//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bhavaviveka "vs" Hinayana  (Read 185074 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #495 on: 16 February 2009, 06:47:45 AM »
Quote
Oh Jadi pada jaman Buddha ternyata ajaran Mahayana sudah di ajarkan dan ada murid yg bisa memahami  Namaste
Tapi bagaimanapun juga... Arahat (Bodhisatva tgkt 7) dgn batinnya yg jernih dimana mereka sudah menghapus kilesa, seharusnya bisa lebih memahami ajaran Mahayana.
Dibanding dgn kita (umat awam), yg mgkn juga sudah termasuk Bodhisatva, tp masih di bawah tgkt 7 pastinya kan. Roll Eyes

Ini karena para Arhat menurut Mahayana masih memiliki kemelekatan akan "kedamaian ekstrim". Inilah yang menyebabkan ada beberapa dari para Arhat Hinayana yang lebih sulit memahami jalan Bodhisattva ketimbang umat awam seperti kita-kita ini.

Quote
Jadi menurut Bro Gandalf ajaran Vajrayana lebih "tinggi" dibandingkan Teravada dan Mahayana?
Kelebihan Vajrayana apa yah dibanding Mahayana dan Teravada bro?

Bagaimana bisa saya mengatakan lebih tinggi?

Karena Vajrayana kan juga mencakup Hinayana [Theravada] dan Mahayana!

Coba renungkan.

Quote
Mau tidak mau saya harus setuju dgn pertanyaan diatas, saya pun bingung apabila Sutta2 Mahayana di taruh di alam Naga (entah oleh siapa) krn dgn alasan hanya bisa dimengerti oleh Bodhisatva, seharusnya Nagarjuna berpikir berkali2 sebelum membawanya ke alam dunia ini, yg hasilnya malah membawa pada perpecahan sangha, dan kebingungan bagi umat..

Perpecahan Sangha sudah terjadi sebelum Nagarjuna membawa Sutra Mahayana.... malah bukan 3 aliran lagi.... tapi malah 18 aliran..... Wuuiiiikkk  8)  8)

Quote
Ikrar petapa Sumedha termasuk di sutta Theravada kah? atau hanya ada di sutta Mahayana?

Yang saya maksud ikrar pertapa Sumedha yang ada di Tipitaka Pali Theravada.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #496 on: 16 February 2009, 06:52:10 AM »
Quote
mari kita perhatikan 3 penyebab itu.

jika para Mahayana yang notabane nya memiliki "kebijaksanaan" yang "LEBIH" di banding yang mengikuti "Theravada"
mengapa "para sesepuh yang mengerti itu"
tidak melihat Ke masa depan dengan kemampuan nya Superiornya kalau bakalan ada kekacauan seperti ini?

jadi bisa donk para Theravada menyalahkan para sesepuh mahayana yang "bijak" itu dengan alasan.
kalau "orang bijak lebih tahu dari pada orang tidak bijak harusnya mengambil keputusan tepat hingga perbedaan pandangan yang sedemikian dalam kalangan Theravada dan Mahayana dapat dihindari"

kalaupun dengan alasan makanya Kitab itu disimpan di ALAM NAGA...lalu siapa yang bodoh mengambil kitab itu tanpa pikir panjang?


jikalau sudah Tamat S1(theravada) harusnya dengan sendiri memiliki Abhinna untuk ke Alam NAGA dan belajar disitu.

Mengapa "para sesepuh yang mengerti itu" tidak melihat Ke masa depan dengan kemampuan nya Superiornya kalau bakalan ADA PERPECAHAN KE 18 SEKTE??

Yah mending nggak usah ngulang ajaran Sang Buddha aja deh kalau gitu. Gitu maksud anda? La wong Hinayana aja udah pecah... cah... cah kaya gitu..l....

Justru Mahayana muncul untuk mempersatukan aliran-aliran tersebut!

“Sekte Mahasanghika akan terbagi menjadi tujuh bagian
Sekte Sthavira menjadi sebelas bagian,
Inilah apa yang kita istilahkan sebagai 12 sekte [dari Mahasthavira],
Delapan belas termasuk di dalamnya dua sekte awal,
Semua ini muncul dari Mahayana,
Yang mengatakan bukan kesetujuan pun bukan kontradiksi."

