>>Saya sampai sekarang ini tidak tahu bahwa "Cinta Kasih" itu adalah produknya "siapa"....Apakah produk "SANG AKU" atau "TANPA AKU" karena "Sang Aku" dan "Tanpa aku" itu serupa tapi tak sama...
Anda 'tidak tau' dan telah dijelaskan oleh orang2... Jadi, masalahnya apa sebenarnya sekarang?
Dan jika bermain secara "teori dan pendapat",saya berpendapat bahwa "Cinta Kasih" itu memang bukan produk dr "Sang AKU",tetapi saya yakin "SANG AKU" telah memproduksi lebih banyak "Cinta Palsu" dengan segala "kemunafikan" didalamnya...
Harap dibedakan antara CINTA KASIH (murni/METTA) dan CINTA NAFSU, CINTA PALSU, dsbnya.
Pertama anda membahas CINTA KASIH, begitu dijelaskan, anda beralih ke CINTA PALSU.
DIskusi begini menjadi tidak beraturan. Anda mantapkan dulu mau bahas yg mana: CINTA KASIH atau CINTA PALSU/BERAHI/KEMELEKATAN?
Yang saya ragukan didalam semua teori yang dipaparkan oleh orang2 secara umum adalah "Cinta Kasih" definisi "Manusia" berdasarkan "tataran pikirannya" sendiri...
Apakah anda sanggup mendefinisikan "cinta kasih" itu apa?
Anda tidak teliti / mungkin lupa, kan sudah saya defenisikan CINTA KASIH itu di postingan atas
Saya lihat didalam pernyataan anda2 bahwa CINTA KASIH bukan Produk "AKU",cinta kasih mencerminkan bahwa ATTA sudah PADAM...
Sudah jelas bukan?Padamnya ATTA=NIBBANA,sekarang saya tanyakan kembali apakah anda dkk sudah merealisasikan NIBBANA?
Dalam pembahasan begini apa yg saya tulis adalah berdasarkan pengetahuan sy, baik yg didapat dari buku, perenungan ataupun implementasi.
Pertanyaan2 semacam:
"Anda berbicara begitu, apakah anda sudah merealisasi Nibbana?"adalah pertanyaan dari orang yg sudah terpojok dalam berdiskusi, ketika setelah tidak ada lagi argumen yg bisa dipertahankan, maka akan berbalik menyerang 'praktik' lawan diskusi, karena semua juga tau: siapa sih diantara manusia di dunia ini yg sudah praktik 100%? Maka serang aja praktik-nya, beres sudah.
Kalau memang Bro Riky hanya ingin berdiskusi dengan orang yg sudah merealisasi Nibbana, sangat tidak tepat melempar opini/pertanyaan disini.
Kenapa anda bisa menjabarkanya secara sistematis dan demikian rupa hanya berdasarkan kata2 didalam Tipitaka yang bahwa anda sendiri belum tahu/membuktikan secara LANGSUNG KEBENARANNYA?
Apakah sy menjabarkan CINTA KASIH tsb berdasarkan Tipitaka? sy termasuk orang yg JARANG membaca Tipitaka loh...
Seperti yg telah sy bilang, Kita tidak pernah tau, orang tsb menulis beradasarkan pengalamannya / tidak, maka tidak akan bermanfaat menanyakan praktik seseorang.
Kalau memang mereka belum mencoba rasa apel tsb, memangnya kenapa?
Itu bukan urusan saya jika mereka sudah "mencoba" atau "belum sama sekali".Urusan saya hanya mempertanyakan segala sesuatu yang berlawanan dengan apa yang saya TAHU,saya tidak peduli apakah anda peduli dengan "pernyataan" saya atau tidak...Yang saya tahu dari setiap jawaban anda,saya bisa tahu apa JALAN TERBAIK untuk SAYA melebihi apapun yang saya dapatkan selama hidup 17thn didunia ini dengan "kebodohan" "keangkuhan" "kesombongan" "ketidaktahuan" "kemunafikan" dan "kebohongan"...
AKU yg HALUS lebih susah untuk dideteksi, Bro....
Memerlukan cermin yg lebih jernih...
Kemarahan meledak2 gampang untuk dideteksi, itu namanya: Aku yg Kasar.
Keangkuhan dan kekesalan yg lebih halus, agak sulit untuk dideteksi, ini namanya Aku yg Halus.
Sy yakin, anda telah lebih baik dibanding dulu, tapi mohon untuk bersabar dan merenung lebih dalam lagi...
Kalau mereka sudah mencoba apel tsb, apa manfaatnya bagi anda?
Saya tidak peduli bahkan mereka sudah mencapai ARAHAT sekalipun,ingat yang ARAHAT itu mereka bukan saya,kenapa saya harus peduli?Mungkin ketika melihat mereka, saya hanya bernamaskara dan pergi begitu saja,atau mungkin menanyakan tentang pertanyaan2nya yang saya ragukan....Tetapi jika dia tidak bisa menjawab,itu bukan masalah bagi saya...Masalah saya hanya 1 Realisasikan NIBBANA,tiada yang LAIN untuk "Dipertentangkan" "Diperdebatkan" "Dipermasalahkan".
Tampaknya kata2 anda yg sy bold tebal tsb tidak sejalan dengan apa yg anda praktikkan di forum ini
Sy pikir anda telah memperdebatkan dan mempermasalahkan makna Cinta Kasih, siapa yg makan apel, dan praktik anggota di forum ini (sudah Nibbana/belum?)
Hahaha...Saudara willi anda sangat cerdas...Sayang sekali,anda menanyakan hal yang saya sendiri tanyakan...Justru karena saya tidak tahu kemudian saya mencari orang yang saya rasa lebih "tahu" dan mencocokan dengan "ketidaktahuan" saya,mencocokan dengan "kebenaran" melalui pengalaman2 pribadi saya...Jika "sesuai" maka dia adalah "penuntun" saya dan saya sendiri yang mulai mencari "jalan" itu dan "merealisasikan" dan orang tersebut akan saya jadikan "penuntun" semata ,tidak lebih juga tidak kurang.....
Oh rupanya anda hanya mencari jawaban yg SESUAI dengan anda, pantaslah...
Anda salah,ketika saya sudah membuktikan CINTA KASIH maka saya sudah ARAHAT...
Lihat kembali pernyataan anda diatas...
Maaf Bro Riky, kali ini sy agak tegas terhadap pernyataan anda yg satu ini: ANDA SALAH.
Untuk dapat mempraktikkan Cinta Kasih, seseorang tidak harus menjadi Arahat.
Ini sangat penting anda (dan kita semua) pahami, karena kalau salah pengertian seperti anda, maka orang2 akan menolak melaksanakan Cinta Kasih, yg mana akan merugikan mereka sendiri.
Logikanya sederhana saja: Apakah Sang Buddha telah mencapai Arahat ketika Beliau mempraktikkan Cinta Kasih kepada manusia dan binatang pada saat beliau menyempurnakan Parami-nya?
Siapapun yang mengatakannya saya tidak peduli...Apakah dia orang suci,apakah dia gelandangan,apakah dia pengemis,apakah dia pelacur,apakah dia koruptor,apakah dia bhikkhu,apakah dia penceramah...Bagi saya tidak penting,....Tapi saya yakin siapapun dia,dia tidak mungkin dapat mendeskripsikan CINTA KASIH itu apa bahkan seorang ARAHAT sekalipun...
Jadi setahu saya bahwa semua CINTA KASIH yang anda dan saya ketahui sampai saat ini adalah CIPTAAN AKU kecuali anda sudah merealisasikan NIBBANA...
No komen dulu deh, kalo mo ditangapi nanti terlalu panjang dan tidak fokus lagi...
Maaf jika ada yang kurang berkenan dengan perkataan saya karena saya selalu berbicara secara "to the point" dan tanpa embel2 apapun...
Tidak ada yg tidak berkenan, karena disini kita berdiskusi 'pendapat' kita kan?
Santai aja, Bro...
::