benar sekali, kondisi bathin pada saat itu-lah yang menentukan apakah suatu perbuatan dikatakan sebagai LOBHA atau ALOBHA... oleh karena itu, "generalisasi" LOBHA pada para pencari "cara-cara" yang dianggap tidak lazim dalam mencari materi tidaklah dapat diterima, karena tetap kembali lagi pada kondisi bathin individu tersebut.
setuju, satu hal lagi,
sangat sulit menentukan suatu perbuatan Lobha atau Tidak Lobha, terlebih pada perbuatan 'yg kelihatannya baik'.
Misalnya: Berdana atau mencari nafkah atau lainnya...
Motivasi batin yg timbul atas suatu perbuatan -mencari nafkah- misalnya, motivasinya tidak selalu tungal, biasanya sangat bermacam: awalnya ingin menafkahi anak, sedetik kemudian ingin meraup keuntungan sebanyaknya, sedetik lagi kasihan sama lawan usaha, sedetik lagi agar mendapat nama di sosialiasi, begitu seterusnya.... akhirnya diambillah suatu keputusan atas dasar beragamnya motivasi tsb.... apalagi dasar suatu motivasi telah melewati bermacam2 pertimbangan yg mungkin beratus2 kilasan pemikiran dalam sedetik itu...
motivasi batin yg bermacam2 ini akan memberikan vipaka yg bermacam2 pula terhadap akumulasi/trend batin kita....
Jadi memang tidak mudah memastikan suatu perbuatan dimotivasi kusala ataukah akusala, namun secara umum, untuk perbuatan2 yg 'sangat baik atau buruk', secara kasar, masih dapat dideteksi oleh kita...
::