Berbicara sangat besar nilainya karena melalui kata2 kita dapat berbagi pemikiran dan ide2 kita dengan orang lain.
Dalam berbicara sebaiknya kita tidak dikuasai pikiran2 seperti kemarahan, kebencian, dendam, kecemburuan, kesombongan dan egoisme.
Sang Buddha berkata: "Para Bhikkhu, terdapat kerugian dan bahaya dalam ucapan yg salah, pembicara yg selip lidah mengeluarkan kata2 dusta, fitnah, berbicara kasar dan omong kosong, setelah meninggal dunia nanti akan dilahirkan kembali di alam kehidupan yg menyedihkan"
Ucapan yg benar adalah menghindari bicara dusta dan berbicara jujur
Jangan mengfitnah dan bergunjing. Mengfitnah orang lain sangat kejam karena fitnah menghasilkan pernyataan yg tidak benar yg dimaksud untuk merusak nama baik seseorang. Memfitnah dapat didasari dengan mengatakan apa yg tidak benar karena pengetahuannya yg keliru, atau memang niat menjelek2kan orang.
Ucapan yg benar sebaiknya menghindari kata2 yg kasar, berbicara lembut dan sopan. Apa yg kita katakan dapat menimbulkan kegembiraan atau kesedihan, pujian atau celaan, nama baik atau nama buruk.
Kata2 yg lembut dapat meluluhkan hati yg keras, kata2 kasar dapat menyebabkan penderitaan tidak terkira. Sering kali kata2 yg diucapkan seseorang mencerminkan sifatnya.
Ucapan yg benar sebaiknya menghindari kata2 yg tidak berguna, bergunjing yg tidak menguntungkan siapapun. Jangan mengucapkan omong kosong atau memperolok-olok orang dengan kejam.
Sang Buddha menolak omong kosong, skandal dan desas desus, karena semuanya mengganggu ketenanangan dan konsentrasi.
"Daripada seribu kalimat yg tak berarti, lebih baik sepatah kata yg bermanfaat yg dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya"