//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan  (Read 6046 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« on: 04 January 2012, 11:15:20 AM »
Ketika mengalami sakit yang serius, kesedihan muncul pada diri seseorang. Apakah sebab munculnya kesedihan ini ? Menurut sang Buddha itu disebabkan oleh kecintaan terhadap hal-hal duniawi :

Quote
Selanjutnya, Brahmana, ada orang yang tidak bebas dari nafsu terhadap tubuh ini, tidak bebas dari nafsu dan cinta terhadap tubuh ini, tidak bebas dari kehausan dan kerinduan terhadapnya, tidak bebas dari nafsu keinginan terhadap tubuh. Lalu ada penyakit serius yang menimpa dia. Karena terserang penyakit serius, dia berpikir, "Oh, tubuh tercinta ini akan meninggalkan aku, dan terpaksa aku meninggalkannya." Oleh karenanya dia bersedih hatiā€¦.dan menjadi kacau. Orang inilah juga yang takut akan kematian, yang gentar akan kematian. (Petikan Angutara Nikaya, Hal. 271)


Ketika masih sehat, para makhluk merasa sombong akan kesehatan mereka. Dan karena tergila-gila pada kesombongan kesehatan itu, mereka  menjalani kehidupan yang jahat di dalam perbuatan, kata-kata dan pikiran. (Petikan Angutara Nikaya, Hal. 330)

Seharusnya mereka yang masih sehat, sering merenungkan hal ini :

"Aku pasti akan sakit, dan aku tidak dapat menghindari dari sakit. Semua yang sehat akan mengalami sakit. Semua yang hidup akan mengalami kematian. Aku pasti akan sakit, dan aku pasti akan mati. Tidak ada jalan untuk menghindarkan diri dari sakit dan kematian. Oleh karena itu, seharusnya aku saat ini, ketika aku sehat, aku berbuat baik sebanyak-banyak dan sesungguh-sungguhnya, sebab apabila tidak, pastilah kesedihan dan ketakutan akan menyerangku ketika penyakit serius menimpaku."

Cukuplah mengingat kematian,  menjadi penasihat bagi orang-orang yang baik.

Mereka yang sehat, seringkali tidak mengerti, betapa beratnya penderitaan yang dialami oleh orang-orang yang mengalami sakit yang serius.

Ada seorang pemuda, dia memiliki seorang ayah yang menderita sakit jantung. Si Ayah menyuruh pemuda itu untuk belanja ke pasar untuk memenuhi persediaan barang dagangan warungnya. Si pemuda pergi ke pasar, tapi dengan marah-marah. Sebelum pergi, pemuda ini membanting pintu keras-keras, mengagetkan sang ayah yang sedang menderita sakit jantung. Suara bantingan pintu itu membuat penyakit jantung si Ayah kambuh berat, sampai ia harus dilarikan ke rumah sakit. Itu adalah contoh sikap pemuda, yang sombong dengan kemudaan dan kesehatannya. Ia tidak sungguh-sungguh mengerti, betapa menyakitkannya perbuatan yang dia lakukan, bukan saja mengenai jantungnya secara fisik, tetapi juga benar-benar menyakitkan hati. Sehingga sang ayah, mengalami kesakitan lahir dan batin. Tidaklah sedikit pemuda yang sombong dengan kemudaan dan kesehatannya sehingga kurang memberi toleransi dan kasih sayang kepada mereka yang jatuh sakit.

Betapa bersedihnya, mereka yang merasa terkepung oleh "bahaya penyakit mematikan", seperti penyakit kanker, tumor dan jantung. Cahaya meredup di dalam dirinya, gairah dan semangat hidup juga melamah.

Seorang pria, ketika masa muda ia begitu gagah, giat bekerja membanting tulang, seorang pedagang yang tangguh, pandai memanjat pohon untuk memetik buah-buahan yang akan menjadi bahan dagangan, dan sering bepergian ke berbagai pelosok nusantara. Tetapi ia sering bertengkar dengan istrinya, menelantarkan anak-anaknya serta kurang berbakti kepada orang tuanya. Ketika orang tuanya sakit, dia tidak menyegerakan diri untuk menengok dan merawat orang tuanya itu. Tetapi, setiap orang pasti menjadi tua dan mati. Demikian juga dengan pria ini, di masa tuanya, dia mengalami stroke. Sulit baginya untuk dapat berjalan jauh. Dia berjalan dengan kaki yang terseret-seret. Kini dia tidak dapat lagi memenuhi keinginannya untuk berpergian ke berbagai tempat di pelosok nusantara. Dia tidak bisa pergi jauh dari rumah. Dunia seakan-akan menjadi sempit bagi dirinya. Dan lalu kesepian. Dia berkata, "Ketika sakti begini, betapa saya mengharapkan selalu ada yang menemani, betapa mengharapkan kedatangan anak-anak, tanpa mengharapkan oleh-olehnya, hanya ingin bertemu saja, untuk menghilangkan rasa sepi dan kesedihan. Mungkin seperti ini pula yang dulu dirasakan oleh orang tuaku. Menyesal diriku tidak benar-benar merawat kedua orang tuaku. Aku tidak benar-benar mengerti, apa yang mereka rasakan."

