.
Apakah anda mendapatkan cerita ini dari Sangha Agung.

buat TS ada comment?

Bro, coba lihat di Web Dhammacakka tentang sejarah Vihara: http://www.dhammacakka.org/index.php?option=com_content&view=article&id=67&Itemid=116

Kalimat ini saya kutip dari web tersebut tentang sejarah Vihara tersebut:
Setelah melalui pencarian yang cukup sulit, di daerah sekitar Ancol yang sedang diadakan pembangunan perumahan itulah akhirnya mereka menemukan sebuah tempat dengan ciri-ciri yang sesuai. Setelah mencari informasi, diketahui bahwa tanah tersebut milik PT. Agung Podomoro. Mengingat harga tanah yang cukup tinggi, maka tanah yang akan dibeli hanya seluas 1.000 m2  saja. Setelah mengetahui bahwa tanah tersebut akan dipergunakan untuk membangun vihara, ternyata Anton Haliman atas nama Direksi PT. Agung Podomoro sebaliknya ingin menyumbangkan satu blok tanah seluas satu hektar kepada Saṅgha, asalkan ijin pembangunannya sudah didapatkan. Pernyataan PT. Agung Podomoro untuk menyumbangkan satu blok tanah seluas satu hektar tersebut dituangkan dalam surat resmi kepada Saṅgha Theravāda Indonesia dan diserahkan langsung oleh Anton Haliman kepada Bhikkhu Paññāvaro selaku Sekretaris Jenderal Saṅgha Theravada Indonesia dalam suatu rapat di kantor PT. Agung Podomoro, Sunter. Pada waktu itu Saṅgha Theravāda Indonesia dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.



Sepertinya harus disampaikan ke Bapak Thio Kenghin jangan berbohong mengarang sejarah, Buddhism berbeda dengan religion lain, apapun alasannya nilai sebuah kebohongan adalah pelanggaran sila. Hanya dengan kejujuran kita bisa membangun sejarah yang baik.


Coba tanyakan lagi.. Yang bener mana nih?

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #64 on: 21 July 2010, 09:08:19 AM »
saya memposting mengenai cerita ini di facebook saya,dan mendapatkan tanggapan sebagai berikut :

message seperti berikut :

dari Thio Kenghin :
Pemiliknya bukan Anton Haliman.
Sewaktu Bhante Sombat menujuk sebidang tanah di daerah Sunter ada sumur tua.
Bhante Sombhat sudah mengetahui pemilik tanah tsb di daerah selatan pintu rumahnya berbentuk Gapura Kerajaan Majapahit di Trowulan dan diruang tamunya ada Patung Dewa Garuda terbuat dari kayu.
Beberapa umat Buddha berkeinginan membeli seluas 10 x 20 M dari Badan Otorita Sunter. dan ditunjuk ke P.T. Agung Podomoro sebagai penguasa karena telah membebaskan tanah tersebut dan membuat Site Plan dan Sarana Penunjang seperti Jalan, Saluran air dan Waduk Sunter.
Mereka datang kesana diketemukan Bpk Anton Haliman.
Bpk Anton Haliman menolak menjual tanah tersebut peruntukannya untuk Vihara, walaupun mengaku ibunya pun Buddhist.
Dalam bayangan Bpk Anton Vihara itu sama seperti Vihara Wan Kiap Sie gg Tepekong Ps Baru dan Vihara Toa se bio Petak Sembilan dimana ibunya suka berkunjung.
Di depan Vihara Wan Kiap Sie ada juga Vihara Kwan Im yang dihuni oleh Cai cie upacara ritualnya pernah diprotes oleh lingkungannya memakai Tambur dan Kecring samapi masuk di koran.
Takut nanti peruntukan Vihara Dhammaccakkha Jaya nanti membuat tanah sekitarnya tidak laku.
Mereka datang kerumah bpk Anton dalam usaha mereka untuk mendapatkan sebidang Tanah tersebut (10 x 20 m), ternya rumah pak Anton pintunya depannya biasa bukan seperti yang digambarkan Bhante Sobhat dan diruang tamunya tidak ada Dewa Garuda.
Atas petunjuk Bhante Sombhat mencari ke daerah selatan dan berputar-putar didaerah jalan Teuku Umar dan jalan Tanjung No 8.
Tiba-2 seorang umat menujuk satu rumah pintu depannya bergaya Bali Rumah itu Jln Tanjung No 8. dan mereka turun berkunjung masuk kerumah tersebut dan mengutarakan maksud tujuannya membeli tanah di daerah Kawasan Badan Otorita Sunter.
Setelah dipersilakan masuk kedalam ruangan Tamu yang besar ternyata ada ukiran patung Garuda dari Bali. tepat seperti yang digambarkan oleh Bhante Sombhat.
Mereka lebih yakin lagi tidak salah alamat. dan ternyata itu rumah seorang Mayor Jenderal Dr, IS mantan penjabat BUMN yang terkenal.
Dengan ramah tamah mereka disambut oleh pemilik tanah.
Dan pemilik tanah menawarkan untuk mengambil satu blok saja. karena peruntukkannya untuk Vihara seperti yang mereka ceritakan tidak seperti bentuk Kelenteng. dan mengatakan dia asalnya dari Palembang yang pernah menjadi pusat Kerajaan Buddhis yang terkenal di Asia.
Mereka yang ingin membeli tanah tersebut terkejut atas tawaran yang diluar jangkauan biaya yang diperkirakan tersedia.
Dan lebih terkejut lagi tanah satu blok bukan untuk dijual tapi akan dihibakan olehnya.
Dan langsung menelepon bpk Anton Haliman untuk melaksanakan surat-2nya yang diperlukan yang akan dibuat di depan Notaris.
Jadi kesimpulan nya ibunda bpk Anton Haliman tidak mendapat informasi yang benar atau bpk Anton Haliman yang menutup informasi yang benar.
Mereka kelompok ini masih hidup.
Harap Sdr. Memperbaikinya informasinya supaya anda punya tulisan menjadi lebih valid

saya balas :

Ok.Nanti dikaji..Krn ada sumbernya,saya no comment,nanti mslh ini saya bw ke forum..Anumodana _/\_

di balas lagi :
Membuat sejarah yang salah juga menyebarkan kebohonganan. nanti cerita anda dianggap bohong juga.

Bhante Sombhat masih sering berkunjung ke Dhammacakkha Jaya.

Tante Mamy yang dijalan Kepu yang menrima tanah itu dari Mayor Jenderal IS masih hidup.

Pertanyaannya terlihat anda mendapatkan cerita dari sumber yang tidak benar.
Apakah anda mendapatkan cerita ini dari Sangha Agung.

buat TS ada comment?

Bro, coba lihat di Web Dhammacakka tentang sejarah Vihara: http://www.dhammacakka.org/index.php?option=com_content&view=article&id=67&Itemid=116

Kalimat ini saya kutip dari web tersebut tentang sejarah Vihara tersebut:
Setelah melalui pencarian yang cukup sulit, di daerah sekitar Ancol yang sedang diadakan pembangunan perumahan itulah akhirnya mereka menemukan sebuah tempat dengan ciri-ciri yang sesuai. Setelah mencari informasi, diketahui bahwa tanah tersebut milik PT. Agung Podomoro. Mengingat harga tanah yang cukup tinggi, maka tanah yang akan dibeli hanya seluas 1.000 m2  saja. Setelah mengetahui bahwa tanah tersebut akan dipergunakan untuk membangun vihara, ternyata Anton Haliman atas nama Direksi PT. Agung Podomoro sebaliknya ingin menyumbangkan satu blok tanah seluas satu hektar kepada Saṅgha, asalkan ijin pembangunannya sudah didapatkan. Pernyataan PT. Agung Podomoro untuk menyumbangkan satu blok tanah seluas satu hektar tersebut dituangkan dalam surat resmi kepada Saṅgha Theravāda Indonesia dan diserahkan langsung oleh Anton Haliman kepada Bhikkhu Paññāvaro selaku Sekretaris Jenderal Saṅgha Theravada Indonesia dalam suatu rapat di kantor PT. Agung Podomoro, Sunter. Pada waktu itu Saṅgha Theravāda Indonesia dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.



Sepertinya harus disampaikan ke Bapak Thio Kenghin jangan berbohong mengarang sejarah, Buddhism berbeda dengan religion lain, apapun alasannya nilai sebuah kebohongan adalah pelanggaran sila. Hanya dengan kejujuran kita bisa membangun sejarah yang baik.


Coba tanyakan lagi.. Yang bener mana nih?

Samanera yang saya hormati,
Dari yang saya ketahui pernyataan kedua-duanya benar, alamarhum Anton Haliman dan amarhum I*** S***** adalah rekan bisnis.Seperti yang umum terjadi di jaman Suharto, seringkali pejabat menyerahkan uangnya dan/atau fasilitas yang dimilikinya kepada orang lain untuk diolah.
Atau mengajak kerja-sama orang lain untuk berbisnis, jadi ia hanya memiliki saham pasif.

Kalau tidak salah para purnawirawan ABRI orde baru umumnya memiliki fasilitas-fasilitas untuk dikembangkan, pembagian tanah-tanah terlantar, hutan atau tanah-tanah bekas milik Belanda, atau  tanah-tanah sitaan dari penguasa lama dsbnya.

