//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?  (Read 35004 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« on: 06 October 2010, 06:45:33 PM »
Atman pada wikipedia :
Atman atau Atma (IAST: Ātmā, Sansekerta: आत्म‍ ) dalam Hindu merupakan percikan kecil dari Brahman yang berada di dalam setiap makhluk hidup.[1][2] Atman di dalam badan manusia disebut: Jiwatman atau jiwa atau roh yaitu yang menghidupkan manusia.[1] Demikianlah atman itu menghidupkan sarwa prani (makhluk di alam semesta ini).[2] Indria tak dapat bekerja bila tak ada atman.[2] Atman itu berasal dari Brahman, bagaikan matahari dengan sinarnya.[1] Brahman sebagai matahari dan atman-atman sebagai sinar-Nya yang terpencar memasuki dalam hidup semua makhluk.[1]



Quote
triyana2009 :
Saya tidak memaksa anda untuk percaya pada Self/Diri Buddha/Atman, silahkan dibaca sendiri Sutra-Sutra yang ada di awal post ini dan tanyakan kepada yang berkompeten dalam hal ini, tentu saja yang menganut Ajaran Mahayana.

Terima kasih atas partisipasinya dalam thread ini.

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18119.msg301552#msg301552  ini udah di LOCKED  :'( :'(


Hui Neng adalah patriarch yg paling terkenal, walaupun dia buta huruf.


Shen Hsiu (murid terpelajar)
The body is a Bodhi tree, The mind like a bright mirror stand, Time and again brush it clean, And let no dust alight upon.

Hui Neng
Originally Bodhi has no tree, The bright mirror has no stand, Originally there is not a single thing, Where can dust alight.



the tubuh master Hui Neng  at Nan Hua, Tiongkok


1. Karena Bodhidharma (India) > Huiko, Seng Tsan, Tao Hsin, Hui Neng (Patriarch 1,2,3,4,5,6 in China) maka boleh dikatakan patriarch2 diatas merupakan akar2 dari Mahayana di Tiongkok ?

2. Apakah kalimat yg ditulis oleh Hui Neng menunjukan adanya DIRI (atta) ? mohon sharingnya.

3. Mohon sharingnya terutama bro Triyana2009 yg berkompetent tentang adanya diri pada Mahayana !
(dan jangan terlalu banyak copas sana sini, gunakan kemampuan bro menulis dan menganalisa.... :)) :)) )




« Last Edit: 06 October 2010, 06:58:50 PM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #1 on: 06 October 2010, 07:03:07 PM »
ya jelas atman ada dalam Mahayana

Sebagai sebuah konsep yang ditentang dan dihancurkan.

males ah copas lagi, di trit atas situ aku udah copas banyak banget
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #2 on: 06 October 2010, 07:26:08 PM »

Hui Neng :
Originally Bodhi has no tree, The bright mirror has no stand, Originally there is not a single thing, Where can dust alight.


Dari tulisan mater Hui Neng, kelihatannya gak ada ya!... mana tau triyana2009 jauh lebih penter dari master Hui Neng ?

ya jelas atman ada dalam Mahayana

Sebagai sebuah konsep yang ditentang dan dihancurkan.

males ah copas lagi, di trit atas situ aku udah copas banyak banget


Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #3 on: 06 October 2010, 08:06:46 PM »
Namo Buddhaya,

Atman pada wikipedia :
Atman atau Atma (IAST: Ātmā, Sansekerta: आत्म‍ ) dalam Hindu merupakan percikan kecil dari Brahman yang berada di dalam setiap makhluk hidup.[1][2] Atman di dalam badan manusia disebut: Jiwatman atau jiwa atau roh yaitu yang menghidupkan manusia.[1] Demikianlah atman itu menghidupkan sarwa prani (makhluk di alam semesta ini).[2] Indria tak dapat bekerja bila tak ada atman.[2] Atman itu berasal dari Brahman, bagaikan matahari dengan sinarnya.[1] Brahman sebagai matahari dan atman-atman sebagai sinar-Nya yang terpencar memasuki dalam hidup semua makhluk.[1]



Quote
triyana2009 :
Saya tidak memaksa anda untuk percaya pada Self/Diri Buddha/Atman, silahkan dibaca sendiri Sutra-Sutra yang ada di awal post ini dan tanyakan kepada yang berkompeten dalam hal ini, tentu saja yang menganut Ajaran Mahayana.

Terima kasih atas partisipasinya dalam thread ini.

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18119.msg301552#msg301552  ini udah di LOCKED  :'( :'(


Hui Neng adalah patriarch yg paling terkenal, walaupun dia buta huruf.


Shen Hsiu (murid terpelajar)
The body is a Bodhi tree, The mind like a bright mirror stand, Time and again brush it clean, And let no dust alight upon.

Hui Neng
Originally Bodhi has no tree, The bright mirror has no stand, Originally there is not a single thing, Where can dust alight.



the tubuh master Hui Neng  at Nan Hua, Tiongkok


1. Karena Bodhidharma (India) > Huiko, Seng Tsan, Tao Hsin, Hui Neng (Patriarch 1,2,3,4,5,6 in China) maka boleh dikatakan patriarch2 diatas merupakan akar2 dari Mahayana di Tiongkok ?

2. Apakah kalimat yg ditulis oleh Hui Neng menunjukan adanya DIRI (atta) ? mohon sharingnya.

3. Mohon sharingnya terutama bro Triyana2009 yg berkompetent tentang adanya diri pada Mahayana !
(dan jangan terlalu banyak copas sana sini, gunakan kemampuan bro menulis dan menganalisa.... :)) :)) )






Baik akan saya tanggapi, karena anda membuat thread di Mahayana mohon menggunakan pemahaman Mahayana.  _/\_

Sambil menunggu para Master Mahayana disini, saya dengan rendah hati  _/\_ akan coba menanggapi saudara Johan3000 :

1. Atman yang saudara kutip itu berasal dari Wikipedia bahasa Indonesia dan hanya mewakili pemahaman dari saudara kita yang beragama Hindu.

2. Kata "Atman" bukan hanya milik saudara kita yang beragama Hindu tetapi juga terdapat dalam Literatur Agama Buddha Mahayana yang menggunakan bahasa Sansekerta.

3. Dalam Mahayana dikenal dua Ajaran Suci, Ajaran Yogacara dari Mahatma Yang Arya Vasubandhu dan Mahatma Yang Arya Asanga dan Ajaran Madhyamaka dari Mahatma Yang Arya Nagarjuna.

Dalam diskusi ini hendaknya saudara Johan3000 menggunakan point nomor 3 tersebut diatas sehingga para pembaca yang budiman disini tidak dibingungkan oleh penggunaan kata-kata saudara.

Saya tunggu jawaban dari saudara Johan3000.

 _/\_

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #4 on: 06 October 2010, 08:09:51 PM »
Namo Buddhaya,

ya jelas atman ada dalam Mahayana

Sebagai sebuah konsep yang ditentang dan dihancurkan.

males ah copas lagi, di trit atas situ aku udah copas banyak banget

Maaf tapi saudara Xenocross telah keliru memahami Mahayana.

Dalam Sutra-Sutra Suci Mahayana banyak disebutkan tentang Atman.

 _/\_


Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #5 on: 06 October 2010, 09:25:35 PM »
Quote
3. Dalam Mahayana dikenal dua Ajaran Suci, Ajaran Yogacara dari Mahatma Yang Arya Vasubandhu dan Mahatma Yang Arya Asanga dan Ajaran Madhyamaka dari Mahatma Yang Arya Nagarjuna.

1. bisa coba postkan sample nya kedua Arya tsb** ? dan bandingkan dgn master Hui Neng!
2. siapakah gurunya kedua Arya tsb ? kakek gurunya ? kakek kakek punya kakek guru ?  :o
3. apakah tulisan atman dalam bahasa mandarin ?

**
Arya Vasubandhu
Arya Nagarjuna

sementara itu dulu.... (mohon kutipan pendek aja)....


2. Apakah kalimat yg ditulis oleh Hui Neng menunjukan adanya DIRI (atta) ? mohon sharingnya.

bagaimana menurut bro triyana2009 tentang no.2 ini  ?
« Last Edit: 06 October 2010, 09:30:26 PM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #6 on: 06 October 2010, 09:32:18 PM »
Namo Buddhaya,

ya jelas atman ada dalam Mahayana

Sebagai sebuah konsep yang ditentang dan dihancurkan.

males ah copas lagi, di trit atas situ aku udah copas banyak banget

Maaf tapi saudara Xenocross telah keliru memahami Mahayana.

Dalam Sutra-Sutra Suci Mahayana banyak disebutkan tentang Atman.

 _/\_



berilah contoh satu sutta dari monk yg terkenal, bahwa bro Xenocross salah !
(jangan asal bunyi BANYAK gitu lhooooo, mana buktinya?)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #7 on: 06 October 2010, 09:52:39 PM »
Quote
2. Kata "Atman" bukan hanya milik saudara kita yang beragama Hindu tetapi juga terdapat dalam Literatur Agama Buddha Mahayana yang menggunakan bahasa Sansekerta.

APAKAH arti atman dlm Mahayana ? bisa beri tulisan sansekerta dan Mandarinnya ?
Apa keuntungannya mengetahui adanya atman dalam mahayana ?

mohon dijawab dehhh
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #8 on: 07 October 2010, 05:35:53 AM »
Namo Buddhaya,

ya jelas atman ada dalam Mahayana

Sebagai sebuah konsep yang ditentang dan dihancurkan.

males ah copas lagi, di trit atas situ aku udah copas banyak banget

Maaf tapi saudara Xenocross telah keliru memahami Mahayana.

Dalam Sutra-Sutra Suci Mahayana banyak disebutkan tentang Atman.

 _/\_



berilah contoh satu sutta dari monk yg terkenal, bahwa bro Xenocross salah !
(jangan asal bunyi BANYAK gitu lhooooo, mana buktinya?)

paling dijawab bro Triyana, buktinya copas2 tulisan dari Bhiksu/Bhikkhu yang terkenal dan terpelajar !  :whistle:

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #9 on: 07 October 2010, 07:18:01 AM »
Jika pertanyaannya adalah mengenal kata “atman” jelas Mahayanis menggunakannya. Digunakan sebagai apa? Digunakan sebagai istilah positif terhadap Nirvana. Apa manfaatnya? Manfaatnya adalah untuk menarik para ignorant/orang bodoh yang takut mengenai ajaran anatman karena masih melekat pada konsep adanya “Aku” , agar mau mendengar ajaran Buddha. Silahkan baca Lankavatara, Sutra BabVI dimana Sang Buddha sendiri menjelaskan mengapa menggunakan istilah “Tathagatagarbha”, “Aku Sejati/True Self”. Jadi bukan saya yang menafsirkannya, dan saya juga tidak menafsirkan kata-kata orang suci (di luar Buddha).

Jadi semua sutra yang menggunakan istilah “atman”, “true self”, “Buddha nature”, adalah untuk menarik para ignorant/orang bodoh yang menganut konsep atman agar mau mempelajari ajaran Buddha. Apakah kita berada di antara para ignorant/orang bodoh yang ketakutan yang dimaksud Sang Buddha dalam Lankavatara Sutra? Ya,  jika kita masih memegang konsep atman.

Demikian Sdr. Johan3000. Selebihnya sudah disampaikan dengan baik oleh Sdr. Xenocross di topik “Adakah Atman dalam Agama Buddha ?”  Jadi selanjutnya saya tidak perlu menanggapi komentar apapun untuk topik ini.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #10 on: 07 October 2010, 12:05:13 PM »
Quote
kelana :
Jadi selanjutnya saya tidak perlu menanggapi komentar apapun untuk topik ini.

bro triyana2009 katanya tidak mesti menjawab pertanyaan
bro kelana katanya tidak perlu menanggapi komentar apapun utk topik ini.

wahhh dgn cara begitu bisa2 dalam suatu forum akan sepi lhoooo  :))

Quote
Manfaatnya adalah untuk menarik para ignorant/orang bodoh yang takut mengenai ajaran anatman karena masih melekat pada konsep adanya “Aku” , agar mau mendengar ajaran Buddha.

Tapi juga bisa orang bodoh tsb dibuat jadi pinter dulu dong... spt disekolahkan gitu...

apakah hubungan kata "atman" dengan 3 corak : dukha, annica, anatta ?

gw rasa masih banyak gy dpt didiskusikan dehhhh....supaya kita2 tambah pintar. dan nanti gak pakai atman lagi.....

sharing :
dulu gw pernah bertanya pada pendeta seputar agama Buddha...
ehhh dia malah bilang itu agama yg mempercayain adanya atman !
nahhh gimana nihhhh

atman dlm bahasa mandarin ditulis dgn apa ya ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #11 on: 07 October 2010, 12:54:11 PM »
Quote
wiki :
Kira-kira pada abad ke-2 M, Mahayana barulah didefinisikan secara jelas. Nagarjuna mengembangkan filosofi “kekosongan” Mahayana dan membuktikan bahwa segala sesuatunya adalah “Kosong” dalam buku kecil “Madhyamika-karika”.

Keduanya (Theravada dan Mahayana) menerima Anicca, Dukkha, Anatta dan Sila, Samadhi, Panna
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #12 on: 07 October 2010, 02:10:47 PM »
atta (pali) = atman (sanskrit)
anatta (pali) = anatman (sanskrit)


Having  realized  that  all mental  afflictions  and suffering without exception
arise from the belief in Self(15)
and  having  realized  the  object  of this belief to be a Self
the yogi undertakes a refutation of [the existence of] a Self.
(Chandrakirti)
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #13 on: 07 October 2010, 02:16:51 PM »
dopost
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #14 on: 07 October 2010, 02:17:38 PM »
Jangan melihat pada terminologi atau penjelasan istilah istilah saja... saya lebih tertarik pada konsep trikaya MAHAYANA... bahkan di dalam Saddharmapundarika sutra, dikatakan bahwa Buddha SAKYAMUNI sudah mencapai ANNUTARA SAMYAKSAMBUDDHA sejak jaman dulu (berarti BUDDHA SAKYAMUNI = Buddha jaman lampau).

Esensi-nya tentu saja SIDDHARTA lahir ke dunia dalam tingkat "belum mencapai kesempurnaan", tetapi sudah mencapai KEBUDDHA-an pada jaman dahulu (berkalpa-kalpa).
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #15 on: 07 October 2010, 03:18:41 PM »
atta (pali) = atman (sanskrit)
anatta (pali) = anatman (sanskrit)


Having  realized  that  all mental  afflictions  and suffering without exception
arise from the belief in Self(15)

trus kalau begitu buat apa belajar anatta lagi ? anatta kan di ajarkan oleh Buddha Gautama.
siapakah itu Chandrakirti ? bukankah Buddha mengajarkan kita jangan sembarang PERCAYA ?


and  having  realized  the  object  of this belief to be a Self
the yogi undertakes a refutation of [the existence of] a Self.
(Chandrakirti)
 ;D ;D




kalau atman = atta ya pakai aja deh atta........biar gak bingung!  :)) :))
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #16 on: 07 October 2010, 06:44:22 PM »
mohon sharingnya de

padpad cuma 1% ngerti soal ginian

apakah anatta = tidak ada aku yg kekal ?

bener gk ?

trus mohon dijelaskan de maksudnya gk kekal tu gimana ya ?

haahaha
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #17 on: 07 October 2010, 07:11:11 PM »
Chandrakirti itu murid Nagarjuna yang bikin karya "Introduction to Middle Way"

Mengapa karya ini penting? Karena pada waktu itu, muncul beberapa aliran Buddhisme yang mempercayai keberadaan "atta". Dimana mereka menganggap ada sesuatu yang benar-benar eksis. Misalnya Vijnanavada yang mempercayai bahwa pikiran itu eksis.

Semua aliran Buddhisme waktu itu dikritik dan disanggah pandangannya tentang sesuatu yang eksis oleh Nagarjuna dan murid-muridnya kemudian. Pandangan ini kemudian dikenal sebagai Madhyamika Prasangika, yang mempercayai tidak ada sesuatu apapun yang eksis secara inheren (dari dirinya sendiri tanpa bergantung pada faktor lain)

Karena tidak ada fenomena apapun yang dapat eksis tanpa bergantung pada fenomena lain, maka tidak mungkin kita bisa mencari Atta/ Diri sejati.

Aliran ini disebut Madhyamika (Jalan tengah), karena juga menolak nihilisme (paham yang mengatakan tidak ada apapun). Madhyamika mengatakan bahwa fenomena eksis, bukan tidak eksis, namun harus dimengerti dalam ketergantungan dengan fenomena lainnya.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #18 on: 07 October 2010, 07:11:43 PM »
Namo Buddhaya,

Quote
3. Dalam Mahayana dikenal dua Ajaran Suci, Ajaran Yogacara dari Mahatma Yang Arya Vasubandhu dan Mahatma Yang Arya Asanga dan Ajaran Madhyamaka dari Mahatma Yang Arya Nagarjuna.

1. bisa coba postkan sample nya kedua Arya tsb** ? dan bandingkan dgn master Hui Neng!
2. siapakah gurunya kedua Arya tsb ? kakek gurunya ? kakek kakek punya kakek guru ?  :o
3. apakah tulisan atman dalam bahasa mandarin ?

**
Arya Vasubandhu
Arya Nagarjuna

sementara itu dulu.... (mohon kutipan pendek aja)....


2. Apakah kalimat yg ditulis oleh Hui Neng menunjukan adanya DIRI (atta) ? mohon sharingnya.

bagaimana menurut bro triyana2009 tentang no.2 ini  ?

Bagaimana saya harus meneruskan diskusi ini kalo Yth. saudara Johan3000 tidak mengetahui Ajaran Mahdyamaka dan Ajaran Yogacara, saya merasa saudara tidak memiliki kompetensi untuk membahas topik ini.

 _/\_


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #19 on: 07 October 2010, 07:15:46 PM »
Namo Buddhaya,

Quote
3. Dalam Mahayana dikenal dua Ajaran Suci, Ajaran Yogacara dari Mahatma Yang Arya Vasubandhu dan Mahatma Yang Arya Asanga dan Ajaran Madhyamaka dari Mahatma Yang Arya Nagarjuna.

1. bisa coba postkan sample nya kedua Arya tsb** ? dan bandingkan dgn master Hui Neng!
2. siapakah gurunya kedua Arya tsb ? kakek gurunya ? kakek kakek punya kakek guru ?  :o
3. apakah tulisan atman dalam bahasa mandarin ?

**
Arya Vasubandhu
Arya Nagarjuna

sementara itu dulu.... (mohon kutipan pendek aja)....


2. Apakah kalimat yg ditulis oleh Hui Neng menunjukan adanya DIRI (atta) ? mohon sharingnya.

bagaimana menurut bro triyana2009 tentang no.2 ini  ?

Bagaimana saya harus meneruskan diskusi ini kalo Yth. saudara Johan3000 tidak mengetahui Ajaran Mahdyamaka dan Ajaran Yogacara, saya merasa saudara tidak memiliki kompetensi untuk membahas topik ini.

 _/\_



kualifikasi apakah yg harus dimiliki seseorang agar boleh berpartisipasi dalam suatu diskusi?

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #20 on: 07 October 2010, 07:20:35 PM »
Namo Buddhaya,

Quote
3. Dalam Mahayana dikenal dua Ajaran Suci, Ajaran Yogacara dari Mahatma Yang Arya Vasubandhu dan Mahatma Yang Arya Asanga dan Ajaran Madhyamaka dari Mahatma Yang Arya Nagarjuna.

1. bisa coba postkan sample nya kedua Arya tsb** ? dan bandingkan dgn master Hui Neng!
2. siapakah gurunya kedua Arya tsb ? kakek gurunya ? kakek kakek punya kakek guru ?  :o
3. apakah tulisan atman dalam bahasa mandarin ?

**
Arya Vasubandhu
Arya Nagarjuna

sementara itu dulu.... (mohon kutipan pendek aja)....


2. Apakah kalimat yg ditulis oleh Hui Neng menunjukan adanya DIRI (atta) ? mohon sharingnya.

bagaimana menurut bro triyana2009 tentang no.2 ini  ?

Bagaimana saya harus meneruskan diskusi ini kalo Yth. saudara Johan3000 tidak mengetahui Ajaran Mahdyamaka dan Ajaran Yogacara, saya merasa saudara tidak memiliki kompetensi untuk membahas topik ini.

 _/\_



kualifikasi apakah yg harus dimiliki seseorang agar boleh berpartisipasi dalam suatu diskusi?

tentunya memahami topik thread yang dimaksudkan.. pisss ;D
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #21 on: 07 October 2010, 07:21:48 PM »
Namo Buddhaya,

Jika pertanyaannya adalah mengenal kata “atman” jelas Mahayanis menggunakannya. Digunakan sebagai apa? Digunakan sebagai istilah positif terhadap Nirvana. Apa manfaatnya? Manfaatnya adalah untuk menarik para ignorant/orang bodoh yang takut mengenai ajaran anatman karena masih melekat pada konsep adanya “Aku” , agar mau mendengar ajaran Buddha. Silahkan baca Lankavatara, Sutra BabVI dimana Sang Buddha sendiri menjelaskan mengapa menggunakan istilah “Tathagatagarbha”, “Aku Sejati/True Self”. Jadi bukan saya yang menafsirkannya, dan saya juga tidak menafsirkan kata-kata orang suci (di luar Buddha).

Jadi semua sutra yang menggunakan istilah “atman”, “true self”, “Buddha nature”, adalah untuk menarik para ignorant/orang bodoh yang menganut konsep atman agar mau mempelajari ajaran Buddha. Apakah kita berada di antara para ignorant/orang bodoh yang ketakutan yang dimaksud Sang Buddha dalam Lankavatara Sutra? Ya,  jika kita masih memegang konsep atman.

Demikian Sdr. Johan3000. Selebihnya sudah disampaikan dengan baik oleh Sdr. Xenocross di topik “Adakah Atman dalam Agama Buddha ?”  Jadi selanjutnya saya tidak perlu menanggapi komentar apapun untuk topik ini.


Bukankah posting saudara Kelana yang "bersemangat" di Diskusi Umum tentang Atman dalam Agama Buddha sudah saya tanggapi dengan baik dan terbukti anda keliru  _/\_

Jika pertanyaannya adalah mengenal kata “atman” jelas Mahayanis menggunakannya. Digunakan sebagai apa? Digunakan sebagai istilah positif terhadap Nirvana. Apa manfaatnya? Manfaatnya adalah untuk menarik para ignorant/orang bodoh yang takut mengenai ajaran anatman karena masih melekat pada konsep adanya “Aku” , agar mau mendengar ajaran Buddha. Silahkan baca Lankavatara, Sutra BabVI dimana Sang Buddha sendiri menjelaskan mengapa menggunakan istilah “Tathagatagarbha”, “Aku Sejati/True Self”. Jadi bukan saya yang menafsirkannya, dan saya juga tidak menafsirkan kata-kata orang suci (di luar Buddha) = Sudah saya katakan berkali-kali anda tidak boleh menafsirkan Sutra Suci menurut pemahaman anda sendiri yang terbatas, ada studi dan tafsiran dari Zen Master Dr. Suzuki tetapi anda bersikeras mencuplik sedikit-sedikit tanpa memahami arti keseluruhan.

Jadi semua sutra yang menggunakan istilah “atman”, “true self”, “Buddha nature”, adalah untuk menarik para ignorant/orang bodoh yang menganut konsep atman agar mau mempelajari ajaran Buddha. Apakah kita berada di antara para ignorant/orang bodoh yang ketakutan yang dimaksud Sang Buddha dalam Lankavatara Sutra? Ya,  jika kita masih memegang konsep atman = Silahkan buktikan dengan bukti-bukti yang kuat ! Saya tunggu.

 _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #22 on: 07 October 2010, 07:31:05 PM »
Namo Buddhaya,

Quote
3. Dalam Mahayana dikenal dua Ajaran Suci, Ajaran Yogacara dari Mahatma Yang Arya Vasubandhu dan Mahatma Yang Arya Asanga dan Ajaran Madhyamaka dari Mahatma Yang Arya Nagarjuna.

1. bisa coba postkan sample nya kedua Arya tsb** ? dan bandingkan dgn master Hui Neng!
2. siapakah gurunya kedua Arya tsb ? kakek gurunya ? kakek kakek punya kakek guru ?  :o
3. apakah tulisan atman dalam bahasa mandarin ?

**
Arya Vasubandhu
Arya Nagarjuna

sementara itu dulu.... (mohon kutipan pendek aja)....


2. Apakah kalimat yg ditulis oleh Hui Neng menunjukan adanya DIRI (atta) ? mohon sharingnya.

bagaimana menurut bro triyana2009 tentang no.2 ini  ?

Bagaimana saya harus meneruskan diskusi ini kalo Yth. saudara Johan3000 tidak mengetahui Ajaran Mahdyamaka dan Ajaran Yogacara, saya merasa saudara tidak memiliki kompetensi untuk membahas topik ini.

 _/\_



kualifikasi apakah yg harus dimiliki seseorang agar boleh berpartisipasi dalam suatu diskusi?

tentunya memahami topik thread yang dimaksudkan.. pisss ;D

bukankah tujuan untuk mengikuti suatu diskusi adalah agar dapat memahami dari yg tadinya tidak paham?

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #23 on: 07 October 2010, 07:38:58 PM »
Jika pertanyaannya adalah mengenal kata “atman” jelas Mahayanis menggunakannya. Digunakan sebagai apa? Digunakan sebagai istilah positif terhadap Nirvana. Apa manfaatnya? Manfaatnya adalah untuk menarik para ignorant/orang bodoh yang takut mengenai ajaran anatman karena masih melekat pada konsep adanya “Aku” , agar mau mendengar ajaran Buddha. Silahkan baca Lankavatara, Sutra BabVI dimana Sang Buddha sendiri menjelaskan mengapa menggunakan istilah “Tathagatagarbha”, “Aku Sejati/True Self”. Jadi bukan saya yang menafsirkannya, dan saya juga tidak menafsirkan kata-kata orang suci (di luar Buddha).



(220) At that time again, Mahāmati the Bodhisattva-Mahāsattva made a request of the Blessed One, saying: Blessed One, tell me; Sugata, tell me about the rising and disappearing of the Skandhas, Dhātus, and Āyatanas. In case there is no ego-soul, what is it that comes to exist and to disappear? The ignorant who are attached to the notion of rising and disappearing, fail to understand the extinction of pain, and thus they know not what Nirvana is.
Said the Blessed One: Then, Mahāmati, listen well and reflect well within yourself; I will tell you.
Mahāmati the Bodhisattva-Mahāsattva said: Certainly, Blessed One; and gave ear to the Blessed One.
The Blessed One said this to him: Mahāmati, the Tathāgata-garbha holds within it the cause for both good and evil, and by it all the forms of existence are produced. Like an actor it takes on a variety of forms, and [in itself] is devoid of an ego-soul and what belongs to it. As this is not understood, there is the functioning together of the triple combination from which effects take place. But the philosophers not knowing this are tenaciously attached to the idea of a cause [or a creating agency]. Because of the influence of habit-energy that has been accumulating variously by false reasoning since beginningless time, what here goes under the name of Ālayavijñāna is accompanied by the seven Vijñānas which give birth to a state known as the abode of ignorance. It is like a great ocean in which the waves roll on permanently but the [deeps remain unmoved; that is, the Alaya-] body itself subsists uninterruptedly, quite free from fault of impermanence, unconcerned with the doctrine of ego-substance, and (221) thoroughly pure in its essential nature.
As to the other seven Vijñānas beginning with the Manas and Manovijñāna, they have their rise and complete ending from moment to moment; they are born with false discrimination as cause, and with forms and appearances and objectivity as conditions which are intimately linked together; adhering to names and forms, they do not realise that objective individual forms are no1 more than what is seen of the Mind itself; they do not give exact information regarding pleasure and pain; they are not the cause of emancipation; by setting up names and forms which originate from greed, greed is begotten in turn, thus mutually conditioned and conditioning. When the sense-organs which seize [upon the objective world] are destroyed and annihilated, the other things immediately cease to function, and there is no recognition of pleasure and pain which are the self-discrimination of knowledge; thus there is the attainment of perfect tranquillisation in which thoughts and sensations are quieted, or there is the realisation of the four Dhyānas, in which truths of emancipation are well understood; whereupon the Yogins are led to cherish herein the notion of [true] emancipation, because of the not-rising [of the Vijñānas].


hmm... keknya betul juga ya... maklum inggris ku ga terlalu baik... tp keknya yg di bilang kelana betul
...

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #24 on: 07 October 2010, 08:00:29 PM »
Namo Buddhaya,

Chandrakirti itu murid Nagarjuna yang bikin karya "Introduction to Middle Way"

Mengapa karya ini penting? Karena pada waktu itu, muncul beberapa aliran Buddhisme yang mempercayai keberadaan "atta". Dimana mereka menganggap ada sesuatu yang benar-benar eksis. Misalnya Vijnanavada yang mempercayai bahwa pikiran itu eksis.

Semua aliran Buddhisme waktu itu dikritik dan disanggah pandangannya tentang sesuatu yang eksis oleh Nagarjuna dan murid-muridnya kemudian. Pandangan ini kemudian dikenal sebagai Madhyamika Prasangika, yang mempercayai tidak ada sesuatu apapun yang eksis secara inheren (dari dirinya sendiri tanpa bergantung pada faktor lain)

Karena tidak ada fenomena apapun yang dapat eksis tanpa bergantung pada fenomena lain, maka tidak mungkin kita bisa mencari Atta/ Diri sejati.

Aliran ini disebut Madhyamika (Jalan tengah), karena juga menolak nihilisme (paham yang mengatakan tidak ada apapun). Madhyamika mengatakan bahwa fenomena eksis, bukan tidak eksis, namun harus dimengerti dalam ketergantungan dengan fenomena lainnya.

Maaf tapi tampaknya anda keliru.

Mengapa karya ini penting? Karena pada waktu itu, muncul beberapa aliran Buddhisme yang mempercayai keberadaan "atta". Dimana mereka menganggap ada sesuatu yang benar-benar eksis. Misalnya Vijnanavada yang mempercayai bahwa pikiran itu eksis = Ajaran  Madhyamaka muncul lebih dahulu daripada Ajaran Yogacara jadi tidak mungkin Y.A Chandrakirti menyanggah Ajaran Yogacara yang memang belum muncul pada saat itu  ^-^

Misalnya Vijnanavada yang mempercayai bahwa pikiran itu eksis = Ajaran Yogacara disebut juga Ajaran Vijnanavada, mohon dipahami.

Semua aliran Buddhisme waktu itu dikritik dan disanggah pandangannya tentang sesuatu yang eksis oleh Nagarjuna dan murid-muridnya kemudian = Aliran manakah yang mengkritik tersebut, mohon penjelasan dari saudara Xenocross?

Penjelasan tentang Ultimate Reality menurut Mahdyamaka Prasangika :

Madhyamaka’s viewpoint of going beyond or transcending all conceptual thoughts is, extremely relevant during the course of practicing Vajarayana. This practice comprised of generating stage and completion stage. Although generating stage is said to be meditated based on Chittamatra viewpoint, during the course of generating stage of the fruition of completion stage, one has to meditate on the experiential experience of the emptiness manifested into mandala and the deities. Therefore, such an experiential knowledge of the emptiness is indispensable.

In the Vajrayana practice, the clear light has two aspects - both subjective and objective. The objective clear light is in the nature beginingless primordial consciousness which is also the nature of emptiness. There is this inferential knowledge of the emptiness and the experiential experience of the emptiness. The first one is identified with that exemplar clear light, the second one identified with the objective clear light. One, who has experienced the later one, is destined to attain enlightenment. The Seeds of Buddhahood or the primordial consciousness is extremely important both to the Sutrayana and Vajrayana practice, because it is only by this means and practicing this one is able to lead his path to enlightenment.

Abbot Khen Rinpoche Acharya Geshe Lobsang Palden, Sera Jey Monastery.

Sebenarnya mau saya terjemahkan tetapi akan mengurangi arti, jadi saya biarkan sesuai apa yang ditulis Venerable Khen Rinpoche.

 _/\_



Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #25 on: 07 October 2010, 08:09:48 PM »
Namo Buddhaya,

Jika pertanyaannya adalah mengenal kata “atman” jelas Mahayanis menggunakannya. Digunakan sebagai apa? Digunakan sebagai istilah positif terhadap Nirvana. Apa manfaatnya? Manfaatnya adalah untuk menarik para ignorant/orang bodoh yang takut mengenai ajaran anatman karena masih melekat pada konsep adanya “Aku” , agar mau mendengar ajaran Buddha. Silahkan baca Lankavatara, Sutra BabVI dimana Sang Buddha sendiri menjelaskan mengapa menggunakan istilah “Tathagatagarbha”, “Aku Sejati/True Self”. Jadi bukan saya yang menafsirkannya, dan saya juga tidak menafsirkan kata-kata orang suci (di luar Buddha).



(220) At that time again, Mahāmati the Bodhisattva-Mahāsattva made a request of the Blessed One, saying: Blessed One, tell me; Sugata, tell me about the rising and disappearing of the Skandhas, Dhātus, and Āyatanas. In case there is no ego-soul, what is it that comes to exist and to disappear? The ignorant who are attached to the notion of rising and disappearing, fail to understand the extinction of pain, and thus they know not what Nirvana is.
Said the Blessed One: Then, Mahāmati, listen well and reflect well within yourself; I will tell you.
Mahāmati the Bodhisattva-Mahāsattva said: Certainly, Blessed One; and gave ear to the Blessed One.
The Blessed One said this to him: Mahāmati, the Tathāgata-garbha holds within it the cause for both good and evil, and by it all the forms of existence are produced. Like an actor it takes on a variety of forms, and [in itself] is devoid of an ego-soul and what belongs to it. As this is not understood, there is the functioning together of the triple combination from which effects take place. But the philosophers not knowing this are tenaciously attached to the idea of a cause [or a creating agency]. Because of the influence of habit-energy that has been accumulating variously by false reasoning since beginningless time, what here goes under the name of Ālayavijñāna is accompanied by the seven Vijñānas which give birth to a state known as the abode of ignorance. It is like a great ocean in which the waves roll on permanently but the [deeps remain unmoved; that is, the Alaya-] body itself subsists uninterruptedly, quite free from fault of impermanence, unconcerned with the doctrine of ego-substance, and (221) thoroughly pure in its essential nature.
As to the other seven Vijñānas beginning with the Manas and Manovijñāna, they have their rise and complete ending from moment to moment; they are born with false discrimination as cause, and with forms and appearances and objectivity as conditions which are intimately linked together; adhering to names and forms, they do not realise that objective individual forms are no1 more than what is seen of the Mind itself; they do not give exact information regarding pleasure and pain; they are not the cause of emancipation; by setting up names and forms which originate from greed, greed is begotten in turn, thus mutually conditioned and conditioning. When the sense-organs which seize [upon the objective world] are destroyed and annihilated, the other things immediately cease to function, and there is no recognition of pleasure and pain which are the self-discrimination of knowledge; thus there is the attainment of perfect tranquillisation in which thoughts and sensations are quieted, or there is the realisation of the four Dhyānas, in which truths of emancipation are well understood; whereupon the Yogins are led to cherish herein the notion of [true] emancipation, because of the not-rising [of the Vijñānas].


hmm... keknya betul juga ya... maklum inggris ku ga terlalu baik... tp keknya yg di bilang kelana betul

hmm... keknya betul juga ya... maklum inggris ku ga terlalu baik... tp keknya yg di bilang kelana betul = Yang betul yang mana ?

 _/\_

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #26 on: 07 October 2010, 09:31:57 PM »
coba di artikan semua bro triyana , ntar mungkin anda bisa tau
...

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #27 on: 07 October 2010, 11:41:58 PM »
Quote
coba di artikan semua bro triyana , ntar mungkin anda bisa tau

maklum inggris ku ga terlalu baik...

janganlah menyiksa dia....ENglish gak bagus... gak layaklah berdiskusi disini....

hahaha hahahah hahahaha.....

Sorry ya sedikit jokes!.............................mata gw lagi sepet, besok ya gw tanggapin....

hahhahahaaaaaaaaaaaa (jokes kedua lagi)....

Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #28 on: 07 October 2010, 11:47:25 PM »
Chandrakirti itu murid Nagarjuna yang bikin karya "Introduction to Middle Way"

Mengapa karya ini penting? Karena pada waktu itu, muncul beberapa aliran Buddhisme yang mempercayai keberadaan "atta". Dimana mereka menganggap ada sesuatu yang benar-benar eksis. Misalnya Vijnanavada yang mempercayai bahwa pikiran itu eksis.

Semua aliran Buddhisme waktu itu dikritik dan disanggah pandangannya tentang sesuatu yang eksis oleh Nagarjuna dan murid-muridnya kemudian. Pandangan ini kemudian dikenal sebagai Madhyamika Prasangika, yang mempercayai tidak ada sesuatu apapun yang eksis secara inheren (dari dirinya sendiri tanpa bergantung pada faktor lain)

Karena tidak ada fenomena apapun yang dapat eksis tanpa bergantung pada fenomena lain, maka tidak mungkin kita bisa mencari Atta/ Diri sejati.

Aliran ini disebut Madhyamika (Jalan tengah), karena juga menolak nihilisme (paham yang mengatakan tidak ada apapun). Madhyamika mengatakan bahwa fenomena eksis, bukan tidak eksis, namun harus dimengerti dalam ketergantungan dengan fenomena lainnya.

Nahhh inilah posting yg bagus...........dari bro xenocross,

tetapi bisa lebih bagus lagi lho................


Quote
Chandrakirti itu murid Nagarjuna yang bikin karya "Introduction to Middle Way"
Buddha Gautama sendiri mengajarkan jalan tengah juga (dari siksaan yg dilakukan petapa).....
jadi siapa yg lebih tengah ?

Bisakah dijelasin lagi lebih rinci apa yg diajarkan Buddha Gautama tentang anatta tsb dibandingkan dgn Chandrakirti ? mana kekurangan dan kelebihan dari kedua ajaran tsb ? bisakan beri contoh kejadian sehari-hari ?

silahkan bro triyana2009 kalau elu memiliki daya pikir yg tinggi !
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #29 on: 07 October 2010, 11:53:27 PM »
kenapa ajaran ATTA dalam Mahayana yg diajarkan oleh Chandakirti berguna untuk mencapai pencerahan dalam kehidupan seseorang ?

setelah membaca beberapa posting, gw rasa judulnya lebih berguna kalau spt yg diatas! bagaimana menurut member DC ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #30 on: 07 October 2010, 11:57:00 PM »
Namo Buddhaya,

Quote
3. Dalam Mahayana dikenal dua Ajaran Suci, Ajaran Yogacara dari Mahatma Yang Arya Vasubandhu dan Mahatma Yang Arya Asanga dan Ajaran Madhyamaka dari Mahatma Yang Arya Nagarjuna.

1. bisa coba postkan sample nya kedua Arya tsb** ? dan bandingkan dgn master Hui Neng!
2. siapakah gurunya kedua Arya tsb ? kakek gurunya ? kakek kakek punya kakek guru ?  :o
3. apakah tulisan atman dalam bahasa mandarin ?

**
Arya Vasubandhu
Arya Nagarjuna

sementara itu dulu.... (mohon kutipan pendek aja)....


2. Apakah kalimat yg ditulis oleh Hui Neng menunjukan adanya DIRI (atta) ? mohon sharingnya.

bagaimana menurut bro triyana2009 tentang no.2 ini  ?

Bagaimana saya harus meneruskan diskusi ini kalo Yth. saudara Johan3000 tidak mengetahui Ajaran Mahdyamaka dan Ajaran Yogacara, saya merasa saudara tidak memiliki kompetensi untuk membahas topik ini.

 _/\_



elu pikir adakah sesuatu yg susah diketahui  ?
Ajaran Mahdyamaka dan Ajaran Yogacara
melalui google search ?


Maaf tapi tampaknya anda keliru.
terus terang gw merasa elu dehhh yg
tidak memiliki kompetensi untuk membahas (topik ini).

=)) =))
« Last Edit: 08 October 2010, 12:10:48 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #31 on: 08 October 2010, 12:00:42 AM »
灵魂
noun
soul
spirit
ghost
anima
pneuma
atman

 :))


Quote
kenapa ajaran ATTA dalam Mahayana yg diajarkan oleh Chandakirti berguna untuk mencapai pencerahan dalam kehidupan seseorang ?
« Last Edit: 08 October 2010, 12:06:50 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #32 on: 08 October 2010, 05:51:03 AM »


Jaringan 【】 HC industri farmasi-kesadaran diri dari tubuh, dari sudut pandang penonton sendiri. "SOUL" ini wilayah aneh kesadaran, bagaimana itu terjadi? Setelah bertahun-tahun penelitian, para ilmuwan awalnya membuka salah satu misteri pengalaman aneh dari SOUL

    Seorang pria muda dengan sejarah epilepsi samar untuk bangun. Dia berdiri, berbalik, mendapati dirinya masih terbaring di tempat tidur. Dia berteriak ke arah tubuhnya tidur, goyang, dan bahkan melompat-lompat di atas tubuh mereka. Kemudian, ia merasa dirinya untuk berbaring, ia melihat seorang berdiri di tempat tidur tubuh gemetar tidur sendiri. Panik, ia melompat dari jendela lantai tiga keluar ruangan, sehingga terluka parah.

more1: ShowHide
Anak muda itu sedang mengalami apa yang disebut SOUL. Keadaan aneh kesadaran ini mungkin disebabkan epilepsi disebabkan oleh serangan tiba-tiba. Secara umum, pengalaman OBE lebih dengan epilepsi, migrain, stroke, tumor otak, penyalahgunaan obat, atau bahkan pengalaman menjelang kematian terkait. Namun, tidak ada masalah-masalah neurologis yang signifikan yang sama SOUL mungkin. Menurut statistik, sekitar 5% dari orang sehat di beberapa titik dalam hidup mereka memiliki pengalaman OBE.

    SOUL biasanya dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah yang paling ringan dari Penanya mengalami tahap gejala: bahwa Anda melihat, atau melihat keberadaan lain sendiri. Perasaan ini biasanya berkembang ke tahap kedua, yaitu diri Anda sendiri kesadaran yang nyata dan yang lain bergerak maju-mundur di antara mereka sendiri, bergoyang. Pada tahap akhir, Anda merasa Anda meninggalkan tubuh, dan dari sudut pandang penonton, dan seluruh tubuh mereka. Pemisahan kesadaran dan fisik adalah fitur yang paling jelas dari OBE ini. Dalam kehidupan nyata, beberapa orang akan mengalami pengalaman OBE penuh proses tiga langkah, sementara yang lain hanya satu langkah. Jadi, ini semacam pengalaman supranatural aneh persis bagaimana terbentuk?

more2: ShowHide
Pada tahun 2002, beberapa petunjuk penting mulai muncul. Swiss Federal Institute of Technology, sebuah tim peneliti tersandung pada metode merangsang pengalaman OBE. Pada saat itu, mereka diberi seorang wanita setengah baya dengan otak pelaksanaan operasi epilepsi parah, berharap untuk mengidentifikasi masalah dan penghapusan jaringan otak untuk mencapai tujuan mengobati penyakit. Ketika mereka dekat bagian belakang kepala asosiasi temporal-parietal daerah dirangsang, wanita itu menyatakan bahwa ia merasa bahwa ia mulai memberikan tubuh, adalah melihat ke bawah mereka sendiri.

    Otak yang bertanggung jawab untuk wilayah asosiasi temporal-parietal sinyal visual dan taktil dikirim dari keseimbangan telinga bagian dalam dan informasi spasial, serta sendi, tendon, otot lulus sinyal sensorik. Ini akan menggabungkan informasi, orang merasakan kehadiran tubuh mereka sendiri, serta antara dirinya dan posisi relatif dari lingkungan sekitarnya. Para peneliti berspekulasi bahwa disfungsi daerah asosiasi temporal-parietal dan pengalaman OBE hubungan erat antara.

    Benar saja, setelah itu ada bukti lagi bahwa disfungsi daerah asosiasi temporal-parietal adalah inti dari pengalaman OBE. Sebagai contoh, Antwerpen, Belgia pada tahun 2007 para peneliti di University Hospital untuk tinnitus berat ke orang tua. Setelah serangkaian upaya, peneliti akhirnya memutuskan untuk pasien dengan daerah asosiasi temporal-parietal dekat elektroda implan. Namun, ini tidak menyembuhkan tinnitus pasien ini, membuat OBE nya punya perasaan yang sama. Pasien ini mengatakan dia merasa pindah ke tubuh belakang kiri sekitar 50 cm. Perasaan ini berlangsung lebih lama dari 15 detik, para peneliti ada banyak waktu untuk scan otaknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ketika ia mengalami OBE sebuah, area asosiasi temporal-parietal yang aktif.

    Untuk informasi lebih lanjut tentang penyebab OBE, Federal Swiss Institut Teknologi peneliti melakukan penelitian berjudul "transformasi diri" dari percobaan yang dibuat di otak yang mungkin timbul dalam menanggapi suatu OBE.

http://info.pharmacy.hc360.com/2010/03/041335125421-4.shtml


【慧聪制药工业网】自我意识脱离身体,从旁观者的角度观察自己。“灵魂出窍”这种奇特的意识状态究竟是怎么一回事呢?经过多年研究,科学家初步揭开了其中的奥秘 诡异的灵魂出窍体验

    一位有癫病史的年轻人晕晕乎乎地醒了过来。他站起来,转过身,发现自己依然躺在床上。他朝自己熟睡的身体大叫,摇晃它,甚至跳起来压在自己的身体上面。接着,他感到自己又躺下了,却看到另一个自己站在床边摇晃自己睡着的身体。惊恐中,他从三楼房间的窗户跳了出去,因此受了重伤。


copasan punya, gabar mantep tohhh... khusus utk bro triyana2009

Quote
kenapa ajaran ATTA dalam Mahayana yg diajarkan oleh Chandakirti berguna untuk mencapai pencerahan dalam kehidupan seseorang ?
« Last Edit: 08 October 2010, 05:59:21 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #33 on: 08 October 2010, 09:12:49 AM »
Chandrakirti dan Aryadeva dengan jelas dalam karyanya menyebutkan aliran-aliran Yogacara/ Citramatrin/ Vijnanavada dan membantah pandangan mereka.

Jalan tengah yang diajarkan Buddha tidak sempit hanya pada ekstrim duniawi dan penyiksaan diri, tetapi juga pada hal lainnya. Pada waktu Nagarjuna, kebetulan beliau memberi arti baru, yaitu jalan tengah dari ekstrim nihilitas dan eksistensialitas, Maka aliran ini disebut Madhyamika

Bagaimana manfaatnya?
Kalau kita salah memahami doktrin anatta, kita akan terjebak dalam konsep nihilitas, menganggap dunia ini tidak ada. Ekstrim ini bisa membuat praktisi melakukan hal-hal aneh seperti bunuh diri, depresi, dll. Tidak mungkin mencapai pencerahan dengan pandangan salah nihilitas

Begitu juga jika memandang segala sesuatu adalah real/nyata, tidak akan memahami ketergantungan antar fenomena

Pandangan Madhyamika menjelaskan bagaimana Buddha melihat dunia ini, ada tetapi tidak berdiri sendiri.
Pujian terhadap Buddha salah satunya "Ia yang meihat fenomena sebagaimana adanya"
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #34 on: 08 October 2010, 09:28:10 AM »
Chandrakirti dan Aryadeva dengan jelas dalam karyanya menyebutkan aliran-aliran Yogacara/ Citramatrin/ Vijnanavada dan membantah pandangan mereka.

Jalan tengah yang diajarkan Buddha tidak sempit hanya pada ekstrim duniawi dan penyiksaan diri, tetapi juga pada hal lainnya. Pada waktu Nagarjuna, kebetulan beliau memberi arti baru, yaitu jalan tengah dari ekstrim nihilitas dan eksistensialitas, Maka aliran ini disebut Madhyamika

Bagaimana manfaatnya?
Kalau kita salah memahami doktrin anatta, kita akan terjebak dalam konsep nihilitas, menganggap dunia ini tidak ada. Ekstrim ini bisa membuat praktisi melakukan hal-hal aneh seperti bunuh diri, depresi, dll. Tidak mungkin mencapai pencerahan dengan pandangan salah nihilitas

Begitu juga jika memandang segala sesuatu adalah real/nyata, tidak akan memahami ketergantungan antar fenomena

Pandangan Madhyamika menjelaskan bagaimana Buddha melihat dunia ini, ada tetapi tidak berdiri sendiri.
Pujian terhadap Buddha salah satunya "Ia yang meihat fenomena sebagaimana adanya"

Maka-nya saya lebih afdol dengan terjemahan an-atta = NOT SELF... bukan NO SELF...
NOT SELF secara thesaurus harfiah-nya adalah TIDAK BERDIRI SENDIRI.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #35 on: 08 October 2010, 02:40:52 PM »
Chandrakirti dan Aryadeva dengan jelas dalam karyanya menyebutkan aliran-aliran Yogacara/ Citramatrin/ Vijnanavada dan membantah pandangan mereka.

Jalan tengah yang diajarkan Buddha tidak sempit hanya pada ekstrim duniawi dan penyiksaan diri, tetapi juga pada hal lainnya. Pada waktu Nagarjuna, kebetulan beliau memberi arti baru, yaitu jalan tengah dari ekstrim nihilitas dan eksistensialitas, Maka aliran ini disebut Madhyamika

Bagaimana manfaatnya?
Kalau kita salah memahami doktrin anatta, kita akan terjebak dalam konsep nihilitas, menganggap dunia ini tidak ada. Ekstrim ini bisa membuat praktisi melakukan hal-hal aneh seperti bunuh diri, depresi, dll. Tidak mungkin mencapai pencerahan dengan pandangan salah nihilitas

Begitu juga jika memandang segala sesuatu adalah real/nyata, tidak akan memahami ketergantungan antar fenomena

Pandangan Madhyamika menjelaskan bagaimana Buddha melihat dunia ini, ada tetapi tidak berdiri sendiri.
Pujian terhadap Buddha salah satunya "Ia yang meihat fenomena sebagaimana adanya"

siiip bro xenocross, terima kasih bro tidak seperti triyana2009, udah buat topik tapi tidak bertanggung jawab....... =)) =))

Chandrakirti (Madhyamika) bagaimana dapat menjelaskan lebih baik dari pada ajaran Buddha Gautama tentang Anatta ? Dapatkah ditunjukkan dalam sutta2 pendek serta penjelasan detailnya ? Apakah umat atau orang awam yg salah dalam mengertikan ANATTA ?

kalau dilihat dari tulisan master Hui Neng, itu lebih condong ke atta atau anatta ?

Quote
Hui Neng
Originally Bodhi has no tree, The bright mirror has no stand, Originally there is not a single thing, Where can dust alight.

thx sebelumnya
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #36 on: 08 October 2010, 03:16:42 PM »
Hui Neng menurut pandangan saya jelas mengajarkan anatta.

Chandrakirti bukan lebih baik daripada Buddha, tetapi menambah argumen untuk konsep anatta, yang didasarkan pada karya Nagarjuna.

Pada waktu itu, muncul beberapa pandangan dalam Buddhisme tentang "aku". Walaupun Buddha sudah berkata, atta tidak dapat ditemukan di pancaskandha, tetap saja ada yang mencari-cari dimana atta tersebut.
Ketika Asanga meletakkan dasar untuk aliran Yogacara/ Vijnanavada/ Cittramatrin, ia meletakkan dasar konsep yang disebut "mind only" dimana dunia dipandang sebagai manifestasi dari pikiran. Pikiran terhalus, yang kemudian bertransformasi pada saat pencerahan, disebut alaya-vijnana (store conscioussness)
Alaya vijnana inilah yang kemudian disalahartikan sebagai "atta". Dianggap "svabhava" (muncul dengan sendirinya), dan lain lain (banyak argumen yang diberikan untuk menunjukkan bahwa alaya ini kekal, tidak berubah, independen, berbeda dari pancaskandha, tidak ternoda oleh  kilesa, dan pantas disebut atta).

Nagarjuna, Aryadeva, dan Chandrakirti membantah pandangan ini, dengan karya-karya mereka yang memakai logika. Pada akhirnya, Mahayana memadukan 2 aliran Yogacara dan Madhyamika. Yogacara dipelajari sebagai conventional truth, yang dipakai sebagai alat untuk mencapai kemajuan spiritual dan meditasi. Sedangkan Madhyamika dipelajari sebagai ultimate truth, the true nature of things yang harus selalu diingat dan pada akhirnya direalisasi untuk mencapai pencerahan.


[Such statements as] "there is an alaya; the person (pudgala) exists; only the aggregates (skandha) exist"--these teachings are for those who do not know the deeper meaning.... Hearing the Dharma taught as "there is no I; there is no origination," they become frightened right at the beginning; conceiving of the teaching of emptiness as an abyss they will turn their backs on it and will get no advantage [from it]. By being taught at the very beginning the alayavijnaana and other [doctrines], they draw great advantage from them through the dispelling of the systems of the non-Buddhists. And later rightly knowing the meaning of the scripture, by themselves they will reject those [provisional doctrines], and thus only advantage comes of them and no harm. As Aryadeva says, "One should ascertain at first whatever is pleasing to each; shattered, one is in no way a fit vessel for the true Dharma."
Chandrakirti - Introduction to Middle Way
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #37 on: 08 October 2010, 05:52:21 PM »
two tumbs up utk bro xenocross, penjelasan yg mengena.

apakah secara umum Buddhist yg diluar Mahayana kebanyakan menyalah artikan Atman (atta) ?
karena mereka tidak memiliki mendengarkan penjelasan Chandrakirti  ?

gimana menurut triyana2009 koq gw gak dengar suara elu lagi ? tambahkan lagi biar lebih siip gitu lho!

menurut bro triyana2009, apakah yg dpt ditambahkan pada tulisan master Hui Neng supaya orang2 tidak salah paham terhadap anatta. (sebab bro triyana kan lebih tau Chandrakirti   dari pada gw !

silahkan ya, jangan malu2 dehhh yg singkat dan padat ya
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #38 on: 08 October 2010, 06:26:26 PM »
Theravada masuk ke Srilanka sebelum agama Buddha di India pecah menjadi 18 aliran dengan pandangan dan vinaya masing-masing, sehingga sepertinya tidak terpengaruh debat pada masa itu. Dan mungkin juga karena terlalu kolot mempertahankan kemurnian, filosofinya tidak berkembang tetapi tidak ada yang salah paham tentang atman.

Sedangkan 18 aliran itu, masing-masing berdebat dan berfilosofi, dan karena terlalu kreatif memunculkan banyak pandangan salah. Banyak juga pandangan yang bagus, tetapi banyak juga pandangan salah.

Nagarjuna disebut Buddha kedua karena beliau mampu menjelaskan apa yang dimaksud Buddha dalam kitab suci, ketika orang lain tidak bisa (terlalu sibuk berfilosofi? )
Dari tulisan Nagarjuna, Aryadeva, dan Chandrakirti, ajaran Buddha kembali ke jalur yang benar (di India).
Dan aliran Madhyamika dipelajari sebagai konsep dasar Sunyata yang menjadi pilar Mahayana

Selanjutnya Mahayana berkembang, dengan memadukan konsep-konsep dari aliran Buddhisme yang ada waktu itu. Lalu menyebar ke China, Jepang, Tibet, Afghanistan, dll

Sehingga ketika Mahayana dan Theravada bertemu kembali pada abad ke-20, tidak heran ketika mereka bisa sepakat bahwa ajaran Buddha dasarnya adalah Anatta. Theravada melihat Sunyata sebagai konsep Anatta yang dikembangkan lebih jauh.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #39 on: 08 October 2010, 08:37:33 PM »
Namo Buddhaya,

Hui Neng menurut pandangan saya jelas mengajarkan anatta.

Chandrakirti bukan lebih baik daripada Buddha, tetapi menambah argumen untuk konsep anatta, yang didasarkan pada karya Nagarjuna.

Pada waktu itu, muncul beberapa pandangan dalam Buddhisme tentang "aku". Walaupun Buddha sudah berkata, atta tidak dapat ditemukan di pancaskandha, tetap saja ada yang mencari-cari dimana atta tersebut.
Ketika Asanga meletakkan dasar untuk aliran Yogacara/ Vijnanavada/ Cittramatrin, ia meletakkan dasar konsep yang disebut "mind only" dimana dunia dipandang sebagai manifestasi dari pikiran. Pikiran terhalus, yang kemudian bertransformasi pada saat pencerahan, disebut alaya-vijnana (store conscioussness)
Alaya vijnana inilah yang kemudian disalahartikan sebagai "atta". Dianggap "svabhava" (muncul dengan sendirinya), dan lain lain (banyak argumen yang diberikan untuk menunjukkan bahwa alaya ini kekal, tidak berubah, independen, berbeda dari pancaskandha, tidak ternoda oleh  kilesa, dan pantas disebut atta).

Nagarjuna, Aryadeva, dan Chandrakirti membantah pandangan ini, dengan karya-karya mereka yang memakai logika. Pada akhirnya, Mahayana memadukan 2 aliran Yogacara dan Madhyamika. Yogacara dipelajari sebagai conventional truth, yang dipakai sebagai alat untuk mencapai kemajuan spiritual dan meditasi. Sedangkan Madhyamika dipelajari sebagai ultimate truth, the true nature of things yang harus selalu diingat dan pada akhirnya direalisasi untuk mencapai pencerahan.


[Such statements as] "there is an alaya; the person (pudgala) exists; only the aggregates (skandha) exist"--these teachings are for those who do not know the deeper meaning.... Hearing the Dharma taught as "there is no I; there is no origination," they become frightened right at the beginning; conceiving of the teaching of emptiness as an abyss they will turn their backs on it and will get no advantage [from it]. By being taught at the very beginning the alayavijnaana and other [doctrines], they draw great advantage from them through the dispelling of the systems of the non-Buddhists. And later rightly knowing the meaning of the scripture, by themselves they will reject those [provisional doctrines], and thus only advantage comes of them and no harm. As Aryadeva says, "One should ascertain at first whatever is pleasing to each; shattered, one is in no way a fit vessel for the true Dharma."
Chandrakirti - Introduction to Middle Way


Pada waktu itu, muncul beberapa pandangan dalam Buddhisme tentang "aku". Walaupun Buddha sudah berkata, atta tidak dapat ditemukan di pancaskandha, tetap saja ada yang mencari-cari dimana atta tersebut.
Ketika Asanga meletakkan dasar untuk aliran Yogacara/ Vijnanavada/ Cittramatrin, ia meletakkan dasar konsep yang disebut "mind only" dimana dunia dipandang sebagai manifestasi dari pikiran. Pikiran terhalus, yang kemudian bertransformasi pada saat pencerahan, disebut alaya-vijnana (store conscioussness)
Alaya vijnana inilah yang kemudian disalahartikan sebagai "atta". Dianggap "svabhava" (muncul dengan sendirinya), dan lain lain (banyak argumen yang diberikan untuk menunjukkan bahwa alaya ini kekal, tidak berubah, independen, berbeda dari pancaskandha, tidak ternoda oleh  kilesa, dan pantas disebut atta)
= Jelas pandangan anda ini sungguh keliru dan dapat menyesatkan para pembaca disini, akan saya sanggah pandangan keliru ini.

1. Pada waktu itu, muncul beberapa pandangan dalam Buddhisme tentang "aku" = Pandangan apakah yang anda maksudkan karena selama saya belajar tidak pernah saya menemukan hal ini, mohon jangan asal tulis saja tapi buktikan dengan penjelasan yang lengkap dan akurat !

2. Ketika Asanga meletakkan dasar untuk aliran Yogacara/ Vijnanavada/ Cittramatrin, ia meletakkan dasar konsep yang disebut "mind only" dimana dunia dipandang sebagai manifestasi dari pikiran. Pikiran terhalus, yang kemudian bertransformasi pada saat pencerahan, disebut alaya-vijnana (store conscioussness) = Anda keliru lagi disini, Alaya Vijnana bukanlah Kesadaran Kebuddhaan, Sugatagarbha berada diatas Alaya Vijnana.

3. Alaya vijnana inilah yang kemudian disalahartikan sebagai "atta". Dianggap "svabhava" (muncul dengan sendirinya), dan lain lain (banyak argumen yang diberikan untuk menunjukkan bahwa alaya ini kekal, tidak berubah, independen, berbeda dari pancaskandha, tidak ternoda oleh  kilesa, dan pantas disebut atta) = Selama saya belajar Ajaran Yogacara tidak pernah sekalipun ada pernyataan seperti ini darimana anda mendapat ide semacam ini, hendaknya saudara Xenocross berhati-hati dalam berkomentar agar jangan menimbulkan fitnah dan menyesatkan !   

Nagarjuna, Aryadeva, dan Chandrakirti membantah pandangan ini, dengan karya-karya mereka yang memakai logika. Pada akhirnya, Mahayana memadukan 2 aliran Yogacara dan Madhyamika. Yogacara dipelajari sebagai conventional truth, yang dipakai sebagai alat untuk mencapai kemajuan spiritual dan meditasi. Sedangkan Madhyamika dipelajari sebagai ultimate truth, the true nature of things yang harus selalu diingat dan pada akhirnya direalisasi untuk mencapai pencerahan.
= Pandangan anda ini sungguh lucu dan keterlaluan, Ajaran Madhyamaka muncul terlebih dahulu daripada Ajaran Yogacara jadi sudah jelas kalau Yang Arya Nagarjuna tidak pernah membantah Ajaran Yogacara.

Yogacara dipelajari sebagai conventional truth, yang dipakai sebagai alat untuk mencapai kemajuan spiritual dan meditasi. Sedangkan Madhyamika dipelajari sebagai ultimate truth, the true nature of things yang harus selalu diingat dan pada akhirnya direalisasi untuk mencapai pencerahan. =  Hal ini jelas-jelas keliru karena kedua Ajaran Suci tersebut menempati kedudukan yang setara, anda sekali lagi saya ingatkan untuk lebih berhati-hati ! 

Melihat begitu banyak kekeliruan yang dapat menyesatkan pembaca disini, hendaknya anda lebih berhati-hati lain waktu bila ingin berkomentar.

 _/\_

« Last Edit: 08 October 2010, 08:51:21 PM by Triyana2009 »

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #40 on: 08 October 2010, 08:49:37 PM »
Namo Buddhaya,

Theravada masuk ke Srilanka sebelum agama Buddha di India pecah menjadi 18 aliran dengan pandangan dan vinaya masing-masing, sehingga sepertinya tidak terpengaruh debat pada masa itu. Dan mungkin juga karena terlalu kolot mempertahankan kemurnian, filosofinya tidak berkembang tetapi tidak ada yang salah paham tentang atman.

Sedangkan 18 aliran itu, masing-masing berdebat dan berfilosofi, dan karena terlalu kreatif memunculkan banyak pandangan salah. Banyak juga pandangan yang bagus, tetapi banyak juga pandangan salah.

Nagarjuna disebut Buddha kedua karena beliau mampu menjelaskan apa yang dimaksud Buddha dalam kitab suci, ketika orang lain tidak bisa (terlalu sibuk berfilosofi? )
Dari tulisan Nagarjuna, Aryadeva, dan Chandrakirti, ajaran Buddha kembali ke jalur yang benar (di India).
Dan aliran Madhyamika dipelajari sebagai konsep dasar Sunyata yang menjadi pilar Mahayana

Selanjutnya Mahayana berkembang, dengan memadukan konsep-konsep dari aliran Buddhisme yang ada waktu itu. Lalu menyebar ke China, Jepang, Tibet, Afghanistan, dll

Sehingga ketika Mahayana dan Theravada bertemu kembali pada abad ke-20, tidak heran ketika mereka bisa sepakat bahwa ajaran Buddha dasarnya adalah Anatta. Theravada melihat Sunyata sebagai konsep Anatta yang dikembangkan lebih jauh.

Sedangkan 18 aliran itu, masing-masing berdebat dan berfilosofi, dan karena terlalu kreatif memunculkan banyak pandangan salah. Banyak juga pandangan yang bagus, tetapi banyak juga pandangan salah = Silahkan sebutkan apa sajakah 18 Aliran itu dan mana yang "berpandangan bagus" dan mana yang "berpandangan salah", tidak pernah saya mendengar hal semacam ini.

Saya kira anda perlu belajar lagi, janganlah asal berkomentar saja karena anda dapat menyebarkan pandangan yang menyesatkan !

 _/\_

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #41 on: 08 October 2010, 08:56:15 PM »
Namo Buddhaya,

Peryataan oleh saudara Xenocross

Semua aliran Buddhisme waktu itu dikritik dan disanggah pandangannya tentang sesuatu yang eksis oleh Nagarjuna dan murid-muridnya kemudian = Aliran manakah yang mengkritik tersebut, mohon penjelasan dari saudara Xenocross?

Mohon jawaban anda bung Xenocross.

 _/\_
« Last Edit: 08 October 2010, 08:58:16 PM by Triyana2009 »

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #42 on: 08 October 2010, 09:38:40 PM »
http://ccbs.ntu.edu.tw/FULLTEXT/JR-PHIL/fenner1.htm

Candrakiirti's refutation of Buddhist idealism
By Peter G. Fenner

In    the     seventh-century     Buddhist     tract  Madhymakaavataara(1)  (Introduction  to  the  Middle Way; hereafter cited as MA) Candrakiirti establishes  the Maadhyamika  system of thought  by refuting  the  tenets   of  various   Buddhist   and   non-Buddhist  philosophies.  In the course of these refutations he   criticizes the Vij~naanavaada  or Idealist school of     Buddhism.(2)

The  central  issue  in  the  critique   is  the Vij~naanavaada  thesis  that dependent  (paratantra)
phenomena   (really)  exist.(3)  The  Vij~naanavaada   support that thesis with the doctrines of the (real)  existence  of consciousness, the  nonexternality  of   sense  objects, the heuristic  device  of potentials
(`sakti) as  the  cause  of  sense  experience;  and  apperception.    It   is   these   doctrines    that
Candrakiirti criticizes.

http://ccbs.ntu.edu.tw/FULLTEXT/JR-PHIL/ew26114.htm
Candrakiirti's critique of Vijnaanavaada
Olson, Robert F. 

Candrakiirti's Madhyamakaauataara[1] provides, in part, an extensive critique of various schools of thought, Buddhist and non-Buddhist alike, contemporaneous with the author (seventh century), the great exponent of the Praasa^ngika Maadhyamika school and author of the Prassannapadaa, the most well-known commentary on the Madhyamakakaarikaas of Naagaarjuna. Candrakiirti devotes a large section of his work to a critique of certain Vij~naanavaada doctrines, a critique which may have played a significant role in the establishing of the Maadhyamika as the "official" doctrinal position of Tibetan Buddhism.

"in a sense they are not [followers] of this Dharma, because they, like the non-Buddhists, do not correctly understand the meaning of the teaching."

Candrakiirti's chastening words are largely brought on by what he regards as an erroneous conception of the nature and function of pragmatic (uyauahaara) truth in relation to ultimate truth: the Vij~naanavaada goes astray by giving absolute validity to conceptions which have their place, if any, only on the level of expedient pragmatic truth. The basic Maadhyamika doctrine of pragmatic truth is well known.[l2] Conventional truth is necessary, both to worldly life and to Buddhist teaching, but its status as truth is solely a function of the relative coherence and pragmatic utility of its various component notions; from the standpoint of ultimate truth all conventional truth, including Buddhist doctrine, becomes fictive: "What hearing and what teaching [can there be] of the syllableless Dharma? Nevertheless the syllableless (artak.sara) is heard and taught by means of superimposition (samaaropa)"[13]--a superimposition of conventional truth upon what ultimately cannot be expressed. Candrakiirti says of himself, "For the sake of the results I conform to the world and say [of things that] do not exist, they do . . . . Imitating (rjes su brjod pa) [the world] is the means of converting it."[14] Conforming to the usage of the world means not entering into dispute with it, as the Buddha had said, "The world disputes with me, I do not dispute with the world. What in the world is claimed exists, I also say it exists; what in the world is claimed does not exist, I also say does not exist."[15] Of course, what is meant by the term "the world" is ambiguous: the world is the range of conventional truth, and that includes truths of the Dharma as well as what is normally meant by "worldly truth." From a Maadhyamika standpoint, the fact that the Buddha does not dispute with the world means ultimately that he does not dispute with those articulations of the Dharma which provide the only means of attaining ultimate truth; for once disputation begins, all conventional truth breaks down, as the Madhyamakakaarikaas had long before demonstrated. The point of view of the ordinary world "need not   be overly criticized because the transactions (uyauahaara) of the world are due to having false ends."[l6] It is because of the simultaneous indispensability and fragility of conventional truth that the Maadhyamika refuses to dispute with it for the sake of higher, "meta-conventional'' truths. All truth which is capable of verbal articulation is conventional truth, and the conventional truth available in the suutras is adequate and sufficient to provide a means to ultimate truth, the Dharma which is not articulated.


Conventional truth is the method;
And the ultimate is its outcome.
Not knowing how the two truths differ,
Your thoughts will go astray.


Introduction to the Middle Way, VI, 80
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #43 on: 08 October 2010, 10:17:18 PM »
(c) Refutation of the Cittamatrin viewpoint that upholds genesis from
other (642)
According to the commentary, it says that when Chandrakirti says these things, the Cittamatrins
could not bear it, because for them, these sutras have direct or certain meaning. The next three
slokas set out the thesis of the Cittamatra school.
(hal 155)

sisanya baca sendiri....males kepanjangan...

Introduction to the Middle Way
Chandrakirti’s Madhyamakavatara
With commentary by Dzongsar Jamyang Khyentse Rinpoche
Given at the Centre d’Etudes de Chanteloube
Dordogne, France
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #44 on: 08 October 2010, 10:27:21 PM »
two tumbs up juga deh utk bro triyana2009
dari gak perlu dijawab, tidak harus menjawab...

sekarang menjadi wahhhh, apakah usename nya dipinjamkan yg lebih berotak ?

thx atas partisipasinya..... gw masih banyak pertanyaan....tapi silahkan yg lain dulu dehhh!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #45 on: 08 October 2010, 10:32:41 PM »
Buddha Gautama mengajarkan dukhka, anica, anatta,

kenapa ajaran ATTA dalam Mahayana yg diajarkan oleh Chandakirti berguna untuk mencapai pencerahan dalam kehidupan seseorang ? apakah berlawanan ?

Dapatkah dijelaskan dgn kalimat2 yg lebih mudah dicerta utk umat awam supaya mendapatkan manfaat tsb ?

Bagaimana penerapan ajaran tsb dalam aktivitas keseharian kita ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #46 on: 09 October 2010, 01:11:23 PM »
Buddha Gautama mengajarkan dukhka, anica, anatta,

kenapa ajaran ATTA dalam Mahayana yg diajarkan oleh Chandakirti berguna untuk mencapai pencerahan dalam kehidupan seseorang ? apakah berlawanan ?

Dapatkah dijelaskan dgn kalimat2 yg lebih mudah dicerta utk umat awam supaya mendapatkan manfaat tsb ?

Bagaimana penerapan ajaran tsb dalam aktivitas keseharian kita ?

Berarti ATMAN bukan ajaran BUDDHA kan ? Chandrakirti... ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #47 on: 09 October 2010, 05:39:38 PM »
kalau merasa ajaran Buddha Gautama anatta agak membingungkan utk pemula,

yg harus di promosikan adalah :

anatta utk pemula, anatta utk orang awam, anatta utk perumah tangga,
anatta utk manager, anatta utk forum.....

anatta for idiot,
anatta for dummy


bukan malah mempromosikan ATMAN...................

bagaimana menurut yg lain ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #48 on: 09 October 2010, 07:26:48 PM »
Namo Buddhaya,

http://ccbs.ntu.edu.tw/FULLTEXT/JR-PHIL/fenner1.htm

Candrakiirti's refutation of Buddhist idealism
By Peter G. Fenner

In    the     seventh-century     Buddhist     tract  Madhymakaavataara(1)  (Introduction  to  the  Middle Way; hereafter cited as MA) Candrakiirti establishes  the Maadhyamika  system of thought  by refuting  the  tenets   of  various   Buddhist   and   non-Buddhist  philosophies.  In the course of these refutations he   criticizes the Vij~naanavaada  or Idealist school of     Buddhism.(2)

The  central  issue  in  the  critique   is  the Vij~naanavaada  thesis  that dependent  (paratantra)
phenomena   (really)  exist.(3)  The  Vij~naanavaada   support that thesis with the doctrines of the (real)  existence  of consciousness, the  nonexternality  of   sense  objects, the heuristic  device  of potentials
(`sakti) as  the  cause  of  sense  experience;  and  apperception.    It   is   these   doctrines    that
Candrakiirti criticizes.

http://ccbs.ntu.edu.tw/FULLTEXT/JR-PHIL/ew26114.htm
Candrakiirti's critique of Vijnaanavaada
Olson, Robert F. 

Candrakiirti's Madhyamakaauataara[1] provides, in part, an extensive critique of various schools of thought, Buddhist and non-Buddhist alike, contemporaneous with the author (seventh century), the great exponent of the Praasa^ngika Maadhyamika school and author of the Prassannapadaa, the most well-known commentary on the Madhyamakakaarikaas of Naagaarjuna. Candrakiirti devotes a large section of his work to a critique of certain Vij~naanavaada doctrines, a critique which may have played a significant role in the establishing of the Maadhyamika as the "official" doctrinal position of Tibetan Buddhism.

"in a sense they are not [followers] of this Dharma, because they, like the non-Buddhists, do not correctly understand the meaning of the teaching."

Candrakiirti's chastening words are largely brought on by what he regards as an erroneous conception of the nature and function of pragmatic (uyauahaara) truth in relation to ultimate truth: the Vij~naanavaada goes astray by giving absolute validity to conceptions which have their place, if any, only on the level of expedient pragmatic truth. The basic Maadhyamika doctrine of pragmatic truth is well known.[l2] Conventional truth is necessary, both to worldly life and to Buddhist teaching, but its status as truth is solely a function of the relative coherence and pragmatic utility of its various component notions; from the standpoint of ultimate truth all conventional truth, including Buddhist doctrine, becomes fictive: "What hearing and what teaching [can there be] of the syllableless Dharma? Nevertheless the syllableless (artak.sara) is heard and taught by means of superimposition (samaaropa)"[13]--a superimposition of conventional truth upon what ultimately cannot be expressed. Candrakiirti says of himself, "For the sake of the results I conform to the world and say [of things that] do not exist, they do . . . . Imitating (rjes su brjod pa) [the world] is the means of converting it."[14] Conforming to the usage of the world means not entering into dispute with it, as the Buddha had said, "The world disputes with me, I do not dispute with the world. What in the world is claimed exists, I also say it exists; what in the world is claimed does not exist, I also say does not exist."[15] Of course, what is meant by the term "the world" is ambiguous: the world is the range of conventional truth, and that includes truths of the Dharma as well as what is normally meant by "worldly truth." From a Maadhyamika standpoint, the fact that the Buddha does not dispute with the world means ultimately that he does not dispute with those articulations of the Dharma which provide the only means of attaining ultimate truth; for once disputation begins, all conventional truth breaks down, as the Madhyamakakaarikaas had long before demonstrated. The point of view of the ordinary world "need not   be overly criticized because the transactions (uyauahaara) of the world are due to having false ends."[l6] It is because of the simultaneous indispensability and fragility of conventional truth that the Maadhyamika refuses to dispute with it for the sake of higher, "meta-conventional'' truths. All truth which is capable of verbal articulation is conventional truth, and the conventional truth available in the suutras is adequate and sufficient to provide a means to ultimate truth, the Dharma which is not articulated.


Conventional truth is the method;
And the ultimate is its outcome.
Not knowing how the two truths differ,
Your thoughts will go astray.


Introduction to the Middle Way, VI, 80

Baiklah dengan asumsi bahwa anda mengetahui dengan baik Ajaran Madhyamaka, ijinkanlah saya untuk bertanya sedikit kepada saudara.

Pertanyaan saya :

1. Adakah suatu kehancuran total dari kesadaran seseorang ketika ia mencapai Kebuddhaan?

Demikian pertanyaan saya dan mohon jawaban dari saudara Xenocross.


 _/\_
« Last Edit: 09 October 2010, 07:47:41 PM by Triyana2009 »

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #49 on: 09 October 2010, 11:00:03 PM »
Namo Buddhaya,

http://ccbs.ntu.edu.tw/FULLTEXT/JR-PHIL/fenner1.htm

Candrakiirti's refutation of Buddhist idealism
By Peter G. Fenner

In    the     seventh-century     Buddhist     tract  Madhymakaavataara(1)  (Introduction  to  the  Middle Way; hereafter cited as MA) Candrakiirti establishes  the Maadhyamika  system of thought  by refuting  the  tenets   of  various   Buddhist   and   non-Buddhist  philosophies.  In the course of these refutations he   criticizes the Vij~naanavaada  or Idealist school of     Buddhism.(2)

The  central  issue  in  the  critique   is  the Vij~naanavaada  thesis  that dependent  (paratantra)
phenomena   (really)  exist.(3)  The  Vij~naanavaada   support that thesis with the doctrines of the (real)  existence  of consciousness, the  nonexternality  of   sense  objects, the heuristic  device  of potentials
(`sakti) as  the  cause  of  sense  experience;  and  apperception.    It   is   these   doctrines    that
Candrakiirti criticizes.

http://ccbs.ntu.edu.tw/FULLTEXT/JR-PHIL/ew26114.htm
Candrakiirti's critique of Vijnaanavaada
Olson, Robert F. 

Candrakiirti's Madhyamakaauataara[1] provides, in part, an extensive critique of various schools of thought, Buddhist and non-Buddhist alike, contemporaneous with the author (seventh century), the great exponent of the Praasa^ngika Maadhyamika school and author of the Prassannapadaa, the most well-known commentary on the Madhyamakakaarikaas of Naagaarjuna. Candrakiirti devotes a large section of his work to a critique of certain Vij~naanavaada doctrines, a critique which may have played a significant role in the establishing of the Maadhyamika as the "official" doctrinal position of Tibetan Buddhism.

"in a sense they are not [followers] of this Dharma, because they, like the non-Buddhists, do not correctly understand the meaning of the teaching."

Candrakiirti's chastening words are largely brought on by what he regards as an erroneous conception of the nature and function of pragmatic (uyauahaara) truth in relation to ultimate truth: the Vij~naanavaada goes astray by giving absolute validity to conceptions which have their place, if any, only on the level of expedient pragmatic truth. The basic Maadhyamika doctrine of pragmatic truth is well known.[l2] Conventional truth is necessary, both to worldly life and to Buddhist teaching, but its status as truth is solely a function of the relative coherence and pragmatic utility of its various component notions; from the standpoint of ultimate truth all conventional truth, including Buddhist doctrine, becomes fictive: "What hearing and what teaching [can there be] of the syllableless Dharma? Nevertheless the syllableless (artak.sara) is heard and taught by means of superimposition (samaaropa)"[13]--a superimposition of conventional truth upon what ultimately cannot be expressed. Candrakiirti says of himself, "For the sake of the results I conform to the world and say [of things that] do not exist, they do . . . . Imitating (rjes su brjod pa) [the world] is the means of converting it."[14] Conforming to the usage of the world means not entering into dispute with it, as the Buddha had said, "The world disputes with me, I do not dispute with the world. What in the world is claimed exists, I also say it exists; what in the world is claimed does not exist, I also say does not exist."[15] Of course, what is meant by the term "the world" is ambiguous: the world is the range of conventional truth, and that includes truths of the Dharma as well as what is normally meant by "worldly truth." From a Maadhyamika standpoint, the fact that the Buddha does not dispute with the world means ultimately that he does not dispute with those articulations of the Dharma which provide the only means of attaining ultimate truth; for once disputation begins, all conventional truth breaks down, as the Madhyamakakaarikaas had long before demonstrated. The point of view of the ordinary world "need not   be overly criticized because the transactions (uyauahaara) of the world are due to having false ends."[l6] It is because of the simultaneous indispensability and fragility of conventional truth that the Maadhyamika refuses to dispute with it for the sake of higher, "meta-conventional'' truths. All truth which is capable of verbal articulation is conventional truth, and the conventional truth available in the suutras is adequate and sufficient to provide a means to ultimate truth, the Dharma which is not articulated.


Conventional truth is the method;
And the ultimate is its outcome.
Not knowing how the two truths differ,
Your thoughts will go astray.


Introduction to the Middle Way, VI, 80

Baiklah dengan asumsi bahwa anda mengetahui dengan baik Ajaran Madhyamaka, ijinkanlah saya untuk bertanya sedikit kepada saudara.

Pertanyaan saya :

1. Adakah suatu kehancuran total dari kesadaran seseorang ketika ia mencapai Kebuddhaan?

Demikian pertanyaan saya dan mohon jawaban dari saudara Xenocross.


 _/\_


Dengan timbul-nya ini, maka timbul-lah itu.
Dengan lenyap-nya ini, maka lenyap-lah itu.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #50 on: 09 October 2010, 11:24:55 PM »
Namo Buddhaya,

http://ccbs.ntu.edu.tw/FULLTEXT/JR-PHIL/fenner1.htm

Candrakiirti's refutation of Buddhist idealism
By Peter G. Fenner

In    the     seventh-century     Buddhist     tract  Madhymakaavataara(1)  (Introduction  to  the  Middle Way; hereafter cited as MA) Candrakiirti establishes  the Maadhyamika  system of thought  by refuting  the  tenets   of  various   Buddhist   and   non-Buddhist  philosophies.  In the course of these refutations he   criticizes the Vij~naanavaada  or Idealist school of     Buddhism.(2)

The  central  issue  in  the  critique   is  the Vij~naanavaada  thesis  that dependent  (paratantra)
phenomena   (really)  exist.(3)  The  Vij~naanavaada   support that thesis with the doctrines of the (real)  existence  of consciousness, the  nonexternality  of   sense  objects, the heuristic  device  of potentials
(`sakti) as  the  cause  of  sense  experience;  and  apperception.    It   is   these   doctrines    that
Candrakiirti criticizes.

http://ccbs.ntu.edu.tw/FULLTEXT/JR-PHIL/ew26114.htm
Candrakiirti's critique of Vijnaanavaada
Olson, Robert F. 

Candrakiirti's Madhyamakaauataara[1] provides, in part, an extensive critique of various schools of thought, Buddhist and non-Buddhist alike, contemporaneous with the author (seventh century), the great exponent of the Praasa^ngika Maadhyamika school and author of the Prassannapadaa, the most well-known commentary on the Madhyamakakaarikaas of Naagaarjuna. Candrakiirti devotes a large section of his work to a critique of certain Vij~naanavaada doctrines, a critique which may have played a significant role in the establishing of the Maadhyamika as the "official" doctrinal position of Tibetan Buddhism.

"in a sense they are not [followers] of this Dharma, because they, like the non-Buddhists, do not correctly understand the meaning of the teaching."

Candrakiirti's chastening words are largely brought on by what he regards as an erroneous conception of the nature and function of pragmatic (uyauahaara) truth in relation to ultimate truth: the Vij~naanavaada goes astray by giving absolute validity to conceptions which have their place, if any, only on the level of expedient pragmatic truth. The basic Maadhyamika doctrine of pragmatic truth is well known.[l2] Conventional truth is necessary, both to worldly life and to Buddhist teaching, but its status as truth is solely a function of the relative coherence and pragmatic utility of its various component notions; from the standpoint of ultimate truth all conventional truth, including Buddhist doctrine, becomes fictive: "What hearing and what teaching [can there be] of the syllableless Dharma? Nevertheless the syllableless (artak.sara) is heard and taught by means of superimposition (samaaropa)"[13]--a superimposition of conventional truth upon what ultimately cannot be expressed. Candrakiirti says of himself, "For the sake of the results I conform to the world and say [of things that] do not exist, they do . . . . Imitating (rjes su brjod pa) [the world] is the means of converting it."[14] Conforming to the usage of the world means not entering into dispute with it, as the Buddha had said, "The world disputes with me, I do not dispute with the world. What in the world is claimed exists, I also say it exists; what in the world is claimed does not exist, I also say does not exist."[15] Of course, what is meant by the term "the world" is ambiguous: the world is the range of conventional truth, and that includes truths of the Dharma as well as what is normally meant by "worldly truth." From a Maadhyamika standpoint, the fact that the Buddha does not dispute with the world means ultimately that he does not dispute with those articulations of the Dharma which provide the only means of attaining ultimate truth; for once disputation begins, all conventional truth breaks down, as the Madhyamakakaarikaas had long before demonstrated. The point of view of the ordinary world "need not   be overly criticized because the transactions (uyauahaara) of the world are due to having false ends."[l6] It is because of the simultaneous indispensability and fragility of conventional truth that the Maadhyamika refuses to dispute with it for the sake of higher, "meta-conventional'' truths. All truth which is capable of verbal articulation is conventional truth, and the conventional truth available in the suutras is adequate and sufficient to provide a means to ultimate truth, the Dharma which is not articulated.


Conventional truth is the method;
And the ultimate is its outcome.
Not knowing how the two truths differ,
Your thoughts will go astray.


Introduction to the Middle Way, VI, 80

Baiklah dengan asumsi bahwa anda mengetahui dengan baik Ajaran Madhyamaka, ijinkanlah saya untuk bertanya sedikit kepada saudara.

Pertanyaan saya :

1. Adakah suatu kehancuran total dari kesadaran seseorang ketika ia mencapai Kebuddhaan?

Demikian pertanyaan saya dan mohon jawaban dari saudara Xenocross.


 _/\_



1. Adakah suatu kehancuran total dari kesadaran seseorang ketika ia mencapai Kebuddhaan?

Apakah Buddah Gautama memiliki kesadaran ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #51 on: 10 October 2010, 05:15:03 AM »
Saya hanya tahu kulitnya saja kok

Tapi memangnya kesadaran itu ada ya?

Bukankah dari awalnya memang tidak ada apapun?
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #52 on: 10 October 2010, 07:01:06 AM »
Theravada masuk ke Srilanka sebelum agama Buddha di India pecah menjadi 18 aliran dengan pandangan dan vinaya masing-masing, sehingga sepertinya tidak terpengaruh debat pada masa itu. Dan mungkin juga karena terlalu kolot mempertahankan kemurnian, filosofinya tidak berkembang tetapi tidak ada yang salah paham tentang atman.

Sedangkan 18 aliran itu, masing-masing berdebat dan berfilosofi, dan karena terlalu kreatif memunculkan banyak pandangan salah. Banyak juga pandangan yang bagus, tetapi banyak juga pandangan salah.

Nagarjuna disebut Buddha kedua karena beliau mampu menjelaskan apa yang dimaksud Buddha dalam kitab suci, ketika orang lain tidak bisa (terlalu sibuk berfilosofi? )
Dari tulisan Nagarjuna, Aryadeva, dan Chandrakirti, ajaran Buddha kembali ke jalur yang benar (di India).
Dan aliran Madhyamika dipelajari sebagai konsep dasar Sunyata yang menjadi pilar Mahayana

Selanjutnya Mahayana berkembang, dengan memadukan konsep-konsep dari aliran Buddhisme yang ada waktu itu. Lalu menyebar ke China, Jepang, Tibet, Afghanistan, dll

Sehingga ketika Mahayana dan Theravada bertemu kembali pada abad ke-20, tidak heran ketika mereka bisa sepakat bahwa ajaran Buddha dasarnya adalah Anatta. Theravada melihat Sunyata sebagai konsep Anatta yang dikembangkan lebih jauh.

Bro Xenocross yang baik, Theravada masuk ke Srilanka karena Ajaran Sang Buddha telah terpecah menjadi banyak aliran, justru Y.A. Mahinda sendiri (putra raja Asoka) menyebarkan ajaran Theravada di Srilanka dengan pertimbangan, disanalah kemurnian ajaran Sang Buddha bisa dipertahankan.

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #53 on: 10 October 2010, 07:29:07 AM »
Hui Neng menurut pandangan saya jelas mengajarkan anatta.

Chandrakirti bukan lebih baik daripada Buddha, tetapi menambah argumen untuk konsep anatta, yang didasarkan pada karya Nagarjuna.

Pada waktu itu, muncul beberapa pandangan dalam Buddhisme tentang "aku". Walaupun Buddha sudah berkata, atta tidak dapat ditemukan di pancaskandha, tetap saja ada yang mencari-cari dimana atta tersebut.
Ketika Asanga meletakkan dasar untuk aliran Yogacara/ Vijnanavada/ Cittramatrin, ia meletakkan dasar konsep yang disebut "mind only" dimana dunia dipandang sebagai manifestasi dari pikiran. Pikiran terhalus, yang kemudian bertransformasi pada saat pencerahan, disebut alaya-vijnana (store conscioussness)
Alaya vijnana inilah yang kemudian disalahartikan sebagai "atta". Dianggap "svabhava" (muncul dengan sendirinya), dan lain lain (banyak argumen yang diberikan untuk menunjukkan bahwa alaya ini kekal, tidak berubah, independen, berbeda dari pancaskandha, tidak ternoda oleh  kilesa, dan pantas disebut atta).

Nagarjuna, Aryadeva, dan Chandrakirti membantah pandangan ini, dengan karya-karya mereka yang memakai logika. Pada akhirnya, Mahayana memadukan 2 aliran Yogacara dan Madhyamika. Yogacara dipelajari sebagai conventional truth, yang dipakai sebagai alat untuk mencapai kemajuan spiritual dan meditasi. Sedangkan Madhyamika dipelajari sebagai ultimate truth, the true nature of things yang harus selalu diingat dan pada akhirnya direalisasi untuk mencapai pencerahan.


[Such statements as] "there is an alaya; the person (pudgala) exists; only the aggregates (skandha) exist"--these teachings are for those who do not know the deeper meaning.... Hearing the Dharma taught as "there is no I; there is no origination," they become frightened right at the beginning; conceiving of the teaching of emptiness as an abyss they will turn their backs on it and will get no advantage [from it]. By being taught at the very beginning the alayavijnaana and other [doctrines], they draw great advantage from them through the dispelling of the systems of the non-Buddhists. And later rightly knowing the meaning of the scripture, by themselves they will reject those [provisional doctrines], and thus only advantage comes of them and no harm. As Aryadeva says, "One should ascertain at first whatever is pleasing to each; shattered, one is in no way a fit vessel for the true Dharma."
Chandrakirti - Introduction to Middle Way


Bro Xenocross yang baik, apakah menurut anda anatta itu konsep atau realitas?
Apakah Sang Buddha mengajarkan kurang sempurna sehingga perlu disempurnakan?
Jadi Alaya vinnana memang ada atau hanya "rekayasa" belaka...?
 
_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #54 on: 10 October 2010, 08:06:12 AM »
anatta itu realitas

Buddha mengajar sudah sempurna. tetapi dari masa ke masa selalu ada yang salah mengerti
Nagarjuna hanya meluruskan pandangan salah yang ada waktu itu.

Mengenai alaya-vijnana, saya tidak tahu karena belum menembus sampai kesana. Saya tahu ini kan dari "konon katanya begitu"
« Last Edit: 10 October 2010, 08:07:50 AM by xenocross »
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #55 on: 10 October 2010, 08:39:18 AM »
anatta itu realitas

Bro Xenocross yang baik, iya saya setuju anatta adalah realitas, jadi menurut bro Xenocross manakah yang lebih baik, mengembangkan suatu konsep mengenai realitas atau hanya "simply" mengajak orang menyelami/mengalami realitas itu?

Quote
Buddha mengajar sudah sempurna. tetapi dari masa ke masa selalu ada yang salah mengerti
Nagarjuna hanya meluruskan pandangan salah yang ada waktu itu.
Sebenarnya bukan salah mengerti bro, hanya tidak menyelami jadi kurang mengerti, karena anatta adalah realitas maka kita perlu menyelami/mengalami maka akan mengerti.
Apakah dengan keterangan Nagarjuna orang menjadi mengerti anatta? Atau hanya menambah kebingungan orang yang belum mengerti? Malah menjadi bertambah bingung dan ragu "mana yang benar...?"

Quote
Mengenai alaya-vijnana, saya tidak tahu karena belum menembus sampai kesana. Saya tahu ini kan dari "konon katanya begitu"
Hanya sebagai renungan kita bro... Apakah Chandrakirti menganggap dirinya lebih bijaksana dari Sang Buddha...?
 
_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #56 on: 10 October 2010, 08:47:10 AM »


Jaringan 【】 HC industri farmasi-kesadaran diri dari tubuh, dari sudut pandang penonton sendiri. "SOUL" ini wilayah aneh kesadaran, bagaimana itu terjadi? Setelah bertahun-tahun penelitian, para ilmuwan awalnya membuka salah satu misteri pengalaman aneh dari SOUL

    Seorang pria muda dengan sejarah epilepsi samar untuk bangun. Dia berdiri, berbalik, mendapati dirinya masih terbaring di tempat tidur. Dia berteriak ke arah tubuhnya tidur, goyang, dan bahkan melompat-lompat di atas tubuh mereka. Kemudian, ia merasa dirinya untuk berbaring, ia melihat seorang berdiri di tempat tidur tubuh gemetar tidur sendiri. Panik, ia melompat dari jendela lantai tiga keluar ruangan, sehingga terluka parah.

more1: ShowHide
Anak muda itu sedang mengalami apa yang disebut SOUL. Keadaan aneh kesadaran ini mungkin disebabkan epilepsi disebabkan oleh serangan tiba-tiba. Secara umum, pengalaman OBE lebih dengan epilepsi, migrain, stroke, tumor otak, penyalahgunaan obat, atau bahkan pengalaman menjelang kematian terkait. Namun, tidak ada masalah-masalah neurologis yang signifikan yang sama SOUL mungkin. Menurut statistik, sekitar 5% dari orang sehat di beberapa titik dalam hidup mereka memiliki pengalaman OBE.

    SOUL biasanya dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah yang paling ringan dari Penanya mengalami tahap gejala: bahwa Anda melihat, atau melihat keberadaan lain sendiri. Perasaan ini biasanya berkembang ke tahap kedua, yaitu diri Anda sendiri kesadaran yang nyata dan yang lain bergerak maju-mundur di antara mereka sendiri, bergoyang. Pada tahap akhir, Anda merasa Anda meninggalkan tubuh, dan dari sudut pandang penonton, dan seluruh tubuh mereka. Pemisahan kesadaran dan fisik adalah fitur yang paling jelas dari OBE ini. Dalam kehidupan nyata, beberapa orang akan mengalami pengalaman OBE penuh proses tiga langkah, sementara yang lain hanya satu langkah. Jadi, ini semacam pengalaman supranatural aneh persis bagaimana terbentuk?

more2: ShowHide
Pada tahun 2002, beberapa petunjuk penting mulai muncul. Swiss Federal Institute of Technology, sebuah tim peneliti tersandung pada metode merangsang pengalaman OBE. Pada saat itu, mereka diberi seorang wanita setengah baya dengan otak pelaksanaan operasi epilepsi parah, berharap untuk mengidentifikasi masalah dan penghapusan jaringan otak untuk mencapai tujuan mengobati penyakit. Ketika mereka dekat bagian belakang kepala asosiasi temporal-parietal daerah dirangsang, wanita itu menyatakan bahwa ia merasa bahwa ia mulai memberikan tubuh, adalah melihat ke bawah mereka sendiri.

    Otak yang bertanggung jawab untuk wilayah asosiasi temporal-parietal sinyal visual dan taktil dikirim dari keseimbangan telinga bagian dalam dan informasi spasial, serta sendi, tendon, otot lulus sinyal sensorik. Ini akan menggabungkan informasi, orang merasakan kehadiran tubuh mereka sendiri, serta antara dirinya dan posisi relatif dari lingkungan sekitarnya. Para peneliti berspekulasi bahwa disfungsi daerah asosiasi temporal-parietal dan pengalaman OBE hubungan erat antara.

    Benar saja, setelah itu ada bukti lagi bahwa disfungsi daerah asosiasi temporal-parietal adalah inti dari pengalaman OBE. Sebagai contoh, Antwerpen, Belgia pada tahun 2007 para peneliti di University Hospital untuk tinnitus berat ke orang tua. Setelah serangkaian upaya, peneliti akhirnya memutuskan untuk pasien dengan daerah asosiasi temporal-parietal dekat elektroda implan. Namun, ini tidak menyembuhkan tinnitus pasien ini, membuat OBE nya punya perasaan yang sama. Pasien ini mengatakan dia merasa pindah ke tubuh belakang kiri sekitar 50 cm. Perasaan ini berlangsung lebih lama dari 15 detik, para peneliti ada banyak waktu untuk scan otaknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ketika ia mengalami OBE sebuah, area asosiasi temporal-parietal yang aktif.

    Untuk informasi lebih lanjut tentang penyebab OBE, Federal Swiss Institut Teknologi peneliti melakukan penelitian berjudul "transformasi diri" dari percobaan yang dibuat di otak yang mungkin timbul dalam menanggapi suatu OBE.

http://info.pharmacy.hc360.com/2010/03/041335125421-4.shtml


【慧聪制药工业网】自我意识脱离身体,从旁观者的角度观察自己。“灵魂出窍”这种奇特的意识状态究竟是怎么一回事呢?经过多年研究,科学家初步揭开了其中的奥秘 诡异的灵魂出窍体验

    一位有癫病史的年轻人晕晕乎乎地醒了过来。他站起来,转过身,发现自己依然躺在床上。他朝自己熟睡的身体大叫,摇晃它,甚至跳起来压在自己的身体上面。接着,他感到自己又躺下了,却看到另一个自己站在床边摇晃自己睡着的身体。惊恐中,他从三楼房间的窗户跳了出去,因此受了重伤。


copasan punya, gabar mantep tohhh... khusus utk bro triyana2009

Quote
kenapa ajaran ATTA dalam Mahayana yg diajarkan oleh Chandakirti berguna untuk mencapai pencerahan dalam kehidupan seseorang ?

apakah ini pengalaman meninggalkan tubuh kasar ?

ahahahaa

menurut penelitian, sekian persen dari orang hampir mati ( sekarat,koma) mengalaminya


nagarjuna kan buddha sakyamuni kan? hahahaha

"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #57 on: 10 October 2010, 08:49:33 AM »

Bagaimana manfaatnya?
Kalau kita salah memahami doktrin anatta, kita akan terjebak dalam konsep nihilitas, menganggap dunia ini tidak ada. Ekstrim ini bisa membuat praktisi melakukan hal-hal aneh seperti bunuh diri, depresi, dll. Tidak mungkin mencapai pencerahan dengan pandangan salah nihilitas



ini kan namanya berada pada tahap " kekosongan mutlak "

orang akan merasa tidak tahu lagi arti dari eksistensi

pikirannya kacau

setahu owe ini lebih banyak dialami meditator yg menyimpang loh

haahahaha

batal ke arupa brahma
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #58 on: 10 October 2010, 08:56:15 AM »
Namo Buddhaya,

Hui Neng menurut pandangan saya jelas mengajarkan anatta.

Chandrakirti bukan lebih baik daripada Buddha, tetapi menambah argumen untuk konsep anatta, yang didasarkan pada karya Nagarjuna.

Pada waktu itu, muncul beberapa pandangan dalam Buddhisme tentang "aku". Walaupun Buddha sudah berkata, atta tidak dapat ditemukan di pancaskandha, tetap saja ada yang mencari-cari dimana atta tersebut.
Ketika Asanga meletakkan dasar untuk aliran Yogacara/ Vijnanavada/ Cittramatrin, ia meletakkan dasar konsep yang disebut "mind only" dimana dunia dipandang sebagai manifestasi dari pikiran. Pikiran terhalus, yang kemudian bertransformasi pada saat pencerahan, disebut alaya-vijnana (store conscioussness)
Alaya vijnana inilah yang kemudian disalahartikan sebagai "atta". Dianggap "svabhava" (muncul dengan sendirinya), dan lain lain (banyak argumen yang diberikan untuk menunjukkan bahwa alaya ini kekal, tidak berubah, independen, berbeda dari pancaskandha, tidak ternoda oleh  kilesa, dan pantas disebut atta).

