Berikut ini kompilasi debat saya dengan Reenzia:
TESLA: [menanggapi posting LILY W.]
hahaha... ga nyambung
HUDOYO:
Iyalah, sudah terlalu penuh dengan teori Abhidhamma kali, sehingga tidak bisa melihat lagi baitn sendiri masih mengandung miccha-ditthi atau tidak.
REENZIA:
terlalu banyak mengamati batin orang lain juga berpotensi membuat diri sendiri lupa mengamati batin sendiri
bukankah jalan yang akan ditempuh masing-masing dipilih sendiri?
HUDOYO:
Tolong katakan itu kepada Ibu Lily. Itulah yang saya mau katakan kepada beliau.
REENZIA:
saia menulis untuk siapapun yang ingin menerimanya
*****
BOND:
Biarkanlah thread ini dikhususkan MMD,
biar yg punya kepentingan lega yg pasti jelas MMD memang bukan meditasi buddhisme dan sudah dalam tempat yg selayaknya
HUDOYO:
Lagu lama, Rekan Bond. ... Ini yang dimaksud Bu Lily dengan "pandangan pribadi" kali.
Anda akan melihat MMD dipraktekkan oleh semakin banyak umat Buddha di Indonesia, apa pun yang Anda katakan.
REENZIA:
banyak tidaknya orang lain yang berpedoman pada dhamma ataupun MMD
tak mempengaruhi jalan orang yang memiliki pandangan yang benar
mau bnyk kek... mau ngga kek, itu gak jadi patokan bahwa jalan itu adalah benar
mayoritas belum tentu benar kan?
coba lihat saja berapa banyak orang yang masih tertutup matanya oleh debu dan sama sekali tak berniat untuk membersihkannya dibandingkan orang yang sedikit demi sedikit telah menyadari bahwa matanya telah tertutup debu
dan berniat menyingkirkan debu dimatanya untuk melihat kenyataan
HUDOYO:
<< banyak tidaknya orang lain yang berpedoman pada dhamma ataupun MMD
tak mempengaruhi jalan orang yang memiliki pandangan yang benar>>
Bagi seorang puthujjana, seperti anda dan saya, "pandangan benar" itu sangat subyektif.
Bahkan tafsiran terhadap ajaran Sang Buddha pun sangat subyektif.
<<mau bnyk kek... mau ngga kek, itu gak jadi patokan bahwa jalan itu adalah benar
mayoritas belum tentu benar kan?>>
Anda tidak membaca apa yang saya tulis, tapi Anda cuma membaca disertai prasangka (prejudice) yang ada di kepala Anda. Repot berdiskusi dengan orang yang sudah punya prasangka.
Saya gak pernah bilang MMD "paling benar", saya gak prnah bilang bahwa MMD adalah "mayoritas". Yang saya bilang semakin lama semakin banyak orang menjalankan MMD. Dan itu akan Anda lihat sendiri di kanan-kiri Anda di waktu yang akan datang.
REENZIA:
<<Tolong katakan itu kepada Ibu Lily. Itulah yang saya mau katakan kepada beliau.>>
saia menulis untuk siapapun yang ingin menerimanya
<<Bagi seorang puthujjana, seperti anda dan saya, "pandangan benar" itu sangat subyektif.
Bahkan tafsiran terhadap ajaran Sang Buddha pun sangat subyektif.>>
saia tak menganggap ini benar atau itu benar
saia hanya berkata pandangan benar orang yang benar tak akan terpengaruh apapun, thats it
tanpa asumsi apapun
<<Anda tidak membaca apa yang saya tulis, tapi Anda cuma membaca disertai prasangka (prejudice) yang ada di kepala Anda. Repot berdiskusi dengan orang yang sudah punya prasangka.
Saya gak pernah bilang MMD "paling benar", saya gak prnah bilang bahwa MMD adalah "mayoritas". Yang saya bilang semakin lama semakin banyak orang menjalankan MMD. Dan itu akan Anda lihat sendiri di kanan-kiri Anda di waktu yang akan datang.>>
saia juga tak berprasangka bahwa ini lebih benar dari pada yang itu kok, anda tau dari mana kalo saia berprasangka?
saia hanya menegaskan mayoritas tak selalu adalah yang benar
saia tak pernah menyebutkan bahwa MMD atau dhamma tidak benar atau benar kan?
kenapa terlalu banyak berasumsi bahwa saia telah mempunyai prasangka?
prasangka hanya muncul dalam pikiran anda sendiri
HUDOYO:
<<saia hanya berkata pandangan benar orang yang benar tak akan terpengaruh apapun, thats it
tanpa asumsi apapun>>
Lalu saya tanggapi bahwa bagi puthujjana seperti Anda dan saya, "pandangan benar" itu sangat subyektif, sehingga tidak bisa disebut "pandangan benar".
Sekali lagi saya tegaskan, bagi puthujjana seperti Anda dan saya tidak ada "pandangan benar".
<<saia juga tak berprasangka bahwa ini lebih benar dari pada yang itu kok, anda tau dari mana kalo saia berprasangka?
saia hanya menegaskan mayoritas tak selalu adalah yang benar>>
Anda menulis seperti ini: "banyak tidaknya orang lain yang berpedoman pada dhamma ataupun MMD tak mempengaruhi jalan orang yang memiliki pandangan yang benar. mau bnyk kek... mau ngga kek, itu gak jadi patokan bahwa jalan itu adalah benar. mayoritas belum tentu benar kan?" sebagai jawaban Anda terhadap pernyataan faktual saya: "Anda akan melihat MMD dipraktekkan oleh semakin banyak umat Buddha di Indonesia, apa pun yang Anda katakan."
Dari rangkaian debat ini SANGAT JELAS prasangka Anda!
<<kenapa terlalu banyak berasumsi bahwa saia telah mempunyai prasangka?
prasangka hanya muncul dalam pikiran anda sendiri>>
Dari kompilasi ini sangat jelas prasangka Anda!
Tidak perlu diteruskan lagi bicara dengan orang yang sudah berprasangka. Debat ini sudah menjurus kepada debat kusir lagi. Sampai di sini saja.
Hudoyo