//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Demikian lah dhamma yang telah ku dengar,...  (Read 3697 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Demikian lah dhamma yang telah ku dengar,...
« on: 01 September 2012, 08:44:35 AM »
Anumodana semua nya,...

Mari kita menyaring ulang dhamma yang telah kita dengar atau pun telah kita baca. Untuk kita bagikan kepada yang lain, agar menjadi sebuah kebajikan yang bermanfaat bagi kita semua baik yang mengulang mau pun yang membaca. Sehingga Kita semua mendapatkan manfaatnya secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga dapat bermanfaat bagi kita.
Semoga kita berbahagia.
Semoga semua mahluk berbahagia.
Semoga kebajikan yang kita lakukan membuahkan kamma baik bagi kehidupan kita,mahluk hidup dan lingkungan kita.


 _/\_
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Demikian lah dhamma yang telah ku dengar,...
« Reply #1 on: 01 September 2012, 08:45:47 AM »
Demikian lah dhamma yang telah kudengar,....

Dhamma adalah sesuatu yang mudah dicerna bila kita ingin mengerti dengan menyederhanakan pikiran kita akan sesuatu kondisi situasi yang kita rasakan. Dhamma adalah sesuatu apa adanya, sebagai apa adanya maka ini adalah kebenaran yang hakiki. Banyak orang tidak dapat melihat dhamma sebagai apa adanya dikarenakan, kita terlalu menyulitkan pikiran kita dengan berbagai macam hal hal yang tidak penting. Contoh sederhana bagaimana kita dapat melihat duhkka sebagaimana adanya setiap keinginan kita pasti menimbulkan duhkka bila kita terlalu melekatinya. Bila kita ingin sesuatu, katakan lah sebuah handphone dan kita terus memikirkannya dan dalam diri kita timbul yang namanya, gelisah. Dengan timbulnya gelisah ini saja sudah menjadi duhkka dalam bathin kita. Dengan rajin merenungkan diri maka kita dapat melihat gelisah ini adalah duhkka ini adalah dhamma yang dapat dilihat sebagaimana adanya. Cuma dalam kenyataannya sering kali kita melihat kegelisahan dalam bathin ini sebagai sebuah ambisi yang salah, contoh dengan mempunyai keinginan handphone tadi dan kita terus melekat pada keinginan itu maka kegelisahan timbul dan pada saat kegelisahan ini timbul kita memadukan pikiran yang lain bahwa kalau tidak punya handphone ini saya akan menjadi susah sulit untuk berhubungan dengan teman, dan lain sebagainya. Ini yang disebut pikiran salah. Kenapa semua ajaran sang buddha selalu berputar di sekitar empat kebenaran mulia. Karena ini adalah yang terpenting yang harus kita lakukan, yang harus kita pelajari, dan kita renungkan setiap detik kehidupan kita. Sang buddha bagai kan tabit yang memberikan resep obat kepada kita untuk menyembuhkan penyakit dalam diri kita yaitu kemelekatan diri. Contoh ini bagaikan kita pergi ketabit dan sang tabit sudah memberikan empat jenis daun yang berbeda untuk kita olah dan kita minum setiap hari untuk menyembuhkan penyakit kita. Tetapi kita bertanya kenapa hanya empat daun ini saja yang diberikan, kan masih banyak daun daun lain yang bisa dipakai untuk diolah. Maka sang tabit berkata dengan keempat daun ini kau akan sembuh. Tetapi bila kau menambahkan dengan daun yang lain yang tidak cocok maka ini akan menjadi racun bagimu, atau bila kau menambahkan dengan daun yang lain, yang tidak bermanfaat sama maka ini akan tidak akan menjadi berkasihat dalam penyakitmu. Mana yang lebih banyak keempat daun ini atau daun daun lain selain keempat jenis daun ini? Tentu saja bila daun daun lain tidak bermanfaat dan beracun bagimu apakah ini kita ambil dan kita minum? Demikian dengan dhamma, dhamma tidak anti dengan pemikiran  lain tapi ini bagaikan sebuah daun obat. Kalau daun yang lain tidak bermafaat dan berracun apakah ini harus kita minum? Maka dari itu dalam kehidupan kita sehari hari sudah seharusnya kita mengolah dan meminum obat untuk penyembuhan diri kita agar kita terbebas dari namanya penyakit duhkka. Janganlah menambahkan daun daun tak berguna yang bisa menjadi racun bagi kehidupan kita. Kita hidup sudah sangat menderita dari begitu kita lahir sampai kehidupan kita sekarang sudah berapa banyak air mata ini mengalir? sudah berapa banyak kita menderita? Sudah cukup lah kita melakukan hal hal yang tak bermanfaat dalam kehidupan kita ini. Mulai sekarang lakukan hal hal yang membawa manfaat dan berguna bagi diri kita, mahluk hidup dan lingkungan kita. Agar kita dapat sewaktu hari mencapai nibbana.
Semoga ini bermanfaat, semoga kita semua bahagia, semoga semua mahluk berbahagia. Sabbe satta bhvantu sukhitta.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Demikian lah dhamma yang telah ku dengar,...
« Reply #2 on: 01 September 2012, 11:17:50 AM »
bagus bro, tapi agak susah dibaca...