(Manjusri Pariprccha Sutra)

 _/\_
The Siddha Wanderer

Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #497 on: 16 February 2009, 07:04:18 AM »
Quote
jadi bisakah saya tarik kesimpulan "selama Sang Buddha selalu mau mengajarkan dhamma,di situ ada penderitaan bukan.?"

lalu, bagian mana yang dikatakan Sang Buddha telah bebas dari penderitaan?
nah, inilah yang saya sebut...mengajarkan bebas dari penderitaan tetapi dirinya sendiri menderita....
apakah Sang buddha pernah merasakan betul-betul bebas dari penderitaan?
saya yakin "tidak akan pernah bebas dari penderitaan"

jadi apakah yang diajarkan seorang buddha?...yakni terus menderita?
jadi kebalik bukan dengan 4 kesunyataan mulia.

lalu pada akhirnya bertabrakan pula dengan ajaran Theravada.

La wong Bodhisattva yang nolong terus menerus aja kagak menderita kok anda yang protess..... Penderitaan mamang ada tapi ya cuma penderitaan fisik, batin ya kagak menderita.

Quote
saya rasa tidak bakalan nyambung..Theravada mengajarkan

Segala bentukan adalah penderitaan, dan untuk bebas dari penderitaan adalah bebas dari bentukan.

sedangkan mahayana? ^^

Ya begitu...  ^-^  ^-^

Quote
coba renungkan ini..dan keinginan untuk mengajar terus menerus itu masuk mana yah dari 3 ini.^^

apalagi kalau bukan ketamakan. dimana merujuk pada "mau terus"

Terusnya hanya prosesss.......  ^-^  ^-^ Anda paham kusala chanda gak sih??

Kok yang dipikiran cuma lobha.... lobha............lobha....... ya anda terus menerus mencari nafkah buat anak istri anda supaya mereka hidup sejahtera dan berbahagia itu LOBHA ya? Ohhh... kalau gitu harus cepet2 dilenyapkan nih tuh LOBHA...... gak usah cari nafkah sekalian karena nambah LOBHA. Ngapain nunda2 untuk nglenyapin LOBHA. Gitu? Tentu tidak bukan?

Seorang Bodhisattva yang berikrar untuk menolong terus menerus..... apakah pada akhirnya tidak jadi Samyaksambuddha? Ya jadi dong!
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #498 on: 16 February 2009, 07:10:54 AM »
Quote
saya yakin para praktek vipassana tidak akan berkata demikian...
entah anda pernah belajar vipassana atau tidak
tapi saya juga mengharapkan jawaban sama seperti [at]indra tentang Arahat dapat merosot.

salam metta. ^^

Gak ngurus..... toh praktisi Vipassana belum tentu Arhat. Selama belum menjadi Arhat, maka seseorang tidak akan mampu sepenuhnya memahami hasil / akibat dari Vipassana 100%.

Dan mungkin malah anda sendiri yang mbulet ama konsep Vipasyana-nya Mahayana sehingga Mahayana dalam pikiran anda menjadi terkontradiksi dengan Theravada.

Renungkan Mahayana dengan cangkir yang tidak penuh, tapi dengan cangkir kosong. Renungkan... renungkan..... tanpa perenungan ataupun meditasi terhadap Ajaran, hanya dengan intelektualitas semata, maka hasilnya kebanyakan akan meleset.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #499 on: 16 February 2009, 07:26:32 AM »
Refleksikan kehidupan YM Atisha Dipamkara ini, maka anda akan sepenuhnya memahami apa itu sebenarnya Mahayana.

