Re: Perbedaan vipassana "tradisional" dengan vipassana MMD
Dari: Milis Samaggiphala
Dari: MARKOS PRAWIRA
Sangat kontras sekali :
<< Di dalam MMD, hanya ada 'sati' (sadar/eling). Tidak dibagi-bagi menjadi "Delapan Jalan Utama", Sila, Samadhi, Pannya; pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar penghidupan benar ... dsb dsb. >>
dengan salah satu dari kesepakatan mengenai apakah sesuatu itu Buddhism atau bukan:
*Pokok-Pokok Dasar Pemersatu Theravada dan Mahayana *
*(MENURUT KONGRES SANGHA BUDDHIS SEDUNIA DI SRI LANGKA, DESEMBER 1966)*
4. Kami mengingat bahwa tujuan hidup adalah mengembangkan belas kasih untuk semua makhluk tanpa diskriminasi dan berusaha untuk kebaikan, kebahagiaan, dan kedamaian mereka; dan untuk mengembangkan kebijaksanaan yang mengarah pada perealisasian Kebenaran Tertinggi.Kami menerima Empat Kebenaran Arya, yaitu dukkha, penyebab timbulnya dukkha, padamnya dukkha, dan *jalan menuju
pada padamnya dukkha*; dan menerima hukum sebab dan akibat (Paticcasamuppada/ Pratityasamutpada).
*Magga , kebenaran bahwa pembebasan ini dapat dicapai melalui Jalan Tengah yang terdiri dari delapan faktor, yang mendorong ke arah kesempurnaan akan kemoralan (sila), disiplin mental (samadhi), dan kebijaksanaan (panna).*
**
dan bahwa Satipatthana hanyalah salah empat dari 37 kualitas yang membantu menuju Pencerahan pada poin 8 yaitu
*1. Empat Bentuk Landasan Perhatian Benar (Pali: satipatthana; Skt. smrtyupasthana);*
2. Empat Daya Upaya Benar (Pali. sammappadhana; Skt. samyakpradhana);
3. Empat Dasar Kekuatan Batin (Pali. iddhipada; Skt. rddhipada);
4. Lima Macam Kemampuan (indriya: Pali. saddha, viriya, sati, samadhi, panna; Skt. sraddha, virya, smrti, samadhi, prajna);
5. Lima Macam Kekuatan (bala: saddha, viriya, sati, samadhi, panna; Skt. sraddha, virya, smrti, samadhi, prajna);
6. Tujuh Faktor Pencerahan Agung (Pali. bojjhanga; Skt. bodhianga);
7. Delapan Ruas pada Jalan Mulia (Pali. ariyamagga; Skt. aryamarga).
Disini jelas terlihat bahwa MMD hanya menjalankan Buddhism secara separuh2 saja karena tidak menjalankan Jalan Mulia berunsur delapan
Pun hanya Sati saja, yg notabene hanya salah 4 dari 37 faktor saja
Semoga perbedaan ini bisa bermanfaat bagi kita semua........
===========================================
HUDOYO:
hehe ...
... Memang sangat kontras sekali, Rekan Markos Prawira. ...
Apanya yang kontras? Kontras antara pemahaman Anda sebagai PAKAR KITAB SUCI (Tipitaka Pali), yang hafal seabrek-abrek kata-kata Pali, dan pemahaman saya sebagai pemeditasi vipassana, yang di dalam meditasi vipassana kitab suci mana pun tidak relevan lagi, termasuk kitab suci Buddhis. ...
Di dalam MMD, ketika para pemeditasi mulai duduk diam menyadari gerak-gerik pikiran masing-masing, maka SELURUH apa yang Anda tulis di atas RUNTUH ... karena semua itu tidak lain adalah pengertian teoretis, kata-kata di dalam kepala, gerak-gerik pikiran, yang sama sekali tidak membebaskan.
Jangankan dengan doktrin-doktrin yang Anda tampilkan itu, bahkan di dalam meditasi vipassana, gambaran (image) yang ada di dalam kepala tentang Buddha, Dhamma dan Sangha itu pun runtuh ... karena itu pun cuma angan-angan pikiran belaka yang sama sekali tidak membebaskan. ...
Melihat apa yang ada (yathabhutam nyanadassanam) bukanlah melihat Buddha, Dhamma & Sangha bagi umat Buddha, bukanlah melihat Yesus Kristus bagi umat Keristen, bukanlah melihat Al-Qur'an dan Muhammad bagi umat Islam.
Kebenaran bukan milik Buddha, atau milik salah satu nabi itu, atau milik siapa pun ... Kebenaran tidak punya merek.
*****
Silakan Anda mengumpulkan seribu bhikkhu dalam Kongres Sangha Buddhis Sedunia itu untuk mendukung pernyataan Anda itu. Saya cukup dengan satu bhikkhu Indonesia saja: Sri Pannyavaro Mahathera.
Salam,
Hudoyo