//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: anak  (Read 7256 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline suli

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 715
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha
anak
« on: 03 November 2012, 10:15:13 AM »
Namo Buddhaya,

Salam kenal....
Saya ingin mendengar pendapat teman2 seDharma mengenai jumlah anak yang ideal di masa seperti sekrg ini....Saya sendiri sudah mempunyai seorang anak laki2 usia hampir 5 thn, saya sebenarnya berniat untuk tidak menambah anak lagi, cukup Alden saja ( nama anak saya itu). Alasan saya karena di jaman seperti sekrg ini dimana persaingan semakin tdk sehat, manusia semakin tdk bermoral, saya akan merasa bersalah terhadap anak2 yang saya lahirkan karena mereka harus menjalani kehidupan di dunia yg sudah sangat tdk nyaman ini apalagi kalau saya sampai tdk sanggup membekali anak2 saya dgn modal yg cukup untuk kehidupannya nanti terutama pendidikan yg tinggi/skill yg khusus yg dapat mereka andalkan untuk kehidupannya di masa dewasa nanti...
Jadi saya berpendapat jaman sekarang yg terpenting bukan lg quantity (jumlah) tp quality (mutu) anak yg kita miliki....lebih baik mempunyai 1 orang anak saja tapi terurus & tercukupi semua kebutuhannya (materi & spiritual), daripada mempunyai banyak anak tp kesehatan, pendidikan, semuanya hanya sekedarnya saja (kasihan mereka tidak akan sanggup bersaing di masa dewasanya kelak), karena biaya hidup 1 orang anak dgn anak lbh dari 1 jelas sangat berbeda terutama biaya sekolahnya...bahkan 2 orang anak saja pun biayanya sudah dua kali lipat....
Banyak orang yang mengatakan saya terlalu pemikir, katanya "kok mikir sampai sejauh itu sih? tokh tiap anak ada rejekinya masing2", tp saya tidak sependapat dgn mereka, memang memiliki anak2 itu saja sudah merupakan rejeki tersendiri bagi kita orang tuanya, tp tetap tugas membesarkan, merawat, membiayai semua kebutuhannya adalah tanggung jawab orang tunya, jd orang tua tdk bisa hanya bergantung pada rejeki yg katanya 'dibawa oleh anak itu'....Orang tuanya harus bisa memastikan bahwa semua kebutuhan anaknya terpenuhi dengan baik, apapun itu caranya....(termasuk kasih sayang & perhatian yang cukup tentunya).
Faktor lain yang membuat saya semakin pesimis dengan dunia ini adalah kondisi dunia kita sekrg semakin hari semakin buruk, kerusakan alam (lapisan Ozon yang semakin menipis dll), penyakit yg mematikan, perang yang tidak ada habisnya, manusia yang semakin edan, bencana alam yang semakin mengerikan (tdk heran kata 'kiamat' semakin sering terdengar belakangan ini bukan? Nah sekarang ini saja sudah begini kondisinya, bagaimana dengan beberapa puluh tahun kedepan? dimana anak2 kita sudah tumbuh dewasa? Sedangkan kita mgkn sdh tiada, tdk perlu lg bergulat dgn kerasnya kehidupan, tp mereka? rasanya saya tdk tega membayangkan masa depan mereka.....
Teman2 seDharma terlalu pesimiskah pandangan saya ini? ataukah ada yg sependapat dengan saya? Saya bersyukur mempunyai pasangan hidup yang mempunyai visi & misi yang sama, dengan kata lain suami saya pun sependapat dengan saya bahwa kami tidak akan menambah anak lg, kami akan fokus pada Alden saja, smoga kami akan dapat merawat & membimbing Alden menjadi manusia yang tangguh di dalam menjalani kehidupan yang penuh dukkha ini....
Terima kasih sudah membaca, bagaimana pendapat teman2? (terutama yang sudah berkeluarga?  ;)

Namo Buddhaya,
Suli
🙏

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: anak
« Reply #1 on: 03 November 2012, 10:37:19 AM »
Ga ad yg salah dari pendapat cc ,mnrtku sdkt anak lbh bgs drpd byk anak, krn lbh sdkt belenggu, lebih terawat, lebih byk perhatian. Lgpula mnrt statistik angka kelahiran lbh tgg dr kematian, jd penduduk pasti makin lama makin byk yg pst berpengaruh dgn ketersediaan sumber daya alam. Asal ga terlalu dimanja n perhatian berlebihan cc krn hny ad 1 anak.  Hanya jrg ad org yg pny pikiran spt cc.... bykan pst mrs 1 anak terlalu dikit, jd saya mrs cc sgt  :jempol:


Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: anak
« Reply #2 on: 03 November 2012, 11:05:16 AM »
gak masalah kok punya satu anak saja, jika itu memang pilihan kita.

dan memang jika dari segi ekonomi, jika tidak 'memungkinkan'/mampu maka jangan punya banyak anak.
dan jangan terpengaruh dengan kata2 tiap anak ada rezekinya masing2, memang benar tiap anak (kita juga) membawa 'rezeki' (mungkin saya lebih nyaman menggunakan kata karma) masing2. namun harus dilihat, kondisi yang menentukan terhadap 'rezeki' itu.