Perut yang selalu sesak dengan makanan, merangsang enzim untuk berproduksi secara lebih banyak. Bahkan enzim ini keluar ketika seseorang tertarik dengan makanan yang dianggapnya lezat. Seperti air liur yang suka ngiler karena orangnya tertarik pada makanan lezat, seperti itu pula perut mengeluarkan enzim. Enzim yang terlalu banyak ini, akhirnya merusak usus sendiri, ketika tidak ada makanan di dalam perut. Hal itu, tentu menuntunya untuk mengunyah-mengunyah dan terus mengunyah.

Makanan yang berlebihan, menyebabkan gas yang berlebihan. Gas yang berlebihan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, menimbulkan penyakit maag dan jantung. Inilah penyakit serius, yang dapat membawa seseorang kepada kematian. Tidak ada pihak yang dapat dipersalahkan, mengapa dia sakit, kecuali dirinya sendiri. Semua itu akibat ulahnya sendiri.

Itu adalah hukum karma.

Quote
menurut hukum kamma, jika Anda melakukan perbuatan baik, Anda akan mendapat akibat yang baik. Bila Anda melakukan perbuatan yang buruk, Anda akan mendapat akibat yang buruk. (Sayadaw U Silananda, Kamma, Hal. 2)


Tidak perlu menunggu sampai menderita penyakit jantung, kanker dan tumor untuk menjadi manusia yang "sadar". Semua orang hanya harus belajar untuk melihat bahwa jantungnya selalu berada diujung tombak "malaikat maut". Apabila jantung itu "bergoyang" sedikit saja, ia akan tertusuk tombak itu, dan matilah ia seketika. Tapi mereka yang sombong, tidak dapat dan tidak mau diajari untuk melihat hal ini.

Seharusnya orang-orang yang merasa dirinya sehat secara fisik itu belajar untuk melihat, bahwa sesungguhnya mereka tidaklah benar-benar sehat, bila secara ruhani tidak sehat. Mereka sakit, tapi mereka tidak sadar. Mereka yang tidak sombong akan belajar melihat penyakit ini di dalam dirinya, merasa sakit, lalu mencari obat. Tapi mereka yang sombong dan tidak belajar untuk melihat penyakit itu, ia akan merasa sehat, lalu tidak mencari obat. Dan baru mencari obat ketika sudah tua, terkena penyakit jantung, kanker, maag, tumor dan stroke. Mengapa mereka tidak mencari obat, jauh hari sebelum itu? Bahkan sungguh mengherankan, orang-orang menghisap rokok setelah membaca tulisan di bungkus rokok itu "merokok dapat menyebabkan penyakit jantung". Ketika ditanya, "mengapa Anda terus merokok?" dia berkata, "Kakekku adalah seorang perokok berat. Tapi seumur hidupnya, dia sehat dan tidak pernah terkena penyakit jantung." Artinya, dia tidak percaya perkataan pada dokter yang mengatakan merokok dapat menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Tapi dia baru percaya setelah dua minggu di rawat di rumah sakit karena terkena serangan penyakit jantung. Barulah setelah itu, dia meninggalkan rokok. Mengapakah dahulu, dia itu sombong? Apakah seseorang harus dilemparkan dahulu ke dalam jurang neraka agar percaya bahwa perbuatan jahat dapat menyebabkannya terjerumus ke dalam api neraka?

Seseorang yang waspada terhadap dirinya sendiri, maka dia akan merasa selalu dalam kondisi terdesak untuk mencari obat. Kendatipun dalam pandangan manusia biasa, ia adalah orang yang sehat. Sebenarnya tubuh tidaklah benar-benar sehat, bila ada penyakit di dalam hati.

Pedoman hidup yang benar, itulah obat bagi penyakit ini.