gak pake paragraf pemisah sih..

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Demikian lah dhamma yang telah ku dengar,...
« Reply #3 on: 01 September 2012, 11:22:18 AM »
Demikian lah dhamma yang telah kudengar,....

Dhamma adalah sesuatu yang mudah dicerna bila kita ingin mengerti dengan menyederhanakan pikiran kita akan sesuatu kondisi situasi yang kita rasakan. Dhamma adalah sesuatu apa adanya, sebagai apa adanya maka ini adalah kebenaran yang hakiki.

Banyak orang tidak dapat melihat dhamma sebagai apa adanya dikarenakan, kita terlalu menyulitkan pikiran kita dengan berbagai macam hal hal yang tidak penting. Contoh sederhana bagaimana kita dapat melihat duhkka sebagaimana adanya setiap keinginan kita pasti menimbulkan duhkka bila kita terlalu melekatinya. Bila kita ingin sesuatu, katakan lah sebuah handphone dan kita terus memikirkannya dan dalam diri kita timbul yang namanya, gelisah. Dengan timbulnya gelisah ini saja sudah menjadi duhkka dalam bathin kita.

Dengan rajin merenungkan diri maka kita dapat melihat gelisah ini adalah duhkka ini adalah dhamma yang dapat dilihat sebagaimana adanya. Cuma dalam kenyataannya sering kali kita melihat kegelisahan dalam bathin ini sebagai sebuah ambisi yang salah, contoh dengan mempunyai keinginan handphone tadi dan kita terus melekat pada keinginan itu maka kegelisahan timbul dan pada saat kegelisahan ini timbul kita memadukan pikiran yang lain bahwa kalau tidak punya handphone ini saya akan menjadi susah sulit untuk berhubungan dengan teman, dan lain sebagainya. Ini yang disebut pikiran salah. Kenapa semua ajaran sang buddha selalu berputar di sekitar empat kebenaran mulia. Karena ini adalah yang terpenting yang harus kita lakukan, yang harus kita pelajari, dan kita renungkan setiap detik kehidupan kita. Sang buddha bagai kan tabit yang memberikan resep obat kepada kita untuk menyembuhkan penyakit dalam diri kita yaitu kemelekatan diri.

Contoh ini bagaikan kita pergi ketabit Tabib dan sang tabit Tabib sudah memberikan empat jenis daun yang berbeda untuk kita olah dan kita minum setiap hari untuk menyembuhkan penyakit kita. Tetapi kita bertanya kenapa hanya empat daun ini saja yang diberikan, kan masih banyak daun daun lain yang bisa dipakai untuk diolah. Maka sang tabit Tabib berkata dengan ke empat daun ini kau akan sembuh. Tetapi bila kau menambahkan dengan daun yang lain yang tidak cocok maka ini akan menjadi racun bagimu, atau bila kau menambahkan dengan daun yang lain, yang tidak bermanfaat sama maka ini akan tidak akan menjadi berkasihat dalam penyakitmu. Mana yang lebih banyak keempat daun ini atau daun daun lain selain keempat jenis daun ini? Tentu saja bila daun daun lain tidak bermanfaat dan beracun bagimu apakah ini kita ambil dan kita minum? Demikian dengan dhamma, dhamma tidak anti dengan pemikiran  lain tapi ini bagaikan sebuah daun obat. Kalau daun yang lain tidak bermafaat dan beracun apakah ini harus kita minum?

