//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - an_atta

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8
1
Kaki Lima / Re: jual cepat : rumah PRIBADI daerah GAJAH mada!
« on: 16 March 2011, 10:27:45 AM »
Sis Nana, boleh ya tanya2 aja :)
Daerah gajah mada di mana nya? jalan besar atau dalam gang yg msh bisa lewat mobil? daerah krukut bukan? kl ga salah bbrp bulan yg lalu ada rumah daerah krukut lio mau dijual nomor rumah 11 kl ga salah ingat, yang di lantai 2 nya ada Gohonzon. msh rumah yg sama bukan?

Bangunannya cor semua 2 setengah lantai?
Sertifikat HM?

Thanks ya sebelumya, maaf ya banyak nanya :)

2
Lingkungan / Re: ajakan ke vihara
« on: 12 December 2010, 06:49:49 PM »
Supaya umat Buddhist pemula senang ke vihara sehingga diharapkan memperoleh manfaat dari pergi ke vihara (dengan melakukan kebaikan melalui pikiran: kesempatan belajar meditasi; ucapan: mengulang sutta Buddha; dan perbuatan)
ketimbang hanya bermalas2an di rumah atau pergi ke mall, menurut saya ada baiknya jika sebagian umat Buddha yang  judes / tidak ramah merubah sikapnya sehingga menjadi lebih bersahabat.

(note: persahabatan tidak berarti harus melalui lagu2 yang dibawakan dgn gitar, atau dgn perayaan2 ulang tahun di vihara, tapi melalui attitude yang ditunjukkan ketika bertemu dgn umat Buddha lainnya terutama kepada pemula).

3
Waroeng English / Re: English Grammar
« on: 11 August 2010, 02:55:49 PM »
Namaste Sis Rina & Sis Yi Fang _/\_
Yi Fang, are you talking about the "if clause"?

If you don't mind, I'll try to answer your question, the references for these explanation below are gotten from: http://www.englisch-hilfen.de/en/grammar/if.htm ,
http://www.edufind.com/english/grammar/if1.cfm ,
http://grammar.ccc.commnet.edu/grammar/conditional2.htm with some modifications.

You may check those websites for a more complete explanation or search from the google with the keyword: "if clause".

There are three types of the if-clauses.

Type I : Condition possible to fulfill (real conditional sentences); can be fulfilled if the condition in the if-clause is fulfilled.
Type II: unreal conditional sentences in the present - contrary to the fact at the present time.
Type III: unreal conditional sentences in the past. - contrary to the fact in the past.

PATTERNS:
type    if clause            main clause

I    Simple Present     will + infinitive
II    Simple Past             would + infinitive
III    Past Perfect            would + have + past participle

The Type 1 conditional, where the tense in the 'if clause is the simple present, and the tense in the main clause is the simple future.
Uses of the Conditional

   1. First conditional
         1. Nature: Open condition, what is said in the condition is possible.
         2. Time: This condition refers either to present or to future time.
            e.g. If he is late, we will have to go without him.
            If my mother knows about this, we are in serious trouble.

The Type 2 conditional, where the tense in the 'if' clause is the simple past, and the tense in the main clause is the past future tense.
Second conditional

   1. Nature: unreal (impossible) or improbable situations.
   2. Time: present; the TENSE is past, but we are talking about the present, now
e.g., If I became president, I would change the social security system. (Said by a schoolboy: improbable)

The Type 3 conditional, where the tense in the 'if' clause is the past perfect, and the tense in the main clause is the past future perfect.
   1. Nature: unreal
   2. Time: Past (so we are talking about a situation that was not so in the past.)
      e.g. If you had warned me, I would not have told your father about that party. (But you didn't, and I have).

If you have any doubts about the English vocabularies, you may check them at: http://uuu.sederet.com/translate.php
Hope it helps. :)

4
Waroeng English / Re: English Grammar
« on: 25 July 2010, 07:47:25 PM »
^-^ so now... NPNG is a questioner, anattha is an replier... (hehehe)(I'm obsever only)
agree??

Thank you very much for the trust, if there is something that I can help, please kindly let me know. Hopefully we can improve our English together. :)

5
Waroeng English / Re: English Grammar
« on: 25 July 2010, 03:11:56 PM »
waduh..master english an_atta uda dtg nih...kaboor akh..

 [at] NPNG,
I'm not a master in English, I'm just an avid learner in foreign languages: English and Chinese, however I still need to learn a lot, and I have learned something from your questions and explanation.
Thank you very much _/\_

6
Waroeng English / Re: English Grammar
« on: 25 July 2010, 03:03:47 PM »
hmmm

bedanya will/ shall dengan (be+going+ to infinitive) apa?


[at] npng : sama saja

Tapi penggunaanya untuk be going to itu lebih short period (segera dilakukan)
Dalam penggunaannya saat ini sudah di samakan.

 [at] Rina Hong, _/\_

Is the form "to be going to" used to indicate action that is to be done immediately?
or is it the function of the pattern "to be about to" ?

From what I have learned, the form "to be going to" is used to state a plan or an intention; while to indicate something to be done right after the speaker finishes speaking, I usually use the form "to be about to".

Looking forward to your advice.
Thanking you in advance.

7
[at] 3000, bukannya begitu, masalahnya saya lagi nyari buku textbook ttg logika yang pembahasannya membumi dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari2 untuk murid2 saya. jadi ini berhubungan dgn profesi saya.

Terima kasih.

sory kalau salah teriak..  :)) :)) :))

Logika utk murid2 yg berhubungan dgn kehidupan sehari-hari... itu bagus sekali....
gak usah yg jauh2 aja dhhehehehehhe

1. kenapa siswa/i bayar uang bangku tetapi nyatanya bangku sekolah gak bertambah banyak?
2. kenapa siswa/i bayar uang gedung, padahal tujuannya adalah utk belajar?
    apakah memang siswa/i mau membeli gedung? adakah bagian gedung yg dpt dimiliki setelah
    msiswa/i tamat?
3. kenapa disuruh daftar ulang dan memungut duit, padahal udah jelas data siswa/i sama
    dan 99% mau meneruskan ke tingkat yg lebih tinggi? apa sih yg didaftar ulang?
    apakah ada data yg kececer pertama kali sehingga perlu daftar ulang?
4. kenapa sejarah dan ilmu pasti sering mengganti buku (percetakan) padahal sejarah gak boleh diganti lho, dan ilmu pasti kan udah pasti....(hehhehee)..................

kita hidup didunia, manusia yg sama sekali gak logika dehhhh  :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'(

tolong dijawab ya...

gpp kok Bro...  :))
kalau saya ngajarin logika spt itu sama murid2 saya, bisa2 saya semester depan ngga di hire lg sm kampus saya. :P

tapi saya akan coba memposisikan diri di pihak sekolah utk menjawab pertanyaan2 tsb:
1. kenapa siswa/i bayar uang bangku tetapi nyatanya bangku sekolah gak bertambah banyak?

Uang bangku ini dimaksudkan utk menyewa bangku yang sudah disediakan dr pihak sekolah bro, masa murid2nya mau bawa bangku sendiri dari rumah?  :P

2. kenapa siswa/i bayar uang gedung, padahal tujuannya adalah utk belajar?
    apakah memang siswa/i mau membeli gedung? adakah bagian gedung yg dpt dimiliki setelah
    msiswa/i tamat?

Sama seperti jawaban utk pertanyaan no 1, untuk sewa tempat belajar :)

3. kenapa disuruh daftar ulang dan memungut duit, padahal udah jelas data siswa/i sama
    dan 99% mau meneruskan ke tingkat yg lebih tinggi? apa sih yg didaftar ulang?
    apakah ada data yg kececer pertama kali sehingga perlu daftar ulang?