Sri Heruka juga muncul di angkasa di hadapan Guru Atisha dan mendesaknya untuk mengikuti anjuran itu. Guru kita, yang Terbijaksana dan Yang Mulia Maitreya, juga muncul dalam mimpi Guru Atisha, mendesaknya untuk menjadi bhiksu. Jadi pada usia 29 tahun beliau meninggalkan kehidupan perumah tangga dan mengambil pentahbisan penuh dari Mahasanghika Upadhyaya Silaraksa, yang telah mencapai tahap ketabahan dari Marga Persiapan [prayoga marga]. Setelah melayani sebanyak 157 guru, Atisha merampungkan pembelajaran semua ilmu pengetahuan, juga kitab-kitab Sutra dan Tantra, bersama dengan instruksi-instruksi yang berkaitan.

Khususnya, beliau belajar selama 12 tahun seluruh Mahavibhasa Sastra [dari aliran Sarvastivada] dengan Guru Dharmaraksita dan menguasai semua topiknya yang sulit. Risalah ini yang terdiri dari sekitar 800 bagian menjelaskan semua poin kunci dari tujuh Kitab Abhidharma dan empat kelompok kitab Vinaya. Sebagai tambahan, 18 aliran Hinayana telah merumuskan banyak sekali perbedaan interpretasi yang subtil berkaitan dengan kode etik Buddhis, termasuk hal-hal seeprti bagaimana seorang bhiksu menerima makanan dan memercikkan air kumur. Karena Guru Atisha telah belajar untuk membedakan semuanya tanpa kesalahan, setiap dari 18 aliran Buddhis India tersebut menganggap beliau sebagai mahkota permata ajaran.


Dikutip dari :Pembebasan Di Tangan Kita oleh Phabongkha Rinpoche

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #500 on: 16 February 2009, 10:56:20 AM »
Quote
Oh Jadi pada jaman Buddha ternyata ajaran Mahayana sudah di ajarkan dan ada murid yg bisa memahami  Namaste
Tapi bagaimanapun juga... Arahat (Bodhisatva tgkt 7) dgn batinnya yg jernih dimana mereka sudah menghapus kilesa, seharusnya bisa lebih memahami ajaran Mahayana.
Dibanding dgn kita (umat awam), yg mgkn juga sudah termasuk Bodhisatva, tp masih di bawah tgkt 7 pastinya kan. Roll Eyes

Ini karena para Arhat menurut Mahayana masih memiliki kemelekatan akan "kedamaian ekstrim". Inilah yang menyebabkan ada beberapa dari para Arhat Hinayana yang lebih sulit memahami jalan Bodhisattva ketimbang umat awam seperti kita-kita ini.


Jika nibbana theravada dikatakan "kedamaian ekstrim" dan para savaka arahat itu dikatakan melekat pada kedamaian ekstrim. Bukankah para bodhisatva dan buddha dari jalur Mahayana juga melekat pada ikrar "menolong semua makhluk".

logika ajaran pembebasan sejati ajaran Theravada adalah pembebasan individu. Karena mengapa ? Hanya diri sendiri-lah yang bisa membebaskan diri sendiri, tiada orang yang bisa mensuci-kan diri orang lain. Oleh diri sendiri-lah kesucian itu bisa dicapai.

BUDDHA HAS SHOWN THE PATH OF LIBERATION, NOW DEPEND ON EACH INDIVIDUAL TO TAKE THE PATH AND JOURNEY HIMSELF.

Siapa yang sependapat dengan saya ? Cukup sependapat di dalam hati saja... dan anda akan semakin SADDHA (yakin) dengan yang mana ajaran pembebasan yang sejati.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #501 on: 16 February 2009, 11:05:41 AM »
Quote
Jika nibbana theravada dikatakan "kedamaian ekstrim" dan para savaka arahat itu dikatakan melekat pada kedamaian ekstrim. Bukankah para bodhisatva dan buddha dari jalur Mahayana juga melekat pada ikrar "menolong semua makhluk".

logika ajaran pembebasan sejati ajaran Theravada adalah pembebasan individu. Karena mengapa ? Hanya diri sendiri-lah yang bisa membebaskan diri sendiri, tiada orang yang bisa mensuci-kan diri orang lain. Oleh diri sendiri-lah kesucian itu bisa dicapai.

BUDDHA HAS SHOWN THE PATH OF LIBERATION, NOW DEPEND ON EACH INDIVIDUAL TO TAKE THE PATH AND JOURNEY HIMSELF.