Dalam hal ini Bhante Sombat bertemu keduanya, yaitu alm. I**** S***** dan alm. Anton Haliman.

Demikian yang saya ketahui.

  ^:)^
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #65 on: 21 July 2010, 09:50:56 AM »
saya memposting mengenai cerita ini di facebook saya,dan mendapatkan tanggapan sebagai berikut :

message seperti berikut :

dari Thio Kenghin :
Pemiliknya bukan Anton Haliman.
Sewaktu Bhante Sombat menujuk sebidang tanah di daerah Sunter ada sumur tua.
Bhante Sombhat sudah mengetahui pemilik tanah tsb di daerah selatan pintu rumahnya berbentuk Gapura Kerajaan Majapahit di Trowulan dan diruang tamunya ada Patung Dewa Garuda terbuat dari kayu.
Beberapa umat Buddha berkeinginan membeli seluas 10 x 20 M dari Badan Otorita Sunter. dan ditunjuk ke P.T. Agung Podomoro sebagai penguasa karena telah membebaskan tanah tersebut dan membuat Site Plan dan Sarana Penunjang seperti Jalan, Saluran air dan Waduk Sunter.
Mereka datang kesana diketemukan Bpk Anton Haliman.
Bpk Anton Haliman menolak menjual tanah tersebut peruntukannya untuk Vihara, walaupun mengaku ibunya pun Buddhist.
Dalam bayangan Bpk Anton Vihara itu sama seperti Vihara Wan Kiap Sie gg Tepekong Ps Baru dan Vihara Toa se bio Petak Sembilan dimana ibunya suka berkunjung.
Di depan Vihara Wan Kiap Sie ada juga Vihara Kwan Im yang dihuni oleh Cai cie upacara ritualnya pernah diprotes oleh lingkungannya memakai Tambur dan Kecring samapi masuk di koran.
Takut nanti peruntukan Vihara Dhammaccakkha Jaya nanti membuat tanah sekitarnya tidak laku.
Mereka datang kerumah bpk Anton dalam usaha mereka untuk mendapatkan sebidang Tanah tersebut (10 x 20 m), ternya rumah pak Anton pintunya depannya biasa bukan seperti yang digambarkan Bhante Sobhat dan diruang tamunya tidak ada Dewa Garuda.
Atas petunjuk Bhante Sombhat mencari ke daerah selatan dan berputar-putar didaerah jalan Teuku Umar dan jalan Tanjung No 8.
Tiba-2 seorang umat menujuk satu rumah pintu depannya bergaya Bali Rumah itu Jln Tanjung No 8. dan mereka turun berkunjung masuk kerumah tersebut dan mengutarakan maksud tujuannya membeli tanah di daerah Kawasan Badan Otorita Sunter.
Setelah dipersilakan masuk kedalam ruangan Tamu yang besar ternyata ada ukiran patung Garuda dari Bali. tepat seperti yang digambarkan oleh Bhante Sombhat.
Mereka lebih yakin lagi tidak salah alamat. dan ternyata itu rumah seorang Mayor Jenderal Dr, IS mantan penjabat BUMN yang terkenal.
Dengan ramah tamah mereka disambut oleh pemilik tanah.
Dan pemilik tanah menawarkan untuk mengambil satu blok saja. karena peruntukkannya untuk Vihara seperti yang mereka ceritakan tidak seperti bentuk Kelenteng. dan mengatakan dia asalnya dari Palembang yang pernah menjadi pusat Kerajaan Buddhis yang terkenal di Asia.
Mereka yang ingin membeli tanah tersebut terkejut atas tawaran yang diluar jangkauan biaya yang diperkirakan tersedia.
Dan lebih terkejut lagi tanah satu blok bukan untuk dijual tapi akan dihibakan olehnya.
Dan langsung menelepon bpk Anton Haliman untuk melaksanakan surat-2nya yang diperlukan yang akan dibuat di depan Notaris.
Jadi kesimpulan nya ibunda bpk Anton Haliman tidak mendapat informasi yang benar atau bpk Anton Haliman yang menutup informasi yang benar.
Mereka kelompok ini masih hidup.
Harap Sdr. Memperbaikinya informasinya supaya anda punya tulisan menjadi lebih valid

saya balas :

Ok.Nanti dikaji..Krn ada sumbernya,saya no comment,nanti mslh ini saya bw ke forum..Anumodana _/\_

di balas lagi :
Membuat sejarah yang salah juga menyebarkan kebohonganan. nanti cerita anda dianggap bohong juga.

Bhante Sombhat masih sering berkunjung ke Dhammacakkha Jaya.

Tante Mamy yang dijalan Kepu yang menrima tanah itu dari Mayor Jenderal IS masih hidup.

Pertanyaannya terlihat anda mendapatkan cerita dari sumber yang tidak benar.
Apakah anda mendapatkan cerita ini dari Sangha Agung.

buat TS ada comment?

Bro, coba lihat di Web Dhammacakka tentang sejarah Vihara: http://www.dhammacakka.org/index.php?option=com_content&view=article&id=67&Itemid=116

Kalimat ini saya kutip dari web tersebut tentang sejarah Vihara tersebut:
Setelah melalui pencarian yang cukup sulit, di daerah sekitar Ancol yang sedang diadakan pembangunan perumahan itulah akhirnya mereka menemukan sebuah tempat dengan ciri-ciri yang sesuai. Setelah mencari informasi, diketahui bahwa tanah tersebut milik PT. Agung Podomoro. Mengingat harga tanah yang cukup tinggi, maka tanah yang akan dibeli hanya seluas 1.000 m2  saja. Setelah mengetahui bahwa tanah tersebut akan dipergunakan untuk membangun vihara, ternyata Anton Haliman atas nama Direksi PT. Agung Podomoro sebaliknya ingin menyumbangkan satu blok tanah seluas satu hektar kepada Saṅgha, asalkan ijin pembangunannya sudah didapatkan. Pernyataan PT. Agung Podomoro untuk menyumbangkan satu blok tanah seluas satu hektar tersebut dituangkan dalam surat resmi kepada Saṅgha Theravāda Indonesia dan diserahkan langsung oleh Anton Haliman kepada Bhikkhu Paññāvaro selaku Sekretaris Jenderal Saṅgha Theravada Indonesia dalam suatu rapat di kantor PT. Agung Podomoro, Sunter. Pada waktu itu Saṅgha Theravāda Indonesia dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.



Sepertinya harus disampaikan ke Bapak Thio Kenghin jangan berbohong mengarang sejarah, Buddhism berbeda dengan religion lain, apapun alasannya nilai sebuah kebohongan adalah pelanggaran sila. Hanya dengan kejujuran kita bisa membangun sejarah yang baik.


Coba tanyakan lagi.. Yang bener mana nih?

Samanera yang saya hormati,
Dari yang saya ketahui pernyataan kedua-duanya benar, alamarhum Anton Haliman dan amarhum I*** S***** adalah rekan bisnis.Seperti yang umum terjadi di jaman Suharto, seringkali pejabat menyerahkan uangnya dan/atau fasilitas yang dimilikinya kepada orang lain untuk diolah.
Atau mengajak kerja-sama orang lain untuk berbisnis, jadi ia hanya memiliki saham pasif.

Kalau tidak salah para purnawirawan ABRI orde baru umumnya memiliki fasilitas-fasilitas untuk dikembangkan, pembagian tanah-tanah terlantar, hutan atau tanah-tanah bekas milik Belanda, atau  tanah-tanah sitaan dari penguasa lama dsbnya.

Dalam hal ini Bhante Sombat bertemu keduanya, yaitu alm. I**** S***** dan alm. Anton Haliman.

Demikian yang saya ketahui.

  ^:)^


Oh.. begitu. Thanks untuk penjelasannya.

