Benarkah baca paritta dapat mendatangkan berkah ?

[ge2004]

Ada satu hal yang sering muncul dibenak saya, kalau sesuai dengan aliran Theravada,
1. Apakah dibenarkan kita membaca paritta mengharapkan usaha kita bisa lancar (toko bisa ramai)?  2. Apakah ada efeknya kalau saya tiap hari baca paritta saat baru buka toko ? (ditoko saya ada altar kecil dengan rupang Buddha dan Sivali, serta foto Ajahn Mun, tiap pagi saya baca paritta Anumodana Vidhi, Atanatiya Paritta, Mora Paritta, Buddhajayamangala Gatha dan Jaya Paritta)


Mohon bantuannya, terima kasih 

[Juice_alpukat]

baca paritta,mengkondisikan pikiran jdi positif.
sehngga efek kamma buruk dpt dinetralisir oleh hukum citta niyama,menjdikan kamma buruk melemah, dan kamma baik menjadi lebih kuat, selain dipengaruhi kamma niyama jg dipengaruhi citta niyama juga jasa2 para sangha. Jadi baca paritta bs sj mendatangkan berkah2...tp cmiiw yah,harap para bijaksana turun tangan.

[kusalaputto]

sebenarnya bca parita setiap hari baik kok soalnya dengan membaca parita berarti kita melakukan kamma baik melalui pikiran n ucapan yg sudah tentu adnda harus mengerti arti dari parita yg di bacakan jadi tujuannya jelas jgn cuman  baca doank . setellah baca parita kita boleh ber aditana semoga karma baik saya mendukung usaha saya semoga toko menjadi rame. perlu di ingat parita yg dibacakan hanya menambah karma baik kita jadi bukan semacam mantra untuk menarik pembeli supaya jgn salah persepsi. trus klo mau mendapatkan materi yg lebih tentunya kita jg harus mendanakan materi yg kita miliki.

[K.K.]

Ada satu hal yang sering muncul dibenak saya, kalau sesuai dengan aliran Theravada,
1. Apakah dibenarkan kita membaca paritta mengharapkan usaha kita bisa lancar (toko bisa ramai)?  2. Apakah ada efeknya kalau saya tiap hari baca paritta saat baru buka toko ? (ditoko saya ada altar kecil dengan rupang Buddha dan Sivali, serta foto Ajahn Mun, tiap pagi saya baca paritta Anumodana Vidhi, Atanatiya Paritta, Mora Paritta, Buddhajayamangala Gatha dan Jaya Paritta)


Mohon bantuannya, terima kasih 

Pembacaan paritta adalah pengarahan pikiran untuk mendukung kamma baik berbuah. Jika tidak ada timbunan kamma baik, berapa macam paritta yang dibacakan pun tidak akan ada efeknya. Sebaliknya, jika banyak timbunan kamma baik, tidak baca pun bisa berbuah.

Seseorang yang memuja Thera Sivali sebaiknya merenungkan apa sebabnya Sivali bisa mendapatkan "berkah" sebanyak itu, bukan hanya merenungkan penerimaan dananya saja. Seseorang mendapatkan atau kehilangan adalah sebab dan akibat. Baca paritta hanyalah sebuah alat bantu saja.

Untuk kisahnya, mungkin bisa dibaca di Topic Thera Sivali.

[The Ronald]

mungkin anda bisa mendapat sedikit pencerahan dari :
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12959.msg227419.html#msg227419
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12959.75.html

[sukuhong]

pendapat saya, membaca paritta adalah perbuatan bermamfaat bagi batin, artinya kita sedang menanam 'buah kebaikan' yang suatu saat akan berbuah juga.
kamma baik atau buruk berbuah, karena kondisi yang sudah mendukung.
kamsia

[Sunkmanitu Tanka Ob'waci]

yang sering dilupakan orang ketika baca paritta, adalah kekuatan kebenaran.
berapa kali baca paritta "semoga dengan kebenaran ini"? padahal yang dilakukan sebaliknya.