Biaya daftar ulang maksudnya untuk memastikan bahwa murid tsb pasti akan melanjutkan lagi utk sekolah di tempat itu, sehingga kapasitas sekolah dan jumlah murid serta jumlah gurunya bisa diprediksi dan disesuaikan dulu sebelum semester baru di mulai. Selain tentu saja merupakan sumber income juga untuk pihak sekolahnya.

4. kenapa sejarah dan ilmu pasti sering mengganti buku (percetakan) padahal sejarah gak boleh diganti lho, dan ilmu pasti kan udah pasti....(hehhehee)..................
hmm.... mungkin ini utk sekolah dari tingkat SD - SMU ya? kl gitu saya kurang tahu, kalau di kampus buku2nya bisa dipinjam dari perpustakaan dan difotocopy saja, malah sebagian muridnya ga pegang buku sama sekali, meskipun sudah dikasih tahu textbook2 apa saja yang jadi referensi utk pelajaran tsb, hanya mengandalkan save PPT dari usb saya saja.

Selama ini saya menggunakan referensi 3 buku tsb utk pelajaran logic, tapi saya rasa masih kurang aplikatif dan terlalu byk rumusan teori2nya yang sebenarnya mungkin tidak terlalu terpakai di kehidupan sehari2, makanya karena deva19 mengangkat topik ini, saya jadi sekalian bertanya mungkin deva19 tahu ada buku referensi logic lainnya yang lebih aplikatif untuk kehidupan sehari2.

Terima kasih. :)

8
 [at] 3000, bukannya begitu, masalahnya saya lagi nyari buku textbook ttg logika yang pembahasannya membumi dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari2 untuk murid2 saya. jadi ini berhubungan dgn profesi saya.

Terima kasih.

9
 [at] Deva 19, kalau buku2 berikut ini kira2 masih termasuk logika yang elementary ngga?

The Essentials of Deductive Reasoning by Ramon B. Agapay
Agapay, R. B., (2007), The Essentials of Deductive Reasoning, Philippines: National Bookstore.

Introduction to Logic by Corazon L. Cruz.
Cruz, C.L. (1995), Introduction to Logic (4th Ed.), Philippines: National Bookstore.

Fundamentals of Logic by Maria Imelda Nabor - Nery, Ph.D.
Nabor, M.I., (2007), Fundamentals of Logic, Philippines: National Bookstore.

Terima kasih sebelumnya.

10
Waroeng English / Re: English Grammar
« on: 22 June 2010, 09:46:01 AM »
is the word practice already means many ?

Bro Johan, if you don't mind, I'd like to share my opinion on this matter, please CMIIW.
IMHO "practice makes perfect" is a universal idea, thus the word "practice" does not refer to singularity.

same thing as: "The snake is a dangerous creature"
due to its universal idea, it does not merely refer to one snake, but to all snakes.
or
“To dream anything that you want to dream. That's the beauty of the human mind"
The word "human" there does not refer to one single human only, but to all human beings.

11
Tolong ! / Re: Cara komunikasi yg baik???
« on: 16 June 2010, 08:50:03 PM »
TAKUT BERBICARA DI DEPAN UMUM
oleh Ajahn Brahm

Sumber dari Internet,
Dikutip dari buku Membuka Pintu Hati

Saya diberi tahu bahwa salah satu rasa takut paling besar yang dirasakan orang adalah berbicara di depan umum. Saya harus sering berbicara di depan umum, di vihara-vihara, di konferensi, di upacara pernikahan dan pemakaman, di radio, dan bahkan di siaran langsung televisi. Semua itu adalah bagian dari pekerjaan saya.

Saya ingat pada suatu peristiwa, lima menit menjelang saya memberikan ceramah, ketika rasa takut membanjiri saya. Saya belum mempersiapkan apa pun untuk ceramah itu. Saya tak punya ide apa yang akan saya katakan. Sekitar tiga ratus orang sudah duduk di aula, berharap untuk dapat ilham. Mereka telah merelakan waktu malamnya untuk mendengarkan saya bicara. Saya mulai berpikir, "Bagaimana kalau saya tidak punya apa­-apa untuk diomongkan? Bagaimana kalau saya salah omong? Bagaimana kalau saya tampak bego?"

Seluruh rasa takut dimulai dengan pikiran "bagaimana kalau" dan berlanjut dengan sesuatu yang membawa bencana. Saya telah menduga-duga apa yang akan terjadi, dan dengan cara yang negatif. Saya telah berlaku bodoh. Saya tahu saya telah berlaku bodoh; saya tahu semua teori, tetapi itu tidak jalan. Rasa takut terus bergulir. Saya berada dalam masalah.

Pada saat itulah saya mengerahkan sebuah trik, yang dalam istilah para bhikkhu disebut "cara-cara lihai", yang dapat mengatasi rasa takut saya, dan terbukti ampuh sampai sekarang. Saya memutuskan masa bodoh pendengar saya menikmati ceramah saya atau tidak, asalkan saya sendiri menikmatinya. Saya memutuskan untuk bersenang-senang saja.

Sekarang, kapan saja saya memberikan ceramah, saya bersenang-senang saja. Saya bergembira-ria. Saya membawakan cerita-cerita lucu, sering saya sendiri jadi korban, dan tertawa bersama hadirin. Pada suatu siaran langsung radio di Singapura, saya bercerita tentang ramalan Ajahn Chah mengenai mata uang masa depan (warga Singapura tertarik dengan hal-hal yang berbau ekonomi).

Ajahn Chah meramalkan kelak ketika dunia kehabisan kertas dan logam untuk membuat uang, orang-orang harus mencari sesuatu yang lain untuk transaksi sehari-hari. la meramalkan bahwa mereka akan memakai butiran-butiran yang terbuat dari tahi ayam. Orang akan bepergian ke mana-mana dengan kantong penuh tahi ayam. Bank-bank akan penuh dengan benda itu dan para perampok akan mencoba mencurinya. Orang-orang kaya akan merasa begitu bangga dengan banyaknya tahi ayam yang mereka miliki dan orang-orang miskin akan bermimpi memenangkan lotere berhadiah segunduk tahi ayam.

Ketika jumlah tahi ayam yang beredar cukup besar, pemerintah akan mencermati betul-betul situasi tahi ayam di negaranya, isu-isu lingkungan dan sosial akan dikesampingkan dahulu.

Apakah perbedaan hakiki antara kertas, logam, dan tahi ayam? Tidak ada!

Saya menikmati menuturkan cerita, itu. Cerita itu mengandung pernyataan memprihatinkan mengenai budaya kita saat ini. Dan itu menggelikan.Warga Singapura senang mendengarkannya.

Saya jadi mengerti bahwa jika Anda memutuskan untuk bersenang-senang ketika harus berbicara di depan umum, Anda akan merasa santai. Secara psikologis, mustahil ada rasa takut dan kegembiraan pada saat yang sama. Saat saya santai, gagasan-gagasan mengalir dengan bebas dalam benak saya selama berceramah, lalu dengan fasihnya meluncur melalui mulut saya. Lagi pula, hadirin jadi tidak bosan kalau ceramahnya lucu.

Seorang bhikshu Tibet suatu ketika menjelaskan pentingnya membuat hadirin tertawa pada saat ceramah.

"Begitu mereka membuka mulut," katanya, "Anda dapat melemparkan pil kebijaksanaan ke dalamnya."

Saya tak pernah mempersiapkan ceramah saya. Alih-alih, saya mempersiapkan hati dan pikiran saya. Para bhikkhu di Thailand terlatih untuk tidak mempersiapkan ceramahnya, tetapi untuk selalu siap berceramah kapan saja, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Saat itu adalah Magha Puja, hari raya Buddhis terpenting kedua di Thailand timur laut. Saya sedang berada di vihara Ajahn Chah, Wat Nong Pah Pong, dengan sekitar dua ratus bhikkhu dan ribuan umat awam. Ajan Chah memang sangat terkenal; saat itu adalah tahun kelima saya sebagai bhikkhu.

Setelah kebaktian malam, tiba saatnya untuk ceramah utama. Dalam acara-acara besar, biasanya Ajahn Chah yang berceramah, tetapi tidak selatu.Terkadang ia akan menoleh ke barisan para bhikkhu dan, jika matanya berhenti pada Anda, berarti Anda dalam masalah. la akan meminta Anda memberikan ceramah. Sekalipun saya termasuk yang termuda di antara para bhikkhu, itu bukan jaminan bahwa saya tak akan dipilihnya, tak ada yang bisa menebak Ajahn Chah.

Ajahn Chah memandangi barisan para bhikkhu. Matanya tiba pada saya, tetapi lewat lagi. Diam-diam saya menghembuskan napas lega. Lalu sapuan matanya menelusur balik barisan para bhikkhu. Tebak, di mana ia berhenti?

"Brahm," Ajahn Chah memerintahkan, "ayo berikan ceramah utama."

Tak ada jalan keluar. Saya harus memberikan ceramah dadakan dalam bahasa Thai selama satu jam, di depan guru saya, rekan­-rekan bhikkhu, dan ribuan umat awam. Tidak masalah apakah itu akan menjadi ceramah yang bagus atau tidak. Masalahnya, sayalah yang harus melakukannya.

Ajahn Chah tak pernah mengatakan apakah ceramah Anda bagus atau tidak. Bukan itu intinya. Suatu ketika ia meminta seorang bhikkhu Barat yang sangat mahir untuk memberikan ceramah kepada umat awam yang berkumpul di viharanya untuk kebaktian mingguan. Setelah satu jam, sang bhikkhu bermaksud untuk mengakhiri ceramahnya, tetapi Ajahn Chah mencegahnya dan menyuruh dia melanjutkan selama satu jam lagi. Itu berat. Sang bhikkhu masih mampu berceramah, dan setelah berjuang untuk jam keduanya dalam bahasa Thai, sang bhikkhu bermaksud menutup ceramahnya, tetapi seketika itu pula Ajahn Chah menyuruh dia untuk terus berceramah. Itu hal yang mustahil. Bhikkhu Barat biasanya tidak banyak tahu bahasa Thai. Anda hanya bisa mengulang-ulang. Para pendengar akan bosan. Tetapi tak ada pilihan lain. Pada akhir jam ketiga, sebagian besar hadirin sudah beranjak pergi, dan yang masih bertahan pun sibuk mengobrol dengan sesamanya. Bahkan para nyamuk dan cecak pun sudah pergi tidur. Pada akhir jam ketiga, Ajahn Chah menyuruhnya untuk berceramah sejam lagi! Sang bhikkhu Barat tetap patuh. Dia bercerita setelah pengalaman itu (ceramah itu berakhir juga setelah jam keempat), ketika Anda telah menyelami dalam-dalam respon hadirin, Anda tidak akan takut lagi berbicara di depan umum.

Begitulah kami dilatih oleh Ajahn Chah yang agung.

####

 [at]  Bro Seniya, Semoga artikel tsb bisa memberikan manfaat.
Kalau pengalaman saya pribadi, ketika sedang grogi utk bicara, saya mencoba utk mengamati perasaan grogi tsb, lalu berusaha menyadari bahwa perasaan itu anicca, saya menerimanya, namun karena sifatnya yg anicca semoga bisa segera lenyap sehingga tidak terlalu mengganggu, dan anatta; yang grogi itu bukanlah saya, terlepas dari diri saya, namun itu hanya perasaan saja yg sedang bergejolak. Akhirnya hilang juga rasa grogi tsb sehingga pada satu kesempatan ketika saya sedang diminta utk berbicara di depan rektor dan para dosen senior tanpa pemberitahuan terlebih dahulu sebelumnya, saya bisa berbicara dgn lebih rileks dan tanpa tekanan.

Jika ada yang salah mengenai cara saya menghandle grogi, mohon koreksinya. _/\_

12
Lingkungan / Re: apa yang harus di lakukan ketika terjadi kebakaran
« on: 11 June 2010, 10:29:19 AM »
Kebakaran Landa Pemukiman di Jembatan Lima
Jumat, 11/06/2010 01:30 WIB
Reza Yunanto - detikNews

Jakarta - Kebakaran terjadi di daerah pemukiman padat penduduk di Krendang Tengah, Jembatan Lima, Jakarta Barat, Jumat (11/6/2010). Api hingga kini belum bisa dipadamkan.

Informasi dilansir TMC Polda Metro, api mulai melalap pemukiman tengah malam pukul 00.10 WIB. Lokasi kebakaran dilaporkan di RT 06/05 Krendang Tengah, Jembatan Lima.

12 Unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Belum ada laporan korban jiwa.
(Rez/Rez)

 [at] Sdr. Kusalaputto, kebakaran yang terjadi tadi malam dekat2 rumah juga ngga?
Kalau tidak salah ini kebakaran yang ketiga kalinya di daerah Krendang sejak pertengahan Maret lalu...   :(
Rumah saya juga tidak terlalu jauh dari daerah Krendang.
Semoga tidak ada korban jiwa dan utk ke depannya semoga tidak sering2 terjadi kebakaran lagi...

13
Lingkungan / Re: Desak Bongkar Tugu Naga
« on: 10 June 2010, 05:34:24 PM »
Terima kasih byk atas infonya, Sdr. Kusalaputto dan Sdr. Dery,

Papa saya rencananya akhir bulan ini ikut rombongan perginya, rombongan yang mau berziarah ke makam orang2 yg dibunuh oleh Jepang ketika perang tahun 1942, yang oleh pemerintah daerah sana setiap tgl 28 Juni ditetapkan sbg hari berkabung utk daerah Kal-Bar. Rombongan ini diperkirakan ada sekitar seratusan orang, jalur yang akan diambil adalah Pontianak, lalu sampai ke pertengahan jalan mau ke Singkawang.

Yang membuat saya khawatir adalah karena papa ikut di rombongan yang jumlahnya lumayan besar ini, khawatirnya nanti malah dikira rombongan sebesar ini ada gerakan apa gitu sehingga takutnya berbahaya...

Saya ada paman juga di Singkawang, dia sih menghimbau agar harus berhati2, karena dari info yang saya dengar dari paman, sudah ada hal yang tidak diinginkan yg terjadi pada naga di tugu naga itu, saya juga tidak tahu kebenaran berita ini. Menurut dia, papa sebaiknya kalau tidak penting2 amat ga usah ikut acara ini... tapi papa saya mau ikut, makanya saya juga lagi mengumpulkan informasi ttg keadaan di daerah sana.

Terima kasih banyak _/\_

14
Lingkungan / Re: Desak Bongkar Tugu Naga
« on: 10 June 2010, 12:38:17 PM »
Ada yang tahu bagaimana kabarnya Tugu Naga dan keadaan di Singkawang serta Pontianak sekarang?
Saya cari2 di internet sepertinya tidak ada update lagi ya?

Papa saya akhir bulan ini mau pulang ke Pontianak, kira kira berbahaya tidak ya?

Terima kasih sebelumnya. _/\_

15
Tolong ! / Re: mohon bantuan doa
« on: 09 June 2010, 09:53:09 PM »
Semoga kesehatan mamanya Sdr. Dery lekas pulih kembali.

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8
anything