nah anak anda cowok, ini sudah meminimalisir 1 tekanan.

perlu sis ketahui, anak saya juga hanya 1, cewek.
dan saya hidup di lingkungan dimana anak cowok dianggap penting oleh keluarga, membawa garis keturunan katanya. saya merasa kalau 1 anak saja sudah cukup, namun secara tersirat, keluarga dan handai tauladan selalu mendorong saya untuk punya anak 1 lagi, dan mudah2an cowok, kata mereka. dan ini sering sekali mereka utarakan jika ada kesempatan. pusing juga nih..

saya tidak setuju dengan pandangan harus punya anak cowok, baru bisa dikatakan anak berbakti kepada leluhur, karena telah menyambung garis keturunan keluarga. namun walau tidak setuju, saya susah untuk mengabaikan ini dan merasa dilema.

duh rahula... rahula...,
sudah tau 'belenggu' kok malah di perbanyak..

ckckckck...

Offline neutral

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.510
  • Reputasi: 89
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: anak
« Reply #3 on: 03 November 2012, 11:17:38 AM »
It's ok..mau punya satu anak atau banyak anak..pilihan qta sdr.

orang lain bs berpendapat begini begitu, ya yg jalanin kan qta sdr. melahirkan, merawat, membesarkan..emang org lain yg tanggung jawab? haha.

yg penting bertanggung jawab aja ama anak, bs memberikan yg terbaik bwt mereka dan mengarahkan mereka menjadi pribadi yg lebih baik.

btw, klo cece merasa pesimis dan merasa hidup itu dukkha dsb, hrsnya ga memilih utk memiliki anak? sorry ya no offend.
Be it one day or a hundred day..Say good bye..it's hearbeat..no one ever prepared

Offline suli

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 715
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha
Re: anak
« Reply #4 on: 03 November 2012, 11:50:58 AM »
 [at]  M14ka : iya benar saya akui sejak mengambil keputusan hanya memiliki 1 anak saja, terkadang antara 'memanjakan' dengan 'memberi perhatian' kepada si Alden jd agak sulit membedakannya hehehe, setidaknya begitulah komentar suami saya....hmmh...sulit ya menjadi orang tua itu....mgkn kebijaksanaan saya yang masih kurang....hehehe....thanks for the thumbs Sis ;)

 [at]  Rico Tsiau : saya mengerti maksud anda, saya jg tinggal di kota yang mayoritas warga keturunan Tionghoanya masih berpikiran kolot, banyak teman2 & tetangga di komplek perumahan saya yang berlomba2 menambah anak apabila mereka baru mempunyai anak cewek (apalagi tahun Naga ini), mereka masih sangat percaya anak cowok lebih baik daripada anak cewek & merupakan kebanggaan keluarga apabila dapat memiliki banyak anak laki2 (penerus marga katanya), padahal menurut pendapat saya anak cewek maupun anak cowok sama berharganya & sama membanggakannya karena merupakan darah daging kita sendiri. Yang terpenting bagaimana mendidik & membimbingnya saja karena memang itu kewajiban kita sejak mereka hadir didalam perut. Kebetulan saya dikaruniai anak cowok & saya bersyukur untuk itu. Orang tua maupun mertua saya jg terkadang menanyakan kenapa saya tidak mau memberi adik untuk Alden, tp syukurlah mereka mau menghormati keputusan kami ini.

 [at] neutral : iya benar semua pilihan ada ditangan kita, tp kadang dikarenakan keterbatasan kebijaksanaan menjadikan saya sering ragu dgn keputusan sendiri apalagi mempertimbangkan permintaan orang tua atau pihak mertua tp yah sudahlah hidup memang penuh resiko ya apapun pilihan kita. Jujur saya tidak menyangka mendapatkan Alden, karena sebelumnya kami memang tidak berencana memiliki anak (setidaknya saat itu masih belum berencana), tp ternyata kami telah diberikan rejeki yang indah ini pada saat kami sedang sibuk2nya mengurus kepindahan ke Batam ini :)
 
🙏

Offline neutral

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.510
  • Reputasi: 89
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: anak
« Reply #5 on: 03 November 2012, 12:01:02 PM »
[at] neutral : iya benar semua pilihan ada ditangan kita, tp kadang dikarenakan keterbatasan kebijaksanaan menjadikan saya sering ragu dgn keputusan sendiri apalagi mempertimbangkan permintaan orang tua atau pihak mertua tp yah sudahlah hidup memang penuh resiko ya apapun pilihan kita. Jujur saya tidak menyangka mendapatkan Alden, karena sebelumnya kami memang tidak berencana memiliki anak (setidaknya saat itu masih belum berencana), tp ternyata kami telah diberikan rejeki yang indah ini pada saat kami sedang sibuk2nya mengurus kepindahan ke Batam ini :)

ya, idup penuh resiko, setiap pilihan yg qta ambil pun ada resikonya..jalanin aja dgn terbaik dan bertanggung jawab.