Maka dari itu dalam kehidupan kita sehari hari sudah seharusnya kita mengolah dan meminum obat untuk penyembuhan diri kita agar kita terbebas dari namanya penyakit duhkka dukkha. Janganlah menambahkan daun-daun tak berguna yang bisa menjadi racun bagi kehidupan kita. Kita hidup sudah sangat menderita dari begitu kita lahir sampai kehidupan kita sekarang sudah berapa banyak air mata ini mengalir? sudah berapa banyak kita menderita? Sudah cukup lah kita melakukan hal hal yang tak bermanfaat dalam kehidupan kita ini.

Mulai sekarang lakukan hal hal yang membawa manfaat dan berguna bagi diri kita, mahluk hidup dan lingkungan kita. Agar kita dapat sewaktu hari mencapai nibbana.

Semoga ini bermanfaat, semoga kita semua bahagia, semoga semua mahluk berbahagia. Sabbe satta bhvantu sukhitta.

mohon maaf, saya rapikan sedikit bro...
sungguh ini tulisan yang bagus. dan anda layak dapat klik +1

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Demikian lah dhamma yang telah ku dengar,...
« Reply #4 on: 12 September 2012, 07:12:44 AM »
Demikian lah dhamma yang telah kudengar,...

Pada hari ini kita duduk disini untuk mendengarkan dhamma. Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada tengahnya, dan indah pada akhirnya. Bagaimana kita tahu bahwa dhamma itu indah? Bagaimana kita bisa berkata dhamma itu indah pada awalnya, tengahnya, dan akhirnya? Apakah ini hanya sebuah kata kata saja?

Sejujurnya dhamma itu sendiri adalah kebenaran. Bagaimana kita bisa mengetahui dhamma itu indah? Tentu saja dengan menyimak dengan baik dan benar. Banyak dari kita disini datang duduk dan pulang tanpa mengerti dan mengetahui untuk apa kita datang kesini, duduk disini, dan pulang dari sini.

Bila kita datang kesini hanya untuk duduk dan pulang maka kita tak mengerti mengapa dhamma disebut indah? Bila kita hanya duduk disini tanpa merenung kan apa dhamma ini kenapa disebut indah maka kita hanya duduk seperti patung tak mengerti apa apa. Saat pulang mungkin akan menjadi hal yang biasa saja. Menjadi kegiatan rutinitas yang biasa saja. Yang pada akhirnya bosan dan jenuh. Karena itu itu saja yang dilakukannya.

Kita datang kesini tentu punya tujuan dan masing masing berbeda. Tapi punya satu kesamaan yaitu mendengarkan dhamma. Mengapa dhamma begitu penting bagi kita? Karena kita ingin dengan memahami dhamma maka kita dapat menghadapi perubahan kehidupan kita. Mengapa disebut perubahan ? Karena ada yang dari baik semakin baik, ada yang dari baik menjadi buruk, ada juga dari buruk menjadi baik, dan ada juga dari buruk semakin buruk.

Disini lah kegunaan dhamma untuk kita ketahui,pelajari,pahami dan praktekkan dalam menghadapi perubahan hidup kita. Agar kita mendapatkan sesuatu yang namanya kebahagian hidup. Tentu saja setiap mahluk ingin bahagia. Cuma pertanyaannya cara yang bagaimana untuk mendapatkannya? Ada yang dengan cara yang salah, ada dengan cara yang benar.

