Maaf mas Tesla mau bertanya nih, apakah hanya Buddha dan Arahat yang tidak punya diri? bagaimana dengan kita atau Anagami hingga Sotapanna?
terima kasih atas penjelasannya.
kata "punya"/"tidak punya" sendiri mengandung arti ada subjek (diri) yg memiliki/tidak memiliki, shg utk menjawab pertanyaan tersebut berarti saya harus menganggap bahwa Arahat atau Buddha adalah suatu subjek (diri) yg dapat memiliki ataupun tidak memiliki. dan ini menjadi tidak valid.
---
dalam diri kita, seorang putthujana (saya asumsikan anda & saya adalah putthujana), ketika mencerapi sesuatu selalu ada pikiran "aku & milikku" sebagai manifestasi kelekatan thd 5 kelompok penyusun mahkluk hidup. sederhananya kita tidak pernah mau menerima fakta anicca, dukkha & anatta.
seorang sekha (ariya non arahat), sudah pernah mengalami fakta secara utuh, shg ia tidak menolak lagi fakta anicca,dukkha & anatta. namun kelekatan itu sendiri belum musnah total, shg ketika mencerapi, kadang2 ada pikiran "aku & milikku" yg muncul. kadang2 tidak.
seorang arahat (dan Buddha tentunya), telah berhasil memusnahkan kemelekatannya secara tuntas, shg pikiran "ini aku, ini milikku" tidak muncul sama sekali.