maaf jg klo kurang bijaksana krn belom pernah jadi ortu, tp begitulah kata org yg uda jd ortu, anak adalah berkah yg sgt indah, apalg dtg saat tak terduga..saya percaya cece dan suaminya bs jd ortu terbaik bwt alden.

sis di batam skrg? hoho.. brarti uda 5 taonan lah ya di sini, alden aja uda 5 thn. enjoy staying here :)
Be it one day or a hundred day..Say good bye..it's hearbeat..no one ever prepared

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: anak
« Reply #6 on: 03 November 2012, 12:07:13 PM »
anak satu-satunya harus menjadi benar2 tangguh nantinya. :)
semoga kalau sudah dewasa nanti dia juga berpikir untuk memberikan semua yang terbaik buat orang tuanya karna sewaktu kecil telah diperlakukan demikian, karna g ada anak yang lain artinya dialah satu2nya yang harus merawat cc dan koko nanti kalo udah tua. :)
tapi apakah Alden g kesepian cc? ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline DeNova

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.067
  • Reputasi: 106
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: anak
« Reply #7 on: 03 November 2012, 12:12:47 PM »
anak satu-satunya harus menjadi benar2 tangguh nantinya. :)
semoga kalau sudah dewasa nanti dia juga berpikir untuk memberikan semua yang terbaik buat orang tuanya karna sewaktu kecil telah diperlakukan demikian, karna g ada anak yang lain artinya dialah satu2nya yang harus merawat cc dan koko nanti kalo udah tua. :)
tapi apakah Alden g kesepian cc? ;D

Paling gag 2 lah cie, kasihan ntar kalau dah dewasa kesepian, gag ada temen main, temen curhat di rumah, teman2 saya yang anak tunggal selalu malas kalau di rumah gag betah, karena katanya di rumah sepi, papa mamanya kerja, cuma ada pembantu, kesepian jadinya lebih banyak keluarnya sama temen2 hang out, kalau 2 org mau sama2 cowo pa cow cew pokoknya bisa diajak main ma anaknya cie2 ntar kalau rada gedhean kerasa koq bedanya punya sodara atau enggak walau pertamanya repotnya double.... Saya sudah merasakan manfaatnya punya sodara walau jarak umur kami hampir 10 taon... ;D ;D

Offline suli

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 715
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha
Re: anak
« Reply #8 on: 03 November 2012, 12:17:53 PM »
Sis Hemayanti,
nah itu dia....yang bikin saya kadang jadi ragu....hehehe....apakah keputusan saya ini tepat? apakah Alden ga kan kesepian sebagai anak tunggal? tp banyak anak katanya banyak berantem?? :D tp yah sekali lagi hidup penuh resiko apapun pilihannya, teman orang tua saya ada yang mempunyai banyak anak (5 orang) & semuanya sukses (beberapa tinggal di luar kota & luar negeri), tapi keseharian ortunya tetap aja kesepian karena dirumah cuma tinggal 2 orang tua itu saja, anaknya yang sudah berkeluarga pun memilih tinggal terpisah. Hanya saat Imlek aja agak ramai karena anak2nya pulang, tp lepas dari itu mereka sering mengeluh kesepian...
🙏

Offline neutral

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.510
  • Reputasi: 89
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: anak
« Reply #9 on: 03 November 2012, 12:25:17 PM »
Sis Hemayanti,
nah itu dia....yang bikin saya kadang jadi ragu....hehehe....apakah keputusan saya ini tepat? apakah Alden ga kan kesepian sebagai anak tunggal? tp banyak anak katanya banyak berantem?? :D tp yah sekali lagi hidup penuh resiko apapun pilihannya, teman orang tua saya ada yang mempunyai banyak anak (5 orang) & semuanya sukses (beberapa tinggal di luar kota & luar negeri), tapi keseharian ortunya tetap aja kesepian karena dirumah cuma tinggal 2 orang tua itu saja, anaknya yang sudah berkeluarga pun memilih tinggal terpisah. Hanya saat Imlek aja agak ramai karena anak2nya pulang, tp lepas dari itu mereka sering mengeluh kesepian...

coba tanyakan ke alden, kesepian ga..haha.

ohhh klo org dl emang banyak anak, paman saya sama kondisinya, anaknya 7, di luar negeri semua..tgl ortu di kampung, tp syukur anak2nya dan cucu2nya bs pulang bergantian..ga smua di imlek aja.
tp ktnya jg dl klo punya anak gampang rawatnya, haha.. liatlah zaman kakek nenek qta gimana.
and tau kan anak2 skrg kayak apa..bandel2 dan pinter2, haha.

tp apa org skrg masi ada yg punya 7 anak? dgn tuntutan hidup spt skrg?
Be it one day or a hundred day..Say good bye..it's hearbeat..no one ever prepared

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: anak
« Reply #10 on: 03 November 2012, 12:42:31 PM »
Sis Hemayanti,
nah itu dia....yang bikin saya kadang jadi ragu....hehehe....apakah keputusan saya ini tepat? apakah Alden ga kan kesepian sebagai anak tunggal? tp banyak anak katanya banyak berantem?? :D tp yah sekali lagi hidup penuh resiko apapun pilihannya, teman orang tua saya ada yang mempunyai banyak anak (5 orang) & semuanya sukses (beberapa tinggal di luar kota & luar negeri), tapi keseharian ortunya tetap aja kesepian karena dirumah cuma tinggal 2 orang tua itu saja, anaknya yang sudah berkeluarga pun memilih tinggal terpisah. Hanya saat Imlek aja agak ramai karena anak2nya pulang, tp lepas dari itu mereka sering mengeluh kesepian...
banyak itu berapa cc? ;D
bagaimana kalau 2 aja. hehehe...
biar ada cadangan. ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: anak
« Reply #11 on: 03 November 2012, 12:56:27 PM »
Gw coba memberikan pendapat, tapi khusus ini maaf kalau bahasanya terlalu to the point.

Kalau anak cuma satu ada kemungkinan :
(+)
1. Gampang diurus
2. Lebih hemat biaya, apalagi biaya sekolah anak.
3. Lebih mudah mendidiknya kalau tahu caranya.

(-)
1.  Jadi manja karena ortu dan kakek neneknya akan fokus cuma ke dia.
2.  Kalau anak meninggal karena sesuatu hal, orang tua tidak punya
     anak yang lain sama sekali.
3.  Kalau anak kawin dan ikut pasangannya yang di luar kota, orang tua
     akan kesepian hidup sendiri di masa tua, jauh dari anak.
4.  Kalau ortu meninggal, anak lebih repot karena menghadapinya sendirian.

Kalau punya anak banyak, ada kemungkinan :
(-)
1.  Lebih susah diurus karena lebih banyak
2.  Perlu banyak biaya apalagi sekolahnya

(+)

1.  Anak belajar bersosialisasi karena punya saudara banyak di rumah
2.  Kalau ada yang meninggal, ortu masih punya anak yang lain
3.  Kalau anak di luar kota, ortu masih ada anak yang lain
4.  Kalau ortu meninggal, anak lebih siap karena banyak saudara yg ikut urus.

 _/\_    Kesimpulan :  Sabbe sankhara dukka.
« Last Edit: 03 November 2012, 01:02:25 PM by sanjiva »
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: anak
« Reply #12 on: 03 November 2012, 01:15:25 PM »
^
:jempol:
yang celaka kalau punya anak banyak tapi semua durhaka.
« Last Edit: 03 November 2012, 01:18:52 PM by hemayanti »
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline suli

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 715
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha
Re: anak
« Reply #13 on: 03 November 2012, 01:54:34 PM »
 [at]  all : thanks a lot untuk semua pendapatnya.....semua benar & menyentuh semua sisi.....Seandainya Alden sudah dewasa sekrg mgkn dia baru akan bs menjawab apakah dia kesepian atau tidak hehehe......tp saat ini ya sudahlah saya serahkan kepada keadaan & karma saja, smoga saya tidak membuat keputusan yang salah.....
terima kasih atas semua opininya, BBU  ;D
 _/\_
🙏

Offline Chen Hui Ling

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.654
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: anak
« Reply #14 on: 03 November 2012, 02:42:13 PM »
Paling gag 2 lah cie, kasihan ntar kalau dah dewasa kesepian, gag ada temen main, temen curhat di rumah, teman2 saya yang anak tunggal selalu malas kalau di rumah gag betah, karena katanya di rumah sepi, papa mamanya kerja, cuma ada pembantu, kesepian jadinya lebih banyak keluarnya sama temen2 hang out, kalau 2 org mau sama2 cowo pa cow cew pokoknya bisa diajak main ma anaknya cie2 ntar kalau rada gedhean kerasa koq bedanya punya sodara atau enggak walau pertamanya repotnya double.... Saya sudah merasakan manfaatnya punya sodara walau jarak umur kami hampir 10 taon... ;D ;D
aku anak tunggal loh dan ga gitu.. aku lebih sering hang out sama mama kok :P
kalo saya sih yah, kalo diijinkan keadaan saya memilih punya anak lebih dari satu.
Bukan karena untuk alasan nanti anaknya kesepian, tapi lebih supaya jika besar kelak mereka ada saudara kandung sendiri yang saling menolong.
Sedekat-dekatnya sepupu ga ada yang bisa ngegantiin sayangnya saudara kandung sendiri ;D :P
Don't trust too much, Don't hope too much, Don't love too much, because that too much can hurt you so much

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: anak
« Reply #15 on: 03 November 2012, 02:48:22 PM »
bagi orang tua, anak bisa jadi sumber kebahagiaan dan juga sumber penderitaan (salah satunya: sumber kekhawatiran)

Offline suli

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 715
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha
Re: anak
« Reply #16 on: 04 November 2012, 08:33:42 AM »
bagi orang tua, anak bisa jadi sumber kebahagiaan dan juga sumber penderitaan (salah satunya: sumber kekhawatiran)

