Menurut komentar Anagatavamsa, Ajita adalah putera Raja Ajatasattu dan Ratu Kancanadevi
Pangeran Ajita berarti cucunya Raja Bimbisara
Ketika Ashin Buddhaghosa pergi dari India ke Srilanka untuk mempelajari Komentar Pali Kanon, ia diberikan dua syair untuk dikomentari sebagai ujian. Hasilnya adalah Visudhimagga (Jalan Pemurnian). Para Deva, dengan tujuan untuk meyakinkan orang-orang atas keterampilannya, menyembunyikan teks tersebut dua kali sehingga Ashin Buddhaghosa harus menyalinnya dua kali. Ketika salinan tersebut dibandingkan dengan aslinya, tidak ada perbedaan yang dapat ditemukan. Sangha kemudian menyerukan, “Tidak diragukan bahwa ia adalah Metteya!”
Buddhagosa adalah komentator Tipitaka, kenapa mempelajari komentar lagi ? Apakah sebelum Buddhagosa ada komentator lain ?
Apakah yang dimaksud dengan Metteya pada kalimat terakhir itu adalah Buddhagosa ?
apakah kaum Mahayana ada menyebutkan bahwa Pangeran Ajita termasuk Bodhisatta tingkat berapa ?
atau memang tidak mengenal cerita Pangeran Ajita ! ???
dalam konsep Dasabhumi Bodhisatva, sravaka digolongkan ke dalam bodhisatva tingkat ke-7, Samyaksambuddha digolongkan ke dalam bodhisatva tingkat ke-10 (tingkat tertinggi).
diaenutkan ???
ini kayaknya ngetik dari HP lagi nih.
kalau dari silsilahnya, Bimbisara->Ajatasattu->Ajita, berarti YESsekaligus mo nanya, Dikatakan di RAPB bahwa, kelak anaknya raja Ajatasattu akan membunuh ayahnya sendiri, dan cucunya si ajatasattu juga akan membunuh anaknya ajatasattu, bunuh membunuh ini terjadi selama tujuh turunan klo gak salah yaa... ^^?"" jadi w mo nanya, apakah si ajatasattu ini punya anak lagi, selain ajita? :-? :-? :-?
cek angg, thanks a lot postingannyaaaa , beneran, bener2 menggugah samvega...... sekaligus mo nanya, Dikatakan di RAPB bahwa, kelak anaknya raja Ajatasattu akan membunuh ayahnya sendiri, dan cucunya si ajatasattu juga akan membunuh anaknya ajatasattu, bunuh membunuh ini terjadi selama tujuh turunan klo gak salah yaa... ^^?"" jadi w mo nanya, apakah si ajatasattu ini punya anak lagi, selain ajita? :-? :-? :-?Karena Raja Ajasatu adalah raja besar dan diyakini ada anak lain selain pangeran Ajita.
sama, ngomong2 tindakan Bodhisatta ketika mempersembahkan kepalanya pada Buddha sirimata pada saat itu, apakah kira2 hampir sama dgn pemikiran umat lain yg mengorbankan dirinya mati demi "Tuhan-nya" yang dikatakan ada istilahnya(ntah apa wnya krg tau... ^^?"), yang mana umatnya mengatakan bahwa mati demi Tuhannya itu dikatakan akan masuk surga begitu, apa kira2 hampir sama konsepnya dgn Sang Bodhisatta yang mengorbankan dirinya kepada Buddha Sirimata? :-? :-?yang satu berkorban karena Adhitana(tekad) dipersembahkan kepada SammasamBuddha.
mohon diberi penjelasannyaaa... ^:)^
dan yang kerennya itu waktu Buddha Sirimata pas mo mempersembahkan kepalany , ia mengatakan, "Kepada Yang Mulia Buddha Sirimata, Engkau pergi ke Nibbana terlebih dahulu, dengan persembahan kepalaku ini, aku akan pergi ke Nibbana kelakk...
Cukup mengharukann kisahnyaa...
dan ada lagi yg wnya mo nanyain lagi, Kenapa Bodhisatta persembahkan kepalanya? kenapa tdk dgn menggunakan cara lain? emangnya setelah dipersembahkan kepala Bodhisatta kepada Buddha, ada dipergunakan oleh Sang Buddhaa? :-? :-? :-?