Siapa yang sependapat dengan saya ? Cukup sependapat di dalam hati saja... dan anda akan semakin SADDHA (yakin) dengan yang mana ajaran pembebasan yang sejati.

Tapi bagi Mahayana, mereka tidak melekat pada konsep "menolong semua makhluk".

Bagaimanapun argumen anda, menurut Mahayana para Arhat melekat pada "kedamaian ekstrim" dan para Bodhisattva tidak melekat pada  "menolong semua makhluk".

Kalau anda sebagai Theravadin tidak cocok, it's OK. Tahu konsepnya, hargai dan hormati konsep Mahayana.

Bro. chingik sudah menjelaskan berkali-kali dan menurut saya sudah jelas, dan selama ini banyak member yang posting di forum ini hanya bermain kata-kata saja. Tidak ada poin yang dituju.

Renungkan, realisasi, baru anda bisa debat tentang hal-hal yang subtil.

Ingat selalu Prajnaparamita Sutra.....

Kemaren saya ikut diskusi Lamrim di Surabaya, samanera waktu itu berkata bahwa renungkan Dharma.... ini adalah poin terpenting.

Jangan langsung ceplas ceplos secara intelektual bales sana sini mboh gak karuan tapi akhirnya cuma main kata-kata saja.

Renungkan anda baru bisa paham..... Srotapanna aja belum nyampe.... mau sepenuhnya memahami pencapaian para Arhat dan Bodhisattva... hebatttt.

Tidak usah seseorang sependapat dengan saya. Tapi hendaknya seseorang sebagai umat Buddhis sependapat dengan Guru Agung Buddha Sakyamuni.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #502 on: 16 February 2009, 11:09:46 AM »
Bagaimanapun argumen anda, menurut Mahayana para Arhat melekat pada "kedamaian ekstrim" dan para Bodhisattva tidak melekat pada  "menolong semua makhluk".

Bukankah Vajrachedika Sutra menyebutkan bahwa bila Nibbana dikatakan sebagai kedamaian ekstrim maka masih menganut dualitas yaitu adanya Damai dan Tidak damai seperti Ada Surga dan Neraka. bila seperti itu pertanyaannya
1. apakah Hinayana salah mengerti soal Nibbananya
2. apakah Mahayana sendiri tidak mengetahui Nibbana ArahaT?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #503 on: 16 February 2009, 11:14:23 AM »
Quote
Bagaimanapun argumen anda, menurut Mahayana para Arhat melekat pada "kedamaian ekstrim" dan para Bodhisattva tidak melekat pada  "menolong semua makhluk".

Bukankah Vajrachedika Sutra menyebutkan bahwa bila Nibbana dikatakan sebagai kedamaian ekstrim maka masih menganut dualitas yaitu adanya Damai dan Tidak damai seperti Ada Surga dan Neraka. bila seperti itu pertanyaannya
1. apakah Hinayana salah mengerti soal Nibbananya
2. apakah Mahayana sendiri tidak mengetahui Nibbana ArahaT?

Sorang Bodhisattva tentu sangat memahami Nirvana dari Arahat, tapi mereka tidak masuk ke jalur Hinayana Arhat yang melekat pada "kedamaian ekstrim". Jalan yang dilalui Bodhisattva adalah "Mahayana Arhat" yang didasari atas Bodhicitta.

Vajracchedika Sutra adalah sebuah sutra yang mengemukakan Kebenaran Absolut. Tapi secara Kebenaran Konvensional, tentu ada tingkatan dalam pencapaian Nirvana, tentu ada pembedaan antara Damai dan Tidak Damai.

Seperti Kebenaran Absolut di mana tidak ada yang namanya baik dan jahat. Tapi secara Konvensional toh para Buddha mengajarkan kita untuk berbuat baik.

Ini adalah konsep "Dua Kebenaran" dalam Mahayana.

Namun jawaban atas pertanyaan anda: Nirvana yang sepenuhnya bebas dari dualitas adalah Nirvana Samyaksambuddha.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 16 February 2009, 11:17:21 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #504 on: 16 February 2009, 11:28:37 AM »
Quote
Kapan kata hinayana dan mahayana muncul? apakah sejak jaman Sang Buddha ada?