Nagarjuna, Aryadeva, dan Chandrakirti membantah pandangan ini, dengan karya-karya mereka yang memakai logika. Pada akhirnya, Mahayana memadukan 2 aliran Yogacara dan Madhyamika. Yogacara dipelajari sebagai conventional truth, yang dipakai sebagai alat untuk mencapai kemajuan spiritual dan meditasi. Sedangkan Madhyamika dipelajari sebagai ultimate truth, the true nature of things yang harus selalu diingat dan pada akhirnya direalisasi untuk mencapai pencerahan.


[Such statements as] "there is an alaya; the person (pudgala) exists; only the aggregates (skandha) exist"--these teachings are for those who do not know the deeper meaning.... Hearing the Dharma taught as "there is no I; there is no origination," they become frightened right at the beginning; conceiving of the teaching of emptiness as an abyss they will turn their backs on it and will get no advantage [from it]. By being taught at the very beginning the alayavijnaana and other [doctrines], they draw great advantage from them through the dispelling of the systems of the non-Buddhists. And later rightly knowing the meaning of the scripture, by themselves they will reject those [provisional doctrines], and thus only advantage comes of them and no harm. As Aryadeva says, "One should ascertain at first whatever is pleasing to each; shattered, one is in no way a fit vessel for the true Dharma."
Chandrakirti - Introduction to Middle Way


Pada waktu itu, muncul beberapa pandangan dalam Buddhisme tentang "aku". Walaupun Buddha sudah berkata, atta tidak dapat ditemukan di pancaskandha, tetap saja ada yang mencari-cari dimana atta tersebut.
Ketika Asanga meletakkan dasar untuk aliran Yogacara/ Vijnanavada/ Cittramatrin, ia meletakkan dasar konsep yang disebut "mind only" dimana dunia dipandang sebagai manifestasi dari pikiran. Pikiran terhalus, yang kemudian bertransformasi pada saat pencerahan, disebut alaya-vijnana (store conscioussness)
Alaya vijnana inilah yang kemudian disalahartikan sebagai "atta". Dianggap "svabhava" (muncul dengan sendirinya), dan lain lain (banyak argumen yang diberikan untuk menunjukkan bahwa alaya ini kekal, tidak berubah, independen, berbeda dari pancaskandha, tidak ternoda oleh  kilesa, dan pantas disebut atta)
= Jelas pandangan anda ini sungguh keliru dan dapat menyesatkan para pembaca disini, akan saya sanggah pandangan keliru ini.

1. Pada waktu itu, muncul beberapa pandangan dalam Buddhisme tentang "aku" = Pandangan apakah yang anda maksudkan karena selama saya belajar tidak pernah saya menemukan hal ini, mohon jangan asal tulis saja tapi buktikan dengan penjelasan yang lengkap dan akurat !

2. Ketika Asanga meletakkan dasar untuk aliran Yogacara/ Vijnanavada/ Cittramatrin, ia meletakkan dasar konsep yang disebut "mind only" dimana dunia dipandang sebagai manifestasi dari pikiran. Pikiran terhalus, yang kemudian bertransformasi pada saat pencerahan, disebut alaya-vijnana (store conscioussness) = Anda keliru lagi disini, Alaya Vijnana bukanlah Kesadaran Kebuddhaan, Sugatagarbha berada diatas Alaya Vijnana.

3. Alaya vijnana inilah yang kemudian disalahartikan sebagai "atta". Dianggap "svabhava" (muncul dengan sendirinya), dan lain lain (banyak argumen yang diberikan untuk menunjukkan bahwa alaya ini kekal, tidak berubah, independen, berbeda dari pancaskandha, tidak ternoda oleh  kilesa, dan pantas disebut atta) = Selama saya belajar Ajaran Yogacara tidak pernah sekalipun ada pernyataan seperti ini darimana anda mendapat ide semacam ini, hendaknya saudara Xenocross berhati-hati dalam berkomentar agar jangan menimbulkan fitnah dan menyesatkan !   

Nagarjuna, Aryadeva, dan Chandrakirti membantah pandangan ini, dengan karya-karya mereka yang memakai logika. Pada akhirnya, Mahayana memadukan 2 aliran Yogacara dan Madhyamika. Yogacara dipelajari sebagai conventional truth, yang dipakai sebagai alat untuk mencapai kemajuan spiritual dan meditasi. Sedangkan Madhyamika dipelajari sebagai ultimate truth, the true nature of things yang harus selalu diingat dan pada akhirnya direalisasi untuk mencapai pencerahan.
= Pandangan anda ini sungguh lucu dan keterlaluan, Ajaran Madhyamaka muncul terlebih dahulu daripada Ajaran Yogacara jadi sudah jelas kalau Yang Arya Nagarjuna tidak pernah membantah Ajaran Yogacara.

Yogacara dipelajari sebagai conventional truth, yang dipakai sebagai alat untuk mencapai kemajuan spiritual dan meditasi. Sedangkan Madhyamika dipelajari sebagai ultimate truth, the true nature of things yang harus selalu diingat dan pada akhirnya direalisasi untuk mencapai pencerahan. =  Hal ini jelas-jelas keliru karena kedua Ajaran Suci tersebut menempati kedudukan yang setara, anda sekali lagi saya ingatkan untuk lebih berhati-hati ! 

Melihat begitu banyak kekeliruan yang dapat menyesatkan pembaca disini, hendaknya anda lebih berhati-hati lain waktu bila ingin berkomentar.

 _/\_

tenang saja

posisi owe adalah

saceng dan sekutu : 49 %
triyana dan sekutu : 51 %

jadi kowe boleh lega karna owe tidak akan tersesat

haahahahaha
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #59 on: 10 October 2010, 09:11:29 AM »
apakah kesadaran = alaya vijnana = bardo = roh = tathagatagarbha = nama

hahaahaha

bingung de

mohon share de para pakar dunia anatta

haahahaha
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #60 on: 10 October 2010, 11:45:57 AM »
anatta itu realitas
Bro Xenocross yang baik, iya saya setuju anatta adalah realitas, jadi menurut bro Xenocross manakah yang lebih baik, mengembangkan suatu konsep mengenai realitas atau hanya "simply" mengajak orang menyelami/mengalami realitas itu?
mantep
Quote
Buddha mengajar sudah sempurna. tetapi dari masa ke masa selalu ada yang salah mengerti
Nagarjuna hanya meluruskan pandangan salah yang ada waktu itu.
Sebenarnya bukan salah mengerti bro, hanya tidak menyelami jadi kurang mengerti, karena anatta adalah realitas maka kita perlu menyelami/mengalami maka akan mengerti.
Apakah dengan keterangan Nagarjuna orang menjadi mengerti anatta? Atau hanya menambah kebingungan orang yang belum mengerti? Malah menjadi bertambah bingung dan ragu "mana yang benar...?"

Mungkin lama kelamaan orang bosan sama anatta, jadi Nagarjuna mengintroduce hal2 baru dehhhh dan menarik sebagian pengikut gitu ?
Quote
Mengenai alaya-vijnana, saya tidak tahu karena belum menembus sampai kesana. Saya tahu ini kan dari "konon katanya begitu"
Hanya sebagai renungan kita bro... Apakah Chandrakirti menganggap dirinya lebih bijaksana dari Sang Buddha...?

Mungkin saja bisa, kita tungu penjelasan dari bro Triyana2009. Mana tau Chandrakirti ini juga innovator ?
 
_/\_


Bagaimana Chandrakirti dgn ajaran atmannya yg inovatif mencerahkan umat, dimana ajaran anatta dari Buddha Gautama belum menjangkau ?

thx bro fabian c, posting yg tajam, dan menggemparkan... 2 upper cut, and one stright! cuyyyyyy  :)) :))
« Last Edit: 10 October 2010, 11:48:36 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #61 on: 10 October 2010, 08:03:02 PM »
Namo Buddhaya,

Saya hanya tahu kulitnya saja kok

Tapi memangnya kesadaran itu ada ya?

Bukankah dari awalnya memang tidak ada apapun?

Menurut Ajaran Madhyamaka Prasangika Kesadaran itu terbagi menjadi 3 level :
1. Gross Mind
2. Subtle Mind
3. Very Subtle Mind

Very Subtle Mind ini :
1. Ia akan tetap ada
2. Ia tidak memiliki awal
3. Ia tidak akan berakhir

Demikian menurut Ajaran Madhyamaka Prasangika.

 _/\_
« Last Edit: 10 October 2010, 08:15:08 PM by Triyana2009 »

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #62 on: 10 October 2010, 09:22:36 PM »
maaf bro triyana, biarpun saya penganut ajaran "konon katanya begitu", saya gak akan langsung percaya perkataan orang
 tolong sebutkan yang jelas dimana referensi dari "demikian menurut ajaran Madhyamika Prasangika" , siapa yang bilang, ada di buku apa halaman berapa?
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #63 on: 10 October 2010, 10:36:40 PM »
Namo Buddhaya,

Saya hanya tahu kulitnya saja kok

Tapi memangnya kesadaran itu ada ya?

Bukankah dari awalnya memang tidak ada apapun?

Menurut Ajaran Madhyamaka Prasangika Kesadaran itu terbagi menjadi 3 level :
1. Gross Mind
2. Subtle Mind
3. Very Subtle Mind

Very Subtle Mind ini :
1. Ia akan tetap ada
2. Ia tidak memiliki awal
3. Ia tidak akan berakhir

Demikian menurut Ajaran Madhyamaka Prasangika.

 _/\_

nah bisa kasih contoh masing2 dalam kehidupan di bumi ?

apakah keuntungannya membagi kesadaran menjadi 3 ?
1. Gross Mind
2. Subtle Mind
3. Very Subtle Mind

bagaimana hubungan kesadaran dan pengetahuan ?
adakah Madhyamaka  membahas tentang :
kesadaran, pengetahuan dan pengalaman ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #64 on: 11 October 2010, 01:55:22 PM »
anatta itu realitas

Bro Xenocross yang baik, iya saya setuju anatta adalah realitas, jadi menurut bro Xenocross manakah yang lebih baik, mengembangkan suatu konsep mengenai realitas atau hanya "simply" mengajak orang menyelami/mengalami realitas itu?

Quote
Buddha mengajar sudah sempurna. tetapi dari masa ke masa selalu ada yang salah mengerti
Nagarjuna hanya meluruskan pandangan salah yang ada waktu itu.
Sebenarnya bukan salah mengerti bro, hanya tidak menyelami jadi kurang mengerti, karena anatta adalah realitas maka kita perlu menyelami/mengalami maka akan mengerti.
Apakah dengan keterangan Nagarjuna orang menjadi mengerti anatta? Atau hanya menambah kebingungan orang yang belum mengerti? Malah menjadi bertambah bingung dan ragu "mana yang benar...?"

Quote
Mengenai alaya-vijnana, saya tidak tahu karena belum menembus sampai kesana. Saya tahu ini kan dari "konon katanya begitu"
Hanya sebagai renungan kita bro... Apakah Chandrakirti menganggap dirinya lebih bijaksana dari Sang Buddha...?
 
_/\_


Saya tidak dalam tingkat dimana saya bisa mengkritisi guru-guru besar masa lalu. Dan saya tidak ingin menjadikan ini Theravada vs Mahayana lagi

Buddha mengajar sudah sempurna, tetapi hal itu bukan berarti kita berhenti. Budhagosa tetap menulis Visuddhi Magga yang merupakan kitab komentar Tripitaka.
Saya melihat karya-karya guru-guru besar Mahayana juga seperti itu, seperti kitab komentar. Dan poin-poin logika Nagarjuna sampai sekarang masih menjadi kurikulum meditasi untuk aliran Buddha Tibet untuk topik sunyata.

Dan Madhyamika Prasangika tidak mempunyai doktrin kesadaran eternal, 3 kesadaran dll, seperti yang saudara Triyana bilang. KAlau memang benar ada, tolong tunjukkan di kitab mana? karya yang mana? Siapa yang bilang?
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #65 on: 11 October 2010, 02:27:24 PM »
anatta itu realitas

Bro Xenocross yang baik, iya saya setuju anatta adalah realitas, jadi menurut bro Xenocross manakah yang lebih baik, mengembangkan suatu konsep mengenai realitas atau hanya "simply" mengajak orang menyelami/mengalami realitas itu?

Quote
Buddha mengajar sudah sempurna. tetapi dari masa ke masa selalu ada yang salah mengerti
Nagarjuna hanya meluruskan pandangan salah yang ada waktu itu.
Sebenarnya bukan salah mengerti bro, hanya tidak menyelami jadi kurang mengerti, karena anatta adalah realitas maka kita perlu menyelami/mengalami maka akan mengerti.
Apakah dengan keterangan Nagarjuna orang menjadi mengerti anatta? Atau hanya menambah kebingungan orang yang belum mengerti? Malah menjadi bertambah bingung dan ragu "mana yang benar...?"

Quote
Mengenai alaya-vijnana, saya tidak tahu karena belum menembus sampai kesana. Saya tahu ini kan dari "konon katanya begitu"
Hanya sebagai renungan kita bro... Apakah Chandrakirti menganggap dirinya lebih bijaksana dari Sang Buddha...?
 
_/\_


Saya tidak dalam tingkat dimana saya bisa mengkritisi guru-guru besar masa lalu. Dan saya tidak ingin menjadikan ini Theravada vs Mahayana lagi

Buddha mengajar sudah sempurna, tetapi hal itu bukan berarti kita berhenti. Budhagosa tetap menulis Visuddhi Magga yang merupakan kitab komentar Tripitaka.
Saya melihat karya-karya guru-guru besar Mahayana juga seperti itu, seperti kitab komentar. Dan poin-poin logika Nagarjuna sampai sekarang masih menjadi kurikulum meditasi untuk aliran Buddha Tibet untuk topik sunyata.

Dan Madhyamika Prasangika tidak mempunyai doktrin kesadaran eternal, 3 kesadaran dll, seperti yang saudara Triyana bilang. KAlau memang benar ada, tolong tunjukkan di kitab mana? karya yang mana? Siapa yang bilang?

Apakah ada kitab komentar Pali Kanon yang meng-anulir kitab yang di-komentar-i-nya... Mau tidak mau, diskusi semakin mendalam akan menjurus kepada Theravada vs Mahayana... Karena secara konsep dasar dan prinsipil-nya berbeda...

NAH.. tuh ada lagi member yang bilang Chandrakirti = Buddha Sakyamuni... Jadi sebenarnya siapa sih yang mencapai BUDDHA ? dari dulu kok BUDDHA-nya itu-itu saja...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #66 on: 11 October 2010, 02:38:18 PM »
aduh ini makin parah...emangnya siapa yang menganulir? Yang jelas dalam karya-karya Nagarjuna dan murid-murid beliau tidak ada anulir.
Mungkin lagi ngomongin sutra Saddharmapundarika ya? OOT itu....

Justru Nagarjuna menegaskan konsep Anatta.

Lalu ini kenapa jadi sensi terhadap Chandrakirti? Chandrakirti sama dengan Buddhagosa, Hui Neng, sama-sama seorang guru besar yang menulis buku tentang Buddhism.
Kalau penasaran coba dibaca aja sedikit karyanya

Dan tolong jangan dijadikan Theravada vs Mahayana. Kedua aliran sama-sama menganut paham anatta. Topik trit ini kan mengenai konsep atman dalam Mahayana, apakah Mahayana mengakui adanya atman atau tidak.
« Last Edit: 11 October 2010, 02:45:43 PM by xenocross »
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #67 on: 11 October 2010, 05:39:16 PM »
Quote
Menurut Ajaran Madhyamaka Prasangika Kesadaran itu terbagi menjadi 3 level :

jadi siapa yg mengajarkan atman dalam Mahayana ? pls....itu dulu...

and stay with the topic please...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #68 on: 11 October 2010, 06:00:17 PM »
anatta itu realitas

Bro Xenocross yang baik, iya saya setuju anatta adalah realitas, jadi menurut bro Xenocross manakah yang lebih baik, mengembangkan suatu konsep mengenai realitas atau hanya "simply" mengajak orang menyelami/mengalami realitas itu?

Quote
Buddha mengajar sudah sempurna. tetapi dari masa ke masa selalu ada yang salah mengerti
Nagarjuna hanya meluruskan pandangan salah yang ada waktu itu.
Sebenarnya bukan salah mengerti bro, hanya tidak menyelami jadi kurang mengerti, karena anatta adalah realitas maka kita perlu menyelami/mengalami maka akan mengerti.
Apakah dengan keterangan Nagarjuna orang menjadi mengerti anatta? Atau hanya menambah kebingungan orang yang belum mengerti? Malah menjadi bertambah bingung dan ragu "mana yang benar...?"

Quote
Mengenai alaya-vijnana, saya tidak tahu karena belum menembus sampai kesana. Saya tahu ini kan dari "konon katanya begitu"
Hanya sebagai renungan kita bro... Apakah Chandrakirti menganggap dirinya lebih bijaksana dari Sang Buddha...?
 
_/\_


Saya tidak dalam tingkat dimana saya bisa mengkritisi guru-guru besar masa lalu. Dan saya tidak ingin menjadikan ini Theravada vs Mahayana lagi

Buddha mengajar sudah sempurna, tetapi hal itu bukan berarti kita berhenti. Budhagosa tetap menulis Visuddhi Magga yang merupakan kitab komentar Tripitaka.
Saya melihat karya-karya guru-guru besar Mahayana juga seperti itu, seperti kitab komentar. Dan poin-poin logika Nagarjuna sampai sekarang masih menjadi kurikulum meditasi untuk aliran Buddha Tibet untuk topik sunyata.

Bro Xenocross yang baik, Achariya Buddhaghosa menulis kitab Visuddhi Magga yang merupakan kitab komentar dan tidak dianggap sebagai kanon.

Hal ini bisa dibedakan dengan kitab Prajnaparamita Sutra, Avatamsaka Sutra, Lankavattara Sutra dll, yang dianggap kanon bukan sebagai komentar.

Setahu saya posisi Nagarjuna dll adalah penulis kanon (tolong dikoreksi bila saya salah), sedangkan Achariya Buddhaghosa hanyalah penulis komentar, jadi perlu dibedakan antara Achariya Buddhaghosa dengan Nagarjuna, Vasubandhu dll.

Quote
Dan Madhyamika Prasangika tidak mempunyai doktrin kesadaran eternal, 3 kesadaran dll, seperti yang saudara Triyana bilang. KAlau memang benar ada, tolong tunjukkan di kitab mana? karya yang mana? Siapa yang bilang?

Mengenai kesadaran eternal yang memancarkan maitri karuna sudah pernah dibahas di Dhammacitta diulas oleh ahli Mahayana saudara Tan.

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=9103.510

Tapi mengenai hal ini karena pertanyaannya berkaitan dengan bro Triyana, maka lebih baik ditanyakan langsung pada bro Triyana.
 
_/\_
« Last Edit: 11 October 2010, 06:03:34 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Utphala Dhamma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 109
  • Reputasi: 16
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #69 on: 11 October 2010, 07:47:46 PM »
Istilah "suñña" atau sunya atau kosong (dari diri/atta/personifikasi) sudah ada dalam Tipitaka dalam menerangkan sifat masing-masing Pancakhandha.

Mengenai apakah Mahayana menolak konsep atman, saya pikir demikian, setidaknya yang saya ketahui dari Prajna Paramita Hrdaya Sutra, yang mengatakan bahwa tiap komponen dalam Panca Skhandha adalah sunya atau kosong (dari suatu personifikasi/atman)

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #70 on: 11 October 2010, 08:24:04 PM »
Nagarjuna dan Asanga dan Vasubandhu dll tidak menulis sutra.
Memangnya pernah lihat ada "Sutra Teratai Biru karangan Acharya X" ? Justru karena Sutra tidak ketahuan siapa penulisnya, maka diatrributkan terhadap Buddha, bahwa ini adalah khotbah Buddha (konon katanya begitu)

Yang mereka tulis adalah karya sastra, buku, mirip Visuddhi Magga. Dan tidak dianggap kanon.
Menurut saya lebih tepat disebut kitab komentar.

Dalam hal ini contohnya Nagarjuna menulis Mulamadhyakarika, bisa dianggap komentar terhadap Prajna Paramita Sutra. Sedangkan Chandrakirti menulis Madhyamakavatara yang adalah kitab komentar terhadap Mulamadhyakarika.

Mengenai isinya, sejalan dengan ucapan Buddha. Jika ada yang bertanya kenapa harus ditulis, apakah Buddha mengajar kurang sempurna sehingga harus disempurnakan?
Lah kalau saya menulis buku tentang anatta memakai konsep baru biologi tentang sel, yang baru ada di abad ke-20, atau memakai teori atom proton elektron, apakah itu menyempurnakan? Saya tidak menganggap itu menyempurnakan, tetapi hanya menambah sudut pandang baru bagi argumentasi bahwa anatta itu benar.

Begitu juga Nagarjuna dan lain lain, menulis karyanya untuk hal tersebut. Dan juga di masa itu banyak aliran-aliran agama lain dan Buddhisme waktu itu selalu berinteraksi dan berdebat mengenai doktrin dengan mereka. Argumen dalam karya mereka itu banyak yang ditujukan untuk membantah pandangan agama lain juga (yang menerima atman)
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #71 on: 11 October 2010, 08:49:24 PM »
Nagarjuna dan Asanga dan Vasubandhu dll tidak menulis sutra.
Memangnya pernah lihat ada "Sutra Teratai Biru karangan Acharya X" ? Justru karena Sutra tidak ketahuan siapa penulisnya, maka diatrributkan terhadap Buddha, bahwa ini adalah khotbah Buddha (konon katanya begitu)

Yang mereka tulis adalah karya sastra, buku, mirip Visuddhi Magga. Dan tidak dianggap kanon.
Menurut saya lebih tepat disebut kitab komentar.

Dalam hal ini contohnya Nagarjuna menulis Mulamadhyakarika, bisa dianggap komentar terhadap Prajna Paramita Sutra. Sedangkan Chandrakirti menulis Madhyamakavatara yang adalah kitab komentar terhadap Mulamadhyakarika.

Bro Xenocross yang baik, terima kasih atas koreksinya, walaupun ada persamaan antara Mahayana dan Theravada, tapi tentu tak kalah banyak juga perbedaannya.

Mahayana memang menolak konsep atman, tetapi bila melihat pandangan bro Tan, nampaknya ada juga pandangan sesuatu yang memancarkan metta dan karuna, yang disebut oleh bro Tan sebagai Dharmakaya

Quote
Mengenai isinya, sejalan dengan ucapan Buddha. Jika ada yang bertanya kenapa harus ditulis, apakah Buddha mengajar kurang sempurna sehingga harus disempurnakan?
Lah kalau saya menulis buku tentang anatta memakai konsep baru biologi tentang sel, yang baru ada di abad ke-20, atau memakai teori atom proton elektron, apakah itu menyempurnakan? Saya tidak menganggap itu menyempurnakan, tetapi hanya menambah sudut pandang baru bagi argumentasi bahwa anatta itu benar.
Saya ada baca bahwa menurut pandangan Mahayana kekosongan juga ada 13 macam kekosongan, entah bagaimana kaitannya 13 macam kekosongan dengan anatta versi Mahayana

Bila kekosongan dengan teori anatta dalam Theravada kaitannya jelas.

Quote
Begitu juga Nagarjuna dan lain lain, menulis karyanya untuk hal tersebut. Dan juga di masa itu banyak aliran-aliran agama lain dan Buddhisme waktu itu selalu berinteraksi dan berdebat mengenai doktrin dengan mereka. Argumen dalam karya mereka itu banyak yang ditujukan untuk membantah pandangan agama lain juga (yang menerima atman)

Aih.. bila diteruskan bisa panjang bro, jadi Mahayana vs Theravada lagi. Intinya saya hanya ingin mengatakan bahwa anatta versi Theravada dan anatta versi Mahayana agak berbeda.
Contoh yang paling jelas membedakan contohnya adalah konsep alam penantian (antara bhava), yang nampaknya berkaitan langsung dengan konsep atman.

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #72 on: 11 October 2010, 10:12:44 PM »
Nagarjuna dan Asanga dan Vasubandhu dll tidak menulis sutra.
Memangnya pernah lihat ada "Sutra Teratai Biru karangan Acharya X" ? Justru karena Sutra tidak ketahuan siapa penulisnya, maka diatrributkan terhadap Buddha, bahwa ini adalah khotbah Buddha (konon katanya begitu)

Yang mereka tulis adalah karya sastra, buku, mirip Visuddhi Magga. Dan tidak dianggap kanon.
Menurut saya lebih tepat disebut kitab komentar.

Dalam hal ini contohnya Nagarjuna menulis Mulamadhyakarika, bisa dianggap komentar terhadap Prajna Paramita Sutra. Sedangkan Chandrakirti menulis Madhyamakavatara yang adalah kitab komentar terhadap Mulamadhyakarika.

Mengenai isinya, sejalan dengan ucapan Buddha. Jika ada yang bertanya kenapa harus ditulis, apakah Buddha mengajar kurang sempurna sehingga harus disempurnakan?
Lah kalau saya menulis buku tentang anatta memakai konsep baru biologi tentang sel, yang baru ada di abad ke-20, atau memakai teori atom proton elektron, apakah itu menyempurnakan? Saya tidak menganggap itu menyempurnakan, tetapi hanya menambah sudut pandang baru bagi argumentasi bahwa anatta itu benar.

Begitu juga Nagarjuna dan lain lain, menulis karyanya untuk hal tersebut. Dan juga di masa itu banyak aliran-aliran agama lain dan Buddhisme waktu itu selalu berinteraksi dan berdebat mengenai doktrin dengan mereka. Argumen dalam karya mereka itu banyak yang ditujukan untuk membantah pandangan agama lain juga (yang menerima atman)

thx atas infonya bro xenocross,

jadi siapa pencetus atman dalam mahayana ? dalam sutta apa? bagaimana penerapan atman tsb dalam kehidupan sehari-hari ?

please bro triyana2009 menjawab.... sehingga topik ini berjalan dgn lancar!...

thx sebelumnya
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #73 on: 12 October 2010, 10:58:40 AM »
aduh ini makin parah...emangnya siapa yang menganulir? Yang jelas dalam karya-karya Nagarjuna dan murid-murid beliau tidak ada anulir.
Mungkin lagi ngomongin sutra Saddharmapundarika ya? OOT itu....

Justru Nagarjuna menegaskan konsep Anatta.

Lalu ini kenapa jadi sensi terhadap Chandrakirti? Chandrakirti sama dengan Buddhagosa, Hui Neng, sama-sama seorang guru besar yang menulis buku tentang Buddhism.
Kalau penasaran coba dibaca aja sedikit karyanya

Dan tolong jangan dijadikan Theravada vs Mahayana. Kedua aliran sama-sama menganut paham anatta. Topik trit ini kan mengenai konsep atman dalam Mahayana, apakah Mahayana mengakui adanya atman atau tidak.

OK... coba saya tanyakan lagi dari konsep-nya MAHAYANA... Menurut Saddharmapundarika Sutra, Buddha Sakyamuni dikatakan telah mencapai annutara samyaksambuddha berkalpa kalpa dahulu. ARTINYA pada suatu masa berkalpa kalpa dahulu, ada seorang "individu" yang merupakan perwujudan dari sebelum Sakyamuni/Siddharta sudah mencapai annutara samyaksambuddha.

NAH. Bagaimana menjelaskan hal ini ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #74 on: 12 October 2010, 11:00:42 AM »
Nagarjuna dan Asanga dan Vasubandhu dll tidak menulis sutra.
Memangnya pernah lihat ada "Sutra Teratai Biru karangan Acharya X" ? Justru karena Sutra tidak ketahuan siapa penulisnya, maka diatrributkan terhadap Buddha, bahwa ini adalah khotbah Buddha (konon katanya begitu)

Yang mereka tulis adalah karya sastra, buku, mirip Visuddhi Magga. Dan tidak dianggap kanon.
Menurut saya lebih tepat disebut kitab komentar.

Dalam hal ini contohnya Nagarjuna menulis Mulamadhyakarika, bisa dianggap komentar terhadap Prajna Paramita Sutra. Sedangkan Chandrakirti menulis Madhyamakavatara yang adalah kitab komentar terhadap Mulamadhyakarika.

Mengenai isinya, sejalan dengan ucapan Buddha. Jika ada yang bertanya kenapa harus ditulis, apakah Buddha mengajar kurang sempurna sehingga harus disempurnakan?
Lah kalau saya menulis buku tentang anatta memakai konsep baru biologi tentang sel, yang baru ada di abad ke-20, atau memakai teori atom proton elektron, apakah itu menyempurnakan? Saya tidak menganggap itu menyempurnakan, tetapi hanya menambah sudut pandang baru bagi argumentasi bahwa anatta itu benar.

Begitu juga Nagarjuna dan lain lain, menulis karyanya untuk hal tersebut. Dan juga di masa itu banyak aliran-aliran agama lain dan Buddhisme waktu itu selalu berinteraksi dan berdebat mengenai doktrin dengan mereka. Argumen dalam karya mereka itu banyak yang ditujukan untuk membantah pandangan agama lain juga (yang menerima atman)

Hui Neng ada menulis Sutra... PLATFORM SUTRA (Sutra Dasar)
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #75 on: 12 October 2010, 11:28:14 AM »
Hanya tulisan Hui Neng yang dimasukkan sebagai Sutra, dan itu juga merupakan sebuah anomali yang sangat jarang ditemui.

Kalau sudah masuk ke Saddharmapundarika Sutra, saya gak tahu....
Itu sutra yang saya hindari dan saya tidak baca, karena sifatnya yang kontroversial.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #76 on: 12 October 2010, 03:25:43 PM »
Hanya tulisan Hui Neng yang dimasukkan sebagai Sutra, dan itu juga merupakan sebuah anomali yang sangat jarang ditemui.

Kalau sudah masuk ke Saddharmapundarika Sutra, saya gak tahu....
Itu sutra yang saya hindari dan saya tidak baca, karena sifatnya yang kontroversial.

Lebih utama mana ? Saddharmapundarika sutra atau komentar-komentar para yogi mahayana seperti Chandrakirti dkk ?

Apakah boleh memilah-milah mana sutra yang boleh dipedomani, mana yang tidak ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #77 on: 12 October 2010, 06:56:58 PM »
menurut saya pribadi boleh, karena memang saya membaca sutra untuk kemajuan spiritual saya sendiri, bukan orang lain. Karena saya tidak mendapat manfaat dari membaca sutra tsb, malah muncul keraguan, maka saya menghindari membacanya.

Dan karena itu juga saya tidak mempunyai kemampuan menjawab pertanyaan mengenai sutra tsb
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #78 on: 12 October 2010, 10:04:11 PM »
menurut saya pribadi boleh, karena memang saya membaca sutra untuk kemajuan spiritual saya sendiri, bukan orang lain. Karena saya tidak mendapat manfaat dari membaca sutra tsb, malah muncul keraguan, maka saya menghindari membacanya.

Dan karena itu juga saya tidak mempunyai kemampuan menjawab pertanyaan mengenai sutra tsb

berarti umat K ataupun I ataupun ajaran kepercayaan lain boleh juga mencomot ayat-ayat di dalam kitab suci mereka untuk di pedomani sesuai dengan selera masing-masing tanpa memandang keseluruhan KITAB SUCI sebagai suatu kesatuan ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #79 on: 14 October 2010, 07:44:21 PM »
Namo Buddhaya,

maaf bro triyana, biarpun saya penganut ajaran "konon katanya begitu", saya gak akan langsung percaya perkataan orang
 tolong sebutkan yang jelas dimana referensi dari "demikian menurut ajaran Madhyamika Prasangika" , siapa yang bilang, ada di buku apa halaman berapa?

Banyak tersedia dalam buku-buku Agama Buddha Mahayana tetapi hampir keseluruhannya dicetak dan diedarkan diluar negeri silahkan cari sendiri di Google.

Kalau ada member Penerbit Karaniya yang tertarik menerbitkannya di Indonesia saya akan berikan referensi lengkap buku-buku mana saja yang membahas hal ini.

Saya berikan artikel singkat padat yang membahas hal ini :

Rebirth

Rebirth is the process of coming back into a new body and a new life.
Both rebirth and reincarnation are the process of coming back, but the
words cannot be used interchangeably. In rebirth, an ordinary human
being is forced to return to samsara. In reincarnation, a choice is made
to come back for a specific reason and purpose.
In Tibet you can meet reincarnated lamas. They have come back mainly to
serve others; they have made an unbreakable promise to do so.
Even among Tibetans it’s difficult to understand or believe in life
after death. The process does not have to do with the physical body, but
the mind or consciousness. If we believe the mind is energy, we can’t
possibly believe in rebirth or life after death. That’s because the body
is the source of energy, and at death, when bodily functions end, the
energy ceases.
While Christians believe in a life after death – heaven or hell –
Buddhists believe in a series of lives.


The three levels of consciousness:

It is difficult to understand rebirth or reincarnation if you don’t
understand the nature of mind or consciousness. The mind, according to
Buddhism, has three levels: gross, subtle and very subtle.
The gross mind relies on the body’s functions. When something goes
wrong with the body, that dysfunction may affect the mind (e.g. strokes
or brain injuries). When the body stops, the gross mind stops.
The subtle mind’s existence is only partly tied to the functions of the
body. The subtle mind continues from life to life, but does not carry
all the information necessary.
The subtle mind is not considered an entirely safe container or "Swiss
bank" for all the information that travels from life to life. The subtle
mind can be influenced by external factors.
The very subtle mind is the "clear light of mind." It has nothing to do
with body functions. However, it remains inactive during our lives, its
latent potential activated at death. When the functions of the gross
mind stop because the body’s functions have stopped, at the last stage
of physical death (near black attainment), the clear light of mind
activates.
The very subtle mind cannot be affected by external factors. It safely
carries information from the past to the present and from the present to
the future.


Further explanation:

We can use reasoning to understand the possibility of rebirth or
reincarnation by understanding the essence of mind or consciousness,
which may momentarily change but does not lose its essence.
First, we know a cause must arise before existence. What is that cause:
material or immaterial?
If we believe consciousness is a material substance, we must ask if a
material substance produces or causes mind or consciousness. Then we
must divide the material cause in two, the substantial cause and the
contributing cause or cooperating force.
Consider a mango, which is a material substance. The substantial
material cause would be the mango seed in soil; contributing material
causes would be heat, fertilizer, and moisture.
The material cause itself turns into its effect. The mango seed becomes
the mango.
Or consider a gold ring. When a gold ring is made from gold, the gold
metal is the substantial material cause of the forthcoming gold ring. A
jeweler can turn gold into a gold ring without changing the essence of
the gold. The cause itself turns into its effect.
Now, consider consciousness again. If the cause of very subtle
consciousness is material, then we would have a substantial material
cause of consciousness and a contributing material cause. The
substantial material cause would have to turn into consciousness without
changing its essence. Why? Because the cause turns into its effect; the
essence is unchanging.
According to Buddhists’ understanding then, consciousness is not
material. Why? Because it’s impossible for a material thing to turn into
mind or consciousness without changing its essence.
The uniting of sperm and egg don’t qualify. The sperm and egg serve as
substantial cause of the gross body and mind, not of very subtle
consciousness. The bardo being, when it finds its new body, has a strong
influence on the united sperm and egg, but is not the cause of very
subtle consciousness, either.


Further distinguishing subtle and very subtle consciousness:

Our five senses arise when we come into contact with objects and
stimuli. Beneath each of the five senses is a consciousness through
which information goes to the subtle consciousness and is stored. The
subtle consciousness serves as a conduit of information from the five
senses to the very subtle consciousness.
The subtle consciousness has some sense of "I" and "you." The very
subtle consciousness has no "I," no duality.
The subtle consciousness is not entirely reliable as a container of
information as consciousness moves from life to life, while the very
subtle consciousness is reliable.
It is necessary to understand the very subtle mind to understand karma.
The essential nature of the very subtle consciousness is not different
from one person to another. However, each person’s karmic information,
carried by the very subtle consciousness, is different.
Modern science, when it talks about mind or memory, talks about the
grosser levels of mind, neurons, cells, chemistry, not very subtle
consciousness.
Very subtle consciousness goes life to life, life to life without
changing its essence, going from past to present to future without
changing its essence. We are not talking here about a physical location,
but movement through time.

Activating clear light of mind, or very subtle consciousness, through
meditation


Through meditation the clear light of mind can be activated and
experienced, through gaining control of the body functions, stopping
gross mind and its thoughts. When conceptual thoughts cease during
meditation, the mind returns to its natural state, unbiased, neither
attracted nor repulsed by anything. Once we have that meditation
experience, once we have that control of our mind, we can use special
techniques to activate very subtle consciousness. If we understand clear
light of mind, we can understand rebirth or reincarnation.
In meditative equipose, we learn to remain in clear light of mind. We
can become one with clear light of mind and share very subtle
consciousness temporarily. But at the end of meditation, we return to
duality.

Oleh GESHE DAKPA TOPGYAL ( Geshe Jampa graduated from Drepung Loseling Monastery in India, and has taught in St. Petersburg, Russia, and in Lithuania. He was ordained by His Holiness the Dalai Lama. We are very grateful that he has come to share the Dharma with us )

 _/\_

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #80 on: 14 October 2010, 07:48:20 PM »
Namo Buddhaya,

anatta itu realitas

Bro Xenocross yang baik, iya saya setuju anatta adalah realitas, jadi menurut bro Xenocross manakah yang lebih baik, mengembangkan suatu konsep mengenai realitas atau hanya "simply" mengajak orang menyelami/mengalami realitas itu?

Quote
Buddha mengajar sudah sempurna. tetapi dari masa ke masa selalu ada yang salah mengerti
Nagarjuna hanya meluruskan pandangan salah yang ada waktu itu.
Sebenarnya bukan salah mengerti bro, hanya tidak menyelami jadi kurang mengerti, karena anatta adalah realitas maka kita perlu menyelami/mengalami maka akan mengerti.
Apakah dengan keterangan Nagarjuna orang menjadi mengerti anatta? Atau hanya menambah kebingungan orang yang belum mengerti? Malah menjadi bertambah bingung dan ragu "mana yang benar...?"

Quote
Mengenai alaya-vijnana, saya tidak tahu karena belum menembus sampai kesana. Saya tahu ini kan dari "konon katanya begitu"
Hanya sebagai renungan kita bro... Apakah Chandrakirti menganggap dirinya lebih bijaksana dari Sang Buddha...?
 
_/\_


Saya tidak dalam tingkat dimana saya bisa mengkritisi guru-guru besar masa lalu. Dan saya tidak ingin menjadikan ini Theravada vs Mahayana lagi

Buddha mengajar sudah sempurna, tetapi hal itu bukan berarti kita berhenti. Budhagosa tetap menulis Visuddhi Magga yang merupakan kitab komentar Tripitaka.
Saya melihat karya-karya guru-guru besar Mahayana juga seperti itu, seperti kitab komentar. Dan poin-poin logika Nagarjuna sampai sekarang masih menjadi kurikulum meditasi untuk aliran Buddha Tibet untuk topik sunyata.

Dan Madhyamika Prasangika tidak mempunyai doktrin kesadaran eternal, 3 kesadaran dll, seperti yang saudara Triyana bilang. KAlau memang benar ada, tolong tunjukkan di kitab mana? karya yang mana? Siapa yang bilang?

Sudah saya jawab ya diatas.

 _/\_

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #81 on: 14 October 2010, 07:57:49 PM »
Namo Buddhaya,

Istilah "suñña" atau sunya atau kosong (dari diri/atta/personifikasi) sudah ada dalam Tipitaka dalam menerangkan sifat masing-masing Pancakhandha.

Mengenai apakah Mahayana menolak konsep atman, saya pikir demikian, setidaknya yang saya ketahui dari Prajna Paramita Hrdaya Sutra, yang mengatakan bahwa tiap komponen dalam Panca Skhandha adalah sunya atau kosong (dari suatu personifikasi/atman)
[/qute]

Membahas hal ini akan membutuhkan pemahaman dan waktu yang cukup lama.

