Relik itu berupa tulang belulang, bagian yang padat. Istilah mungkin "Kerangka dari bhikkhu suci". hanya jasad Anagami atau Arahat yang bisa disebut relik, itu pun harus bhikkhu, bukan umat awam. Kalau manusia tidak menemukan relik demikian (tidak tahu ada Anagami/Arahat yang akan meninggal), di sini para deva akan bawa ke alamnya, mungkin Sakka, raja para deva akan menyimpannya. Di sini kasihan banget para deva tidak bisa derma kepada bhikkhu, oleh karena itu, bersyukurlah yang terlahir menjadi manusia, yang mau jasa, silakan layani para bhikkhu dengan derma/penghormatan/mendengar Dhamma, para deva saja banyak yang iri karena sulit berderma kepada para bhikkhu. Seperti kisah Sakka, raja para deva yang memberikan derma makanan kepada Yang Mulia Mahakassapa thera, Yang Mulia Mahakassapa thera menegur Sakka, raja para deva karena para bhikkhu berbelas kasih kepada manusia yang hidupnya sulit (dibandingkan kehidupan di surgawi). Makhluk surgawi hidup sepenuhnya dari jasa (kebajikan), oleh karena itu, para makhluk surgawi bisa dibilang hidupnya begitu santai, nyaman.
Dikatakan relik demikian bisa memunculkan "Miracle" melalui salah satu dari 3 cara:
1. Kemampuan seorang Arahat,
2. Brahma tertentu (mungkin brahma Arahat atau dari Alam Kediaman Murni),
3. Kebajikan dari upasaka/upasika yang menjaga sila dengan baik (siswa ariya).
Miracle apa yang muncul? Saya kurang tahu, mungkin mirip Saccakiriya 'Pernyataan Benar'. Kalau Saccakiriya yang biasa kan, dari diri sendiri, mungkin ini dari relik itu.