Setau saya kata "mahayana dan hinayana "muncul jauh setelah Sang Buddha parinibanna. Jadi jika arahat masih bisa merosot, sia2 dong yg jadi arahat pada jaman Sang Buddha.  Relieved

Sebenarnya ajaran Sang Buddha itu sederhana, hanya manusia yg membuat aliran aneh2 dan menjelimet agar terkesan eksklusive. mereka yg menciptakan perbedaan sehingga muncul kata "mahayana dan hinayana yg berpolemik" hanyalah ciptaan orang2 yg suka berfantasi ttg ajaran Sang Buddha. chuckle

Maka...... 18 sekte agama Buddha juga dapat dikategorikan sebagai ciptaan orang2 yg suka berfantasi ttg ajaran Sang Buddha. Apakah begitu???

Wah....kalau begitu..... kan Theravada masuk......  gimana nih?  ^-^  ^-^

 _/\_
The Siddha Wanderer


Mereka yang tidak melihat dengan kejernihan hati mengenai ajaran Sang Buddha, entah itu mahayana, theravada atau bahkan vajrayana tentu saja berfantasi  ^-^

Coba perhatikan kalimat saya yg saya ulangi kembali "Kapan kata hinayana dan mahayana muncul? apakah sejak jaman Sang Buddha sudah ada?" coba perhatikan yg di bold.. :D

saya tanya lagi ya, apakah seorang arahat mempermasalahkan theravada ,mahayana atau vajrayana? demikian juga apakah seorang bodhisatva mempermasalahkannya mengenai mana yg lebih tinggi?
Coba perhatikan tipitaka pali apakah ada menyebut hinayana lebih tinggi atau mahayana lebih tinggi?-->setau saya yg ditekankan ada pengikisan LDM. Atau pernakah Sang Buddha yg merupakan sumber informasi pernah mengatakan demikian?

Sekte2 muncul adalah suatu hal yg wajar, tapi jika salah satu sekte sudah membuat suatu statement sekte ini lebih tinggi dari itu atau yg ini lebih lengkap dari itu adalah suatu statement yg tidak pernah diucapkan para arahat ataupun para Buddha.

Nah kalau boleh saya mau nanya lagi, statement dari mana bahwa belajar theravada dulu lalu belajar mahayana lalu vajrayana yg lebih tinggi/lengkap. Adakah di tipitaka? atau hanya asumsi saja? jika ada tolong berikan referensinya..


Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #505 on: 16 February 2009, 11:31:56 AM »
Quote
Mereka yang tidak melihat dengan kejernihan hati mengenai ajaran Sang Buddha, entah itu mahayana, theravada atau bahkan vajrayana tentu saja berfantasi  chuckle

Coba perhatikan kalimat saya yg saya ulangi kembali "Kapan kata hinayana dan mahayana muncul? apakah sejak jaman Sang Buddha sudah ada?" coba perhatikan yg di bold.. Cheesy

saya tanya lagi ya, apakah seorang arahat mempermasalahkan theravada ,mahayana atau vajrayana? demikian juga apakah seorang bodhisatva mempermasalahkannya mengenai mana yg lebih tinggi?
Coba perhatikan tipitaka pali apakah ada menyebut hinayana lebih tinggi atau mahayana lebih tinggi?-->setau saya yg ditekankan ada pengikisan LDM. Atau pernakah Sang Buddha yg merupakan sumber informasi pernah mengatakan demikian?

Sekte2 muncul adalah suatu hal yg wajar, tapi jika salah satu sekte sudah membuat suatu statement sekte ini lebih tinggi dari itu atau yg ini lebih lengkap dari itu adalah suatu statement yg tidak pernah diucapkan para arahat ataupun para Buddha.

Nah kalau boleh saya mau nanya lagi, statement dari mana bahwa belajar theravada dulu lalu belajar mahayana lalu vajrayana yg lebih tinggi/lengkap. Adakah di tipitaka? atau hanya asumsi saja? jika ada tolong berikan referensinya..

