JM8 adalah Sang Jalan, bukan hasilnya, dg demikian merupakan 'latihan' yg tidak terlepas dari hal duniawi (lokiya). mengenai jenis kamma ke 4, mungkin masih cocok. tapi dikatakan melaksanakan JM8 adalah tanpa LDM, saya kurang setuju. bagi saya, usaha merealisasikan pencerahan pun didasari oleh LDM. namun walau didasari LDM, hal ini bukan masalah dan memang diperlukan. seperti ilustrasi Ajahn Chah, bahwa bila kita ingin membeli air kelapa, kita harus membeli bersama cangkangnya terlebih dahulu, tidak masalah selagi kita menyadarinya dan tidak melekati (cangkangnya).
Sepertinya melaksanakan JMB8 tidak disinggung dari sisi LDM/A-LDM, tetapi hanya dari sudut pandang kamma terang-gelap itu. Ini yang saya kurang bisa setuju. JMB8 dimulai dari pandangan benar. Lupakan dulu yang lain. Selama orang memang benar memiliki pandangan benar, maka apapun yang dia lakukan adalah dengan niat mengakhiri kamma (=jenis kamma 4). Ini cocok. Sebelum memiliki pandangan benar, apa pun yang dilakukan tetap berputar pada jenis kamma 1,2,&3.
Yang jadi masalah, kalau kita menguraikan masing-masing unsur, lalu kita mengatakan semua moralitas dalam JMB8 adalah kamma jenis ke 4. Ini bermasalah karena jenis kamma ke 4 itu bukan ditentukan oleh objek moralitas, tetapi justru dari subjek yang menjalankannya.
Seseorang bisa jadi tidak berkata bohong, tidak berkata kasar, tidak begossip, dsb. Tetapi itu pun belum tentu ucapan benar, kalau tidak dilandasi pandangan benar.
Kalau mengenai jalan dan hasil, JMB8 tentu bukan hasil akhir. Tetapi JMB8 merupakan hasil dan jalan yang terus berproses. Pandangan melandasi perbuatan & konsentrasi. Perbuatan & konsentrasi juga memperbaharui pandangan. Terus begitu sampai benar seseorang memiliki pandangan benar yang benar (minimal sotapatti-magga).
maksud saya komentar ini:
Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Melaksanakan JM8 masih dalam kategori melakukan "kebajikan".
sama saja ini dengan pengembangan kebajikan dan penghancuran ketidakbajikan,so apa yang didapatkan?kelahiran yang lebih bagus?
Apabila di dalam mengembangkan kebajikan, ketidakbajikan hancur sepenuhnya, hasilnya adalah kebebasan
Apabila di dalam mengembangkan kebajikan, ketidakbajikan belum hancur sepenuhnya, hasilnya adalah kelahiran yang lebih bagus dari sebelumnya
yang di bold,apakah pengembangan kebajikan bisa menghancurkan/melenyapkan ketidakbajikan dan membawa pada padamnya nafsu keinginan?
serakah vs berdana = nibbana?
serakah mengecil mengecil mengecil,dana kembang kembang kembang ,menurut Anda bisa membawa pada lenyapnya "keserahkahan" dan menimbulkan pembebasan?
Setahu saya JM8 adalah Sila, Samadhi, Panna. Dana tidak termasuk di dalamnya.
Tetapi Dana adalah latihan awal yang sangat membantu dan mendukung Sila, Samadhi, dan Panna.
Dana sebagaimana Sila, Samadhi, dan Panna sama2 bersifat melepas.
Sila, Samadhi, dan Panna membawa pada pelepasan.
Apabila melepaskan dengan sempurna hasilnya adalah Nibbana.