Melihat dhamma adalah melihat kebenaran itu sendiri sebagaimana adanya. Seperti seorang penjaga gerbang, dia berdiri didepan gerbang dan mengawasi setiap yang lewat tanpa terpengaruh dengan siapa yang lewat. Entah itu seorang kaya raya, atau pun seorang yang miskin. Si penjaga gerbang yang hanya mengawasi tanpa memihak salah satunya. Ini seperti melihat dhamma melihat sebagaimana adanya.

Setelah dapat melihat dhamma maka renungkan. Bagaimana agar bathin ini dapat kebahagiaan dengan tanpa kemerosotan moral dan prilaku. Ini disebut mempraktekkan dhamma. Banyak dari kita melakukan sesuatu yang terlihat seperti baik tetapi membawa kemerosotan bathin. Apa yang disebut kemerosotan bathin? Kemerosotan bathin dapat dilihat bila dalam bathin kita timbul, kesombongan, iri hati, benci, kebodohan, dan lain sebagainya, yang bisa kita ringkas menjadi lobha, dosa, dan moha.

Lobha, dosa, moha ini adalah akar semak belukar yang merintangi jalan kebahagiaan sejati kita. Yang dimana semak semak ini harus kita potong hancurkan dengan pedang bernama dhamma. Sehingga kita dapat menemukan jalan beruas delapan dalam kehidupan kita. Sehingga menemukan ujung jalan beruas delapan ini yang disebut nibbana.

Bila kita dapat mengerti dhamma maka dengan sendirinya kita akan merasa, dhamma itu indah pada awalnya, pada tengahnya, dan pada akhirnya. Karena ini membawa kedamaian dalam bathin, membawa kebahagiaan dalam kehidupan, dan membuat prilaku menjadi baik. Maka saat kita pulang dari sini, kita akan merasa bahagia karena sudah mengerti dhamma, merasa damai karena mengerti dhamma. Sehingga setelah pulang dari sini, kita akan melakukan prilaku, dan moral yang dimana pikiran, ucapan, dan perbuatan menjadi benar karena kita mengerti dhamma yang membawa kebahagian dan kedamaian dalam bathin kita. Bila kita dapat melakukan itu, maka apa yang dikatakan sang buddha 2600 tahun yang lalu bahwa dhamma itu indah pada awal, tengah dan akhir. Adalah ehipasiko dengan sendirinya.

Semoga mulai sekarang kita datang kesini tahu maksudnya untuk apa? Dan duduk disini tahu maksudnya untuk apa? Dan pulang dari sini tahu harus bagaimana? Sehingga kita semua setiap datang duduk dan pulang dari sini mendapatkan sebuah manfaat yang baik. Sehingga kita semua mendapatkan kwalitas bathin yang baik dan moral yang baik dan tentu saja prilaku yang baik. Sehingga dapat mendatangkan kebahagiaan yang sesungguhnya dalam kehidupan kita setiap saat.

Semoga bermanfaat, semoga kita semua berbahagia, semoga semua mahluk bahagia.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta.


Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Demikian lah dhamma yang telah ku dengar,...
« Reply #5 on: 19 September 2012, 07:34:59 AM »
Demikianlah dhamma yang telah kudengar,...

Jaman telah berubah,...
Kehidupan manusia pun sudah jauh berkembang,...
Tetapi sangat disayangkan moral dan prilaku manusia semakin merosot,...
Kesenjangan sosial begitu terasa,...
Antara simiskin dan sikaya tidak saling menbantu,...
Hidup kebersamaan bukan pilihan bagi sikaya,...
Hidup kebersamaan tiada pilihan bagi simiskin,...
Agama dijaman sekarang hanya menjadi alat,...
Agama sesungguhnya adalah uang,...
Tuhan sesungguhnya adalah uang,...
Kesehatan sesungguhnya adalah uang,...