 _/\_
« Last Edit: 14 October 2010, 08:00:14 PM by Triyana2009 »

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #82 on: 14 October 2010, 08:34:36 PM »
Namo Buddhaya,

Theravada masuk ke Srilanka sebelum agama Buddha di India pecah menjadi 18 aliran dengan pandangan dan vinaya masing-masing, sehingga sepertinya tidak terpengaruh debat pada masa itu. Dan mungkin juga karena terlalu kolot mempertahankan kemurnian, filosofinya tidak berkembang tetapi tidak ada yang salah paham tentang atman.

Sedangkan 18 aliran itu, masing-masing berdebat dan berfilosofi, dan karena terlalu kreatif memunculkan banyak pandangan salah. Banyak juga pandangan yang bagus, tetapi banyak juga pandangan salah.

Nagarjuna disebut Buddha kedua karena beliau mampu menjelaskan apa yang dimaksud Buddha dalam kitab suci, ketika orang lain tidak bisa (terlalu sibuk berfilosofi? )
Dari tulisan Nagarjuna, Aryadeva, dan Chandrakirti, ajaran Buddha kembali ke jalur yang benar (di India).
Dan aliran Madhyamika dipelajari sebagai konsep dasar Sunyata yang menjadi pilar Mahayana

Selanjutnya Mahayana berkembang, dengan memadukan konsep-konsep dari aliran Buddhisme yang ada waktu itu. Lalu menyebar ke China, Jepang, Tibet, Afghanistan, dll

Sehingga ketika Mahayana dan Theravada bertemu kembali pada abad ke-20, tidak heran ketika mereka bisa sepakat bahwa ajaran Buddha dasarnya adalah Anatta. Theravada melihat Sunyata sebagai konsep Anatta yang dikembangkan lebih jauh.

Bro Xenocross yang baik, Theravada masuk ke Srilanka karena Ajaran Sang Buddha telah terpecah menjadi banyak aliran, justru Y.A. Mahinda sendiri (putra raja Asoka) menyebarkan ajaran Theravada di Srilanka dengan pertimbangan, disanalah kemurnian ajaran Sang Buddha bisa dipertahankan.

 _/\_

Saya kira anda keliru akan hal ini, karena 18 Aliran dalam Agama Buddha tersebut semuanya "sah dan legal" tidak ada yang namanya aliran ini keliru dan aliran itu benar, semuanya benar.

Theravada masuk ke Srilanka karena Ajaran Sang Buddha telah terpecah menjadi banyak aliran, justru Y.A. Mahinda sendiri (putra raja Asoka) menyebarkan ajaran Theravada di Srilanka dengan pertimbangan, disanalah kemurnian ajaran Sang Buddha bisa dipertahankan = Saya luruskan disini : Theravada hanyalah salah satu aliran dari Vibhajjavada. Theravada terbentuk pada era Raja Asoka jadi sebelum itu belum ada Theravada. Ke 18 Aliran adalah benar dan murni.

 _/\_







Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #83 on: 14 October 2010, 08:43:26 PM »
Namo Buddhaya,

menurut saya pribadi boleh, karena memang saya membaca sutra untuk kemajuan spiritual saya sendiri, bukan orang lain. Karena saya tidak mendapat manfaat dari membaca sutra tsb, malah muncul keraguan, maka saya menghindari membacanya.

Dan karena itu juga saya tidak mempunyai kemampuan menjawab pertanyaan mengenai sutra tsb

Saran saya bila belajar Buddha Dharma sebaiknya dibawah bimbingan Lama atau Suhu sehingga menghindari adanya pandangan keliru.

Belajarlah dengan urutan yang benar sesuai dengan bahan yang telah diberikan oleh Lama atau Suhu.

Bila muncul pertanyaan akan sesuatu hal yang belum anda ketahui bertanyalah kepada Lama atau Suhu.

 _/\_

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #84 on: 14 October 2010, 08:48:16 PM »
Namo Buddhaya,

menurut saya pribadi boleh, karena memang saya membaca sutra untuk kemajuan spiritual saya sendiri, bukan orang lain. Karena saya tidak mendapat manfaat dari membaca sutra tsb, malah muncul keraguan, maka saya menghindari membacanya.

Dan karena itu juga saya tidak mempunyai kemampuan menjawab pertanyaan mengenai sutra tsb

berarti umat K ataupun I ataupun ajaran kepercayaan lain boleh juga mencomot ayat-ayat di dalam kitab suci mereka untuk di pedomani sesuai dengan selera masing-masing tanpa memandang keseluruhan KITAB SUCI sebagai suatu kesatuan ?

Tentu saja kita meyakini Tripitaka dengan utuh.

Belajar Buddha Dharma hendaknya dibawah bimbingan Lama atau Suhu sehingga anda belajar secara teratur dan sistematis untuk menghindari pandangan keliru.

Silahkan  :backtotopic:

 _/\_

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #85 on: 14 October 2010, 09:02:07 PM »
Namo Buddhaya,

menurut saya pribadi boleh, karena memang saya membaca sutra untuk kemajuan spiritual saya sendiri, bukan orang lain. Karena saya tidak mendapat manfaat dari membaca sutra tsb, malah muncul keraguan, maka saya menghindari membacanya.

Dan karena itu juga saya tidak mempunyai kemampuan menjawab pertanyaan mengenai sutra tsb

Saran saya bila belajar Buddha Dharma sebaiknya dibawah bimbingan Lama atau Suhu sehingga menghindari adanya pandangan keliru.

Belajarlah dengan urutan yang benar sesuai dengan bahan yang telah diberikan oleh Lama atau Suhu.

Bila muncul pertanyaan akan sesuatu hal yang belum anda ketahui bertanyalah kepada Lama atau Suhu.

 _/\_

suhu atau lama juga blm tentu bener terlepas dr pandangan keliru.. ;D

mending pake teknik "baca dan tanya yang tidak dimengerti".. nanya2nya jg kalo bisa jgn ama 1 org aja..tanya ke beberapa org..hehehe
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #86 on: 15 October 2010, 05:41:47 AM »
Namo Buddhaya,

menurut saya pribadi boleh, karena memang saya membaca sutra untuk kemajuan spiritual saya sendiri, bukan orang lain. Karena saya tidak mendapat manfaat dari membaca sutra tsb, malah muncul keraguan, maka saya menghindari membacanya.

Dan karena itu juga saya tidak mempunyai kemampuan menjawab pertanyaan mengenai sutra tsb

Saran saya bila belajar Buddha Dharma sebaiknya dibawah bimbingan Lama atau Suhu sehingga menghindari adanya pandangan keliru.

Belajarlah dengan urutan yang benar sesuai dengan bahan yang telah diberikan oleh Lama atau Suhu.

Bila muncul pertanyaan akan sesuatu hal yang belum anda ketahui bertanyalah kepada Lama atau Suhu.

 _/\_

suhu atau lama juga blm tentu bener terlepas dr pandangan keliru.. ;D

mending pake teknik "baca dan tanya yang tidak dimengerti".. nanya2nya jg kalo bisa jgn ama 1 org aja..tanya ke beberapa org..hehehe

Nah lho!!
bukannya sumber 'ilmu pengetahuan' bro Triyana cukup banyak.
Coba Lihat copasan bro Tri berbagai kalangan mulai dari Wikipedia, suhu, biksu, lama sampai Tripitaka  la yau ! :))

  _/\_
« Last Edit: 15 October 2010, 05:43:35 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #87 on: 15 October 2010, 06:07:49 AM »
Namo Buddhaya,

menurut saya pribadi boleh, karena memang saya membaca sutra untuk kemajuan spiritual saya sendiri, bukan orang lain. Karena saya tidak mendapat manfaat dari membaca sutra tsb, malah muncul keraguan, maka saya menghindari membacanya.

Dan karena itu juga saya tidak mempunyai kemampuan menjawab pertanyaan mengenai sutra tsb

Saran saya bila belajar Buddha Dharma sebaiknya dibawah bimbingan Lama atau Suhu sehingga menghindari adanya pandangan keliru.

Belajarlah dengan urutan yang benar sesuai dengan bahan yang telah diberikan oleh Lama atau Suhu.

Bila muncul pertanyaan akan sesuatu hal yang belum anda ketahui bertanyalah kepada Lama atau Suhu.

 _/\_

Udah tentu ini posting yg memihak.....pada Lama dan Suhu.

Utk belajar Buddhism bisa saja ke TRIYANA (wihara).

bisa juga tanya pasa Suhu... (tapi ini suhu Medho),

bisa juga baca Tripitaka, dengar2 ceramah dlm MP3, tanya2 pada member DC
yg menurut gw jauh lebih mudah, cepat dan luas pandangannya (gak sempit dehh)

Forum DC merupakan lahan yg amat bagus utk share pandangan Buddhist
(sorry advertising dikit)

boleh tau Lama siapay dan Suhu siapa yg Triyana2009 rekomendasikan di Indonesia?
kalau salah kan hasilnya gak memuaskan.... mohon dibantu ya....
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #88 on: 15 October 2010, 10:19:23 AM »
Namo Buddhaya,

Theravada masuk ke Srilanka sebelum agama Buddha di India pecah menjadi 18 aliran dengan pandangan dan vinaya masing-masing, sehingga sepertinya tidak terpengaruh debat pada masa itu. Dan mungkin juga karena terlalu kolot mempertahankan kemurnian, filosofinya tidak berkembang tetapi tidak ada yang salah paham tentang atman.

Sedangkan 18 aliran itu, masing-masing berdebat dan berfilosofi, dan karena terlalu kreatif memunculkan banyak pandangan salah. Banyak juga pandangan yang bagus, tetapi banyak juga pandangan salah.

Nagarjuna disebut Buddha kedua karena beliau mampu menjelaskan apa yang dimaksud Buddha dalam kitab suci, ketika orang lain tidak bisa (terlalu sibuk berfilosofi? )
Dari tulisan Nagarjuna, Aryadeva, dan Chandrakirti, ajaran Buddha kembali ke jalur yang benar (di India).
Dan aliran Madhyamika dipelajari sebagai konsep dasar Sunyata yang menjadi pilar Mahayana

Selanjutnya Mahayana berkembang, dengan memadukan konsep-konsep dari aliran Buddhisme yang ada waktu itu. Lalu menyebar ke China, Jepang, Tibet, Afghanistan, dll

Sehingga ketika Mahayana dan Theravada bertemu kembali pada abad ke-20, tidak heran ketika mereka bisa sepakat bahwa ajaran Buddha dasarnya adalah Anatta. Theravada melihat Sunyata sebagai konsep Anatta yang dikembangkan lebih jauh.

Bro Xenocross yang baik, Theravada masuk ke Srilanka karena Ajaran Sang Buddha telah terpecah menjadi banyak aliran, justru Y.A. Mahinda sendiri (putra raja Asoka) menyebarkan ajaran Theravada di Srilanka dengan pertimbangan, disanalah kemurnian ajaran Sang Buddha bisa dipertahankan.

 _/\_

Saya kira anda keliru akan hal ini, karena 18 Aliran dalam Agama Buddha tersebut semuanya "sah dan legal" tidak ada yang namanya aliran ini keliru dan aliran itu benar, semuanya benar.

Theravada masuk ke Srilanka karena Ajaran Sang Buddha telah terpecah menjadi banyak aliran, justru Y.A. Mahinda sendiri (putra raja Asoka) menyebarkan ajaran Theravada di Srilanka dengan pertimbangan, disanalah kemurnian ajaran Sang Buddha bisa dipertahankan = Saya luruskan disini : Theravada hanyalah salah satu aliran dari Vibhajjavada. Theravada terbentuk pada era Raja Asoka jadi sebelum itu belum ada Theravada. Ke 18 Aliran adalah benar dan murni.

 _/\_




Bro Triyana yang baik, boleh tahu sumber anda referensinya darimana...?

 _/\_
« Last Edit: 15 October 2010, 10:21:03 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #89 on: 15 October 2010, 07:26:42 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Theravada masuk ke Srilanka sebelum agama Buddha di India pecah menjadi 18 aliran dengan pandangan dan vinaya masing-masing, sehingga sepertinya tidak terpengaruh debat pada masa itu. Dan mungkin juga karena terlalu kolot mempertahankan kemurnian, filosofinya tidak berkembang tetapi tidak ada yang salah paham tentang atman.

Sedangkan 18 aliran itu, masing-masing berdebat dan berfilosofi, dan karena terlalu kreatif memunculkan banyak pandangan salah. Banyak juga pandangan yang bagus, tetapi banyak juga pandangan salah.

Nagarjuna disebut Buddha kedua karena beliau mampu menjelaskan apa yang dimaksud Buddha dalam kitab suci, ketika orang lain tidak bisa (terlalu sibuk berfilosofi? )
Dari tulisan Nagarjuna, Aryadeva, dan Chandrakirti, ajaran Buddha kembali ke jalur yang benar (di India).
Dan aliran Madhyamika dipelajari sebagai konsep dasar Sunyata yang menjadi pilar Mahayana

Selanjutnya Mahayana berkembang, dengan memadukan konsep-konsep dari aliran Buddhisme yang ada waktu itu. Lalu menyebar ke China, Jepang, Tibet, Afghanistan, dll

Sehingga ketika Mahayana dan Theravada bertemu kembali pada abad ke-20, tidak heran ketika mereka bisa sepakat bahwa ajaran Buddha dasarnya adalah Anatta. Theravada melihat Sunyata sebagai konsep Anatta yang dikembangkan lebih jauh.

Bro Xenocross yang baik, Theravada masuk ke Srilanka karena Ajaran Sang Buddha telah terpecah menjadi banyak aliran, justru Y.A. Mahinda sendiri (putra raja Asoka) menyebarkan ajaran Theravada di Srilanka dengan pertimbangan, disanalah kemurnian ajaran Sang Buddha bisa dipertahankan.

 _/\_

Saya kira anda keliru akan hal ini, karena 18 Aliran dalam Agama Buddha tersebut semuanya "sah dan legal" tidak ada yang namanya aliran ini keliru dan aliran itu benar, semuanya benar.

Theravada masuk ke Srilanka karena Ajaran Sang Buddha telah terpecah menjadi banyak aliran, justru Y.A. Mahinda sendiri (putra raja Asoka) menyebarkan ajaran Theravada di Srilanka dengan pertimbangan, disanalah kemurnian ajaran Sang Buddha bisa dipertahankan = Saya luruskan disini : Theravada hanyalah salah satu aliran dari Vibhajjavada. Theravada terbentuk pada era Raja Asoka jadi sebelum itu belum ada Theravada. Ke 18 Aliran adalah benar dan murni.

 _/\_




Bro Triyana yang baik, boleh tahu sumber anda referensinya darimana...?

 _/\_

Tentu saja boleh bro Fabian, ini referensinya :

Buku Sects & Sectarianism: The Origins of Buddhist Schools Oleh Venerable Bhikkhu Sujato

 _/\_
« Last Edit: 15 October 2010, 07:29:21 PM by Triyana2009 »

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #90 on: 15 October 2010, 09:46:12 PM »
oh, pantes
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
appamadena sampadetha

Offline Utphala Dhamma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 109
  • Reputasi: 16
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #92 on: 16 October 2010, 02:06:03 AM »
 [at] Triyana:

Namo Buddhaya _/\_.

Bro Triyana, kalau ada kesempatan, mohon dijelaskan apakah yang dimaksud dengan kesunyaan atau kekosongan pada kelima komponen dalam Pancaskhandha seperti yang dikatakan dalam Prajna Paramita Hrdaya Sutra. Apakah ada bedanya dengan sutta-sutta di Tipitaka Pali yang juga menyatakan sifat suñña dan anatta pada kelima komponen dalam Pancakhandha/Pancaskhandha?

Terimakasih _/\_

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #93 on: 04 November 2010, 04:58:48 PM »
[at] Triyana:

Namo Buddhaya _/\_.

Bro Triyana, kalau ada kesempatan, mohon dijelaskan apakah yang dimaksud dengan kesunyaan atau kekosongan pada kelima komponen dalam Pancaskhandha seperti yang dikatakan dalam Prajna Paramita Hrdaya Sutra. Apakah ada bedanya dengan sutta-sutta di Tipitaka Pali yang juga menyatakan sifat suñña dan anatta pada kelima komponen dalam Pancakhandha/Pancaskhandha?

Terimakasih _/\_

sorry bro...ini pertanyaan terlalu sulit bagi bro Triyana... bisa ganti yg agak gampang gakkk...
kasihan dia kalau gak bisa jawab dehhhh
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #94 on: 04 November 2010, 07:02:07 PM »
Namo Buddhaya,

sorry bro...ini pertanyaan terlalu sulit bagi bro Triyana... bisa ganti yg agak gampang gakkk...
kasihan dia kalau gak bisa jawab dehhhh

Ndak usah ngurusin pertanyaan orang lain, urus saja pertanyaan yang anda buat dulu, nyatanya komentar-komentar dan pendapat anda sudah terbukti keliru tetapi sedikitpun anda tidak merasa malu.

 _/\_

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #95 on: 04 November 2010, 07:32:46 PM »
Namo Buddhaya,

[at] Triyana:

Namo Buddhaya _/\_.

Bro Triyana, kalau ada kesempatan, mohon dijelaskan apakah yang dimaksud dengan kesunyaan atau kekosongan pada kelima komponen dalam Pancaskhandha seperti yang dikatakan dalam Prajna Paramita Hrdaya Sutra. Apakah ada bedanya dengan sutta-sutta di Tipitaka Pali yang juga menyatakan sifat suñña dan anatta pada kelima komponen dalam Pancakhandha/Pancaskhandha?

Terimakasih _/\_

Saudara Utphala yang baik karena Arya Bhagavati Prajnaparamita adalah pelajaran yang sangat dalam saya merasa belum mampu untuk menjawab pertanyaan saudara dengan jelas dan lengkap.

Yang terbaik adalah belajar dibawah bimbingan Lama atau Suhu tetapi untuk pembelajaran awal dibawah ini saya berikan beberapa alamat website agar saudara dapat belajar dengan baik dan teratur :

http://www.lamayeshe.com/index.php = Sumber yang lengkap dan berharga oleh Venerable Lama Yeshe dan Venerable Lama Zopa Rinpoche.

http://www.thubtenchodron.org/ = Silahkan ikuti pelajaran yang diberikan disini oleh Venerable Thubten Chondron.

http://www.dharmafriendship.org/resources_transcripts.html = Pengajaran Dharma oleh Geshe Yeshe Tobden.

Apabila anda tertarik untuk belajar lebih lanjut silahkan hubungi Potowa Centre Indonesia dengan alamat website :http://www.potowa.org/index.php

 _/\_





Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah ajaran Buddhist Mahayana mengenal kata ATMAN ?
« Reply #96 on: 04 November 2010, 08:50:39 PM »
Namo Buddhaya,

Saudara Utphala yang baik karena Arya Bhagavati Prajnaparamita adalah pelajaran yang sangat dalam saya merasa belum mampu untuk menjawab pertanyaan saudara dengan jelas dan lengkap.

Yang terbaik adalah belajar dibawah bimbingan Lama atau Suhu tetapi untuk pembelajaran awal dibawah ini saya berikan beberapa alamat website agar saudara dapat belajar dengan baik dan teratur :

http://www.lamayeshe.com/index.php = Sumber yang lengkap dan berharga oleh Venerable Lama Yeshe dan Venerable Lama Zopa Rinpoche.

http://www.thubtenchodron.org/ = Silahkan ikuti pelajaran yang diberikan disini oleh Venerable Thubten Chondron.

http://www.dharmafriendship.org/resources_transcripts.html = Pengajaran Dharma oleh Geshe Yeshe Tobden.

Apabila anda tertarik untuk belajar lebih lanjut silahkan hubungi Potowa Centre Indonesia dengan alamat website :http://www.potowa.org/index.php

 _/\_



.. dikit2 malu.... hahahaaa....apaan tuhhh

kalau salah yg diperbaikin tohhh koq malah malu........, nah kalau Buddha

Gautama bertama 6 thn dan belum berhasil apakah perlu MALU BESAR

?.......... :)) ........... bisa juga ada kemungkinan bro merupakan species yg

memiliki kemaluan besarrrr...

ok deh gw nunggu komentar bro yg bisa membuat uweeee rasa malunya

tambah gedehhhhh....

ngomong2 soal atman elu udah sampai ke ujung langit mana ? apakah

permintaan ubah topik di berikan ?????
mohon inpo nya ya....

ngapain malu !  :P :P
 =D> =D>
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

 

anything