Offline lelaki

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 7
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #66 on: 22 July 2010, 12:00:55 AM »
saya memposting mengenai cerita ini di facebook saya,dan mendapatkan tanggapan sebagai berikut :

message seperti berikut :

dari Thio Kenghin :
Pemiliknya bukan Anton Haliman.
Sewaktu Bhante Sombat menujuk sebidang tanah di daerah Sunter ada sumur tua.
Bhante Sombhat sudah mengetahui pemilik tanah tsb di daerah selatan pintu rumahnya berbentuk Gapura Kerajaan Majapahit di Trowulan dan diruang tamunya ada Patung Dewa Garuda terbuat dari kayu.
Beberapa umat Buddha berkeinginan membeli seluas 10 x 20 M dari Badan Otorita Sunter. dan ditunjuk ke P.T. Agung Podomoro sebagai penguasa karena telah membebaskan tanah tersebut dan membuat Site Plan dan Sarana Penunjang seperti Jalan, Saluran air dan Waduk Sunter.
Mereka datang kesana diketemukan Bpk Anton Haliman.
Bpk Anton Haliman menolak menjual tanah tersebut peruntukannya untuk Vihara, walaupun mengaku ibunya pun Buddhist.
Dalam bayangan Bpk Anton Vihara itu sama seperti Vihara Wan Kiap Sie gg Tepekong Ps Baru dan Vihara Toa se bio Petak Sembilan dimana ibunya suka berkunjung.
Di depan Vihara Wan Kiap Sie ada juga Vihara Kwan Im yang dihuni oleh Cai cie upacara ritualnya pernah diprotes oleh lingkungannya memakai Tambur dan Kecring samapi masuk di koran.
Takut nanti peruntukan Vihara Dhammaccakkha Jaya nanti membuat tanah sekitarnya tidak laku.
Mereka datang kerumah bpk Anton dalam usaha mereka untuk mendapatkan sebidang Tanah tersebut (10 x 20 m), ternya rumah pak Anton pintunya depannya biasa bukan seperti yang digambarkan Bhante Sobhat dan diruang tamunya tidak ada Dewa Garuda.
Atas petunjuk Bhante Sombhat mencari ke daerah selatan dan berputar-putar didaerah jalan Teuku Umar dan jalan Tanjung No 8.
Tiba-2 seorang umat menujuk satu rumah pintu depannya bergaya Bali Rumah itu Jln Tanjung No 8. dan mereka turun berkunjung masuk kerumah tersebut dan mengutarakan maksud tujuannya membeli tanah di daerah Kawasan Badan Otorita Sunter.
Setelah dipersilakan masuk kedalam ruangan Tamu yang besar ternyata ada ukiran patung Garuda dari Bali. tepat seperti yang digambarkan oleh Bhante Sombhat.
Mereka lebih yakin lagi tidak salah alamat. dan ternyata itu rumah seorang Mayor Jenderal Dr, IS mantan penjabat BUMN yang terkenal.
Dengan ramah tamah mereka disambut oleh pemilik tanah.
Dan pemilik tanah menawarkan untuk mengambil satu blok saja. karena peruntukkannya untuk Vihara seperti yang mereka ceritakan tidak seperti bentuk Kelenteng. dan mengatakan dia asalnya dari Palembang yang pernah menjadi pusat Kerajaan Buddhis yang terkenal di Asia.
Mereka yang ingin membeli tanah tersebut terkejut atas tawaran yang diluar jangkauan biaya yang diperkirakan tersedia.
Dan lebih terkejut lagi tanah satu blok bukan untuk dijual tapi akan dihibakan olehnya.
Dan langsung menelepon bpk Anton Haliman untuk melaksanakan surat-2nya yang diperlukan yang akan dibuat di depan Notaris.
Jadi kesimpulan nya ibunda bpk Anton Haliman tidak mendapat informasi yang benar atau bpk Anton Haliman yang menutup informasi yang benar.
Mereka kelompok ini masih hidup.
Harap Sdr. Memperbaikinya informasinya supaya anda punya tulisan menjadi lebih valid

saya balas :

Ok.Nanti dikaji..Krn ada sumbernya,saya no comment,nanti mslh ini saya bw ke forum..Anumodana _/\_

di balas lagi :
Membuat sejarah yang salah juga menyebarkan kebohonganan. nanti cerita anda dianggap bohong juga.

Bhante Sombhat masih sering berkunjung ke Dhammacakkha Jaya.

Tante Mamy yang dijalan Kepu yang menrima tanah itu dari Mayor Jenderal IS masih hidup.

Pertanyaannya terlihat anda mendapatkan cerita dari sumber yang tidak benar.
Apakah anda mendapatkan cerita ini dari Sangha Agung.

buat TS ada comment?

Bro, coba lihat di Web Dhammacakka tentang sejarah Vihara: http://www.dhammacakka.org/index.php?option=com_content&view=article&id=67&Itemid=116

Kalimat ini saya kutip dari web tersebut tentang sejarah Vihara tersebut:
Setelah melalui pencarian yang cukup sulit, di daerah sekitar Ancol yang sedang diadakan pembangunan perumahan itulah akhirnya mereka menemukan sebuah tempat dengan ciri-ciri yang sesuai. Setelah mencari informasi, diketahui bahwa tanah tersebut milik PT. Agung Podomoro. Mengingat harga tanah yang cukup tinggi, maka tanah yang akan dibeli hanya seluas 1.000 m2  saja. Setelah mengetahui bahwa tanah tersebut akan dipergunakan untuk membangun vihara, ternyata Anton Haliman atas nama Direksi PT. Agung Podomoro sebaliknya ingin menyumbangkan satu blok tanah seluas satu hektar kepada Saṅgha, asalkan ijin pembangunannya sudah didapatkan. Pernyataan PT. Agung Podomoro untuk menyumbangkan satu blok tanah seluas satu hektar tersebut dituangkan dalam surat resmi kepada Saṅgha Theravāda Indonesia dan diserahkan langsung oleh Anton Haliman kepada Bhikkhu Paññāvaro selaku Sekretaris Jenderal Saṅgha Theravada Indonesia dalam suatu rapat di kantor PT. Agung Podomoro, Sunter. Pada waktu itu Saṅgha Theravāda Indonesia dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.



Sepertinya harus disampaikan ke Bapak Thio Kenghin jangan berbohong mengarang sejarah, Buddhism berbeda dengan religion lain, apapun alasannya nilai sebuah kebohongan adalah pelanggaran sila. Hanya dengan kejujuran kita bisa membangun sejarah yang baik.


Coba tanyakan lagi.. Yang bener mana nih?

Samanera yang saya hormati,
Dari yang saya ketahui pernyataan kedua-duanya benar, alamarhum Anton Haliman dan amarhum I*** S***** adalah rekan bisnis.Seperti yang umum terjadi di jaman Suharto, seringkali pejabat menyerahkan uangnya dan/atau fasilitas yang dimilikinya kepada orang lain untuk diolah.
Atau mengajak kerja-sama orang lain untuk berbisnis, jadi ia hanya memiliki saham pasif.

Kalau tidak salah para purnawirawan ABRI orde baru umumnya memiliki fasilitas-fasilitas untuk dikembangkan, pembagian tanah-tanah terlantar, hutan atau tanah-tanah bekas milik Belanda, atau  tanah-tanah sitaan dari penguasa lama dsbnya.

Dalam hal ini Bhante Sombat bertemu keduanya, yaitu alm. I**** S***** dan alm. Anton Haliman.

Demikian yang saya ketahui.

  ^:)^

Satu tambah satu sama dengan Dua, TIADA KEBENARAN YANG MENDUA. Please d... jangan menutupi kebohongan dengan kebohongan lagi. Capek d....

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #67 on: 22 July 2010, 12:09:14 AM »
[at] lelaki

Disini tak ada niat sedikit-pun berbohong ato menutupi kebohongan
mungkin saja ..... ada kesalahan persepsi ato hal yg "terlupakan" ... yg memberi kesan seperti menutup-nutup .....

kalo bro lelaki mengetahui seluk-beluk sejarahnya
Silakan share  _/\_ ......


  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline lelaki

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 7
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #68 on: 22 July 2010, 12:34:56 AM »
[at] lelaki

Disini tak ada niat sedikit-pun berbohong ato menutupi kebohongan
mungkin saja ..... ada kesalahan persepsi ato hal yg "terlupakan" ... yg memberi kesan seperti menutup-nutup .....

kalo bro lelaki mengetahui seluk-beluk sejarahnya
Silakan share  _/\_ ......

Yah, atur aja d pake bahasa lo bro. Kesalahan pepsi cola,hehe. "terlupakan", kesan seperti menutup-nutup, what ever.

Emang yang di atas blom jelas yah Bro? Oh my god.... Ampunilah pengikutmu yang cakep ini yah Buddha. ;D

 ^:)^ ^:)^ ^:)^

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #69 on: 22 July 2010, 12:43:19 AM »
^
^
Soo ......
kalo loe tau jalan cerita yg sebenarnya .... kenapa gak di ceritakan
kenapa loe tau itu cerita yg salah?
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #70 on: 22 July 2010, 07:02:47 AM »
Kalau sendiri tahu dan tidak menceritakan tapi mengatakan yang ada itu salah, lalu siapa yg manutup2xi ? Langsung saja bro :)
There is no place like 127.0.0.1

Offline lelaki

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 7
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #71 on: 22 July 2010, 07:51:25 AM »
Kalau sendiri tahu dan tidak menceritakan tapi mengatakan yang ada itu salah, lalu siapa yg manutup2xi ? Langsung saja bro :)

Di luar cerita di atas, sedikit informasi untuk Anda, tanah berdirinya Vihara Dhammacakkajaya Sunter pun memiliki  ‘kembarannya’ dan kisah tersendiri.

Konon Alm Bapak Anton Haliman (Pendiri Agung Podomoro Group) sewaktu mendonorkan tanah pada Sangha,  tak memahami Sangha sudah mengkotakkan diri.

Seperti kebanyakan donatur lain,  mereka masih berpikir semua biku adalah muridnya Ashin Jinarakkhita Mahathera dari Sangha Agung Indonesia.  Mereka tak mengetahui ada biku-biku ‘lulusan’ Wat Bovoranives  yang sudah memisahkan diri dari Sangha Agung Indonesia.

Jadi, tanah didanakan pada biku-biku ‘lulusan’ Wat Bovoranives tersebut, yang sekarang menjadi tempat berdirinya Vihara Dhammacakkajaya, Sunter.

Nah, belakangan setelah tanah itu terlanjur didanakan, barulah disadari biku-biku ‘lulusan’ Wat Bovoranives tersebut sudah memisahkan diri dari Ashin Jinarakkhita Mahathera di Sangha Agung Indonesia.

Karena perasaan tak enak hatinya pada Ashin Jinarakkhita Mahathera, Ibunda pendonor meminta anaknya kembali mendonorkan sebidang tanah yang sama pada Sangha, dalam hal ini pada Ashin Jinarakkhita Mahathera di Sangha Agung Indonesia.

Maka, donatur yang mendirikan perumahan elit di Sunter ini pun kembali mendonorkan sepetak tanah pada Sangha, kali ini pada Sangha Agung Indonesia. Lokasi tanah ini tak jauh dari Vihara Dhammacakkajaya, yakni di : JL. Agung Tengah 7 No.1 Blok B i/6 Sunter Agung Podomoro, dimana saat ini berdiri Sekolah Dharma Budi Bhakti.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #72 on: 22 July 2010, 07:55:32 AM »
sip. thanks bro

kalau sudah diungkapkan dari berbagai sudut, baru bisa dibahas :)
There is no place like 127.0.0.1

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #73 on: 22 July 2010, 05:09:05 PM »
Kalau sendiri tahu dan tidak menceritakan tapi mengatakan yang ada itu salah, lalu siapa yg manutup2xi ? Langsung saja bro :)

Di luar cerita di atas, sedikit informasi untuk Anda, tanah berdirinya Vihara Dhammacakkajaya Sunter pun memiliki  ‘kembarannya’ dan kisah tersendiri.

Konon Alm Bapak Anton Haliman (Pendiri Agung Podomoro Group) sewaktu mendonorkan tanah pada Sangha,  tak memahami Sangha sudah mengkotakkan diri.

Seperti kebanyakan donatur lain,  mereka masih berpikir semua biku adalah muridnya Ashin Jinarakkhita Mahathera dari Sangha Agung Indonesia.  Mereka tak mengetahui ada biku-biku ‘lulusan’ Wat Bovoranives  yang sudah memisahkan diri dari Sangha Agung Indonesia.

Jadi, tanah didanakan pada biku-biku ‘lulusan’ Wat Bovoranives tersebut, yang sekarang menjadi tempat berdirinya Vihara Dhammacakkajaya, Sunter.

Nah, belakangan setelah tanah itu terlanjur didanakan, barulah disadari biku-biku ‘lulusan’ Wat Bovoranives tersebut sudah memisahkan diri dari Ashin Jinarakkhita Mahathera di Sangha Agung Indonesia.

Bro lelaki yang baik,

Setahu saya pada waktu memberikan tanah itu bapak Anton Haliman bukan hanya tak tahu Sangha mengkotakkan diri, ia bahkan tak tahu apa itu Sangha karena ia sekuler non-agama. Boleh tahu darimana sumber bro lelaki...? Apakah yang memberitahu anda mengenal langsung mereka..?

Quote
Karena perasaan tak enak hatinya pada Ashin Jinarakkhita Mahathera, Ibunda pendonor meminta anaknya kembali mendonorkan sebidang tanah yang sama pada Sangha, dalam hal ini pada Ashin Jinarakkhita Mahathera di Sangha Agung Indonesia.

Yang saya tahu, ibunda pak Anton adalah umat Buddha tradisi yang suka ke Vihara Sakyavanaram. Karena belakangan Ashin Jinarakkhita Mahathera tahu bahwa ibunda pak Anton adalah umat yang sering ke Vihara Sakyavanaram, kemudian ia juga meminta sebidang tanah melalui ibunda pak Anton.

Quote
Maka, donatur yang mendirikan perumahan elit di Sunter ini pun kembali mendonorkan sepetak tanah pada Sangha, kali ini pada Sangha Agung Indonesia. Lokasi tanah ini tak jauh dari Vihara Dhammacakkajaya, yakni di : JL. Agung Tengah 7 No.1 Blok B i/6 Sunter Agung Podomoro, dimana saat ini berdiri Sekolah Dharma Budi Bhakti.
Setuju.....
 
_/\_

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline lelaki

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 7
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #74 on: 22 July 2010, 07:30:40 PM »
Kalau sendiri tahu dan tidak menceritakan tapi mengatakan yang ada itu salah, lalu siapa yg manutup2xi ? Langsung saja bro :)
Bro lelaki yang baik,

Setahu saya pada waktu memberikan tanah itu bapak Anton Haliman bukan hanya tak tahu Sangha mengkotakkan diri, ia bahkan tak tahu apa itu Sangha karena ia sekuler non-agama. Boleh tahu darimana sumber bro lelaki...? Apakah yang memberitahu anda mengenal langsung mereka..?



Offline williamhalim

    * Sebelumnya: willibordus
    * KalyanaMitta
    * *****
    * Thank You
    * -Given: 75
    * -Receive: 63
    *
    * Posts: 1.995
    * Reputasi: 100
    * Gender: Male
    * Ain't Talkin' 'Bout Love
    *
          o Yahoo Instant Messenger - willibordus [at] gmail.com

Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« on: 15 January 2010, 11:47:46 AM »

    * Quote
    * Thank You

Saya lagi mengumpulkan data tentang Drs. Mochtar Rasyid, alm. dulu dikenal dengan nama Bhante Subbhato. Salah satu link yg sy temukan ketika mencari informasi mengenai Beliau adalah link ini: http://harpin.wordpress.com/pic-history/ . Link ini berisi artikel yg cukup informatif mengenai sejarah Sangha dan Organisasi Buddhist di Indonesia.

Sejarah yg baik adalah yg mencatat apa adanya, hitam atau putih telah berlalu. Mengetahui sejarah dan dapat belajar darinya adalah suatu kebijaksanaan.



Quote
Yang saya tahu, ibunda pak Anton adalah umat Buddha tradisi yang suka ke Vihara Sakyavanaram. Karena belakangan Ashin Jinarakkhita Mahathera tahu bahwa ibunda pak Anton adalah umat yang sering ke Vihara Sakyavanaram, kemudian ia juga meminta sebidang tanah melalui ibunda pak Anton.

 :o  :o :o =)) =)) =))

|-) |-) |-)

Thank you all.
Jangan berbuat jahat, perbanyak kebajikan, sucikan hati dan pikiran, itulah ajaran semua Buddha. :lotus: :lotus: :lotus:
Bye... < :-* <:-P ^:)^ ^:)^ ^:)^

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #75 on: 23 July 2010, 05:25:53 PM »
Kalau sendiri tahu dan tidak menceritakan tapi mengatakan yang ada itu salah, lalu siapa yg manutup2xi ? Langsung saja bro :)
Bro lelaki yang baik,

Setahu saya pada waktu memberikan tanah itu bapak Anton Haliman bukan hanya tak tahu Sangha mengkotakkan diri, ia bahkan tak tahu apa itu Sangha karena ia sekuler non-agama. Boleh tahu darimana sumber bro lelaki...? Apakah yang memberitahu anda mengenal langsung mereka..?



Offline williamhalim

    * Sebelumnya: willibordus
    * KalyanaMitta
    * *****
    * Thank You
    * -Given: 75
    * -Receive: 63
    *
    * Posts: 1.995
    * Reputasi: 100
    * Gender: Male
    * Ain't Talkin' 'Bout Love
    *
          o Yahoo Instant Messenger - willibordus [at] gmail.com

Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« on: 15 January 2010, 11:47:46 AM »

    * Quote
    * Thank You

Saya lagi mengumpulkan data tentang Drs. Mochtar Rasyid, alm. dulu dikenal dengan nama Bhante Subbhato. Salah satu link yg sy temukan ketika mencari informasi mengenai Beliau adalah link ini: http://harpin.wordpress.com/pic-history/ . Link ini berisi artikel yg cukup informatif mengenai sejarah Sangha dan Organisasi Buddhist di Indonesia.

Sejarah yg baik adalah yg mencatat apa adanya, hitam atau putih telah berlalu. Mengetahui sejarah dan dapat belajar darinya adalah suatu kebijaksanaan.



Quote
Yang saya tahu, ibunda pak Anton adalah umat Buddha tradisi yang suka ke Vihara Sakyavanaram. Karena belakangan Ashin Jinarakkhita Mahathera tahu bahwa ibunda pak Anton adalah umat yang sering ke Vihara Sakyavanaram, kemudian ia juga meminta sebidang tanah melalui ibunda pak Anton.

 :o  :o :o =)) =)) =))

|-) |-) |-)

Thank you all.
Jangan berbuat jahat, perbanyak kebajikan, sucikan hati dan pikiran, itulah ajaran semua Buddha. :lotus: :lotus: :lotus:
Bye... < :-* <:-P ^:)^ ^:)^ ^:)^

Bro Lelaki yang baik,

Mungkin karena anda memiliki suatu "kemelekatan kuat" terhadap yang anda dengar dari satu sisi, oleh karena itu sikap anda terhadap hal ini bisa dimengerti, tolong coba tanyakan kepada bro Harpin yang anda jadikan sebagai acuan, darimanakah sumbernya?