Kesombongan manusia begitu terasa, dibalik kebaikan yang bermuka dua,...
Ego manusia semakin menonjol untuk menujukkan, ini adalah aku, diriku, yang hebat, yang disayang Tuhan, yang bernasib baik,...
Yang sebenarnya ini adalah kemerosotan bathin, kotoran bathin,...
Ini lah penderitaan sesungguhnya, kemelekatan pada diri yang tak kekal,...
Menganggap diri bisa hidup abadi,...
Tak mengalami tua, sakit, dan mati,...
Tak dapat melihat dhamma,...
Apa yang dicari pasti ditinggalkan,...
Tiada yang pasti didunia ini, yang pasti hanya kematian itu sendiri,...
Berhayal setelah mati masuk surga, tanpa berkaca apa yang sudah diperbuatnya sampai saat ini,...
Berhayal surga abadi, yang sebenarnya tak diketahui,...
Takut akan neraka tapi bersekutu dengan mara,...
Tanpa disadari sudah punya rumah dineraka,...
Inilah kehidupan manusia dijaman sekarang,...
Mau hidup enak dan mati masuk surga,...
Yang sebenarnya tergilas oleh roda samsara,...
Yang tak sadar sudah berapa banyak penderitaan yang pernah dialami,...
Saat kecil selalu menangis, begitu muda menderita, setelah tua tak berdaya,...
Setelah sadar baru tahu betapa bodoh dirinya yang tak pernah belajar,...
Belajar untuk mengetahui apa arti kehidupan sesungguhnya,...
Mempraktekkan apa yang dipelajari adalah yang tidak pernah dilakukan oleh manusia dijaman sekarang,...
Hanya tahu tapi tidak mengamalkan yang diketahuinya,...
Layak nya sidungu makan buah busuk, Ia tau ini busuk dan Ia tetap makan, yang akhirnya membuat sakit perut,...

Jadilah manusia manusia yang mempunyai sedikit debu,...
Maka dengan belajar segemgam dhamma cukup untuk menghilangkan debu tersebut,...
perbanyak perbuatan baik maka dengan sendirinya berkurang perbuatan buruk,...
Tumbuhkan niat baik maka dengan sendirinya hilang niat buruk,...
Jadikan ini sebuah kebiasaan maka lama kelamaan akan menjadi watak,...
Watak yang berbuah moral dan prilaku yang baik,...
Sehingga jaman edan ini bisa berubah menjadi jaman yang damai, sehingga mendukung untuk terciptanya surga dunia,...

Semoga bermanfaat,...
Semoga semua mahluk berbahagia,...
Sabbe satta bhavantu sukhitatta.


Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Demikian lah dhamma yang telah ku dengar,...
« Reply #6 on: 13 October 2012, 07:50:02 AM »
Demikianlah dhamma yang telah kudengar,...

Hari ini kita belajar tentang kemelekatan akan aku,...
Kita hidup sebagai mahluk berwujud manusia dalam buddhist terbagi menjadi dua unsur besar yaitu nama dan rupa. Nama adalah keadaan bathin sedangkan rupa adalah wujud fisik kita. Tanpa nama maka dalam buddhistme bukan mahluk hidup melainkan benda hidup.

Pertanyaannya yang mana disebut aku ?
Nama dan rupa ?
Nama ?
Rupa ?
Yang mana kita sebut aku ?

Kenyataannya tiada disebut aku dari kedua unsur tersebut bila kita mau memeriksa dengan seksama dengan pisikologis buddhist tentunya, nama hanya sekedar nama dan rupa hanya sekedar rupa. Permasalahan nya adalah kemelekatan kita pada unsur itu sendiri.

Aku yang terluka, aku yang dihina, aku yang disakiti. Selama kita berpikir seperti ini maka tiada kebahagiaan dalam kehidupan kita. Begitu kita melepas pandangan akan ini maka kebahagiaan muncul dikehidupan kita.

Aku yang terluka ( fisik ) sebenarnya setiap hari kita membuat luka pada diri fisik kita sendiri, dengan melakukan gerakan mengangkat beban saja kita sudah melukai otot otot kita sendiri. Tetapi kita tidak merasa aku terluka? Mungkin contoh jelasnya adalah saat ada orang memukul pipi kita tanpa sebab atau karena suatu sebab. Pipi kita akan dapat suatu cap tanda tangan orang tersebut. Tetapi bisa kita bilang kalau kita amati hanya terasa sesaat saja. Tetapi yang jadi masalah adalah kata selanjutnya, aku dihina, aku disakiti. Ini lah lebih lanjut yang bermain di daerah bathin ( nama ).