Istilah Hinayana maupun Mahayana tidak terlalu jadi soal mau muncul kapan.... yang perlu dimaknai adalah makna dari kedua istilah tersebut.

Memang sedari awal saya tidak mempermasalahkan siapa yang lebih tinggi, karena semuanya merupakan suatu tahapan jalan.

Saya hanya mengemukakan pernyataan bahwa gini lho konsepnya Mahayana. Mau urusan beneran atau kagak, ya anda realisasi sendiri deh.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #506 on: 16 February 2009, 11:36:12 AM »
Quote
Ini tuduhan serius, Arahat yang masih bisa merosot, bisa sebutkan contoh dan referensinya?

Baca Abhidharmakosa. Di sana ada sebutin Arhat yang masih bisa merosot dan ada yang tidak.....

Kalau Mahasanghika malah semua Arhat ada kemungkinan melakukan kemerosotan dalam 5 hal.

Jadi sebenarnya dalam aliran Hinayana sendiri telah ada indikasi tentang ketidaksempurnaan seorang Shravaka Arhat.

 _/\_
The Siddha Wanderer
posting disini pls...kan sama2 baca lebih enak. _/\_


Quote
Kalau saya bilang Hinayana yang nge-klaim kalau tidak ada S2 gimana??  chuckle  chuckle  chuckle
memang hinaya sudah mengklaim kalau jalan Nibbana itu sudah FINISH..tidak ada S2.

dan yang menyatakan ada S2. itu MAHAYANA bro....

mahayana yang buat versi ada S2....theravada tidak buat versi.....gimana sih..


Quote
Ini adalah pertanyaan konyol.

Apabila Nagarjuna tidak mengambil Sutra Mahayana.... Anda pikir tidak akan ada perpecahan Sangha??

Lah 18 sekte awal yang konsepnya berbeda-beda anda pikir itu apa?

Kalau gak ada Mahayana, mungkin zaman sekarang akan ada 18 sekte agama Buddha yang sedang bertarung dan gontok-gontokan.

Tahu 18 sekte awal itu apa saja?

Malah Theravada yang katanya banyak orang murni itu justru menurut Mahasanghika adalah sekte yang dengan seenaknya menambahi Vinaya yang diajarkan Sang Buddha! Nah lho? Jadi yang bikin Sanghabheda itu siapa?

Coba renungkan! Belajar sejarah, pahami, baru tanyakan!

La Ajahn Chah, Luangta Maha Boowa, Ajahn Mun Bhuridatto ada kejodohan gak bertemu ajaran Mahayana?

Apakah mereka seorang Arhat masih belum tentu bukan? Apakah mereka mempunyai kemampuan lebih [abhinna] anda juga gak tahu pastinya bukan?

Lagipula kalau mereka Arhat, belum tentu juga merupakan seorang Arhat yang mampu memahami Mahayana? Ingat contoh kisah Arhat yang mampu memahami Mahayana dan yang tidak mampu memahami Mahayana?
sejak kapan dalam Theravada ada 18 versi?....di TIPITAKA mana tertulis ada 18 versi?
jadi jelas yang membedakan versi situ adalah murid nya....bukan Theravada.

misalkan seorang bikkhu belajar metode meditasi vipassana mahassi, yang satu nya belajar versi lain seperti ajahn mun...
ini berarti murid nya yang membedakan......tetapi "nibbana" dalam Theravada tetap 1 makna.
yakni bebas se-bebas bebas nya.

masalah sesepuh seperti Ajahn chah,Luanta, dsb-nya....justu kesimpulan bahwa ketika tamat S1 sudah harus lanjut S2. itu pandangan MAHAYANA
dan berarti jika dilihat dari sudut pandang MAHAYANA bahwa mereka semua itu BELUM TAMAT S1.

anda tidak mengerti apa yang saya katakan...versi yang berbeda-beda diciptakan itu adalah CIPTAAN MAHAYANA....

sekali lagi di TIPITAKA PALI tidak ada PERBEDAAN SEKTE....yang ada hanya di Tripitaka MAHAYANA.

salam metta ^^
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #507 on: 16 February 2009, 11:38:41 AM »
Quote
Perpecahan Sangha sudah terjadi sebelum Nagarjuna membawa Sutra Mahayana.... malah bukan 3 aliran lagi.... tapi malah 18 aliran..... Wuuiiiikkk  Cool  Cool
tapi perpecahan itu terbentuk dari murid...bukan dari naskah kitab sucinya...
jelas kan....

lalu nagarjuna membawa kitab perpecahan itu untuk apa?...sudahkah pikir akibat nya belum..
bukan membawa perdamaian...bahkan dengan sengaja tertulis 2 aliran disitu.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #508 on: 16 February 2009, 11:40:38 AM »
Quote
sejak kapan dalam Theravada ada 18 versi?....di TIPITAKA mana tertulis ada 18 versi?
jadi jelas yang membedakan versi situ adalah murid nya....bukan Theravada.

misalkan seorang bikkhu belajar metode meditasi vipassana mahassi, yang satu nya belajar versi lain seperti ajahn mun...
ini berarti murid nya yang membedakan......tetapi "nibbana" dalam Theravada tetap 1 makna.
yakni bebas se-bebas bebas nya.

masalah sesepuh seperti Ajahn chah,Luanta, dsb-nya....justu kesimpulan bahwa ketika tamat S1 sudah harus lanjut S2. itu pandangan MAHAYANA
dan berarti jika dilihat dari sudut pandang MAHAYANA bahwa mereka semua itu BELUM TAMAT S1.

anda tidak mengerti apa yang saya katakan...versi yang berbeda-beda diciptakan itu adalah CIPTAAN MAHAYANA....

sekali lagi di TIPITAKA PALI tidak ada PERBEDAAN SEKTE....yang ada hanya di Tripitaka MAHAYANA.

salam metta ^^

Wah.... anda bener-bener kagak tau sejarah ya??

Apa anda tahu Theravada Mahaviharavasin sudah merupakan sekte yang terpecah dari Sangha mula-mula? Alias sekte Theravada bukan aliran murni dari zaman Sang Buddha. Ngerti?

Siapa yang bilang Theravada ada 18 versi? Yang bener adalah dari 18 versi itu, salah satunya adalah Theravada.

Quote
memang hinaya sudah mengklaim kalau jalan Nibbana itu sudah FINISH..tidak ada S2.

dan yang menyatakan ada S2. itu MAHAYANA bro....

mahayana yang buat versi ada S2....theravada tidak buat versi.....gimana sih..

Ya sudah beda versi...... tapi Theravada juga buat versi Arahat kagak ada yang bisa merosot....  ^-^

Satu kalimat buat anda: Belajar sejarah dengan bener.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #509 on: 16 February 2009, 11:40:51 AM »
Quote
Bagaimanapun argumen anda, menurut Mahayana para Arhat melekat pada "kedamaian ekstrim" dan para Bodhisattva tidak melekat pada  "menolong semua makhluk".

Bukankah Vajrachedika Sutra menyebutkan bahwa bila Nibbana dikatakan sebagai kedamaian ekstrim maka masih menganut dualitas yaitu adanya Damai dan Tidak damai seperti Ada Surga dan Neraka. bila seperti itu pertanyaannya
1. apakah Hinayana salah mengerti soal Nibbananya
2. apakah Mahayana sendiri tidak mengetahui Nibbana ArahaT?

Sorang Bodhisattva tentu sangat memahami Nirvana dari Arahat, tapi mereka tidak masuk ke jalur Hinayana Arhat yang melekat pada "kedamaian ekstrim". Jalan yang dilalui Bodhisattva adalah "Mahayana Arhat" yang didasari atas Bodhicitta.

Apakah Anda sudah pernah membaca tipitaka pali?, bahwa pencapaian arahat harus bebas dari kemelekatan apapun termasuk baik dan buruk. Darimana sumber kedamaian ekstrem itu?

Apakah bodhicitta hanya dimiliki araht mahayanis saja? atau orang yg menjalankan ajaran Sang Buddha dengan baik dan benar?




 _/\_
The Siddha Wanderer
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada