//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Vinaya Pitaka - Bhikkhu Vibhaṅga  (Read 10457 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 62
« Reply #240 on: 16 September 2022, 09:14:10 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
 
Sekhiya 62. Aturan Latihan tentang Sandal
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam membabarkan ajaran kepada orang-orang yang memakai sandal. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran kepada siapa pun yang memakai sandal yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran kepada siapa pun yang memakai sandal yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran kepada seseorang yang tidak sakit dan yang berdiri di atas sandal, yang sandalnya terikat, atau yang sandalnya terlepas, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kedua selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 63
« Reply #241 on: 16 September 2022, 09:15:01 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
 
Sekhiya 63. Aturan Latihan tentang Kendaraan
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam membabarkan ajaran kepada orang-orang yang berada di dalam kendaraan. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran kepada siapa pun yang berada di dalam kendaraan yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Definisi:

Kendaraan:

Gerobak, kereta, pedati, tandu, joli.

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran kepada siapa pun yang berada di dalam kendaraan yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran kepada seseorang yang berada di dalam kendaraan yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang ketiga selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 64
« Reply #242 on: 16 September 2022, 09:15:25 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
 
Sekhiya 64. Aturan Latihan tentang Berbaring
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam membabarkan ajaran kepada orang-orang yang sedang berbaring. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran kepada siapa pun yang sedang berbaring yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran kepada siapa pun yang sedang berbaring yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran kepada seseorang yang sedang berbaring yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang keempat selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 65
« Reply #243 on: 16 September 2022, 09:15:48 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
 
Sekhiya 65. Aturan Latihan tentang Memeluk Lutut
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam membabarkan ajaran kepada orang-orang yang duduk memeluk lutut. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran kepada siapa pun yang duduk memeluk lutut dan yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran kepada siapa pun yang duduk memeluk lutut dan yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran kepada seseorang yang memeluk lutut dengan tangan mereka atau dengan kain dan yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kelima selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 66
« Reply #244 on: 16 September 2022, 09:16:09 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
 
Sekhiya 66. Aturan Latihan tentang Hiasan Kepala
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam membabarkan ajaran kepada orang-orang yang memakai hiasan kepala. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran kepada siapa pun yang memakai hiasan kepala yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Definisi

Hiasan kepala:

Jika ujung rambut tidak terlihat maka itu adalah hiasan kepala.

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran kepada siapa pun yang memakai hiasan kepala yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran kepada seseorang yang memakai hiasan kepala yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia mengajarkan orang setelah menyuruhnya membuka ujung rambutnya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang keenam selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 67
« Reply #245 on: 16 September 2022, 09:16:36 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
 
Sekhiya 67. Aturan Latihan tentang Kepala Tertutup
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam membabarkan ajaran kepada orang-orang dengan kepala tertutup. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran kepada siapa pun dengan kepala tertutup yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Definisi

Dengan kepala tertutup:

Yang dimaksudkan adalah jubah atas yang juga menutupi kepala.

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran kepada siapa pun dengan kepala tertutup yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran kepada seseorang dengan kepala tertutup yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia mengajarkan orang setelah menyuruhnya membuka kepalanya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang ketujuh selesai


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 68
« Reply #246 on: 16 September 2022, 09:17:15 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
 
Sekhiya 68. Aturan Latihan tentang di atas Tanah
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sambil duduk di atas tanah membabarkan ajaran kepada orang-orang yang duduk di atas tempat duduk. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran sambil duduk di atas tanah kepada siapa pun yang duduk di atas tempat duduk yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran sambil duduk di atas tanah kepada siapa pun yang duduk di atas tempat duduk yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran sambil duduk di atas tanah kepada seseorang yang duduk di atas tempat duduk yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kedelapan selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 69
« Reply #247 on: 16 September 2022, 09:18:08 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
 
Sekhiya 69. Aturan Latihan tentang tempat duduk yang rendah
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sambil duduk di atas tempat duduk yang rendah membabarkan ajaran kepada orang-orang yang duduk di atas tempat duduk yang tinggi.

Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para bhikkhu dari kelompok enam duduk di atas tempat duduk yang rendah sambil membabarkan ajaran kepada orang-orang yang duduk di atas tempat duduk yang tinggi?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." Setelah menegur mereka ... Sang Buddha membabarkan ajaran dan berkata kepada para bhikkhu:

Jataka

"Pada suatu ketika di Bārāṇasī, para bhikkhu, ada seorang laki-laki berkasta rendah yang istrinya hamil. Si istri berkata kepadanya, "Aku hamil, aku mengidam mangga.'

'Tetapi tidak ada mangga. Ini bukan musimnya.'

'Jika aku tidak mendapatkan mangga, maka aku akan mati.'

Pada masa itu raja memiliki pohon mangga yang selalu berbuah. Laki-laki berkasta rendah itu mendatangi pohon mangga itu, memanjatnya, dan bersembunyi. Saat itu raja dan brahmana penasihat mendatangi pohon mangga yang sama. Di sana raja duduk di tempat duduk yang tinggi sambil mempelajari Veda. Laki-laki berkasta rendah itu berpikir, 'Betapa kelirunya raja ini, karena ia duduk di tempat duduk tinggi sambil mempelajari Veda. Dan brahmana itu juga keliru, karena ia duduk di tempat duduk rendah sambil mengajarkan Veda kepada seorang yang duduk di tempat duduk tinggi. Dan aku juga keliru, karena aku mencuri mangga dari raja karena seorang perempuan. Semua ini sungguh rendah!' dan ia terjatuh dari pohon itu.

Laki-laki berkasta rendah berkata:
'Tidak memahami apa yang baik,
Tidak melihat Kebenaran:
Ia bukanlah seorang yang mengajarkan Veda,
Juga ia bukanlah seorang yang belajar dengan tidak benar.'

Sang brahmana menjawab:
'Aku memakan nasi terbaik,
Dengan kari daging murni:
Oleh karena itu maka aku tidak mempraktikkan Ajaran,
Ajaran yang dipuji oleh Para Mulia.'

Laki-laki berkasta rendah berkata:
Memperoleh kekayaan adalah kutukan,
Dan memperoleh kemasyhuran juga, brahmana;
Hal-hal ini datang bersama dengan kelahiran kembali yang rendah,
Atau dengan perilaku keliru.
'Tinggalkanlah keduniawian, brahmana agung,
Makhkluk-makhluk lain akan memasak;
Jangan melawan Ajaran,
Karena engkau akan pecah bagaikan kendi.'

Bahkan pada waktu itu, para bhikkhu, aku tidak senang karena seseorang mengajarkan Veda sambil duduk di tempat duduk rendah kepada seseorang yang duduk di tempat duduk tinggi. Bagaimana mungkin sekarang bisa tidak tidak-menyenangkan? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran sambil duduk di atas tempat duduk rendah kepada siapa pun yang duduk di atas tempat duduk tinggi yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran sambil duduk di atas tempat duduk rendah kepada siapa pun yang duduk di atas tempat duduk tinggi yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran sambil duduk di atas tempat duduk rendah kepada seseorang yang duduk di atas tempat duduk tinggi yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kesembilan selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 70
« Reply #248 on: 16 September 2022, 09:19:51 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
 
Sekhiya 70. Aturan Latihan tentang Berdiri
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sedang berdiri sambil membabarkan ajaran kepada orang-orang yang sedang duduk. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran sambil berdiri kepada siapa pun yang duduk yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran sambil berdiri kepada siapa pun yang duduk yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran sambil berdiri kepada seseorang yang duduk yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kesepuluh selesai


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 71
« Reply #249 on: 16 September 2022, 09:20:13 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
 
Sekhiya 71. Aturan Latihan tentang Berjalan di Belakang
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sedang berjalan di belakang sambil membabarkan ajaran kepada orang-orang yang berjalan di depan. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran sambil berjalan di belakang kepada siapa pun yang berjalan di depan yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran sambil berjalan di belakang kepada siapa pun yang berjalan di depan yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran sambil berjalan di belakang kepada seseorang yang berjalan di depan yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kesebelas selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 72
« Reply #250 on: 16 September 2022, 09:21:58 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
 
Sekhiya 72. Aturan Latihan tentang Berjalan di Luar Jalur
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sedang berjalan di luar jalur sambil membabarkan ajaran kepada orang-orang yang berjalan di atas jalur. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran sambil berjalan di luar jalur kepada siapa pun yang berjalan di atas jalur yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran sambil berjalan di luar jalur kepada siapa pun yang berjalan di atas jalur yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran sambil berjalan di luar jalur kepada seseorang yang berjalan di atas jalur yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kedua belas selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 73
« Reply #251 on: 16 September 2022, 09:22:59 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
 
Sekhiya 73. Aturan Latihan tentang Buang Air Sambil Berdiri
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sedang buang air besar dan buang air kecil sambil berdiri. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan buang air besar atau buang air kecil sambil berdiri,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Jika seseorang tidak sakit, maka ia tidak boleh buang air besar atau buang air kecil sambil berdiri. Jika, karena tidak hormat, seorang bhikkhu yang tidak sakit buang air besar atau buang air kecil sambil berdiri, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang ketiga belas selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 74
« Reply #252 on: 16 September 2022, 09:37:40 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
 
Sekhiya 74. Aturan Latihan tentang Buang Air pada Tumbuhan Budidaya
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sedang buang air besar, buang air kecil, dan meludah pada tumbuhan budidaya. ...

Aturan akhir

"'Ketika tidak sakit, aku tidak akan buang air besar, buang air kecil, atau meludah pada tumbuhan budidaya,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Jika seseorang tidak sakit, maka ia tidak boleh buang air besar, buang air kecil, atau meludah pada tumbuhan budidaya. Jika, karena tidak hormat, seorang bhikkhu yang tidak sakit buang air besar, buang air kecil, atau meludah pada tumbuhan budidaya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia melakukannya di tempat di mana tidak terdapat tumbuhan budidaya, tetapi kemudian mengalir kepada tumbuhan budidaya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang keempat belas selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 75
« Reply #253 on: 16 September 2022, 09:38:07 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
 
Sekhiya 75. Aturan Latihan tentang Buang Air Besar di Air
 
Kisah Asal-mula

Sub-kisah pertama

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sedang buang air besar, buang air kecil, dan meludah di air. Orang-orang mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para monastik Sakya buang air besar, buang air kecil, dan meludah di air? Mereka persis seperti para perumah tangga yang menikmati kenikmatan duniawi!"

Para bhikkhu mendengar keluhan orang-orang itu, dan para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para bhikkhu dari kelompok enam melakukan hal ini?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan awal

"'Aku tidak akan buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air," ini adalah bagaimana kalian harus berlatih.'"

Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.

Sub-kisah kedua

Tidak lama kemudian, karena takut melakukan kesalahan, para bhikkhu yang sakit tidak buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air. Mereka memberitahu Sang Buddha. Segera setelah itu Sang Buddha membabarkan suatu ajaran dan berkata kepada para bhikkhu: "Para bhikkhu, Aku memperbolehkan seorang bhikkhu yang sakit untuk buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air.

Dan para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

"'Ketika tidak sakit, aku tidak akan buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air," ini adalah bagaimana kalian harus berlatih.'"

Jika seseorang tidak sakit, maka ia tidak boleh buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air. Jika, karena tidak hormat, seorang bhikkhu yang tidak sakit buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia melakukannya di tanah yang kering, tetapi kemudian mengalir ke air; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia kehilangan akal sehat; jika ia dikuasai kesakitan; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kelima belas selesai

SUB-BAB KETUJUH TENTANG SEPATU SELESAI

"Para Mulia, aturan-aturan yang harus dilatih telah dibacakan. Sehubungan dengan hal ini aku bertanya kepada kalian, "Apakah kalian murni dalam hal ini?' Untuk kedua kalinya aku bertanya, 'Apakah kalian murni dalam hal ini?' Untuk ketiga kalinya aku bertanya, 'Apakah kalian murni dalam hal ini?' Kalian murni dalam hal ini dan oleh karena itu kalian berdiam diri. Aku akan mengingatnya demikian."

Aturan-aturan yang harus dilatih selesai

BAB TENTANG LATIHAN SELESAI
« Last Edit: 17 September 2022, 09:30:58 AM by Indra »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Adhikaraṇasamatha 1-7
« Reply #254 on: 17 September 2022, 10:29:20 AM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya

Adhikaraṇasamatha 1-7

PENYELESAIAN PERSOALAN-PERSOALAN HUKUM

Para Mulia, tujuh prinsip penyelesaian persoalan-persoalan hukum ini akan dibacakan.

"Untuk menyelesaikan dan memutuskan persoalan-persoalan hukum kapan pun munculnya terdapat:
Resolusi tatap-muka diterapkan;
Resolusi melalui pengingatan diberikan;
Resolusi karena ketidak-warasan masa lalu diberikan;
Bertindak menurut apa yang telah diakui;
Keputusan mayoritas;
Hukuman lebih jauh;
Menutupi seolah-olah dengan rumput.
Para Mulia, ketujuh prinsip untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hukum ini telah dibacakan. Sehubungan dengan hal ini aku bertanya kepada kalian, 'Apakah kalian murni dalam hal ini?' Untuk kedua kalinya aku bertanya, 'Apakah kalian murni dalam hal ini?' Untuk ketiga kalinya aku bertanya, 'Apakah kalian murni dalam hal ini?' Kalian murni dalam hal ini dan oleh karena itu kalian berdiam diri. Aku akan mengingatnya demikian."

Ketujuh prinsip penyelesaian persoalan-persoalan hukum selesai.

"Para Mulia, pendahuluan telah dibacakan; empat aturan tentang pengusiran telah dibacakan; tiga belas aturan tentang penskorsan telah dibacakan; dua aturan yang tidak ditentukan telah dibacakan; tiga puluh aturan tentang pelepasan dan pengakuan telah dibacakan; sembilan puluh dua aturan tentang penebusan telah dibacakan; empat aturan tentang pengakuan telah dibacakan; aturan-aturan yang harus dilatih telah dibacakan; tujuh prinsip untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hukum telah dibacakan. Sebanyak ini telah diturunkan dan termasuk dalam Kode Monastik Sang Buddha dan untuk dibacakan setiap setengah bulan. Sehubungan dengan ini semua orang harus berlatih dalam kesatuan, dalam kerukunan, tanpa perselisihan."ATURAN-ATURAN PARA BHIKKHU DAN ANALISISNYA SELESAI