Aku dihina, aku disakiti, ini adalah kata kata bathin yang membuat sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu yang rumit. Kehidupan manusia yang sebenarnya berada disini. Banyak dari kita melakukan sesuatu perbuatan diawali dari perasaan bathinnya. Contoh sederhananya adalah saat kita sedang duduk santai menonton acara di TV, lalu kita disuruh katakan mencuci piring kotor didapur. Ini akan menjadi pekerjaan berat karena dibathin kita sudah menolak pekerjaan itu. Mungkin kita akan ribut bila kita tidak mau melakukannya. Sesungguhnya pekerjaan itu akan menjadi sederhana bila kita tidak melekat pada penolakan bathin tersebut.

Aku dihina, aku disakiti sebenarnya adalah unsur negatif yang timbul di bathin kita. dalam pisikologis buddhist keadaan bathin selalu timbul dan tenggelam ( muncul dan lenyap ). Layak nya lampu menyala terlihat sekilas seperti menyala trus, tetapi lampu itu sebenarnya mati nyala secara bergantian secara cepat. Bila kita mengetahui ini adalah sesuatu unsur negatif maka kita mengetahui juga sesuatu unsur positif. Saat kita mengetahui negatif dan positif maka kita akan mengetahui ada sebuah unsur bernama netral.

Unsur negatif tentu kita ketahui sebagai kebencian, marah, iri dengki, sombong dan lain sebagainya yang kita ketahui sebagai kelompok negatif.

Unsur positif tentu adalah lawan dari unsur negatif itu sendiri seperti tidak membenci, tidak marah, tidak iri dengki, tidak sombong, dan lain sebagainya.

Unsur netral adalah sesuatu yang sifatnya universal seperti cinta kasih, kebahagiaan, dan lain lain ( belum kepikiran ).

Setiap unsur ini ada dalam diri kita, muncul lenyap secara bergantian. Bila kita mempunyai tiga unsur maka sebenarnya kita mempunyai pilihan. Pilihan untuk menjalankan kehidupan kita lebih baik. Secara logika bila kita tahu negatif adalah buruk maka kita tentu pilih yang positif yang membawa kebaikan. Permasalahan lebih lanjut adalah kita harus dapat menyadari kemelekatan bathin kita kepada apa yang terjadi. Ini lah fungsi nya belajar meditasi buddhist setiap hari. Kita diajarkan untuk selalu dapat konsentrasi benar agar dapat selalu sadar apa yang sedang terjadi pada bathin kita.

Sebagai buddhist kita diajarkan agar selalu sadar setiap saat apa yang terjadi dengan keadaan bathin kita. Seperti saya kata kan diatas ini lah sebenarnya kehidupan manusia. Sadari setiap keadaan bathin yang muncul layaknya api lilin yang menyala. Bila yang menyala adalah yang negatif maka mati kan api itu nyalakan yang positif. Bila yang menyala adalah api positif maka kembangkan menjadi api lilin netral.

Ini adalah sebuah teori pembelajaran menyadari keadaan bathin. Tetapi prakteknya lebih baik dikembangkan masing masing karena kita mempunyai sesuatu tipikal bathin yang berbeda. Tujuan akhirnya tentu saja adalah dapat menyadari diri kita sebagai nama dan rupa dan membawa kebahagiaan dalam kehidupan kita sehari hari. Demikian pembelajaran kita tentang ke aku an dari sudut nama dan rupa.

Kesimpulan tiada aku di nama dan rupa yang ada hanya berbagai unsur. Yang menjadi masalah adalah kemelekatan akan perasaan dan pikiran ( cara pandang ) tentang aku itu sendiri. Ini dikarenakan metode dan cara pandang diluar ajaran buddhistme yang dicampur aduk dalam cara pandang buddhistme.

Sabbe satta bhavantu sukhitatta.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana