Saya baca ada yang bilang jangan menghubungkan musik dengan Dhamma,
(http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=10411.0
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=15166.0)
tapi bagaimana pendapat senior2 bagaimana dengan mantra2 yg dilagukan, seperti Ta pei cou, Amitabha....(saya kurang jelas aliran apa saja yang membaca mantra apakah hanya mahayana?) Terus bagaimana kita sebaiknya menyingkapi lagu2 Buddhist? Contohnya lagu2 yang terkenal itu malam suci waisak, mari kita berdana, pekik kemenangan, pendupaan, bumi suci sukavati, dan kalau tidak salah ada lagu mars Buddhist? Mohon Pencerahan...
kk kasi tanggapan dong ^^
Dhamma, kemelekatan (music)....
1. Karna dulu sewaktu Buddha membabarkan Dhamma tidak memakai alat music maupun jokes
2. karna kenikmatan > kemelekatan > penderitaan (kira2 begitu), maka kenikmatan (spt music, bukan menu utama)
3. Tetapi dimana garis kenikmatan n kenyamanan itu ? wihara dgn kipas atau AC plasma cluster, ion, filter hepa, dst?
kalau secara pribadi.... dan utk umat awam.. (nih bukan menyarankan utk umat Buddhist lhooo)
music memberi kenyamanan, dan music juga dipakai dlm hal motivasi utk memompa semangat peserta....
bagi yg suka karaoke... nah ini kesempatan sekalian bisa dilakukan tanpa harus biaya tambahan...
bagi yg suka gerak2an (olah tubuh) bisa loncat2, tepuk tangan, dst.... sekalian bisa dilakukan tanpa harus biaya tambahan...
bagi yg suka mengeluarkan emosii..... ya sekalian nangis aja deh.... ini juga bisa dilakukan tanpa harus biaya tambahan...
bagi yg lagi melatih vokal...............ini juga bisa dilakukan tanpa harus biaya tambahan...
apa lagi melibatkan umat, yg mendpt giliran harus naik panggung dan bernyanyi.....nahhhh ini kan bisa seruuuuu
jadi musicpun ada sisi positipnya dalam batas2 tertentu.....
ngomong2 kalau cerita jetaka pada anak2, enak pakai musik gak ?