Penyakit yang berada dalam dada, itulah penyakit hati. Bila hati sehat, maka sehatlah seluruh tubuh. Bila hati tidak sehat, sebenarnya tubuhpun tidak sehat, walaupun kadang-kadang tampak kelihatan sehat. Penyakit yang ada di dalam hati, itulah cikal bakal segala penyakit pada tubuh, penyakit jerawat atau bisul sekalipun. Bahkan seseorang tidak akan mengalami cedera atau patah tulang, apabila di dalam hatinya tidak terkandung suatu penyakit yang menjadi cikal bakal terjadinya patah tulang. Hal-hal seperti ini telah dapat dilihat oleh mereka yang penglihatannya telah menembus alam jiwa.

Bagi mereka yang telah dapat melihat penyakit di dalam hatinya sendiri,  terdesak oleh rasa sakit dan bahaya maut, tidak ada waktu baginya untuk berdebat dengan orang lain. Dia akan berkonsentrasi, bagaimana cara agar dirinya sembuh. Ajaran sang Buddha adalah obat. Ayat-ayatnya tidak untuk digunakan sebagai "peluru" perdebatan dan menyakiti perasaan orang lain, tapi akan dia gunakan untuk menyembuhkan dirinya sendiri serta membantu menyembuhkan orang lain yang menderita.

Mereka yang suka menggelar perdebatan, dengan mencela perbuatan orang lain, mengatakan ini ini salah itu salah, serta merendahkan orang lain, adalah kelompok yang gemar mewaspadai "penyakit orang lain" tapi tidak mewaspadai penyakit mereka sendiri. Mereka mencoba menawarkan obat pada orang lain, sementara mereka membiarkan diri mereka sendiri sakit. Maka janganlah kita mengikuti kebiasaan seperti mereka. Dan jangan kita melayani hasrat mereka untuk menggelar perdebatan! Selama kita memposisikan diri sebagai "lawan" mereka, itu sama sekali tidak membantu mereka untuk "sembuh". Sebaliknya itu akan membuat mereka semakin lupa diri, dan selalu ingat kesalahan-kesalahan orang lain". Pikiran mereka akan selalu terfokus untuk mengorek-ngorek "apa yang salah" pada diri kita, tetapi lupa untuk introspeksi diri. Oleh karenanya, berhenti melayani debat, adalah salah satu cara untuk membantu mereka merenungkan diri mereka sendiri sehingga cahaya kebenaran akan tampak kepadanya.


Tapi mereka yang sombong, tidak merasa sakit lagi tidak menyadari dekatnya kematian, mereka tidak menyayangi sesama. Rasa sayang hanya dimulut dan sebagai alasan palsu belaka. Mereka berkata, "aku meludahi kamu, karena aku menyayangi kamu. Aku mengejek dan memperolok-olok kamu, atas dasar cinta. , hanya agar orang-orang melihat bahwa apa yang dia lakukan adalah dengan alasan yang mulia. Dia tidak melihat kepada dirinya sendiri, padahal dia bisa melakukannya. Tapi dia lebih suka untuk membohongi dirinya sendiri.

Sedangkan mereka yang terdesak oleh rasa sakit dan bahaya kematian, mereka tidak ada waktu untuk membuat kebohongan bagi dirinya sendiri. Orang yang tau bahwa dirinya akan segera mati, dia tidak akan berbohong.

Pada diri mereka yang sombong dan gemar berdebat, rasa sakit tidak disadari, serta penyakit tidak diketahui karena mereka terbuai oleh keindahan konsep-konsep yang mereka ciptakan sendiri. Rasa sakit kepala saja bisa terlupakan, karena tenggelam di dalam asyiknya perdebatan. Seperti seorang anak remaja yang keasyikan bermain game berhari-hari, sama sekali tidak merasakan bahwa dirinya sakit dan kelelahan, sehingga anak itu meninggal setelah usai bermain game. Seperti itu pula orang-orang yang terjebak di dalam keasyikan berdebat, mereka akan lupa dengan rasa sakit dan penyakit yang ada di dalam dirinya. Itu memang menyenangkan, karena rasa bebas dari rasa sakit dan penderitaan.  Tapi sangat berbahaya, karena seperti orang yang menimbun penyakit menuju kepada kondisi yang semakin parah dan sulit untuk diobati.

Belajar agama, cukuplah dengan mempelajari diri ini. jika seseorang mengenali dirinya, maka ia mengenal kebenaran itu, yakni memahami dhamma sang pengawas.