Apakah ia mengenal tokoh sejarah yang terlibat?

Saya mengetahui sebagian sejarah Vihara Dhammacakkajaya sejak belum lahir, ketika STI masih bermarkas di Vihara Buddha Metta, saya mengenal secara pribadi bhante Sombat, saya mengenal secara pribadi pak Mochtar Rasyid, saya mengenal secara pribadi tante Chandra yang disebut tante Mamy yang di Kepu, saya mengenal pak Cucu Ali Hartono ketika saya masih aktif datang ke Vihara Dharma Kirti tahun 70-an, di Palembang jaman Bhiksuni Gunaloka (pak Cucu kemudian menjadi ketua MBI, saya rasa waktu itu namanya masih MUABI, ia diberikan tugas membangun tanah yang sekarang jadi sekolah Dharma Budi Bakti oleh Ashin Jinarakkkhita, ibu Suktadharmi adalah adik ipar nenek saya, kalau tidak salah juga menjadi anggota yayasan di DBB). Dan saya juga mengenal langsung pak Anton Haliman.

Bhante Sombat secara pribadi memberitahu saya dan beberapa teman-teman yang ketika itu sering ke Buddha Metta mengenai maksud beliau untuk membangun  Vihara dan mencari tanah. Yang masih saya ingat beliau mengatakan langsung kepada saya ketika itu bahwa uang yang tersedia hanya berjumlah kira-kira Rp 33 juta rupiah.
Beliau juga mengajak saya berkunjung ke Sunter, di lokasi yang sekarang berdiri Vihara Dhammacakka waktu masih padang ilalang, ketika itu Sunter masih dianggap "tempat Jin buang anak" kami berteduh dibawah pohon sengon yang sampai sekarang masih tegak berdiri.

Pak Anton Haliman sendiri merasa puas setelah mendanakan tanahnya untuk Vihara, tanahnya yang tadinya tidak laku mendadak menjadi ramai luar biasa, banyak yang membeli, oleh karena itu beliau menyumbangkan lagi pagar untuk Vihara, yang masih berdiri sampai sekarang.

Dan saya tegaskan sekali lagi pak Anton Haliman baru mengenal Dhamma sejak pembangunan Vihara Dhammacakka. Sebelumnya ia non-agama/Buddhis KTP.

Nah sekarang coba jelaskan sumber anda, adakah sumber lain, selain dari blog bro Harpin? Dan coba tolong tanyakan sumber bro Harpin.
 
_/\_
« Last Edit: 23 July 2010, 05:42:09 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #76 on: 23 July 2010, 07:22:01 PM »
Maaf koreksi sedikit (tadi tidak sempat koreksi), bhiksuni Jinaloka bukan Gunaloka

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #77 on: 29 July 2010, 09:16:47 PM »
well silahkan berbicara, kita sebagi umat hanya ada di pinggir dan mendoakan semoga semuanya sadar dengan apa yang mereka lalukan.

Bro Daimon, emang Sangha yang anda 'Senang, sayang dan Bangga' udah pasti 'Sempurna' !, karena dari tulisan yang anda kemukakan sepertinya sudah pasti kesalahan ada di pihak Sangha yang anda tidak suka karena berkhianat ('berkhianat' pendapat bro Daimon) !
Bro Daimon yang kamu kemukakan adalah curhat dari pandangan pribadi kamu, dimana hasil dari mendengar, isu, dan melihat hanya yang ada, tetapi ada hal2 lainnya masih  belum bro Daimon ketahui,
karena hal menyangkut prilaku dari tokoh2 di kalangan Buddhis, jadi tidak boleh diceritakan.

Jadi alangkah baiknya jika bro Daimon tidak mencampuri urusan Sangha, dan janganlah menghakimi bahwa ada anggota Sangha yang berkhianat, cara itu bukanlah perbuatan baik !

IMO, tidak ada Sangha yang berkhianat, tapi memang sesuai dengan pandangan masing2 aliran yaitu pedoman Vinaya & Sila berbeda tidak mungkin bersatu.
Tapi karena semuanya mengaku ajaran Buddha, jadi untuk menampung aliran beberapa Sangha yang ada karena berbeda pedoman juga sudah terbentuk yaitu KASI.
Karena demikian yang ada, itulah yang harus kita akui.
Kita sebagai umat awam tentulah lebih bijak tidak mencampuri urusan Sangha. Karena para anggota Sangha lah lebih tahu apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

seperti tulisan Bro Fabian. saya setuju sekali, karena tidak berpihakan sesuai kenyataan yang ada.
 _/\_


memang wa ada tulis berkhianat yah? di baca lagi toh post nya  rasanya aku sudah berusaha berbicara secara netral sekali disini. Pernyataan yang daku tulis hanya menitik beratkan jangan sampai perbuataan terhadap Bhante Ashin Jinarakitha  terulang lagi di kemudian hari.

toh daku juga masih umat Theravada tidak ada maksud untuk menyudutkan STI dll karena kita berbicara soal sejarah dan tentunya hal yang buruk jangan sampai terulang kembali.
« Last Edit: 29 July 2010, 09:22:08 PM by daimond »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #78 on: 29 July 2010, 09:19:55 PM »

memang wa ada tulis berkhianat yah? di baca lagi toh post nya  rasanya aku sudah berusaha berbicara secara netral sekali disini. Pernyataan yang daku tulis hanya menitik beratkan jangan sampai perbuataan terhadap Bhante Ashin Jinarakitha tidak terulang lagi di kemudian hari. toh daku juga masih umat Theravada.

Insyaf Bro, jangan mengharapkan kejadian buruk terulang lagi

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #79 on: 29 July 2010, 09:22:19 PM »
sorry salah tulis, sudah di edit

Offline lelaki

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 7
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #80 on: 29 July 2010, 11:45:56 PM »
[admin]fix the quote nest[/admin]
Quote
Bro Lelaki yang baik,

Mungkin karena anda memiliki suatu "kemelekatan kuat" terhadap yang anda dengar dari satu sisi, oleh karena itu sikap anda terhadap hal ini bisa dimengerti, tolong coba tanyakan kepada bro Harpin yang anda jadikan sebagai acuan, darimanakah sumbernya?

Apakah ia mengenal tokoh sejarah yang terlibat?

Saya mengetahui sebagian sejarah Vihara Dhammacakkajaya sejak belum lahir, ketika STI masih bermarkas di Vihara Buddha Metta, saya mengenal secara pribadi bhante Sombat, saya mengenal secara pribadi pak Mochtar Rasyid, saya mengenal secara pribadi tante Chandra yang disebut tante Mamy yang di Kepu, saya mengenal pak Cucu Ali Hartono ketika saya masih aktif datang ke Vihara Dharma Kirti tahun 70-an, di Palembang jaman Bhiksuni Gunaloka (pak Cucu kemudian menjadi ketua MBI, saya rasa waktu itu namanya masih MUABI, ia diberikan tugas membangun tanah yang sekarang jadi sekolah Dharma Budi Bakti oleh Ashin Jinarakkkhita, ibu Suktadharmi adalah adik ipar nenek saya, kalau tidak salah juga menjadi anggota yayasan di DBB). Dan saya juga mengenal langsung pak Anton Haliman.

Bhante Sombat secara pribadi memberitahu saya dan beberapa teman-teman yang ketika itu sering ke Buddha Metta mengenai maksud beliau untuk membangun  Vihara dan mencari tanah. Yang masih saya ingat beliau mengatakan langsung kepada saya ketika itu bahwa uang yang tersedia hanya berjumlah kira-kira Rp 33 juta rupiah.
Beliau juga mengajak saya berkunjung ke Sunter, di lokasi yang sekarang berdiri Vihara Dhammacakka waktu masih padang ilalang, ketika itu Sunter masih dianggap "tempat Jin buang anak" kami berteduh dibawah pohon sengon yang sampai sekarang masih tegak berdiri.

Pak Anton Haliman sendiri merasa puas setelah mendanakan tanahnya untuk Vihara, tanahnya yang tadinya tidak laku mendadak menjadi ramai luar biasa, banyak yang membeli, oleh karena itu beliau menyumbangkan lagi pagar untuk Vihara, yang masih berdiri sampai sekarang.

Dan saya tegaskan sekali lagi pak Anton Haliman baru mengenal Dhamma sejak pembangunan Vihara Dhammacakka. Sebelumnya ia non-agama/Buddhis KTP.

Nah sekarang coba jelaskan sumber anda, adakah sumber lain, selain dari blog bro Harpin? Dan coba tolong tanyakan sumber bro Harpin.
 
_/\_

Dear Bro Fabian yang anak angkat B.Thitaketuko yang sangat baik,
Sori baru selancar di room ini lagi.

Tidak ada diantara kita yang tidak melekat pada yang kita dengar dan baca di sini. Bagaimanapun pengalaman Anda, termasuk mengenal V. Dhammacakka sebelum lahir itu urusan Anda yang belum tentu benar. Itu tidak menambah nilai lebih seperti saya mengenal keluarga B.Thitaketuko di Bengkulu atau saya mengenal B.Uttamo sebelum beliau jadi bikkhu.