Setuju bgt.....apalagi dj jaman sekarang ini & terlebih lagi jaman di masa yg akan datang di saat mereka dewasa nanti......sudah seperti apa ya peradaban manusia nanti? semakin banyak anak, semakin banyak kekhawatiran, maka semakin banyak pula kemelekatan  :( sedangkan kebahagiaan hanya sekejab mata....
Thanks atas comment-nya...salam kenal  :)
🙏

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: anak
« Reply #17 on: 05 November 2012, 07:31:08 AM »
Setuju bgt.....apalagi dj jaman sekarang ini & terlebih lagi jaman di masa yg akan datang di saat mereka dewasa nanti......sudah seperti apa ya peradaban manusia nanti? semakin banyak anak, semakin banyak kekhawatiran, maka semakin banyak pula kemelekatan  :( sedangkan kebahagiaan hanya sekejab mata....
Thanks atas comment-nya...salam kenal  :)

salam kenal juga Suli

kalau memikirkan keadaan saat ini spt yg anda kemukakan di muka memang mengkhawatirkan
terlebih lagi bila dikaitkan dgn generasi mendatang (anak & cucu kita), di mana terbayang keadaan akan semakin parah

sebenarnya keadaan yg terjadi di masyarakat dan alam tidak lepas dari ulah manusia, dalam hal ini secara kolektif/bersama-sama
kalau keadaan bersifat negatif berarti individu2 di masyarakat itulah yg telah memberikan kontribusi2 negatif, begitu pula sebaliknya

IMHO kalau kita dapat memberikan kontribusi yg positif dan dapat menularkannya ke orang lain,
maka tidak ada yg perlu dikhawatirkan lagi, anak2 kita akan menjalani masa depan yg lebih baik
atau setidaknya keadaan mendatang tidak lebih parah dari saat ini

just info: hampir 5 tahun saya telah mengumpulkan sampah rumah tangga saya untuk didaur ulang

Offline suli

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 715
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha
Re: anak
« Reply #18 on: 05 November 2012, 08:19:15 AM »
salam kenal juga Suli

kalau memikirkan keadaan saat ini spt yg anda kemukakan di muka memang mengkhawatirkan
terlebih lagi bila dikaitkan dgn generasi mendatang (anak & cucu kita), di mana terbayang keadaan akan semakin parah

sebenarnya keadaan yg terjadi di masyarakat dan alam tidak lepas dari ulah manusia, dalam hal ini secara kolektif/bersama-sama
kalau keadaan bersifat negatif berarti individu2 di masyarakat itulah yg telah memberikan kontribusi2 negatif, begitu pula sebaliknya

IMHO kalau kita dapat memberikan kontribusi yg positif dan dapat menularkannya ke orang lain,
maka tidak ada yg perlu dikhawatirkan lagi, anak2 kita akan menjalani masa depan yg lebih baik
atau setidaknya keadaan mendatang tidak lebih parah dari saat ini

just info: hampir 5 tahun saya telah mengumpulkan sampah rumah tangga saya untuk didaur ulang

Wah....inspiratif bgt nih  :) bisa tolong beri contoh bagaimana cara mendaur sampah rmh tangga? siapa tau saya bisa ikutan hehehe..... ;D
anyway, the world so big, apa mgkn kita bs mengubah dunia? kita disini mencoba melakukan perbaikan sedangkan di sisi dunia yg lain, dimana kekuasaan & uang sedang berkuasa menghancurkan dunia dgn nuklirnya.... :'(
🙏

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: anak
« Reply #19 on: 05 November 2012, 08:49:14 AM »
Wah....inspiratif bgt nih  :) bisa tolong beri contoh bagaimana cara mendaur sampah rmh tangga? siapa tau saya bisa ikutan hehehe..... ;D
sampah dpt dikategorikan menjadi 2: sampah kering (anorganik: kemasan produk industri) dan sampah basah (organik: sayur, daging, dll)
untuk sampah basah, alam tidak kesulitan mendaur ulangnya, namun kalau kita mau memanfaatkannya juga bisa, misal: untuk pupuk tanaman
untuk sampah kering, alam agak kesulitan mendaur ulangnya, terlebih lagi kemasan plastik, dan faktanya mayoritas kemasan produk adalah plastik

saya cuma mengumpulkan sampah kering, dan dikelompokkan menjadi 3: plastik, kertas, dan logam
dan saya membersihkannya terlebih dahulu bila dikira perlu untuk dibersihkan, misal: tidak disemuti, tidak menimbulkan bau tak sedap, dll
untuk membersihkannya pun saya sering menggunakan air sisa cuci baju (tentunya bagian yg tidak bau) dan terkadang air bersih
intinya sebisa mungkin tidak menghamburkan air bersih, dimana ketersediaannya juga mengalami kekurangan
kalau dikira sampah yg dikumpulkan sudah mencukupi, saya kirim ke depo daur ulang Tzu Chi (kebetulan saya kirim ke sana)
untuk mengirimnya pun saya usahakan sekalian jalan, jadi tidak semata-mata khusus mengirim sampah tsb
karena pembakaran bahan bakar kendaraan juga menyumbang kerusakan lingkungan

awalnya cuma iseng/ngak muluk2, tapi tak terasa sudah berjalan 5 tahun

anyway, the world so big, apa mgkn kita bs mengubah dunia? kita disini mencoba melakukan perbaikan sedangkan di sisi dunia yg lain, dimana kekuasaan & uang sedang berkuasa menghancurkan dunia dgn nuklirnya.... :'(
mungkin tidak sampai mengubah dunia, tapi setidaknya dapat menghambat kerusakan dunia
dan setidaknya itulah warisan kita (yg dapat kita usahakan) untuk anak & cucu kita

di luar yg dapat kita usahakan, cemas & khawatir pun tak ada gunanya

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: anak
« Reply #20 on: 05 November 2012, 09:14:28 AM »
saya cuma mengumpulkan sampah kering, dan dikelompokkan menjadi 3: plastik, kertas, dan logam
dan saya membersihkannya terlebih dahulu bila dikira perlu untuk dibersihkan, misal: tidak disemuti, tidak menimbulkan bau tak sedap, dll
untuk membersihkannya pun saya sering menggunakan air sisa cuci baju (tentunya bagian yg tidak bau) dan terkadang air bersih
intinya sebisa mungkin tidak menghamburkan air bersih, dimana ketersediaannya juga mengalami kekurangan
kalau dikira sampah yg dikumpulkan sudah mencukupi, saya kirim ke depo daur ulang Tzu Chi (kebetulan saya kirim ke sana)
untuk mengirimnya pun saya usahakan sekalian jalan, jadi tidak semata-mata khusus mengirim sampah tsb
karena pembakaran bahan bakar kendaraan juga menyumbang kerusakan lingkungan

awalnya cuma iseng/ngak muluk2, tapi tak terasa sudah berjalan 5 tahun
mungkin tidak sampai mengubah dunia, tapi setidaknya dapat menghambat kerusakan dunia
dan setidaknya itulah warisan kita (yg dapat kita usahakan) untuk anak & cucu kita

di luar yg dapat kita usahakan, cemas & khawatir pun tak ada gunanya

Top!  Anda mendapatkan +1 GRP karena sikap hidup ramah lingkungan ini.  :)
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: anak
« Reply #21 on: 05 November 2012, 09:23:16 AM »
Top!  Anda mendapatkan +1 GRP karena sikap hidup ramah lingkungan ini.  :)

belum top-lah, sekedar melakukan apa yg dpt dilakukan  :)

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: anak
« Reply #22 on: 05 November 2012, 10:35:08 AM »
belum top-lah, sekedar melakukan apa yg dpt dilakukan  :)
termasuk top koq.. banyak yang tahu.. tapi gak pernah bertindak.. include me ;D
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline DeNova

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.067
  • Reputasi: 106
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: anak
« Reply #23 on: 05 November 2012, 10:40:24 AM »
sampah dpt dikategorikan menjadi 2: sampah kering (anorganik: kemasan produk industri) dan sampah basah (organik: sayur, daging, dll)
untuk sampah basah, alam tidak kesulitan mendaur ulangnya, namun kalau kita mau memanfaatkannya juga bisa, misal: untuk pupuk tanaman
untuk sampah kering, alam agak kesulitan mendaur ulangnya, terlebih lagi kemasan plastik, dan faktanya mayoritas kemasan produk adalah plastik

saya cuma mengumpulkan sampah kering, dan dikelompokkan menjadi 3: plastik, kertas, dan logam
dan saya membersihkannya terlebih dahulu bila dikira perlu untuk dibersihkan, misal: tidak disemuti, tidak menimbulkan bau tak sedap, dll
untuk membersihkannya pun saya sering menggunakan air sisa cuci baju (tentunya bagian yg tidak bau) dan terkadang air bersih
intinya sebisa mungkin tidak menghamburkan air bersih, dimana ketersediaannya juga mengalami kekurangan
kalau dikira sampah yg dikumpulkan sudah mencukupi, saya kirim ke depo daur ulang Tzu Chi (kebetulan saya kirim ke sana)
untuk mengirimnya pun saya usahakan sekalian jalan, jadi tidak semata-mata khusus mengirim sampah tsb
karena pembakaran bahan bakar kendaraan juga menyumbang kerusakan lingkungan

awalnya cuma iseng/ngak muluk2, tapi tak terasa sudah berjalan 5 tahun
mungkin tidak sampai mengubah dunia, tapi setidaknya dapat menghambat kerusakan dunia
dan setidaknya itulah warisan kita (yg dapat kita usahakan) untuk anak & cucu kita

di luar yg dapat kita usahakan, cemas & khawatir pun tak ada gunanya

Salut ma bro siswahardy buat sikap go greennya, anda sungguh2 menganut sistem ANTO hehehe...
Kalau saya sih lebih hemat di kertas, artinya kalau mau catat sesuatu pake buku bekas pakai, jadi gag perlu beli buku sejak smp ad kuliah hemat uang and mengurangi penebangan pohon...