Bagi mereka yang sombong, maka biarkanlah dengan kesombongan mereka sampai mereka merasakan akibat dari kesombongannya sendiri. Dan mereka yang merasa tidak sakit serta tidak merasa terkepung bahaya maut, biarkanlah pula sampai penyakit, rasa sakit dan bahaya maut benar-benar mereka rasakan. Dan tidaklah kita perlu menolong, kecuali kepada mereka yang benar-benar merasa membutuhkan pertolongan.

Rumah-rumah sakit selalu  penuh. Berjuta-juta orang menderita sakit setiap harinya. Para dokter selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Orang-orang sakit berbondong-bondong mendatangi para dokter karena mereka ingin sembuh. Tidak ada dokter yang mengejar-ngejar orang sakit serta memaksa orang-orang sakit untuk sembuh. Apalagi sampai berdebat dengan mereka. Tapi orang-orang sakit sangat berharap, para dokter dapat membantu mengobati mereka, mengeluarkan mereka dari derita sakit yang menyiksa. Demikian pula para dokter hati, mereka tidak akan bersikukuh mengobati orang yang kiranya enggan untuk sembuh, atau yang tidak pernah sadar bahwa dirinya sakit. Bantulah mereka yang memang perlu dibantu. tunjukan jalan kepada mereka yang mencari jalan. berikan sesuatu kepada mereka yang membutuhkan.

Tinggalkan mereka yang suka bertengkar. lalu lihatlah dia akan mencari musuh yang lain. karena kebahagiaannya terletak di dalam "sikap permusuhan".

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #1 on: 04 January 2012, 11:39:21 AM »
[...]

Pada diri mereka yang sombong dan gemar berdebat, rasa sakit tidak disadari, serta penyakit tidak diketahui karena mereka terbuai oleh keindahan konsep-konsep yang mereka ciptakan sendiri. Rasa sakit kepala saja bisa terlupakan, karena tenggelam di dalam asyiknya perdebatan. Seperti seorang anak remaja yang keasyikan bermain game berhari-hari, sama sekali tidak merasakan bahwa dirinya sakit dan kelelahan, sehingga anak itu meninggal setelah usai bermain game. Seperti itu pula orang-orang yang terjebak di dalam keasyikan berdebat, mereka akan lupa dengan rasa sakit dan penyakit yang ada di dalam dirinya. Itu memang menyenangkan, karena rasa bebas dari rasa sakit dan penderitaan.  Tapi sangat berbahaya, karena seperti orang yang menimbun penyakit menuju kepada kondisi yang semakin parah dan sulit untuk diobati.

[...]
Wah, sungguh terlambat. Seharusnya anda post-kan wejangan manis ini ke YM Choa yang angkuh dan merendahkan orang lain itu, yang juga anehnya anda bela dengan segenap jiwa.


Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #2 on: 04 January 2012, 12:35:15 PM »
edit
« Last Edit: 04 January 2012, 12:37:11 PM by Kang_Asep »

Offline Yani Puk

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.208
  • Reputasi: 37
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #3 on: 04 January 2012, 12:37:47 PM »
edit

anda harus liat dulu dimana sisi anda salah dan kesalahan orang lain

Offline Yani Puk

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.208
  • Reputasi: 37
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #4 on: 04 January 2012, 12:38:49 PM »
edit

Kumaha ETa, what happen aye naon di edit? Takut sy cecar lg?! ??? :whistle: ^-^

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #5 on: 04 January 2012, 02:08:08 PM »
Kumaha ETa, what happen aye naon di edit? Takut sy cecar lg?! ??? :whistle: ^-^

wah ternyata cc yani di takutin sama kang asep ya  :)) :)) :))
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #6 on: 04 January 2012, 02:27:42 PM »
artikel yang bagus...

tengkiu udah share.

Offline klup

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 8
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #7 on: 04 January 2012, 02:42:22 PM »
artikel yang bagus...

tengkiu udah share.

u doang yg liat isi artikelnya  _/\_ yg lain liat dari sapa yg posting  :-[

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #8 on: 04 January 2012, 03:26:34 PM »
u doang yg liat isi artikelnya  _/\_ yg lain liat dari sapa yg posting  :-[

lhooo...

masa sih?
artikelnya bagus kok, baca aja.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #9 on: 04 January 2012, 05:05:12 PM »
lhooo...