Saya hanya menkritisi postingan geng anda atas nama Thio Kenghin yang mengaku saksi hidup yang mengatakan Bapak Anton Haliman bukan donatur tanah di Dhammacakka, yang syukurlah setelah aku posting informasi dari web Dhammacakka tidak ada lagi yang menyangkal Bapak Anton Haliman adalah donatur vihara Dhammacakka Jaya.

Kalau Anda benar2 saksi hidup yang mengetahui, kenapa tidak dari 5 bulan lalu Anda membenarkan Anton Haliman adalah donatur tanah Vihara Dhammacakka? Kenapa harus menunggu postingan aku dulu? Berpijak dari sikap Anda saya meragukan kebenaran dan kenetralan informasi dari Anda sebagai saksi hidup, atau mungkin anda saksi yang tidak tahu apa2 behind the scene?

Lagian Jenderal IS itu siapa sih? Kok kayak pencuri atau pelaku kriminal saja harus pakai inisial segala? Hahaha, memalukan.

Soal informasi dari Harpin lo tanya aja sendiri ke dia, bukannya kamu temen deket dia? Atau tanya aja sama yang posting tulisan dia di room ini, berani gak?

Udah deh, gue mau cabut dulu yah, mau shoping2 dulu. Nanti kalo ada waktu, atau kalo gak ngantuk gue layanin lagi postingan lo. Tapi gue orangnya agak males, xixixixi, moga2 aja lo punya karma baik matang jadi mendapat kesempatan ditanggapin gue. ;D Tapi biar gak ditanggapin gue, gue bebasin  kok lo cuap2 sendiri di room ini, gue cukup jadi penonton aja.

Bye.



« Last Edit: 30 July 2010, 10:22:32 AM by Sumedho »

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #81 on: 30 July 2010, 08:25:25 PM »
fix the quote nest
Quote
Bro Lelaki yang baik,

Mungkin karena anda memiliki suatu "kemelekatan kuat" terhadap yang anda dengar dari satu sisi, oleh karena itu sikap anda terhadap hal ini bisa dimengerti, tolong coba tanyakan kepada bro Harpin yang anda jadikan sebagai acuan, darimanakah sumbernya?

Apakah ia mengenal tokoh sejarah yang terlibat?

Saya mengetahui sebagian sejarah Vihara Dhammacakkajaya sejak belum lahir, ketika STI masih bermarkas di Vihara Buddha Metta, saya mengenal secara pribadi bhante Sombat, saya mengenal secara pribadi pak Mochtar Rasyid, saya mengenal secara pribadi tante Chandra yang disebut tante Mamy yang di Kepu, saya mengenal pak Cucu Ali Hartono ketika saya masih aktif datang ke Vihara Dharma Kirti tahun 70-an, di Palembang jaman Bhiksuni Gunaloka (pak Cucu kemudian menjadi ketua MBI, saya rasa waktu itu namanya masih MUABI, ia diberikan tugas membangun tanah yang sekarang jadi sekolah Dharma Budi Bakti oleh Ashin Jinarakkkhita, ibu Suktadharmi adalah adik ipar nenek saya, kalau tidak salah juga menjadi anggota yayasan di DBB). Dan saya juga mengenal langsung pak Anton Haliman.

Bhante Sombat secara pribadi memberitahu saya dan beberapa teman-teman yang ketika itu sering ke Buddha Metta mengenai maksud beliau untuk membangun  Vihara dan mencari tanah. Yang masih saya ingat beliau mengatakan langsung kepada saya ketika itu bahwa uang yang tersedia hanya berjumlah kira-kira Rp 33 juta rupiah.
Beliau juga mengajak saya berkunjung ke Sunter, di lokasi yang sekarang berdiri Vihara Dhammacakka waktu masih padang ilalang, ketika itu Sunter masih dianggap "tempat Jin buang anak" kami berteduh dibawah pohon sengon yang sampai sekarang masih tegak berdiri.

Pak Anton Haliman sendiri merasa puas setelah mendanakan tanahnya untuk Vihara, tanahnya yang tadinya tidak laku mendadak menjadi ramai luar biasa, banyak yang membeli, oleh karena itu beliau menyumbangkan lagi pagar untuk Vihara, yang masih berdiri sampai sekarang.

Dan saya tegaskan sekali lagi pak Anton Haliman baru mengenal Dhamma sejak pembangunan Vihara Dhammacakka. Sebelumnya ia non-agama/Buddhis KTP.

Nah sekarang coba jelaskan sumber anda, adakah sumber lain, selain dari blog bro Harpin? Dan coba tolong tanyakan sumber bro Harpin.
 
_/\_

Dear Bro Fabian yang anak angkat B.Thitaketuko yang sangat baik,
Sori baru selancar di room ini lagi.

Tidak ada diantara kita yang tidak melekat pada yang kita dengar dan baca di sini. Bagaimanapun pengalaman Anda, termasuk mengenal V. Dhammacakka sebelum lahir itu urusan Anda yang belum tentu benar. Itu tidak menambah nilai lebih seperti saya mengenal keluarga B.Thitaketuko di Bengkulu atau saya mengenal B.Uttamo sebelum beliau jadi bikkhu.

Bro Lelaki yang baik,
Bhante thitaketuko dan Bhante Uttamo tak ada hubungannya dengan masalah ini, anda di sekte Buddhayana, tentu saja saya mengerti akan sikap anda, sayang saya tidak tahu siapa anda karena memakai nick samaran menuduh ini dan itu dan berasumsi berbagai macam.
Tentu saja anda mengatakan belum tentu benar, karena saya rasa anda tidak mengenal secara langsung orang-orang yang terlibat, sumber anda hanya dari blog bro Harpin dan web Dhammacakka (tolong di koreksi bila salah).

Quote
Saya hanya menkritisi postingan geng anda atas nama Thio Kenghin yang mengaku saksi hidup yang mengatakan Bapak Anton Haliman bukan donatur tanah di Dhammacakka, yang syukurlah setelah aku posting informasi dari web Dhammacakka tidak ada lagi yang menyangkal Bapak Anton Haliman adalah donatur vihara Dhammacakka Jaya.

Maaf saya secara pribadi tidak kenal dengan pak Thio Keng Hin (atau mungkin saya mengenal tapi tak tahu yang mana, karena fotonya di facebook tidak jelas) Dan ini menjelaskan sikap anda yang memang suka menuduh orang secara serampangan, apakah menurut anda saya pernah menyangkal bahwa pak Anton sebagai donatur tanah Vihara Dhammacakka?
Saya hanya menyangkal postingan anda yang mengatakan pak Anton seolah-olah sudah mengenal Dhamma dengan mengatakan bahwa dia tidak tahu Sangha pecah. Itulah sebabnya saya nyatakan bahwa sebelum mengenal Bhante Sombat beliau tak mengenal Dhamma.

Quote
Kalau Anda benar2 saksi hidup yang mengetahui, kenapa tidak dari 5 bulan lalu Anda membenarkan Anton Haliman adalah donatur tanah Vihara Dhammacakka? Kenapa harus menunggu postingan aku dulu? Berpijak dari sikap Anda saya meragukan kebenaran dan kenetralan informasi dari Anda sebagai saksi hidup, atau mungkin anda saksi yang tidak tahu apa2 behind the scene?
Sekali lagi anda menuduh berdasarkan praduga-praduga tak mendasar.  Saya baru tahu perkembangan thread ini jadi OOT setelah secara kebetulan membaca dan langsung saya jawab, secara kebetulan saya membaca postingan anda. Padahal ini thread mengenai pak Mochtar Rasyid, jadi saya tidak terlalu perhatikan.
Saya tak mau membantah pernyataan anda bahwa saya tak tahu apa-apa, karena memang saya tak mengenal anda dan dari keterangan anda kelihatannya anda suka sekali mendengar sas-sus....

Quote
Lagian Jenderal IS itu siapa sih? Kok kayak pencuri atau pelaku kriminal saja harus pakai inisial segala? Hahaha, memalukan.

Jendral IS saya hanya berikan sedikit clue untuk anda, jendral ini teman dekat Presiden waktu itu, ia pernah mengepalai BUMN yang sangat kaya, pada jaman ia mengepalai BUMN tersebut ia dianggap salah satu pejabat paling kaya.

Sengaja saya tidak mengungkapkan namanya secara lengkap karena saya anggap kurang etis.
Tentu saja nama pejabat yang kaya harus disamarkan karena nanti orang bertanya darimana kekayaannya kan...?

Quote
Soal informasi dari Harpin lo tanya aja sendiri ke dia, bukannya kamu temen deket dia? Atau tanya aja sama yang posting tulisan dia di room ini, berani gak?
Lho...? Bukankah anda sendiri yang memberi link ke blognya dia? Saya tidak mengenal Harpin atau kalaupun mungkin saya pernah mengenal, tapi saya tak tahu yang mana, tadinya saya menduga anda teman baik dia, sama-sama di Buddhayana...? (maaf berarti saya salah).

Quote
Udah deh, gue mau cabut dulu yah, mau shoping2 dulu. Nanti kalo ada waktu, atau kalo gak ngantuk gue layanin lagi postingan lo. Tapi gue orangnya agak males, xixixixi, moga2 aja lo punya karma baik matang jadi mendapat kesempatan ditanggapin gue. ;D Tapi biar gak ditanggapin gue, gue bebasin  kok lo cuap2 sendiri di room ini, gue cukup jadi penonton aja.