Tapi, Bodhisatta memang benar2 mengagumkannnnnnnnnn, salut deh pada Bodhisatta...Berdasarkan Tipitaka kanon Pali, Bodhisatta bukan mahluk suci.
engkaulahh.... Bodhisatta....
Makhluk sucii... yg baik hatinyaa... :whistle: :whistle: :whistle: (Nyanyi Mode:ON) :P
Para Deva, dengan tujuan untuk meyakinkan orang-orang atas keterampilannya, menyembunyikan teks tersebut dua kali sehingga Ashin Buddhaghosa harus menyalinnya dua kali.
Berdasarkan Tipitaka kanon Pali, Bodhisatta bukan mahluk suci.
Walaupun seorang bodhisatta setidaknya sudah memiliki 8 syarat untuk bisa di-ramal-kan pencapaian sammasambuddha di masa mendatang, yaitu salah-satu-nya adalah memiliki syarat dan kondisi untuk bisa mencapai kesucian arahat (savaka buddha) pada saat itu/kehidupan itu juga.ya, setuju !
syarat utk mencapai kesucian savaka arahat sudah ada... ibarat-nya syarat kelulusannya sudah ada, tinggal SK (surat keputusannya) belum keluar...
Walaupun seorang bodhisatta setidaknya sudah memiliki 8 syarat untuk bisa di-ramal-kan pencapaian sammasambuddha di masa mendatang, yaitu salah-satu-nya adalah memiliki syarat dan kondisi untuk bisa mencapai kesucian arahat (savaka buddha) pada saat itu/kehidupan itu juga.
syarat utk mencapai kesucian savaka arahat sudah ada... ibarat-nya syarat kelulusannya sudah ada, tinggal SK (surat keputusannya) belum keluar...
Kalo saya mengumpamakannya seperti seseorang yang sudah menguasai materi, namun belum mengikuti ujian sertifikasi ;D
Karena Raja Ajasatu adalah raja besar dan diyakini ada anak lain selain pangeran Ajita.itu mah dari lagunya yg bilang Bodhisatta makhluk suci... :whistle: :whistle: :whistle: :P
yang satu berkorban karena Adhitana(tekad) dipersembahkan kepada SammasamBuddha.
yang satu berkorban utk masuk surga tapi kepada mahluk ciptaan manusia (tuhan) ^-^
jadi saya melihat berbeda.
Adhitana(tekad) bagi Bodhisatta dengan tujuan pengumpulan Parami, tentunya berbeda dengan orang yang tidak bertekad dan tidak bisa menyamainyaBerdasarkan Tipitaka kanon Pali, Bodhisatta bukan mahluk suci.
dikit2 pingsan yak dia...(pas sebagai raja Sankha)
itu mah dari lagunya yg bilang Bodhisatta makhluk suci... :whistle: :whistle: :whistle: :P
maaf bangat dengan pengetahuan yang amat rendah .. :(
pengen saya tanya bait ini, buddha adalah maha sempurna dan maha tahu kenapa ada stegment yg terpikir oleh buddha seperti ini
Buddha Sirimata memeriksa dunia ini dengan pengetahuan kemahatahuannya dan melihat kekuatan usaha (viriya-bala) dari Sang Raja, Sang Buddha berpikir, “Raja Pemutar Roda Sankha ini pasti adalah benih, sebuah tunas Buddha (Buddankura-bijo). Ia mengalami kesakitan hebat demi Aku. Sungguh, Aku harus menemuinya.” Dengan kekuatan batinNya, Sang Buddha menyembunyikan kemegahannya dan menyamar sebagai seorang pemuda yang mengendarai kereta. Beliau mendatangi Sankha dan menghalangi jalannya untuk menguji kekuatan usahanya.
semoga ada yg bisa memberikan pencerahan _/\_ ^:)^
Kok gak dilanjutkan terjemahannya, om Indra?
pertanyaannya apa ya?
Sdr. Indra, mungkin yang dipertanyakan Sdr. Sefung adalah : Buddha dikatakan maha tahu tapi mengapa ia melakukan tindakan menguji yang pada dasarnya merupakan suatu tindakan untuk mengetahui sesuatu.
