btw hubungannya apa Pak Hud, antara jhana 4 lalu abhinna itu dengan niroda-samapatti dan berhentinya pikiran pak?
Tentang teori abhinna ke-6 dan teori nirodha samapatti, saya tidak tahu apa-apa ...
Rupanya tidak ada hubungan antara kedua hal itu dengan 'berhentinya pikiran' yang saya uraikan ... karena kalau saya baca teori tersebut--apalagi uraiannya dalam Visuddhi-magga--tampaknya merupakan hal yang amat sulit untuk dicapai oleh orang kebanyakan. ...
Padahal dalam retret MMD, banyak teman-teman, Buddhis maupun non-Buddhis, yang mencapai 'berhentinya pikiran', sekalipun hanya sebentar ... Satu-dua teman berada dalam 'berhentinya pikiran' untuk waktu yang cukup lama. ...
Tampaknya Rekan Tesla keliru ketika menafsirkan 'berhentinya pikiran' yang saya uraikan dengan 'nirodha samapatti' dari teori jhana:
sekedar info, soal resolusi sebelum nirodha-samapatti ini cocok pula dg pengakuan pengalaman pak Hud
tetapi kemungkinannya adalah:
1. apa benar pak Hud ini jhana8 & sudah setidaknya anagami...
2. atau syarat jhana8 & anagami tidak valid
3. atau pak Hud membual
Kalau rekan Tesla mau mencari hubungan antara pengalaman 'berhentinya pikiran' yang saya uraikan dengan Tipitaka Pali, jangan mencari di teori jhana, melainkan carilah di Bahiya-sutta, Malunkyaputta-sutta, dan Mulapariyaya-sutta (MN 1).
Di situ Sang Buddha berkata:
(1) "Di dalam yang terlihat hanya ada yang terlihat ... dst" - Ini berarti 'pikiran berhenti'.
(2) "Kalau bisa berada di situ, ... kamu tidak ada ... itulah akhir dukkha" - ini nibbana.
Instruksi singkat Sang Buddha kepada Malunkyaputta ini tidak menyebut-nyebut tentang jhana ... dan Malunkyaputta, begitu memperoleh instruksi ini, langsung berlatih SENDIRIAN--beliau tidak belajar teori jhana dari para arahat yang lain, tidak belajar dari Tipitaka Pali (yang belum ada pada waktu itu) ... pegangannya untuk bermeditasi vipassana hanyalah instruksi Sang Buddha yang pendek kepadanya ... dan beliau mencapai pembebasan.
"Then Ven. Malunkyaputta, having been admonished by the admonishment from the Blessed One, got up from his seat and bowed down to the Blessed One, circled around him, keeping the Blessed One to his right side, and left. Then, dwelling alone, secluded, heedful, ardent, & resolute, he in no long time reached & remained in the supreme goal of the holy life for which clansmen rightly go forth from home into homelessness, knowing & realizing it for himself in the here & now. He knew: "Birth is ended, the holy life fulfilled, the task done. There is nothing further for the sake of this world." And thus Ven. Malunkyaputta became another one of the arahants."
Itulah yang saya gunakan sekarang dalam mengajarkan MMD ... instruksi Sang Buddha yang pendek kepada Malunkyaputta ... tanpa teori jhana ... tanpa teori-teori "meditasi Buddhis" (yang lain seperti tercantum dalam Mahasatipatthana-sutta).
Itu pula sebabnya, ada umat Buddhis yang merasa cocok dengan MMD, tapi ada pula yang merasa tidak cocok dengan MMD.
... Tidak apa-apa. ...
Salam,
Hudoyo