Kendala dalam menerjemahkan istilah2 Dhamma adalah miskinnya kosa kata Bahasa Indoensia. Namun, bahkan Bahasa Inggris yang jauh lebih kaya juga mengalami hal yang sama. Menurut saya, boleh saja kita menggunakan istilah2 yang sudah populer meskipun kurang tepat, karena istilah yg kurang tepat itu sudah dipahami oleh publik.
untuk Dukkha menurut saya, Dukkha adalah suatu perasaan tidak dapat menerima (tidak puas) yang timbul dari segala sesuatu yang terus menuerus berubah (Anicca), tapi definisi panjang ini sudah disepakati dan dimengerti umum sebagai "Penderitaan", jadi saya pribadi tidak keberatan menggunakan istilah "Penderitaan". Karena dalam menerjemahkan, kita juga ahrus mempertimbangkan unsur estetika juga.
Jika Romo yang sudah sangat berpengalaman, memiliki saran2 untuk perbaikan sitilah2, mohon kesediaannya untuk mem-posting-kan saran2nya di board Penerjemahan dan Penulisan Teks Buddhis
http://dhammacitta.org/forum/index.php?board=46.0
Namaste suvatthi hotu
Hormat pada anda semoga sejahtera
Awalnya aku juga sependapat seperti itu, tapi seringkali kita terjebak pada terjemahan yang kurang tepat sehinnga tidak heran banyak orang yang menganggap Buddhism cuma apatis karena menganggap semua hal sebagai penderitaan.
aku kutipkan sedikit dari Tipitaka, semoga bermanfaat
I. Dukkha Ariyasacca
(Kebenaran Ariya Tentang Dukkha)
Abhidhammapiţake; Sammohavinodanī nāma;
Vibhańga-aţţhakathā; 4. Saccavibhańgo;
1. Suttantabhājanīyavaņņanā
dukkha berasal dari kata: du + √kha
- du = jahat; sukar; buruk
- √kha = kosong dari ketiadaan konsep orang dungu
tentang kekekalan (nicca) keabadian (dhuva), keindahan (subha), kesenangan (sukha) dan keakuan (attabhäva)
- Secara harfiah Dukkha berarti menanggung
kesukaran atau tidak memuaskan
Tāva idha ‘du’iti ayaŋ saddo kucchite dissati; kucchitañhi puttaŋ duputtoti vadanti
Di sini kata 'du' ini terlihat dalam pengertian buruk atau jahat (kucchita), mereka menyebut anak yang jahat sebagai 'duputto'.
‘Khaŋ’saddo pana tucche; tucchañhi ākāsaŋ khanti vuccati
Kata 'kha' sesungguhnya adalah kosong (tuccha), mereka menyebut ruang kosong sebagai 'kha'.
Idañca paţhamasaccaŋ kucchitaŋ aneka-upaddavādhiţţhānato, tucchaŋ bālajanaparikappita-dhuva-subha-sukh’attabhāva-virahitato
Di sini kebenaran pertama disebut buruk karena merupakan tempat banyak bahaya, dan disebut kosong karena ketiadaan yang dikonsep oleh orang dungu sebagai 'keabadian (dhuva), keindahan (subha), kebahagiaan (sukha) dan keakuan (attabhāva)'
Sukhī te hotu mańgalaŋ.
Semoga anda berbahagia dan beruntung
Anumodanam
Cunda