masa sih?
artikelnya bagus kok, baca aja.
Maksudnya semua orang hanya menilai siapa yang posting dan tidak menilai isinya secara objektif.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #10 on: 04 January 2012, 09:09:35 PM »
Maksudnya semua orang hanya menilai siapa yang posting dan tidak menilai isinya secara objektif.


belas habis2 an antar 'sejenisnya'    =))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #11 on: 04 January 2012, 10:34:31 PM »
lhooo...

masa sih?
artikelnya bagus kok, baca aja.

terima kasih atas dukungannya. dengan begitu, mudah-mudahan yang lainpun bisa terbuka hatinya, bahwa kebenaran tidak dapat dikenali dari "siapa orangnya", tapi kebenaran harus dikenali dari kebenaran itu sendiri, setelah itu baru akan dikenali "siapa orangnya".

Offline Yani Puk

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.208
  • Reputasi: 37
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #12 on: 05 January 2012, 05:53:58 AM »
Saya lebih setuju dg hukum kamma. Siapa yg berbuat baik maka ia akan mendapatkan yg baik dan sebaliknya. Sombong akan kesehatan yg tertulis itu diarahkan ke orang jahat atau orang baik? Karena koq saya lihat tulisannya lebih ke arah orang jahat. Maksudnya org jahat tersebut bisa sombong krn tubuh dan ksehatan yg dia miliki. Kenapa gak dijelasin Alasan kita memiliki kesehatan dan jiwa raga ini ya? Ada gak rujukannya??

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #13 on: 05 January 2012, 08:26:26 AM »
Maksudnya semua orang hanya menilai siapa yang posting dan tidak menilai isinya secara objektif.

ooohhh....  ;D

i see, ini masih masalah pembelaan bro kang asep kepada bro choa..
belum tuntas rupanya masalah tersebut.

lha tapi ini kan artikel yang bagus dan menurut saya bermanfaat bagi saya.
makanya saya say tengkiu.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #14 on: 05 January 2012, 08:32:18 AM »
ooohhh....  ;D

i see, ini masih masalah pembelaan bro kang asep kepada bro choa..
belum tuntas rupanya masalah tersebut.

lha tapi ini kan artikel yang bagus dan menurut saya bermanfaat bagi saya.
makanya saya say tengkiu.
Betul, saya juga bilang isinya bagus, tapi sayang jika di tangan orang seperti KA, nasihat dan kritik hanya ditujukan pada 'musuh' dari idolanya, sedangkan idolanya dianggap sempurna tak perlu nasihat dan kritik.

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #15 on: 05 January 2012, 09:01:27 AM »
Betul, saya juga bilang isinya bagus, tapi sayang jika di tangan orang seperti KA, nasihat dan kritik hanya ditujukan pada 'musuh' dari idolanya, sedangkan idolanya dianggap sempurna tak perlu nasihat dan kritik.

itu hanya prasangka kan? tulisan itu sudah ditulis sebelum id kang_asep teregistrasi di dhammacitta, beberapa bulan yang lalu. itu adalah renungan pribadi, muncul atas kesadaran diri. pada mulanya tidak untuk ditujukan untuk siapa-siapa, kecuali diri sendiri. tapi kemudian terbersit dalam pikiran untuk berbaginya kepada kawan-kawan di sini, berharap ada hal-hal positif yang bisa diambil.



Offline Yani Puk

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.208
  • Reputasi: 37
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #16 on: 05 January 2012, 09:21:27 AM »
itu hanya prasangka kan? tulisan itu sudah ditulis sebelum id kang_asep teregistrasi di dhammacitta, beberapa bulan yang lalu. itu adalah renungan pribadi, muncul atas kesadaran diri. pada mulanya tidak untuk ditujukan untuk siapa-siapa, kecuali diri sendiri. tapi kemudian terbersit dalam pikiran untuk berbaginya kepada kawan-kawan di sini, berharap ada hal-hal positif yang bisa diambil.

tapi pertanyaaannya apa yg positif? ketika kritik dan saran tidak diterima oleh pencetus dan pemberi saran serta pembagi "hal2 positif" tersebut

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #17 on: 05 January 2012, 09:24:53 AM »
tapi pertanyaaannya apa yg positif? ketika kritik dan saran tidak diterima oleh pencetus dan pemberi saran serta pembagi "hal2 positif" tersebut

tanyakan pada mereka yang dapat menemukan hal-hal positif dan hal-hal bagus di dalamnya! kalau masih belum terlihat juga, mungkin belum cukup beruntung.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #18 on: 05 January 2012, 09:25:10 AM »
Betul, saya juga bilang isinya bagus, tapi sayang jika di tangan orang seperti KA, nasihat dan kritik hanya ditujukan pada 'musuh' dari idolanya, sedangkan idolanya dianggap sempurna tak perlu nasihat dan kritik.

itu hanya prasangka kan? tulisan itu sudah ditulis sebelum id kang_asep teregistrasi di dhammacitta, beberapa bulan yang lalu. itu adalah renungan pribadi, muncul atas kesadaran diri. pada mulanya tidak untuk ditujukan untuk siapa-siapa, kecuali diri sendiri. tapi kemudian terbersit dalam pikiran untuk berbaginya kepada kawan-kawan di sini, berharap ada hal-hal positif yang bisa diambil.

waduh kalo begitu saya kagak ikutan dah..
saya bagian baca2 aja

lagian ini thread bagus, mungkin ada baiknya kita jaga tetap bagus dengan komen yang bagus.

Offline Yani Puk

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.208
  • Reputasi: 37
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #19 on: 05 January 2012, 09:33:57 AM »
tanyakan pada mereka yang dapat menemukan hal-hal positif dan hal-hal bagus di dalamnya! kalau masih belum terlihat juga, mungkin belum cukup beruntung.

back to karma lho....
ak tidak bilang anda tidak positif. At least, give me direction to positive ways...

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #20 on: 05 January 2012, 09:58:33 AM »
Saya mau ikutan sharing untuk masalah sakit ini.. saya sendiri juga sedang menjalani hiduo dengan penyakit yang cukup "mematikan", mkgn bagi orang lian dengan kondisi saya sudah tinggal tunggu waktu saja....hehehe...

Saya rasa kita tidak perlu bersedih hati ataupun hati terluka cuma karena perlakuan orang lain....atau saudara2 yang tidak peduli dan pengertian dengan sakit kita.... Dengan memahami dhamma, hal begini (sedih hati) harus bisa kita minimalkan atau tidak jarang timbul, kalo pun timbul cepat reda....... jd ya kita yang harus memanage bathin kita.....

Sudah lahir pasti akan mengalami sakit, tua, dan mati. Hal ini tidak terhindarkan bagi siapapun....

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mereka Yang Sombong Dengan Kemudaan dan Kesehatan
« Reply #21 on: 06 January 2012, 10:32:20 AM »
Saya mau ikutan sharing untuk masalah sakit ini.. saya sendiri juga sedang menjalani hiduo dengan penyakit yang cukup "mematikan", mkgn bagi orang lian dengan kondisi saya sudah tinggal tunggu waktu saja....hehehe...

Saya rasa kita tidak perlu bersedih hati ataupun hati terluka cuma karena perlakuan orang lain....atau saudara2 yang tidak peduli dan pengertian dengan sakit kita.... Dengan memahami dhamma, hal begini (sedih hati) harus bisa kita minimalkan atau tidak jarang timbul, kalo pun timbul cepat reda....... jd ya kita yang harus memanage bathin kita.....

Sudah lahir pasti akan mengalami sakit, tua, dan mati. Hal ini tidak terhindarkan bagi siapapun....

tubuh tidak mungkin terhindar dari sakit.

tapi sakit itu ada yang memang disebabkan oleh hal-hal alamiah. dan ada juga yang disebabkan oleh kamma buruk.

penyakit yang disebabkan oleh hal-hal alamiah, bisa disembuhkan dengan obat-obatan medis. tapi penyakit yang disebabkan oleh kamma buruk, sebenarnya tidak dapat diobati oleh obat-obatan medis. tapi harus diobati oleh kamma baik dan meditasi. Tubuh boleh sakit, tapi batin tidk boleh sakit.

untuk membedakan apakah suatu penyakit disebabkan oleh kamma buruk ataukah oleh sebab-sebab alamiah, tidak dapat dilihat dari jenis penyakit yang di diagnosa oleh dokter, tapi dilihat di dalam vipaka (kesadaran hasil). Apabila diamati, penyakit yang disebabkan oleh kamma buruk terkait erat dengan vipaka yang tidk menyenangkan.

sebagai perbandingan, bisa dilhat di thread ini : http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21190.msg372624#msg372624

penyakit yang membingungkan dokter, dn tak kunjung sembuh-sembuh kendatipun sudah berobat ke mana-mana, sampai ada seorang tua yang bijaksana yang menjelaskan bahwa penyakit tersebut harus dilihat kaitannya dengan kamma di masa lalu, dan kemudian menunjukan ke mana untuk masa depan.

 

anything