//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Semangkuk Bakmi Panas  (Read 1755 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Semangkuk Bakmi Panas
« on: 01 June 2009, 01:50:41 PM »
Pada malam
itu Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera
meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan
di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa
uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium
harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan
semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan
kedainya, lalu berkata,
"Nona,
apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?"
"Ya, tetapi, aku tidak membawa uang." jawab Ana
dengan malu-malu
"Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu." jawab si pemilik kedai,
"Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu".
Tidak lama
kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi.
Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.
" Ada apa,
nona?" tanya si pemilik kedai.
"Tidak apa-apa. Aku hanya terharu.” jawab Ana sambil mengeringkan
air matanya.
"Bahkan seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi!,
tetapi, ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku,
mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali
lagi ke rumah. Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan
dengan ibu kandungku sendiri." katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik
nafas panjang dan berkata "Nona mengapa kau berpikir seperti
itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk
bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu
saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih
kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya."

Ana terhenyak mendengar hal tersebut.
"Mengapa
aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang
yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku
yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak
memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku
bertengkar dengannya.”

Ana segera
menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke
rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus
diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat
ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana,
kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah:
"Ana, kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan
makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi
dingin jika kau tidak memakannya sekarang".

Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya dan ia
menangis di hadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang
lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan
kepada kita.
Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga),
khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima
kasih kepada mereka seumur hidup kita.

RENUNGAN:
BAGAIMANA PUN KITA TIDAK BOLEH MELUPAKAN JASA ORANG TUA KITA.
SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN MEREKA MERUPAKAN
SUATU PROSES ALAMI YANG BIASA SAJA, TETAPI KASIH DAN KEPEDULIAN ORANG
TUA KITA ADALAH HADIAH PALING BERHARGA YANG DIBERIKAN KEPADA KITA
SEJAK KITA LAHIR.
PIKIRKANLAH HAL ITU…
APAKAH KITA MAU MENGHARGAI PENGORBANAN TANPA SYARAT DARI ORANG TUA KITA?

HAI ANAK-ANAK, TAATI DAN HORMATILAH ORANG TUAMU DALAM KESEHARIANMU, KARENA
ITULAH HAL YANG TERINDAH