Bye.

Ya sudah... saya tak ada maksud apa-apa kok... hanya memberikan sedikit yang saya ketahui untuk membantu meluruskan sejarah...bukankah kita sama-sama mengharapkan yang benar terungkap? Kebetulan saya tahu ceriteranya dari awal sebelum berdirinya, karena ketika remaja saya sangat senang ketemu Bhikkhu, terlebih lagi bila Bhikkhu tersebut Vinayanya baik. Itulah yang menyebabkan saya mengenal dekat Bhante Sombat dan Bhante-Bhante yang lain di Vihara Buddha Metta waktu itu.

 _/\_
« Last Edit: 30 July 2010, 08:43:40 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline lelaki

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 7
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #82 on: 31 July 2010, 01:51:46 AM »
Quote
Bro Lelaki yang baik,
Bhante thitaketuko dan Bhante Uttamo tak ada hubungannya dengan masalah ini, anda di sekte Buddhayana, tentu saja saya mengerti akan sikap anda, sayang saya tidak tahu siapa anda karena memakai nick samaran menuduh ini dan itu dan berasumsi berbagai macam.
Tentu saja anda mengatakan belum tentu benar, karena saya rasa anda tidak mengenal secara langsung orang-orang yang terlibat, sumber anda hanya dari blog bro Harpin dan web Dhammacakka (tolong di koreksi bila salah).

Dear Bro Fabian anak angkat B. Thitaketuko yang sangat baik,
Bukankah kamu yang pertama kali menceritakan orang2 yang tak ada kaitan dengan cerita ini? Oke, kesimpulannya jangan membawa-bawa orang yang tak ada kaitan dengan cerita ini, seperti saya tidak akan membawa cerita kalau saya tahu sodara kamu ada yang jadi pastur, jadi ini bukan misi Anda memecah belah agama Buddha.
Lha yang suka bikin sas sus bukannya kamu, siapa yang dari sekte Budhayana? Benar-benar ngawur banget ini orang! Kamu mau pakai nama samaran juga gpp kok. Lha, bukankah kamu yang berasumsi macam2. Gak udah sok kenal deh, apa yang kamu ceritakan tak ada yang benar, ngaco dan copy paste dari Thio Kenghin.

Quote
Maaf saya secara pribadi tidak kenal dengan pak Thio Keng Hin (atau mungkin saya mengenal tapi tak tahu yang mana, karena fotonya di facebook tidak jelas)

HAHAHAH, dari kalimatnya saja keliatan munafik banget. Dari ceritanya sama2 mengatakan saksi hidup, berkeliling mencari tanah untuk vihara, ceritanya copy paste banget, tapi kok malah saling tidak kenal? Yah kalo nggak bohong paling individualisnya terlalu tinggi kale, hahaha.

Quote
Dan ini menjelaskan sikap anda yang memang suka menuduh orang secara serampangan, apakah menurut anda saya pernah menyangkal bahwa pak Anton sebagai donatur tanah Vihara Dhammacakka?

Yah, benar anda tak akan pernah bisa menyangkal lagi setelah saya quote cerita versi Dhammacakka bahwa Pak Anton adalah donatur tanah vihara. Padahal sebelumnya? hahahaha.

Quote
Saya hanya menyangkal postingan anda yang mengatakan pak Anton seolah-olah sudah mengenal Dhamma dengan mengatakan bahwa dia tidak tahu Sangha pecah. Itulah sebabnya saya nyatakan bahwa sebelum mengenal Bhante Sombat beliau tak mengenal Dhamma.

Seolah-olah? Yang suka ngarang itu siapa yah? xixixi. Maling teriak maling. Iya, hanya Bhante Sombat yang paling mengerti dharma. Orang Indonesia bodoh semua. Terakhir saya ketemu Bhante Sombat di Singapura bersama muridnya yang dulu Theravadian banget, tapi anehnya kini berjubah Mahayana dan jadi tukang sembayang, hahaha.

Quote
Sekali lagi anda menuduh berdasarkan praduga-praduga tak mendasar.  Saya baru tahu perkembangan thread ini jadi OOT setelah secara kebetulan membaca dan langsung saya jawab, secara kebetulan saya membaca postingan anda. Padahal ini thread mengenai pak Mochtar Rasyid, jadi saya tidak terlalu perhatikan.
Saya tak mau membantah pernyataan anda bahwa saya tak tahu apa-apa, karena memang saya tak mengenal anda dan dari keterangan anda kelihatannya anda suka sekali mendengar sas-sus....

Kalau udah sadar gak tau apa-apa gak usah banyak koment bung! Ceritanya copy paste ama Thio Kenghin, anehnya terus ngaku tidak saling kenal????? Bruuuu!!!! Kok ada orang model begini yah? Hahaha.

Quote

Jendral IS saya hanya berikan sedikit clue untuk anda, jendral ini teman dekat Presiden waktu itu, ia pernah mengepalai BUMN yang sangat kaya, pada jaman ia mengepalai BUMN tersebut ia dianggap salah satu pejabat paling kaya.

Sengaja saya tidak mengungkapkan namanya secara lengkap karena saya anggap kurang etis.
Tentu saja nama pejabat yang kaya harus disamarkan karena nanti orang bertanya darimana kekayaannya kan...?

Jadi kesimpulannya, Jenderal IS itu kalau bukan toko khayalan paling koruptor kelas kakap, hahaha. Orang begini dibanggain? Malu gue ngaku pengikut Buddha, untuk membedakan baik buruk, apa yang pantas dibanggain atau tidak pun belum mampu. Ama koruptor bangga? Cucian banget deh lo.

Quote
Lho...? Bukankah anda sendiri yang memberi link ke blognya dia? Saya tidak mengenal Harpin atau kalaupun mungkin saya pernah mengenal, tapi saya tak tahu yang mana, tadinya saya menduga anda teman baik dia, sama-sama di Buddhayana...? (maaf berarti saya salah).

 :o :o :o Tobat-tobat, Anda tahu ini linknya Rasyid tapi tidak tahu siapa yang pertama memberi link ke blognya Harpin. Makanya kalau mau komen baca dulu bung, biar kelihatan pinteran dikit, malu dong ribuan mata yang membaca tulisan Anda. kalau kenal bilang kenal aja, gak usah pakai kalimat bersayap deh.

Quote
Ya sudah... saya tak ada maksud apa-apa kok... hanya memberikan sedikit yang saya ketahui untuk membantu meluruskan sejarah...bukankah kita sama-sama mengharapkan yang benar terungkap? Kebetulan saya tahu ceriteranya dari awal sebelum berdirinya, karena ketika remaja saya sangat senang ketemu Bhikkhu, terlebih lagi bila Bhikkhu tersebut Vinayanya baik. Itulah yang menyebabkan saya mengenal dekat Bhante Sombat dan Bhante-Bhante yang lain di Vihara Buddha Metta waktu itu.

Ok d. Gue setuju dengan Anda. Maksud awal gue juga ngasih informasi dari web Dhammacakka, bahwa emang benar Anton Haliman adalah donatur tanah Vihara Dhammacakka Jaya. Quote penutup Anda sangat menyentuh hati saya. Seharusnya kita tidak saling melukai. Debat ini hanyalah basa-basi dari ego kita, tidak ada yang lebih benar dari yang lain. Biarlah pembaca memilih kebenaran menurut kecedasan dan kebijaksanaan mereka sendiri. Mohon maaf kalau ada kata yang melukai, kalau tidak keberatan saya lebih memilih untuk tidak berdebat lagi. Maafkan saya, bye.
« Last Edit: 31 July 2010, 02:12:07 AM by lelaki »

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #83 on: 02 August 2010, 07:43:33 AM »
Spoiler: ShowHide
Quote
Bro Lelaki yang baik,
Bhante thitaketuko dan Bhante Uttamo tak ada hubungannya dengan masalah ini, anda di sekte Buddhayana, tentu saja saya mengerti akan sikap anda, sayang saya tidak tahu siapa anda karena memakai nick samaran menuduh ini dan itu dan berasumsi berbagai macam.
Tentu saja anda mengatakan belum tentu benar, karena saya rasa anda tidak mengenal secara langsung orang-orang yang terlibat, sumber anda hanya dari blog bro Harpin dan web Dhammacakka (tolong di koreksi bila salah).

Dear Bro Fabian anak angkat B. Thitaketuko yang sangat baik,
Bukankah kamu yang pertama kali menceritakan orang2 yang tak ada kaitan dengan cerita ini? Oke, kesimpulannya jangan membawa-bawa orang yang tak ada kaitan dengan cerita ini, seperti saya tidak akan membawa cerita kalau saya tahu sodara kamu ada yang jadi pastur, jadi ini bukan misi Anda memecah belah agama Buddha.
Lha yang suka bikin sas sus bukannya kamu, siapa yang dari sekte Budhayana? Benar-benar ngawur banget ini orang! Kamu mau pakai nama samaran juga gpp kok. Lha, bukankah kamu yang berasumsi macam2. Gak udah sok kenal deh, apa yang kamu ceritakan tak ada yang benar, ngaco dan copy paste dari Thio Kenghin.

Quote
Maaf saya secara pribadi tidak kenal dengan pak Thio Keng Hin (atau mungkin saya mengenal tapi tak tahu yang mana, karena fotonya di facebook tidak jelas)

HAHAHAH, dari kalimatnya saja keliatan munafik banget. Dari ceritanya sama2 mengatakan saksi hidup, berkeliling mencari tanah untuk vihara, ceritanya copy paste banget, tapi kok malah saling tidak kenal? Yah kalo nggak bohong paling individualisnya terlalu tinggi kale, hahaha.

Quote
Dan ini menjelaskan sikap anda yang memang suka menuduh orang secara serampangan, apakah menurut anda saya pernah menyangkal bahwa pak Anton sebagai donatur tanah Vihara Dhammacakka?

Yah, benar anda tak akan pernah bisa menyangkal lagi setelah saya quote cerita versi Dhammacakka bahwa Pak Anton adalah donatur tanah vihara. Padahal sebelumnya? hahahaha.

Quote
Saya hanya menyangkal postingan anda yang mengatakan pak Anton seolah-olah sudah mengenal Dhamma dengan mengatakan bahwa dia tidak tahu Sangha pecah. Itulah sebabnya saya nyatakan bahwa sebelum mengenal Bhante Sombat beliau tak mengenal Dhamma.

Seolah-olah? Yang suka ngarang itu siapa yah? xixixi. Maling teriak maling. Iya, hanya Bhante Sombat yang paling mengerti dharma. Orang Indonesia bodoh semua. Terakhir saya ketemu Bhante Sombat di Singapura bersama muridnya yang dulu Theravadian banget, tapi anehnya kini berjubah Mahayana dan jadi tukang sembayang, hahaha.

Quote
Sekali lagi anda menuduh berdasarkan praduga-praduga tak mendasar.  Saya baru tahu perkembangan thread ini jadi OOT setelah secara kebetulan membaca dan langsung saya jawab, secara kebetulan saya membaca postingan anda. Padahal ini thread mengenai pak Mochtar Rasyid, jadi saya tidak terlalu perhatikan.
Saya tak mau membantah pernyataan anda bahwa saya tak tahu apa-apa, karena memang saya tak mengenal anda dan dari keterangan anda kelihatannya anda suka sekali mendengar sas-sus....

Kalau udah sadar gak tau apa-apa gak usah banyak koment bung! Ceritanya copy paste ama Thio Kenghin, anehnya terus ngaku tidak saling kenal????? Bruuuu!!!! Kok ada orang model begini yah? Hahaha.

Quote

Jendral IS saya hanya berikan sedikit clue untuk anda, jendral ini teman dekat Presiden waktu itu, ia pernah mengepalai BUMN yang sangat kaya, pada jaman ia mengepalai BUMN tersebut ia dianggap salah satu pejabat paling kaya.

Sengaja saya tidak mengungkapkan namanya secara lengkap karena saya anggap kurang etis.
Tentu saja nama pejabat yang kaya harus disamarkan karena nanti orang bertanya darimana kekayaannya kan...?

Jadi kesimpulannya, Jenderal IS itu kalau bukan toko khayalan paling koruptor kelas kakap, hahaha. Orang begini dibanggain? Malu gue ngaku pengikut Buddha, untuk membedakan baik buruk, apa yang pantas dibanggain atau tidak pun belum mampu. Ama koruptor bangga? Cucian banget deh lo.

Quote
Lho...? Bukankah anda sendiri yang memberi link ke blognya dia? Saya tidak mengenal Harpin atau kalaupun mungkin saya pernah mengenal, tapi saya tak tahu yang mana, tadinya saya menduga anda teman baik dia, sama-sama di Buddhayana...? (maaf berarti saya salah).

 :o :o :o Tobat-tobat, Anda tahu ini linknya Rasyid tapi tidak tahu siapa yang pertama memberi link ke blognya Harpin. Makanya kalau mau komen baca dulu bung, biar kelihatan pinteran dikit, malu dong ribuan mata yang membaca tulisan Anda. kalau kenal bilang kenal aja, gak usah pakai kalimat bersayap deh.

Quote
Ya sudah... saya tak ada maksud apa-apa kok... hanya memberikan sedikit yang saya ketahui untuk membantu meluruskan sejarah...bukankah kita sama-sama mengharapkan yang benar terungkap? Kebetulan saya tahu ceriteranya dari awal sebelum berdirinya, karena ketika remaja saya sangat senang ketemu Bhikkhu, terlebih lagi bila Bhikkhu tersebut Vinayanya baik. Itulah yang menyebabkan saya mengenal dekat Bhante Sombat dan Bhante-Bhante yang lain di Vihara Buddha Metta waktu itu.

Ok d. Gue setuju dengan Anda. Maksud awal gue juga ngasih informasi dari web Dhammacakka, bahwa emang benar Anton Haliman adalah donatur tanah Vihara Dhammacakka Jaya. Quote penutup Anda sangat menyentuh hati saya. Seharusnya kita tidak saling melukai. Debat ini hanyalah basa-basi dari ego kita, tidak ada yang lebih benar dari yang lain. Biarlah pembaca memilih kebenaran menurut kecedasan dan kebijaksanaan mereka sendiri. Mohon maaf kalau ada kata yang melukai, kalau tidak keberatan saya lebih memilih untuk tidak berdebat lagi. Maafkan saya, bye
.


Bro Lelaki yang baik, saya memaklumi bila anda tak mengenal, karena mungkin anda waktu itu masih kecil atau belum lahir, oh ya sebagai info untuk anda pada waktu peletakkan batu pertama pembangunan Vihara ada beberapa bhikkhu yang hadir, dan dua Samanera.

Salah satu Samanera tersebut adalah Samanera Sosro Utomo almarhum, dan yang satu lagi adalah saya.

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Ario_botax

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 4
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #84 on: 02 August 2010, 05:13:24 PM »
Wah info yang baru buat saya.

 [at] di atas:
Bayangkan jika ada bhikku, bhikkuni, samanera, samaneri, pandita, upasaka, upasika, dan umat awam yang saling ribut! Ujung tombak Buddha Dharma mau dikemanakan? kadang saya suka merasa miris melihat serta mendengarnya. Biarkan saya belum memiliki rasa tenang seimbang,
Kalau ada Buddha di hadapan saya, saya malu sekali, sungguh-sungguh malu! hufff..

Saya berharap kita semua dapat bergandengan tangan bersama memajukan Buddha Dharma di Indonesia!
Selain itu, para umat awam serta para pandita yang ada harus bahu membahu dan optimis dalam mengembangkan Buddha Dhamma.
Tentunya bukan monopoli agama, tapi sikap hidup dan toleransi antar umat beragama. Action lebih berguna ketimbang Talk ^^

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #85 on: 19 May 2011, 12:31:27 PM »
Wah info yang baru buat saya.

 [at] di atas:
Bayangkan jika ada bhikku, bhikkuni, samanera, samaneri, pandita, upasaka, upasika, dan umat awam yang saling ribut! Ujung tombak Buddha Dharma mau dikemanakan? kadang saya suka merasa miris melihat serta mendengarnya. Biarkan saya belum memiliki rasa tenang seimbang,
Kalau ada Buddha di hadapan saya, saya malu sekali, sungguh-sungguh malu! hufff..

Memang , idealnya para pengikut Buddhisme jangan saling ribut, tetapi yg namanya organisasi tidak terhindar dari konflik kepentingan. Apalgi yg bergabung dalam organisasi tersebut adalah manusia2 yg belum tercerahkan, yg masih dalam tahapan praktik bahkan ada yg memang niat bergabung dengan agenda tertentu...

Quote
Saya berharap kita semua dapat bergandengan tangan bersama memajukan Buddha Dharma di Indonesia!
Selain itu, para umat awam serta para pandita yang ada harus bahu membahu dan optimis dalam mengembangkan Buddha Dhamma. Tentunya bukan monopoli agama, tapi sikap hidup dan toleransi antar umat beragama. Action lebih berguna ketimbang Talk ^^

Setuju, cuma saja, implementasinya sulit. Contoh diri saya sendiri saja, sampai saat ini bagi saya pribadi masih sulit menemukan format yg tepat antara mempraktikkan Buddha Dhamma dalam kehidupan saya dan menjalankan peran di dalam organisasi. Sering berhadapan dengan konflik internal dan ketidak cocokan batin/pandangan sendiri, yg mesti di toleransi demi kerukunan dan jalannya roda organisasi..

------

Ok.. kita kembali ke topik, saya masih mengumpulkan data tentang rekan sekampung saya ini yang telah menjadi Bhikkhu yg cukup dihormati, yakni Pak Mochtar Rasyid yg saya hormati, asal Bukittinggi yg dikenal juga dengan nama Bhante Subbhato. Bagi yg ada info lanjutan, mohon masukkannya...

Tq..

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Mitto.san

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #86 on: 21 October 2015, 10:44:26 PM »
...
« Last Edit: 21 October 2015, 10:55:56 PM by Mitto.san »