[chen83]

1.  Benar sekali.
2.  Tentu ada efeknya.

[markosprawira]

Berharap pahala, sesungguhnya adalah lobha mula citta atau keserakahan

ini yg sering terjadi pada kita semua, melakukan 1 kebaikan karena berharap pahala untuk dirinya..... padahal dalam buddhism, semua perbuatan baik hendaknya ditujukan utk pihak eksternal, misal semua mahluk, mahluk yg menderita, dsbnya

semoga bs bermanfaat

[kullatiro]

Tergantung pikiran nya bila di baca misalnya untuk tujuan agar aman tentram dan keuntungan toko bisa dibagi buat untuk  berdana dan menunjang Buddhism itu lain masalah( tentu nya juga untuk berkehidupan sesuai dengan jalan mulia berunsur delapan).

soalnya ini termasuk praktek dalam jalan mulia berunsur delapan.

[markosprawira]

hmm........ ada yg mesti dibedakan antara berdana dan keuntungan yah bro........ masing2 ada citta yg berbeda

ini yg seringkali rancu bhw seolah2 berharap untung utk didanakan adalah membuat berharap keuntungan menjadi sah/legal/menjadi kamma baik....

padahal jika dilihat citta per citta yg berproses, harus diakui bhw berharap untung adalah lobha, sedangkan berdananya adalah alobha

semoga bermanfaat

[kullatiro]

wa rasa mesti lihat dasarnya dulu sebelum sesuatu di cap lobha.

mari kita melihat nya:

kalo sepi apa yang menyebabkan toko sepi:

1, sepi karena harga barang di jual terlalu mahal jadi daya beli masyarakat tidak mampu membeli ini artinya terjadi inflasi tinggi sekali sehingga masyarakat tidak mampu membeli barang barang kebutuhan nya.

2, sepi karena deflasi padahal harga barang dah discount ( 20%-70%)sampai jual rugi tapi tidak ada yang membeli karena masyarakat tidak ada daya beli nya.

3, sepi karena ketakutan atau teror misalnya karena demo, perkelahian, kerusuhan dll hingga orang takut keluar untuk membeli barang barang kebutuhan sehari hari atau keperluan nya.

4, sepi karena kalah bersaing dengan tempat lain.

ramai apa baiknya?

1,Ramai karena orang dapat membeli kebutuhan penunjang hidupnya sesuai dengan daya beli nya dan malah dapat di tabung.

dll

seperti kita katakan  bahwa berdagang adalah termasuk mata pencharian dan dalam jalan mulia berunsur delapan ada mata pencaharian yang baik.

maka bisa di katakan adalah salah satu praktik jalan mulia berunsur delapan itu.


seorang pedagang tentu memikirkan usahanya dengan baik (seperti sigalavada sutta)

mari kita lihat seorang pedagang:

dia harus membayar barang barang yang menjadi modal untuk berdagang tepat pada waktunya,
dia harus membayar listrik,air,gas, bensin, bahan bakar,kebersihan,keamanan, pbb, pajak, dan lain nya
dia harus membayar asuransi jiwa, kebakaran dll
dia perlu untuk pengembangan diri nya misal nya buku dhamma, dvd dll.
dia harus menyisihkan untuk tabungan bila ada keperluan mendadak.
dia harus membagi sebagian untuk dana misalnya 1, untuk Buddhis( untuk mensupport sangha: misalnya sangha dana(dll), penerbitan buku dhamma, fangshen, untuk vihara dll) 2, non Buddhist (anak asuh, TZE chi, untuk klinik misalnya klinik jivaka, dll)


kebawah dia perlu membayar gaji-gaji pegawainya, dari mana kalo bukan dari keuntungan dagang nya. artinya di membantu pegawai nya dalam menjalani kehidupan ini ( bila pegawai nya Buddhist yang Baik maka artinya membantu dia menopang kehidupan nya dalam jalan mulia berunsur delapan juga). dan bila toko sepi tentu nya ia harus memutuskan hubungan kerja (phk)

keatas di bisa menyokong keluarga nya ayah, ibunya (nenek dan lain lain).

dst.

apa anda katakan dari semua itu tidak memerlukan biaya( dan semua itu membutuh kan biaya yang tidak sedikit)? dan darimana biaya itu bila tidak dari keuntungan berdagang? dan apa anda katakan itu semua adalah lobha?

dan tentu saja bila di hanya memikirkan keuntungan semata ( misalnya seperti di china menahan upah buruh dll) dan untuk pemuasan nafsu duniawi baru lah itu adalah kesalahan.