//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - hemayanti

Pages: 1 [2] 3 4 5 6 7 8 9 ... 297
16
ada aplikasi yang bisa didonlod dan dijalankan di windows
http://quizboxes.com/

tidak perlu install, asal ada folder bisa jalan. Bisa disimpan di flashdisk dan dijalankan darisitu

Ini permainan quiz, pertanyaannya bisa diedit sendiri. Poin 200 - 1000 disesuaikan dengan tingkat kesulitan
Sangat seru dan cocok untuk permainan group

:jempol:
saya udah donload om.
tapi maksudnya gak perlu install, asal ada folder bisa jalan?
foldernya dimana om?
pas download itu, yang terdownload namanya "QuiBboxessetup", bener gak om?
atau mungkin maksudnya pas kuisnya udah jadi, bisa dibuka dimana saja tanpa perlu install yah?

tapi untuk pembuatan kuisnya, harus install kan om? hehehe... ;D

17
Seremonial / Re: Sabbe Sankhara Anicca Ny.Murni (istri bro Mokau)
« on: 20 November 2014, 06:37:36 PM »
 _/\_ Semoga istri om Mokau terlahir di alam bahagia.
Dan semoga om Mokau bisa menjalani sisa hidupnya dengan bahagia pula.

18
Perkenalan / Re: Namo Buddhaya _/|\_
« on: 01 November 2014, 09:18:42 PM »
Salam kenal semuanya...  ;D
welcome home... hehehehe... ^-^

19
Belenggu telah lahir. ;D
selamat terbelenggu om menyan.. :hammer:

20
Seremonial / Re: Happy birthday Dhammacitta
« on: 31 July 2014, 07:50:27 PM »
hepy bday dhammacitta... <:-P
maju terus, pantang mundur!

21
Dua hari lagi SPD akan mulai dilaksanakan. :)
Kami dari panitia mengucapkan terima kasih, anumodana, kepada semua pihak, teman2 dc khususnya yang telah memberikan bantuan serta kepercayaan kepada kami untuk menggunakan dana yang telah diberikan sepenuhnya demi kelangsunan kegiatan SPD ini.

Semoga sebanyak jasa kebajikan yang telah dilakukan, membuahkan hasil sesuai dgn apa yang diharapkan.

22
Kafe Jongkok / Re: Tebak2an Gbr
« on: 08 April 2014, 07:15:48 PM »
keripik kulit babi? ;D

23
Perkenalan / Re: Perkenalkan Diri
« on: 26 March 2014, 09:04:40 AM »
 _/\_ salam kenal om Hari.
be nice here.. :D

24
21. Ketika melihat pertunjukan, semua orang akan menerimanya dengan caranya masing-masing, berdasar pandangan mereka. Mereka yang masih berusia muda, mungkin memandang pertunjukan ini sebatas hiburan saja. Mereka yang lebih dewasa, akan mencoba untuk mengerti isi pesan ceritanya. Di dalam meditasi, Anda pun harus selalu mencoba mengerti apa yang sedang terjadi.

22. Dengan Anda mencoba untuk lebih berkonsentrasi pada objek, semakin banyak energi yang digunakan. Ini membuat latihan menjadi melelahkan dan membosankan. Perhatian penuh Anda akan mengendur. Ketika Anda menyadari hal ini, Anda mungkin akan mencoba untuk membangkitkannya kembali. Yang tentunya, akan lebih banyak menggunakan energi, dan bola es ini akan menggulung Anda ketika sedang berlatih untuk jangka panjang.

23. Ketika Anda menaruh terlalu banyak usaha untuk berperhatian penuh, Anda akan menghabiskan energi lebih cepat dan oleh karenanya, Anda tidak dapat menjaga untuk berperhatian penuh sepanjang hari. Bila Anda berlatih secara lebih relaks, Anda akan menyimpan energi dan dapat berlatih untuk jangka waktu yang panjang. Apabila Anda berlatih untuk masa yang panjang, Anda tidak boleh menghabiskan energi Anda. Meditasi adalah usaha sepanjang hidup, sebuah marathon, bukan lomba lari 100 meter.

24. Pandanglah masing-masing dan setiap saat adalah kesempatan yang berharga untuk berkembangnya kewaspadaan tapi janganlah terlalu serius. Bila Anda terlalu serius, Anda menjadi tegang dan tidak alamiah lagi.

25. Begitu Anda mengerti bagaimana menjadi relaks, Anda akan menjadi peka dengan kebutuhan Anda. Anda akan tahu ketika Anda telah menggunakan energi Anda secara berlebihan dan tahu untuk menyimpan energi Anda.

26. Setelah Anda mendengar atau membaca pengalaman meditator lain, Anda mungkin secara sadar atau tidak, ikut mencarinya. Lalu, bila Anda mempunyai pengalaman yang serupa, Anda mungkin berkesimpulan itu adalah pencerahan. Padahal Anda hanya mengalami sesuatu yang serupa. Pencerahan adalah pengertian yang sebenarnya atas realitas.

27. Pikiran yang berkelana adalah kegiatan mental yang alami. Bila kita terus menolaknya, kita tidak menerima sesuatu yang alami. Begitu kita menerima hal ini, itulah sikap yang benar, mengamati pikiran yang berkelana menjadi lebih mudah. Pada mulanya, Anda mungkin sering hanyut dalam pikiran itu, tetapi tidak mengapa. Setelah beberapa waktu dengan berlatih, Anda akan mulai mengamati pikiran yang berkelana itu 'hanya pikiran' dan jarang terhanyut didalamnya.

28. Jangan menolak, jangan berharap - terimalah segala sesuatu apa adanya.

29. Pikiran yang berkelana itu bukanlah masalah, sikap Anda yang menyalahkan pikiran berkelana itulah yang menjadi masalah. Objeknya tidaklah penting, tetapi bagaimana Anda mengamatinya yang penting.

30. Apa yang Anda amati atau dimana Anda mengamatinya tidak penting, kewaspadaan Anda terhadapnya yang penting.

31. Setiap saat adalah saat yang tepat untuk bermeditasi.

32. Tujuan dari meditasi samatha adalah mencapai tingkat mental tertentu, sementara meditasi vipassana adalah perjalanan dari belajar dan mengerti.

33. Meditasi perhatian penuh diibaratkan seperti menonton film. Anda cukup duduk, relaks dan menonton. Alur ceritanya akan terbuka dengan sendirinya - dan seberapa dalam Anda mencerap, tergantung pada seberapa dalam pengertian Anda.

34. Bila Anda tidak memiliki sikap yang benar, dengan satu cara atau lainnya, pikiran Anda akan tercemar.

35. Pencerahan tidaklah terlalu penting; apa yang benar-benar penting adalah apakah pencerahan ini membawa perubahan dalam pikiran Anda yang akan membantu Anda dikemudian hari ketika dihadapkan pada situasi yang sama tanpa kekotoran batin.

36. Ketika pikiran Anda tercemar, Anda harus mengenali dan mengetahui kehadirannya. Tetapi penting pula bagi Anda untuk mengetahui kepergiannya!

37. Pengertian bukanlah satu garis lurus. Anda dapat mengerti hal-hal dengan cara yang berbeda, tingkat berbeda dan dari sudut pandang yang berbeda.

38. Kebijaksanaan cenderung bersama hal yang baik, tetapi tidak melekat padanya. Ia menghindar dari hal yang tidak baik, tetapi tidak membencinya. Kebijaksanaan mengenali perbedaan antara yang ahli dan tidak ahli, dan ia dengan jelas melihat sifat yang tidak disenangi bagi yang tidak ahli.

39. Kebodohan batin menyebabkan Anda melihat hal-hal tidak pada tempatnya; ia membuat Anda melihat apa yang salah sebagai benar dan yang benar sebagai salah.

40. Menghindar dari situasi sulit atau lari darinya, biasanya tidak membutuhkan banyak usaha atau keahlian. tetapi dengan berbuat demikian Anda menjadi tidak pernah tahu batas Anda dan tidak berkembang. Kemampuan menghadapi kesulitan sangat penting untuk pertumbuhan Anda. Tetapi, ketika Anda dihadapkan dengan situasi yang diluar kuasa Anda, mundurlah selangkah dan tunggu sampai Anda dapat membangun cukup kekuatan untuk menghadapinya dengan baik.

41. Tujuan dari berlatih adalah untuk berkembang dalam kebijaksanaan. Tumbuh didalam kebijaksanaan hanya dapat terjadi ketika kita dapat mengenali, mengerti dan melampaui kekotoran batin. Untuk menguji batas Anda dan untuk bertumbuh, Anda harus memberikan diri Anda kesempatan untuk berhadapan dengan kekotoran batin. Tanpa menghadapi tantangan-tantangan hidup, pikiran selamanya akan lemah.

42. Membangun kesadaran adalah perjalanan sepanjang hidup. Tidak perlu terburu-buru atau khawatir. Adalah penting untuk berlatih secara benar, agar apa yang Anda pelajari bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya didalam pusat pelatihan meditasi.

43. Semakin Anda berusaha untuk melihat sesuatu, semakin tidak jelas Anda melihatnya. Hanya ketika Anda relaks, Anda dapat melihatnya apa adanya. Mereka yang tidak mencoba untuk melihat, dapat melihat lebih banyak.

44. Sati / perhatian penuh yang kuat bukanlah semacam kesaktian. Sati / perhatian penuh menjadi kuat, ketika kekotoran batin tidak ada, ketika Anda memiliki sikap yang benar.

45. Ketahuilah sikap pengamatan Anda. Mengamati saja tidak cukup.

46. Jika sakit yang Anda derita diakibatkan dari luka fisil atau cacat, hati-hatilah untuk tidak membesar-besarkannya.

47. Terkadang, ketika keadaan menjadi sulit, pikiran menjadi enggan untuk mengamati atau berlatih. Tergantung pada kemampuan Anda dan kondisi pikiran, Anda bisa melanjutkan untuk tetap mengawasi atau berhenti dan beristirahat dengan penuh perhatian.

48. Dalam kehidupan, Anda harus belajar untuk tidak mengharapkan balasan atas apapun yang Anda lakukan untuk orang lain. Demikian pula halnya dengan berlatih ini, Anda harus belajar untuk tidak mengharapkan hasil atau pengalaman yang baik.

49. Sangatlah penting untuk mengenali kesombongan agar dapat melumpuhkannya atau mencegahnya berkembang lebih kuat. Kebijaksanaan hanya muncul ketika kesombongan telah dikesampingkan.

50. Bersikukuh pada pandangan tentang konsep sebuah pencerahan sangat berbahaya, karena ia dapat menimbulkan kesombongan ketika Anda merasa mengalami pencerahan. Sifat alami dari kenyataan tidak dapat dibayangkan. Ide dan pandangan hanyalah bentuk dari kekotoran batin.

25
Objek dari Pikiran

Petunjuk-petujuk berikut ini adalah hasil diskusi beberapa yogi ketika berdiskusi Dhamma. Beberapa diantara mereka adalah yogi pemula, yang lainnya adalah yogi yang sudah sangat berpengalaman. Tergantung pada tingkat latihan Anda, mungkin Anda mengerti atau tidak mengerti beberapa petunjuk tersebut. Jangan khawatir yang Anda tidak mengerti. Terima dahulu petunjuk itu. Setelah beberapa waktu, seiring latihan Anda berkembang, pengertian atas petunjuk itu akan menjadi jelas dan Anda akan mengerti dalam tingkat yang semakin dalam.

Ketika latihan Anda semakin maju,  Anda akan mengerti kesemuanya itu. Petunjuk-petunjuk itu tidaklah diatur menurut urutan tertentu, jadi bacalah beberapa diantaranya pada waktu Anda merasa memerlukan inspirasi atau masukan.

1. Bermeditasi bukanlah hanya tentang duduk di atas bantalan. Walaupun Anda dalam posisi apapun, selama pikiran Anda mencerap, Anda sedang bermeditasi.

2. Apabila Anda tidak dapat mengamati objek jangan paksa diri Anda. Cobalah untuk merasa relaks dan bagaimana agar Anda merasa nyaman terlebih dahulu.

3. Cobalah untuk sekali-kali untuk meditasi berbaring. Belajarlah untuk menjaga kewaspadaan pada posisi apapun. Selalu awas dengan pengalaman yang muncul dan perhatikan perbedaan usaha yang diperlukan dalam menjaga kewaspadaan dalam postur yang berbeda.

4. Usaha benar artinya adalah kegigihan. Itu tidak berarti bersusah payah untuk ber-perhatian penuh, mengatur, memaksa atau melarang diri Anda. Memaksa untuk ber-perhatian penuh, timbul dari keserakahan, penolakan atau ketidaktahuan atas latihan ini.

5. Anda dapat menyadari sensasi-sensasi tubuh, bentuk-bentuk perasaan dan aktifitas mental. Tetapi janganlah menganggap mereka adalah 'kepunyaanku'; mereka hanyalah mereka adanya; sensasi adalah sensasi, perasaan adalah perasaan, aktifitas mental adalah aktifitas mental - itu adalah dasar alamiah. Cobalah untuk selalu mengamati mereka dengan pengertian seperti itu dalam pikiran Anda, bila tidak, atau bila Anda menganggap mereka sebagai 'kepunyaanku', kemelekatan atau penolakan akan muncul tanpa dapat dihindari.

6. Coba untuk mengamati, menyelidiki dan mengerti sifat alami dari objek adalah lebih penting dari pada hanya ingin melihatnya menghilang atau mencoba untuk menghilangkannya. Keinginan agar objek tersebut menghilang adalah sikap yang salah.

7. Ketika tidak ada kekotoran batin pada pikiran yang sedang mengamati, Anda memiliki kesadaran yang benar.

8. Pikiran yang mengetahui (vinnana) adalah pikiran yang mengenali segala objek yang muncul dipintu indera kita. Ia selalu ada tetapi bisa saja tidak dikenali atau ditafsirkan. Ia tidak mempunyai kebijaksanaan, tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Pikiran itu hanya merasakan objek

9. Pikiran yang mengawasi, mengamati apa saja yang Anda alami. Ketika Anda sadar Anda sedang mengamati, Anda menyadari adanya pikiran yang sedang mengamati.

10. Anda hanya dapat menyadari pikiran itu dengan adanya kegiatan aktifitas atau perasaan. Ketika Anda sadar sedang berpikir, atau ada kemarahan, perasaan kecewa, keinginan dan sebagainya, anda menyadari pikiran itu. Anda harus mengenalinya sebagai pikiran yang sedang merasakan hal-hal tersebut.

11. Ketika Anda bercampur dengan pikiran yang sedang mengamati itu, pencerahan tidak dapat muncul. Belajarlah untuk mengamati secara objektif, hanya dengan perhatian murni.

12. Ketika Anda sedang mengamati pikiran Anda, mungkin Anda akan merasa heran, terpesona dan mungkin terkejut ketika Anda menemukan ide-ide, keinginan-keinginan, ketakutan, dan harapan-ketakutan yang tidak pernah Anda sadari sebelumnya.

13. Segala kegiatan duniawi (misalnya : membaca, mendengarkan musik, berolahraga) melibatkan berpikir dan berkonsep. Tanpa berpikir atau berkonsep, objek-objek tersebut menjadi tidak berarti. Tetapi apabila konsep pikiran muncul ketika bermeditasi, Anda harus menyadari bahwa 'benak ini sedang berpikir'.

14. Ketika Anda dapat dengan mudah mengamati objek, itu mungkin karena sifat alami objek tersebut yang menyolok atau kesadaran Anda yang kuat. Jangan merasa puas hanya dengan mengamati objek yang mencolok itu. Sati/perhatian penuh Anda akan menjadi lebih kuat apabila Anda belajar untuk mengamati objek yang lebih halus.

15. Pada saat Anda tidak menyukai seseorang, kesan tersebut terbentuk di dalam pikiran Anda. Kesan itu akan menyebabkan Anda memandang orang tersebut sesuai dengan apa yang Anda pikirkan dan menghalangi Anda untuk melihat orang tersebut sebagaimana adanya dia. Ini adalah bentuk dari kegelapan batin.

16. Ketika pikiran ini siap untuk tercerahkan, ia akan muncul dengan sendirinya, secara spontan. Jangan mencari atau berharap pencerahan ini akan timbul. Dengan mencarinya, pikiran ini akan menciptakan bentuk yang salah.

17. Selalu melihat segala pengalaman yang dialami dengan pandangan yang terbuka. Jangan membuat kesimpulan. Cukup mengawasi dan menyelidiki pengalaman Anda dengan seksama dan terus-menerus. Membuat kesimpulan akan menghalangi Anda untuk mengerti lebih mendalam.

18. Bila Anda selalu menghindar dari situasi yang sulit, Anda tidak akan belajar dan berkembang. Ini sangat tepat ketika berurusan dengan kekotoran batin. Belajar untuk berhadapan dengan kekotaran batin memungkinkan Anda untuk menyelidiki dan mengerti bentuk alaminya dan ini akan membantu Anda melampauinya.

19. Belajarlah untuk menyukai situasi yang sulit. Dengan bersikap lembut ketika bersamanya, Anda mungkin tiba-tiba menyadari apa penyebabnya.

20. Perasaan tidaklah harus kita kenali atau kategorikan sebagai menyenangkan, tidak menyenangkan atau biasa saja. Ingatkan diri Anda bahwa perasaan hanya sebentuk perasaan. Terimalah itu apa adanya.

26
Kebijaksanaan

Pada umumnya, kita mendapatkan kebijaksanaan atau pengetahuan melalui pembelajaran yang didapat dari membaca atau mendengar (sutamaya panna), melalui berpikir dan argumentasi (cintamaya panna) dan melalui pengalaman langsung (bhavanamaya panna).

Sutamaya panna adalah memperoleh informasi yang benar untuk kita mulai. Cintamaya panna ialah proses dari mengolah informasi yang didapat. Bhavanamaya panna adalah pengertian yang muncul sebagai hasil dari pengamatan langsung. Kita memerlukan keduanya, sutamaya panna dan cintamaya panna agar latihan sati/perhatian penuh menjadi efektif, sehingga kebijaksanaan yang berdasarkan pengalaman, dapat muncul. Ketiga ini adalah bagian dari meditasi, dan semuanya sangatlah penting untuk latihan vipassana.

Ketika kita masih awam terhadap meditasi, kita harus membaca buku-buku Dhamma atau paling tidak mendengarkan dan berpartisipasi dalam diskusi Dhamma. Kita akan mendapatkan informasi dan nasihat yang kita perlukan untuk berlatih, suatu 'bahan' untuk kita pikirkan. Kita harus mengingat segala informasi dan nasihat, kita perlu merefleksi ketika menemui kesulitan dan - tentunya - kita juga harus bertanya pada saat diskusi Dhamma.

Kesadaran untuk berusaha demi memunculkan kebijaksanaan itu sangatlah penting. Akan tetapi, penting juga untuk diingat, akibat dari kebijaksanaan yang timbul di dalam latihan. Semua informasi yang didapat akan selalu bergaung dibelakang pikiran kita, yang akan mempengaruhi cara berpikir kita, cara kita melihat hal-hal. Maka, pastikan bahwa Anda mengerti benar akan hal-hal yang mendasar, yakinkan bahwa Anda tahu apa yang sedang Anda kerjakan. Ketika Anda merasa ragu atau ketika Anda tidak dapat mengerti sesuatu hal, carilah penjelasannya dari guru.

Adalah sangat penting untuk mendapatkan informasi yang benar, motivasi yang benar dan cara berpikir yang benar untuk berlatih secara cerdas dan efektif. Pada umumnya, proses dalam pencarian kebijaksanaan itu pelan dan terkadang adalah pengalaman yang menyakitkan, kita terus melakukan kesalahan.

Jangan takut untuk membuat kesalahan, dan - yang lebih penting lagi - jangan pernah merasa buruk telah melakukan kesalahan. Kita tidak dapat menghindari berbuat salah, mereka seakan-akan adalah batu loncatan dalam kemajuan kita. Menjadi awas, mengamati dengan hati-hati, dan belajar dari kesalahan adalah kebijaksanaan yang bekerja! Dengan kita belajar dari kesalahan, kebijaksanaan akan mulai muncul dengan alami, lebih otomatis. Setelah bertahun-tahun dan latihan kita semakin maju, dan kita menjadi lebih penuh kesadaran, pengetahuan dan pengertian yang telah kita akumulasikan akan muncul lebih cepat secara alamiah. Kebijaksanaan dan kesadaran akan mulai bekerja sebagai satu kesatuan.

Ketika kesadaran menjadi alami, pikiran menjadi kuat dan kebijaksanaan yang Anda cari akan selalu ada. Anda tidak perlu usaha khusus untuk memunculkannya. Ketika pikiran yang mengamati semakin kuat, kebijaksanaan akan lebih mampu menghadapi kekotoran batin. Seiring dengan tumbuhnya kebijaksanaan Anda, pikiran menjadi semakin murni dan seimbang. Akhirnya Anda akan mulai mengalami saat-saat dimana keseimbangan dan kejelasan akan membuat Anda melihat hal-hal dengan sudut pandang baru. Dengan kata lain, Anda mulai mengalami pencerahan.

Mendapat pencerahan artinya pengertian yang mendalam pada hal-hal yang sebelumnya hanya Anda mengerti secara dangkal - intelektual.

Ini adalah sesuatu yang terjadi secara alamiah, spontan, Anda tidak dapat menciptakannya. Ketika seseorang menggambarkan pengalaman yang membawa pencerahan dan pengertian pencerahan itu sendiri, adalah hal yang berbeda secara fundamental. Dengan demikian, pengalaman yang serupa yang Anda alami tidak berarti bahwa Anda akan mendapat pencerahan juga. Ketika waktunya tiba, ketika Anda siap, Anda akan mendapat pengalaman dan pencerahan yang jelas. Lalu Anda akan mengerti perbedaan besar antara apapun yang pernah Anda baca atau dengar tentang pencerahan dengan pencerahan yang nyata itu sendiri. Anda dapat mengekspresikan efek dari pencerahan itu pada diri Anda atau pengalaman yang timbul disekitarnya, tapi tidak pengertian yang mendalam yang Anda dapatkan melalui pencerahan itu.

Pengalaman langsung yang nyata seperti ini, akan menimbulkan dampak yang mendalam pada latihan Anda, dalam hal bagaimana Anda memandang dunia ini dan bagaimana Anda akan menjalani kehidupan Anda. Dengan kata lain, kebijaksanaan yang Anda dapatkan akan secara langsung merubah cara pandang Anda. Akan tetapi, 'pikiran yang tercerahkan' tidaklah permanen, ia hanya berlangsung sesaat. Apa yang kekal, yang tertinggal adalah kualitasnya, potensinya. Apabila kita tidak memeliharanya, ia akan menghilang. Hanya latihan yang berkesinambungan yang akan tetap menjaganya tetap tumbuh didalam kebijaksanaan tersebut. Latihan yang berkesinambungan tidak berarti banyaknya waktu yang harus Anda gunakan untuk berlatih per hari atau per minggu duduk latihan bermeditasi, walaupun itu tentu membantu. Latihan yang berkesinambungan artinya menjadi sadar dalam segala hal yang Anda kerjakan, dengan usaha yang baik.

Pada latihan tingkat ini, kebijaksanaan menjadi sorotan utama. Kewaspadaan tetap disisinya tetapi kebijaksanaanlah yang menjadi pemeran utama. Kebijaksanaan seperti inilah yang membantu kita maju dalam berlatih.

Sutamaya, cintamaya dan bhavanamaya panna bekerja saling membantu. Kebijaksanaan yang Anda dapat dari berpikir akan menambah keyakinan pada Dhamma dan oleh karenanya menstimulasi Anda untuk berlatih.

Ketertarikan yang meningkat akan membuat Anda menjadi lebih banyak belajar dan berpikir. Anda tidak akan khawatir untuk membuat kesalahan dan mulai mencari cara baru dalam menghadapi kesulitan. Anda akan melihat manfaat dari latihan lebih jelas dan mengerti apa yang Anda pelajari dalam tingkat yang lebih mendalam. Semua ini akan lebih menambah keyakinan Anda. Ketika Anda mulai mengalami pencerahan, keyakinan Anda atas Dhamma akan mendapat dorongan yang besar sekali. Ini akan memperkuat tekad Anda untuk berlatih sepenuh hati. Latihan kesadaran ini akan menjadi dukungan utama dalam hidup Anda dan dunia Anda tidak akan pernah sama lagi.

Tidak peduli sepengalaman apapun Anda, tidak peduli seberapa banyak pengetahuan yang Anda miliki dibandingkan orang lain, jangan pernah puas dengan kebijaksanaan yang telah Anda dapatkan atau tingkat pencerahan yang telah Anda capai. Jangan batasi diri Anda, selalu buka pintu lebar untuk hal-hal baru dan pengertian yang lebih mendalam.

27
Pokok Inti Latihan

Kembangkanlah pemahaman yang benar dalam latihan ini.

Berlatihlah secara berkesinambungan; ini mutlak perlu demi perkembangan latihan Anda.

Relakslah!

Milikilah sikap (batin) yang benar; terimalah apa saja yang dialami Anda sebagaimana adanya.

Sadarlah secara cerdas.

Sadarilah (kenalilah) kekotoran-kekotoran batin (Anda).

28
Meditasi / Re: Pembahasan "Don't Look Down on the DEFILEMENTS"
« on: 14 March 2014, 08:04:04 PM »
Saya setuju bahwa satipatthana tidak sama dengan vipassana. Misalnya dalam hal perenungan perasaan dalam satipatthana (DN 22/MN 10 Satipatthana Sutta) dan dalam vipassana (cthnya MN 74 Dighanakha Sutta) berbeda metodenya:
Spoiler: ShowHide

Satipatthana Sutta:

32. “Dan bagaimanakah, para bhikkhu, seorang bhikkhu berdiam merenungkan perasaan sebagai perasaan?[20] Di sini, ketika merasakan suatu perasaan menyenangkan, seorang bhikkhu memahami: ‘Aku merasakan perasaan menyenangkan’; ketika merasakan perasaan menyakitkan, ia memahami: ‘Aku merasakan perasaan menyakitkan’; ketika merasakan perasaan yang bukan-menyakitkan juga bukan-menyenangkan, ia memahami: ‘Aku merasakan perasaan yang bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan.’ Ketika merasakan perasaan duniawi yang menyenangkan, ia memahami: ‘Aku merasakan perasaan duniawi yang menyenangkan’; Ketika merasakan perasaan non-duniawi yang menyenangkan, ia memahami: ‘Aku merasakan perasaan non-duniawi yang menyenangkan’; ketika merasakan perasaan duniawi yang menyakitkan, ia memahami: ‘Aku merasakan perasaan duniawi yang menyakitkan’; ketika merasakan perasaan non-duniawi yang menyakitkan, ia memahami: ‘Aku merasakan perasaan non-duniawi yang menyakitkan’; ketika merasakan perasaan duniawi yang bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan, ia memahami: ‘Aku merasakan perasaan duniawi yang bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan’; ketika merasakan perasaan non-duniawi yang bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan, ia memahami: ‘Aku merasakan perasaan non-duniawi yang bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan.’

33. “Dengan cara ini ia berdiam merenungkan perasaan sebagai perasaan secara internal, atau ia berdiam merenungkan perasaan sebagai perasaan secara eksternal, atau ia berdiam merenungkan perasaan sebagai perasaan secara internal dan eksternal. Atau ia berdiam merenungkan sifat munculnya dalam perasaan, atau ia berdiam merenungkan sifat lenyapnya dalam perasaan, atau ia berdiam merenungkan sifat muncul dan lenyapnya dalam perasaan.[21] Atau penuh perhatian bahwa ‘ada perasaan’ muncul dalam dirinya hanya sejauh yang diperlukan bagi pengetahuan dan perhatian. Dan ia berdiam tanpa bergantung, tidak melekat pada apapun di dunia ini. Itu adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan perasaan sebagai perasaan.


http://dhammacitta.org/dcpedia/MN_10:_Satipa%E1%B9%AD%E1%B9%ADh%C4%81na_Sutta#Perenungan_Perasaan

Dighanakha Sutta:

10. “Terdapat, Aggivessana, tiga jenis perasaan: perasaan menyenangkan, perasaan menyakitkan, dan perasaan bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan. Pada saat seseorang merasakan perasaan menyenangkan, ia tidak merasakan perasaan menyakitkan atau perasaan bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan; pada saat itu ia hanya merasakan perasaan menyenangkan. Pada saat seseorang merasakan perasaan menyakitkan, ia tidak merasakan perasaan menyenangkan atau perasaan bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan; pada saat itu ia hanya merasakan perasaan menyakitkan. Pada saat seseorang merasakan perasaan bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan, ia tidak merasakan perasaan menyenangkan atau perasaan menyakitkan; pada saat itu ia hanya merasakan perasaan bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan.

11. “Perasaan menyenangkan, Aggivessana, adalah tidak kekal, terkondisi, muncul dengan bergantung, tunduk pada kehancuran, lenyap, meluruh, dan berhenti. Perasaan menyakitkan juga adalah tidak kekal, terkondisi, muncul dengan bergantung, tunduk pada kehancuran, kelenyapan, peluruhan, dan penghentian. Perasaan bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan juga adalah tidak kekal, terkondisi, muncul dengan bergantung, tunduk pada kehancuran, kelenyapan, peluruhan, dan penghentian.

12. “Dengan melihat demikian, seorang siswa mulia yang terpelajar menjadi kecewa dengan perasaan menyenangkan, kecewa dengan perasaan menyakitkan, kecewa dengan perasaan bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan. Karena kecewa, ia menjadi bosan. Melalui kebosanan [pikirannya] terbebaskan. Ia memahami: ‘Kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak akan ada lagi penjelmaan menjadi kondisi makhluk apapun.’


http://dhammacitta.org/dcpedia/MN_74:_D%C4%ABghanakha_Sutta

:jempol:

29
Kesinambungan Sati (Kesadaran/Perhatian Penuh)

Anda perlu menghadirkan sati/perhatian penuh terhadap diri Anda secara terus-menerus, pada posisi tubuh apa pun, sejak Anda bangun sampai tertidur. Janganlah membiarkan batin Anda menjadi lengah atau lepas kendali. Adalah penting untuk menjaga batin ini agar senantiasa bekerja yakni terus-menerus memiliki sati/perhatian penuh. Apa pun yang Anda lakukan, satilah (kesadaranlah/perhatian penuhlah) yang terutama. Kesinambungan sati/perhatian penuh memerlukan daya-upaya benar. Dalam konteks kita, daya-upaya benar berarti terus-menerus mengingatkan diri Anda agar sadar (memiliki sati/penuh perhatian). Daya-upaya yang benar adalah daya-upaya yang terus-menerus. Energi tidak digunakan untuk memfokus kuat pada sesuatu. Itu hanyalah daya-upaya yang dilakukan agar tetap sadar (memiliki sati/perhatian penuh), yang sesungguhnya tidak memerlukan banyak energi.

Anda tak perlu mengetahui setiap rincian pengalaman Anda. Cukup menyadari dan mengetahui apa yang Anda sadari. Ketika ada kesadaran (sati/perhatian penuh), ketahuilah kehadirannya. Sering-seringlah bertanya kepada, “Apa yang saya sadari sekarang?” “Apakah saya menyadari dengan baik atau hanya menyadari ala kadarnya?” Ini akan menyokong kesinambungan sati/perhatian penuh. Ingat : tidak sulit untuk menyadari; yang sulit adalah melakukannya secara terus-menerus!

Momentum, penting untuk memperkuat latihan Anda. Dan ini hanya dapat dicapai dengan sati/perhatian penuh yang berkesinambungan. Dengan kesinambungan daya-upaya yang benar, sati/perhatian penuh akan secara perlahan-lahan memperoleh momentum dan menjadi semakin kuat. Ketika sati/perhatian penuh memiliki momentum, batin menjadi kuat. Batin yang kuat memiliki sati/perhatian penuh yang benar, konsentrasi yang benar, serta kebijaksanaan.

Berdaya-upayalah secara konsisten. Terus-menerus mengingatkan diri Anda agar memiliki sati/perhatian penuh dan sati/perhatian penuh Anda pun akan menjadi semakin berkesinambungan.


Mengapa?

Sampai di sini Anda mungkin merasa begitu terbebani oleh semua informasi yang perlu dicamkan saat sedang bermeditasi. Mengapa Anda perlu mengetahui begitu banyak bahan sebelum Anda mulai berlatih? Semua informasi ini, semua saran ini serta semua nasihat ini pada dasarnya mempunyai satu tujuan saja : agar Anda memiliki pandangan yang benar atau pemahanan yang benar yang dapat membantu Anda bermeditasi dengan sikap (mental) yang benar. Apabila Anda memiliki pemahaman yang benar, dengan sendirinya Anda akan mengerahkan daya upaya  yang benar dan menumbuhkembangkan sati/perhatian penuh serta kebijaksanaan yang benar. Informasi yang telah Anda kumpulkan dan pahami menjadi landasan bagi pandangan yang Anda miliki, dan ini secara alamiah akan mempengaruhi cara batin Anda bekerja dalam situasi apa pun.

30
Sakit / Sensasi Tak Menyenangkan

Jika Anda mengalami sakit, nyeri dan ketidaknyamanan jasmaniah lainnya, itu berarti batin Anda menolak mereka, karena itu Anda belum siap untuk mengamati secara langsung sensasi-sensasi jasmaniah yang tidak menyenangkan ini. Tak seorang pun menyukai sakit. Kalau Anda mengamatinya, sementara itu masih memiliki penolakan terhadapnya, itu akan menjadi tambah sakit. Sama seperti ketika Anda sedang marah terhadap seseorang, bila Anda sekali dan sekali lagi memandang orang tersebut maka Anda akan menjadi tambah marah. Oleh karena itu janganlah memaksakan diri Anda mangamati sakit. Ini bukanlah suatu pertempuran, ini merupakan suatu kesempatan belajar. Anda mengamati sakit bukan dengan tujuan membuatnya mereda atau mengenyahkannya. Anda mengamatinya --- terutama reaksi batin Anda terhadapnya --- agar dapat memahami hubungan antara reaksi batin Anda terhadap sensasi jasmaniah.

Pertama-tama periksalah sikap (batin) Anda. Mengharapkan rasa sakit berkurang atau hilang adalah sikap (batin) yang salah. Tak jadi soal apakah sakit menghilang atau tidak. Sakit bukanlah masalah; reaksi negatif batin Andalah yang jadi masalah. Kalau sakit disebabkan oleh sejenis cedera, tentu saja Anda harus hati-hati agar tidak membuatnya menjadi parah. Tetapi bila Anda sehat-sehat saja, maka sakit merupakan kesempatan yang sangat penting untuk berlatih mengamati bekerjanya batin. Bila muncul sakit, perasaan dan reaksi (batin) yang menyertainya sangat kuat, oleh karena itu mudah diamati. Belajarlah mengamati kemarahan atau penolakan, tegang atau ketidaknyamana dalam batin Anda. Bila perlu, periksalah secara silih berganti perasaan dan sikap (batin) yang melatarbelakangi perlawanan Anda. Senantiasa ingatkan diri Anda untuk merelakskan batin dan jasmani Anda, serta mengamati bagaimana itu memengaruhi perlawanan batin Anda. Ada suatu keterkaitan langsung antara kondisi batin Anda dan rasa sakit. Bila batin yang mengamati semakin relaks dan tenang maka sakit yang Anda rasakan semakin ringan. Tentu saja bila batin Anda bereaksi keras terhadap sakit (misalnya bila Anda merasa sakit itu tak tertahankan lagi) Anda sebaiknya mengubah posisi tubuh Anda dan membuat diri Anda merasa nyaman.

Jadi, bila Anda ingin belajar bagaimana agar bisa tangkas menghadapi sakit, cobalah ini : sejak Anda mulai merasa sakit, tak peduli betapa lemahnya, periksalah batin dan badan Anda apakah tegang atau relaks. Sebagian batin Anda akan tetap menyadari sakit itu. Oleh karena itu periksalah berulang kali apakah tegang atau relaks. Juga periksa sikap (batin) Anda dan terus-menerus ingatkan diri Anda bahwa Anda mempunyai pilihan untuk mengubah posisi tubuh kalau Anda merasa terlalu sakit. Karena ini akan membuat batin Anda siap menghadapinya. Terus lakukan ini sampai Anda merasa tak mau lagi mengamati ketegangan, ketakutan, keinginan untuk bangkit, atau keengganan untuk berdiam dalam sakit. Sekarang Anda sebaiknya mengubah posisi tubuh Anda.

Bila Anda mampu menahan sakit, itu tidak berarti bahwa Anda melakukannya dengan batin yang seimbang. Kebanyakan dari kita mulai melakukan meditasi dengan berusaha keras duduk dalam jangka waktu tertentu, memaksakan diri agar tidak bergerak. Jika kita berhasil duduk sepanjang waktu itu maka kita merasa hebat. Kalau tidak, kita merasa gagal. Kita biasanya mencoba menahan sakit lama-lama, yakni kita berusaha meningkatkan ambang batas sakit kita. Namun, dalam proses ini kita lalai mengamati batin dan kita benar-benar tidak menyadari reaksi batin kita terhadap sakit. Kita gagal menyadari bahwa meningkatkan ambang batas sakit tidak berarti batin tidak bereaksi terhadap sakit.

Kalau Anda berhenti memaksakan diri duduk untuk suatu jangka waktu tertentu dan sebaliknya mulai mencermati reaksi-reaksi batin dengan cara seperti yang telah dijelaskan di atas maka penolakan Anda terhadap sakit akan secara berangsur-angsur berkurang dan batin Anda akan menjadi lebih seimbang. Memahami perbedaan antara batin yang seimbang dengan kemampuan untuk menahan sakit amatlah penting. Meditasi Satipatthana (perhatian penuh) bukanlah suatu usaha pemaksaan tetapi suatu usaha pemahaman. Keseimbangan batin sesungguhnya adalah hasil dari pemahaman yang sebenarnya terhadap sifat suka serta tak suka melalui pengamatan dan penyelidikan.

Paling baik mengamati secara langsung hanya jika Anda tidak merasakan suatu penolakan terhadapnya. Camkan bahwa bisa jadi ada suatu reaksi pada tataran yang lebih halus. Begitu Anda menyadari ketidaknyamanan batin, arahkan perhatian Anda kembali pada perasaan ketidaknyamanan itu. Jika Anda dapat melihat ketidaknyamanan batin yang lebih halus, amati perubahannya; apakah bertambah atau berkurang? Seiring dengan semakin seimbang dan sensitifnya batin maka reaksi-reaksi yang lebih halus lebih mudah disadari. Bila Anda menatap pada ketidaknyaman batin pada tataran yang lebih halus, Anda bisa mencapai kondisi dimana batin Anda betul-betul merasa seimbang. Bila Anda mengamati sakit secara langsung dan jika batin Anda benar-benar seimbang maka ketidaknyamanan batin takkan muncul lagi.

Ingat bahwa Anda mencermati reaksi batin bukan untuk mengenyahkan mereka. Selalulah menghadapi reaksi-reaksi batin sebagai kesempatan untuk menyelidiki sifat mereka. Bertanyalah kepada diri Anda! Bagaimana perasaan Anda? Pikiran-pikiran apa yang ada dalam batin Anda? Bagaimana ‘apa yang Anda pikirkan’ mempengaruhi cara Anda merasakan? Bagaimana ‘apa yang Anda rasakan’ mempengaruhi cara Anda berpikir? Apa sikap batin dibalik pikiran-pikiran Anda? Bagaimana semua ini mempengaruhi cara Anda mempersepsikan sakit?

Cobalah menerapkan hal-hal yang relevan yang telah disebutkan di atas untuk menghadapi ketidaknyamanan fisik lainnya seperti gatal, serta panas atau dingin. Di samping itu, kecakapan yang kita dapatkan saat menghadapi reaksi-reaksi kita terhadap ketidaknyamanan fisik dapat pula diterapkan saat menghadapi kekotoran-kekotoran batin seperti kemarahan, frustasi, kekecewaan, atau penolakan; demikian pula terhadap kebahagiaan, kesenangan, nafsu atau kemelekatan. Mereka beserta semua sanak-saudara mereka, bahkan yang jauh sekali pun, sebaiknya ditangani dengan cara yang sama seperti terhadap sakit. Anda perlu menyadari dan melepaskan (membiarkan berlalu) baik kemelekatan maupun kebencian.

Ketika Anda menyelidiki emosi-emosi seperti itu, adalah penting untuk mengingatkan diri Anda bahwa semua itu adalah fenomena alamiah belaka. Mereka bukanlah emosi Anda; setiap orang mengalami itu. Anda perlu senantiasa mencamkan ini ketika Anda mencermati pikiran-pikiran dan kesan-kesan mental yang menyertai emosi. Semua pikiran yang anda satudirikan (identifikasikan) dengannya seluruhnya ‘mengompori’ emosi-emosi itu.

Namun, emosi yang Anda alami apabila sangat kuat, mungkin dapat membuat Anda menjadi tak mampu untuk mengamati pikiran-pikiran yang menyertai tanpa terhanyut menjadi semakin emosional. Untuk kejadian seperti itu, biasanya yang terbaik adalah pertama-tama berusaha menyadari dengan jelas dan mengamati perasaan yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan dengan sensasi-sensasi yang menyertai emosi tersebut. Tetapi bila Anda menemukan bahwa pengamatan terhadap perasaan-perasaan dan sensasi-sensasi seperti ini pun sangat sulit, Anda dapat mengalihkan perhatian ke sebuah objek yang netral atau menyenangkan, misalnya napas Anda atau suara tertentu. Ini bisa secara cerdik menyalihkan perhatian batin dan membuatnya berhenti berpikir atau paling tidak akan megurangi aktifitas berpikir. Anda tidak akan begitu terlibat dalam ‘cerita’nya, oleh karena itu emosi pun akan mereda. Tetapi janganlah sama sekali mengabaikan perasaan-perasaan dan sensasi-sensasi seperti itu; cobalah sesekali melirik mereka sejenak!

Ketika sebuah emosi yang kuat sudah mereda, atau ketika Anda sedang mengamati sebuah emosi yang lemah, Anda dapat mencermati perasaan-perasaan, pikiran-pikiran serta sensasi-sensasi jasmaniah. Semakin Anda memahami bagaimana mereka berhubungan, akan membuat Anda semakin mahir dan efektif menghadapi segala jenis emosi.

Jangan lupa memeriksa sikap (batin) Anda: memeriksa apakah Anda benar-benar menerima emosi tersebut atau apakah Anda menolaknya. Penolakan apa pun yang tak disadari dan ‘identifikasi (penyatuan diri) dengan emosi’ apa pun yang tak disadari akan ‘mengompori’ emosi tersebut, akan membuatnya menggelinding menjadi semakin besar (efek bola salju). Ingatlah bahwa emosi sama sekali tidak perlu dienyahkan. Yang perlu dilakukan adalah mengetahui emosi-emosi itu terasa seperti apa, mengetahui apa yang Anda pikirkan ketika muncul emosi, serta memahami ‘tabiat’ mereka dan perilaku batin.

Pages: 1 [2] 3 4 5 6 7 8 9 ... 297
anything