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: anak
« Reply #24 on: 05 November 2012, 10:44:50 AM »
Kalau saya sih lebih hemat di kertas, artinya kalau mau catat sesuatu pake buku bekas pakai, jadi gag perlu beli buku sejak smp ad kuliah hemat uang and mengurangi penebangan pohon...

ini juga termasuk baik, kecil2an dulu aje...  :)

Offline suli

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 715
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha
Re: anak
« Reply #25 on: 05 November 2012, 02:05:20 PM »
sampah dpt dikategorikan menjadi 2: sampah kering (anorganik: kemasan produk industri) dan sampah basah (organik: sayur, daging, dll)
untuk sampah basah, alam tidak kesulitan mendaur ulangnya, namun kalau kita mau memanfaatkannya juga bisa, misal: untuk pupuk tanaman
untuk sampah kering, alam agak kesulitan mendaur ulangnya, terlebih lagi kemasan plastik, dan faktanya mayoritas kemasan produk adalah plastik

saya cuma mengumpulkan sampah kering, dan dikelompokkan menjadi 3: plastik, kertas, dan logam
dan saya membersihkannya terlebih dahulu bila dikira perlu untuk dibersihkan, misal: tidak disemuti, tidak menimbulkan bau tak sedap, dll
untuk membersihkannya pun saya sering menggunakan air sisa cuci baju (tentunya bagian yg tidak bau) dan terkadang air bersih
intinya sebisa mungkin tidak menghamburkan air bersih, dimana ketersediaannya juga mengalami kekurangan
kalau dikira sampah yg dikumpulkan sudah mencukupi, saya kirim ke depo daur ulang Tzu Chi (kebetulan saya kirim ke sana)
untuk mengirimnya pun saya usahakan sekalian jalan, jadi tidak semata-mata khusus mengirim sampah tsb
karena pembakaran bahan bakar kendaraan juga menyumbang kerusakan lingkungan

awalnya cuma iseng/ngak muluk2, tapi tak terasa sudah berjalan 5 tahun
mungkin tidak sampai mengubah dunia, tapi setidaknya dapat menghambat kerusakan dunia
dan setidaknya itulah warisan kita (yg dapat kita usahakan) untuk anak & cucu kita

di luar yg dapat kita usahakan, cemas & khawatir pun tak ada gunanya

Ohhh...gitu tokh caranya....hmmm kayaknya bisa saya coba tuh kebetulan di Batam jg ada yayasan Buddha Tzu Chi (nanti saya kontek bag.daur ulangnya),  seperti kaleng susu, dus2 bekas, mainan bekas bisa diterima smua kan Bro? Wah seneng bgt dapat ilmu baru nih, thanks ya Bro  ;D
Selama ini kalo ada barang bekas seperti itu sih biasanya saya kasihkan kepada tukang sampah/pemulung aja (spy bs dijual olehnya). Kalo sampah sehari2 saya mgkn kebanyakan organik (maklum ibu rt) & saya bersyukur bgt Alden sudah tdk perlu memakai diapers lg sejak usia 2,5 thn, jd mengurangi sampah sehari2 dirmh yg ada balitanya hehehe.... :)
Thanks for the advice  _/\_
🙏

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: anak
« Reply #26 on: 05 November 2012, 02:28:38 PM »
Ohhh...gitu tokh caranya....hmmm kayaknya bisa saya coba tuh kebetulan di Batam jg ada yayasan Buddha Tzu Chi (nanti saya kontek bag.daur ulangnya),  seperti kaleng susu, dus2 bekas, mainan bekas bisa diterima smua kan Bro? Wah seneng bgt dapat ilmu baru nih, thanks ya Bro  ;D
Selama ini kalo ada barang bekas seperti itu sih biasanya saya kasihkan kepada tukang sampah/pemulung aja (spy bs dijual olehnya). Kalo sampah sehari2 saya mgkn kebanyakan organik (maklum ibu rt) & saya bersyukur bgt Alden sudah tdk perlu memakai diapers lg sejak usia 2,5 thn, jd mengurangi sampah sehari2 dirmh yg ada balitanya hehehe.... :)
Thanks for the advice  _/\_

kasih ke pemulung juga boleh, cuma masalahnya mereka memilih-milih yg ada harganya saja yg dijual/didaur-ulang

untuk melestarikan alam sebenarnya bukan cuma daur ulang saja, kalau mau jelas bisa ke www.tzuchi.or.id

Offline suli

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 715
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha
Re: anak
« Reply #27 on: 05 November 2012, 02:39:47 PM »
kasih ke pemulung juga boleh, cuma masalahnya mereka memilih-milih yg ada harganya saja yg dijual/didaur-ulang

untuk melestarikan alam sebenarnya bukan cuma daur ulang saja, kalau mau jelas bisa ke www.tzuchi.or.id

Ok siip  ;)
🙏

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: anak
« Reply #28 on: 05 November 2012, 02:42:48 PM »
ikut nimbrung yah.

keadaan sis mirip dg saya.

saya cuma punya 1 anak (laki-laki). sampai saat ini ga punya rencana utk menambah anak lagi. 1 sudah cukup. dgn pemikiran yg rasional, saya tidak punya dorongan utk meneruskan keturunan, apalagi cuma marga, bagi saya nonsense... bahkan anak saya tidak saya beri nama china, dan tidak meneruskan marga leluhur (i don't really care), tentu saja istri ga keberatan, kan yg ribut urusan marga itu pihak laki2.

to the point aja, pasti ada persiapan utk masa depan jg. worst case, kalau anak meninggal, keturunan putus. untungnya saya ga punya dorongan biologis utk mempertahankan keturunan. tentu saja saya sayang dgn anak yg sekarang. jadi kalau anak saya skrg meninggal lebih dulu drpd saya, pasti saya akan menderita (dukkha) dan punya anak cadangan besar kemungkinan tidak menghibur saya.

nah kalau semua berjalan sesuai rencana, masalah utama tinggal financial. saya rasa ini yg utama kenapa orang byk anak... anak 1 orang sangat berat untuk menopang kebutuhan ortunya nanti. jadi, saya pun harus punya dana pensiun sendiri nanti. tidak membebankan pada anak. kemudian anak tunggal nanti krn sendirian pasti lebih kesulitan utk sharing. utk masalah finansial mudah2an ortu bisa bantu, tapi kalau utk masalah hidup, semoga anak saya nanti cepat menikah :P
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline suli

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 715
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha
Re: anak
« Reply #29 on: 05 November 2012, 03:57:22 PM »
ikut nimbrung yah.

keadaan sis mirip dg saya.

saya cuma punya 1 anak (laki-laki). sampai saat ini ga punya rencana utk menambah anak lagi. 1 sudah cukup. dgn pemikiran yg rasional, saya tidak punya dorongan utk meneruskan keturunan, apalagi cuma marga, bagi saya nonsense... bahkan anak saya tidak saya beri nama china, dan tidak meneruskan marga leluhur (i don't really care), tentu saja istri ga keberatan, kan yg ribut urusan marga itu pihak laki2.

to the point aja, pasti ada persiapan utk masa depan jg. worst case, kalau anak meninggal, keturunan putus. untungnya saya ga punya dorongan biologis utk mempertahankan keturunan. tentu saja saya sayang dgn anak yg sekarang. jadi kalau anak saya skrg meninggal lebih dulu drpd saya, pasti saya akan menderita (dukkha) dan punya anak cadangan besar kemungkinan tidak menghibur saya.

nah kalau semua berjalan sesuai rencana, masalah utama tinggal financial. saya rasa ini yg utama kenapa orang byk anak... anak 1 orang sangat berat untuk menopang kebutuhan ortunya nanti. jadi, saya pun harus punya dana pensiun sendiri nanti. tidak membebankan pada anak. kemudian anak tunggal nanti krn sendirian pasti lebih kesulitan utk sharing. utk masalah finansial mudah2an ortu bisa bantu, tapi kalau utk masalah hidup, semoga anak saya nanti cepat menikah :P

thanks dah ikutan nimbrung ya...

Ya pemikiran Anda mirip dgn pemikiran saya maupun suami, kami pun tidak pernah memikirkan apa yang disebut penerus marga ataupun penerus keluarga, karena menurut saya kita orang keturunan ini, sebenarnya sejak kita terlahirkan di negeri selain Tiongkok, sudah tidak pure lg didalam silsilah marga karena kita
secara tidak langsung sudah 'terputus' dari leluhur di sana, apalagi kita yg sudah keturunan ke sekian ini.....(jaman sekrg orang mau mengaku bermarga apapun bisa, tidak ada sertifikat yg dapat membuktikannya kan?).
Memiliki anak tunggal berarti kita harus siap dgn segala kemungkinan, saya setuju dgn pendapat Anda yg namanya kehilangan anak bagaimanapun pasti akan sangat menyakitkan, berapapun jumlah anak kita, tdk ada yg bs menggantikan. Karena kematian itu mutlak bagi yang memiliki anak 1 ataupun anak banyak...
Mungkin kebanyakan orang beranggapan memiliki anak itu seperti berinvestasi, sehingga di masa tua anaklah yang harus 'membayar' kembali kepada orang tua dgn jalan merawat & menghidupi ortunya (bagi anak itu merupakan wujud bakti) tp kadang justru menjadi beban apabila ternyata anak tsb sendiri blm/tdk mapan. Untuk mengantisipasi saya setuju dgn Anda, kita sbg ortu hrs mempunyai tabungan masa tua & jgn bergantung seratus persen pd anak, karena bagaimanapun anak jg perlu biaya untuk kehidupannya sendiri (&keluarganya). Oleh karena itu sejak dini saya & suami sdh menerapkan pola hidup sederhana, berhemat & menabung (tp bkn berarti menyiksa diri lho hehehe) hanya saja kami berusaha senantiasa untuk menyadari tokh kemewahan hanya sekejap mata yg penting kan badan sehat & hati bahagia, it's more than enough  :)
🙏

 

anything