Demikian saya kira pertanyaannya.
maaf bangat dengan pengetahuan yang amat rendah .. :(
pengen saya tanya bait ini, buddha adalah maha sempurna dan maha tahu kenapa ada stegment yg terpikir oleh buddha seperti ini
Buddha Sirimata memeriksa dunia ini dengan pengetahuan kemahatahuannya dan melihat kekuatan usaha (viriya-bala) dari Sang Raja, Sang Buddha berpikir, “Raja Pemutar Roda Sankha ini pasti adalah benih, sebuah tunas Buddha (Buddankura-bijo). Ia mengalami kesakitan hebat demi Aku. Sungguh, Aku harus menemuinya.” Dengan kekuatan batinNya, Sang Buddha menyembunyikan kemegahannya dan menyamar sebagai seorang pemuda yang mengendarai kereta. Beliau mendatangi Sankha dan menghalangi jalannya untuk menguji kekuatan usahanya.
semoga ada yg bisa memberikan pencerahan _/\_ ^:)^
pertanyaannya apa ya?
Sdr. Indra, mungkin yang dipertanyakan Sdr. Sefung adalah : Buddha dikatakan maha tahu tapi mengapa ia melakukan tindakan menguji yang pada dasarnya merupakan suatu tindakan untuk mengetahui sesuatu.
Demikian saya kira pertanyaannya.
_/\_ ia benar sekali ^:)^
dari: samyutta nikaya 51,7,3,2
mereka yang mengatakan dan menganggap sang buddha,
sebagai orang yang melihat segalanya dan maha tahu,
baik pada saat berjalan, berdiri, tidur, atau ketika sadar,
maka, mereka telah menggambarkan sesuatu yang salah,
dan sesuatu yang keliru mengenai sang tathagatha.
sebaliknya,
mereka yang mengatakan bahwa sang buddha,
"memiliki tiga pengetahuan", yaitu:
- pengetahuan tentang kehidupan masa lampau.
- pengetahuan tentang proses karma.
- pengetahuan tentang penghancuran asava / noda.
dengan demikian,
mereka menggambarkan sang tathagatha dengan benar.
Terima kasih atas usahanya menerjemahkan dan membuat orang2 yg punya keyakinan,pikiran yg luhur untuk mengetahui Dharma Budha,Sangat byk manusia yg tdk berjodoh dgn ajaran Budha,walau berjodoh pun blm tentu bs mendapatkan kesempatan utk belajar,berlatih dgn benar.Yg memprihatikan adlh orang2 yg punya pikiran picik,sempit,anggkuh krn kebodohan batinnya stlh membaca suatu teks berharga bukannya bersyukur,malah berkomentar yg mencerminkan kualitas pikirannya yg rendah dan tentu moralitas yg rendah jg.Orang seperti ini biasanya berhati pengecut,kalau suatu saat berhadapan dgn bahaya,maka orang ini akan cari seribu alasan utk menghindar,dan lari duluan. Kepada mrk yg menghormati Ajaran,marilah kt bersama2 menjaga Ajaran yg berharga ini dgn kesungguhan hati yg luhur. Jgnkan kpd AJARAN BUDHA yg MULIA ,kpd seorang dukun sesat pun,kt tdk boleh meremehkan seenak hati,KENAPA?krn kt sendiri blm tentu mampu berlatih dgn cara dia yg cari kemampuan sesat di kuburan,di hutan,di tempat yg aneh,bertemu makhluk2 aneh yg membuat seseorang lari terbelit-belit. Kalau kt sudah MAMPU,dan BENAR,TELAH MELEWATI UJIAN2,silahkan kt mencoba membenarkan mrk yg salah jalan. Kalau kt sendiri masih buta dlm Jalan.tahanlah diri utk mencela apapun yg Mengandung Ajaran Benar.OM MANI PADME HUM.betul sekali, kepada dukun cabulpun kita jangan pernah meremehkan seenak hati, KENAPA? krn kt sendiri blm tentu mampu berlatih dgn cara dia yg cari kemampuan sesat di internet,di video2 porno,di tempat yg aneh,bertemu makhluk2 cantik yg membuat seseorang naik libidonya. Kalau kt sudah MAMPU,dan BENAR,TELAH MELEWATI UJIAN2,silahkan kt mencoba membenarkan mrk yg salah jalan.