//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!  (Read 76904 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #225 on: 22 June 2010, 06:18:51 AM »
Perlu di cerna disini bahwa A-LDM hadir bukan berarti kemelekatan hilang. Kemelekatan itulah penyebab kelahiran kembali. LDM maupun A-LDM juga masih diliputi kemelekatan.
oleh karena itu tergantung definisi a-LDM itu sendiri.
jika a-LDM dikatakan sebagai absennya LDM, maka a-LDM itu sendiri sudah menandakan tidak adanya LDM,
jika statementnya seperti yg dikatakan bro fabian, yg mana a-LDM masih diliputi jg oleh kemelekatan, maka disini a-LDM yg dimaksud adalah akar kebaikan, yg mana terdeskripsi secara lengkap di abhidhamma yaitu: kemurah hatian (lawan dari keserakahan), cinta kasih (lawan dari kebencian) & berpengetahuan (lawan dari kebodohan batin).
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #226 on: 22 June 2010, 07:21:14 AM »
Quote
setahu saya 3 akar a-ldm yang menentukan kelahiran kembali. kalo yang berbakat jadi ariya biasanya punya 3 akar ini. setahu saya juga kalo udah ariya maka bukan ldm bukan a-ldm.

Wah maaf kemarin malam kurang teliti, saya hanya setuju yang dibold tebal, seorang Ariya 
masih memiliki LDM, kecuali telah mencapai tingkat kesucian Arahat.

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #227 on: 22 June 2010, 07:32:52 AM »
Teman-teman sekalian, sebelum meneruskan topik ini saya ingin bertanya: menurut teman-teman sekalian, apakah bernamaskara kepada bhikkhu atau Buddharupam adalah tindakan yang berlandaskan LDM atau A_LDM?

 _/\_
begini deh,
aku ada = LDM
aku tidak ada = a-LDM

atau

aku ada = LDM dan a-LDM
aku tidak ada = tidak ada LDM dan a-LDM

dan ketika a-LDM khan semua LDM Sudah hilang trus apa yang mau di hilangkan lagi bukankah "sudah tanpa" LDM, tanpa a-LDM itu seperti apa?


Bro Ryu yang baik, tanya jawab saya dengan bro Sunkmanitu mungkin bisa menjadi bahan pemikiran bro Ryu. Mengenai hubungan aku dan LDM/A-LDM saya nggak ada yang cocok tuh.

Menurut saya: aku tak ada = mungkin LDM bisa juga A-LDM, atau tidak keduanya, jadi dalam keadaan apapun tak ada aku.

Perlu di cerna disini bahwa A-LDM hadir bukan berarti kemelekatan hilang. Kemelekatan itulah penyebab kelahiran kembali. LDM maupun A-LDM juga masih diliputi kemelekatan.

Untuk bro Sunkmanitu, rasanya kita sejalan kan? Tanya jawab itu saya lakukan karena pendapat saya sejalan dengan pendapat bro.

Quote
setahu saya 3 akar a-ldm yang menentukan kelahiran kembali. kalo yang berbakat jadi ariya biasanya punya 3 akar ini. setahu saya juga kalo udah ariya maka bukan ldm bukan a-ldm.

_/\_
ko Fabian yang baik, kalau seseorang sudah melakukan tindakan tanpa keserakahan, tanpa kebencian, tanpa kebodohan batin apakah dia masih akan terlahir kembali? apakah dia masih ada kemelekatan? bukankah akar LDM nya sudah terpotong sehingga tidak akan tumbuh lagi di masa depan/artinya tidak akan menanam karma baru?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #228 on: 22 June 2010, 09:05:46 AM »
JM8 adalah Sang Jalan, bukan hasilnya, dg demikian merupakan 'latihan' yg tidak terlepas dari hal duniawi (lokiya). mengenai jenis kamma ke 4, mungkin masih cocok. tapi dikatakan melaksanakan JM8 adalah tanpa LDM, saya kurang setuju. bagi saya, usaha merealisasikan pencerahan pun didasari oleh LDM. namun walau didasari LDM, hal ini bukan masalah dan memang diperlukan. seperti ilustrasi Ajahn Chah, bahwa bila kita ingin membeli air kelapa, kita harus membeli bersama cangkangnya terlebih dahulu, tidak masalah selagi kita menyadarinya dan tidak melekati (cangkangnya).
Sepertinya melaksanakan JMB8 tidak disinggung dari sisi LDM/A-LDM, tetapi hanya dari sudut pandang kamma terang-gelap itu. Ini yang saya kurang bisa setuju. JMB8 dimulai dari pandangan benar. Lupakan dulu yang lain. Selama orang memang benar memiliki pandangan benar, maka apapun yang dia lakukan adalah dengan niat mengakhiri kamma (=jenis kamma 4). Ini cocok. Sebelum memiliki pandangan benar, apa pun yang dilakukan tetap berputar pada jenis kamma 1,2,&3.

Yang jadi masalah, kalau kita menguraikan masing-masing unsur, lalu kita mengatakan semua moralitas dalam JMB8 adalah kamma jenis ke 4. Ini bermasalah karena jenis kamma ke 4 itu bukan ditentukan oleh objek moralitas, tetapi justru dari subjek yang menjalankannya.
Seseorang bisa jadi tidak berkata bohong, tidak berkata kasar, tidak begossip, dsb. Tetapi itu pun belum tentu ucapan benar, kalau tidak dilandasi pandangan benar.

Kalau mengenai jalan dan hasil, JMB8 tentu bukan hasil akhir. Tetapi JMB8 merupakan hasil dan jalan yang terus berproses. Pandangan melandasi perbuatan & konsentrasi. Perbuatan & konsentrasi juga memperbaharui pandangan. Terus begitu sampai benar seseorang memiliki pandangan benar yang benar (minimal sotapatti-magga).   


Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #229 on: 22 June 2010, 10:04:20 AM »
iye, masih ada terusannya, ariya...hat :)
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #230 on: 22 June 2010, 10:11:52 AM »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #231 on: 22 June 2010, 10:24:17 AM »
back again, sebenarnya saya tidak begitu setuju JM8 dikategorikan sbg aLDM, karma bukan gelap, bukan terang. (walau ini tercantum dalam sutta)
Kalau saya, bisa setuju, tetapi tidak secara langsung.
JMB8 yang dimulai dari pandangan benar yang melandasi unsur lainnya. Jika pandangan sudah benar, maka terwujud dalam segala aspek kehidupan. Mau dibagi jadi 8 unsur, 100 unsur, sama saja, semuanya bisa berupa kamma bukan gelap-bukan terang. Sebaliknya pun begitu, dengan pandangan salah, keseluruhannya pun bukan merupakan kamma bukan gelap-bukan terang, hanya kamma terang saja. 

Sedangkan kalau dikatakan JMB8 dibahas secara independen masing-masing unsurnya, maka terlihat jelas faktor-faktor tersebut hanya berkisar duniawi (lokiya) yang tentu saja berkenaan kamma terang yang menghindari kamma gelap(, dengan pengecualian pandangan benar dan perhatian benar, menurut saya).

Menjalankan moralitas dalam JMB8 sesempurna apa pun tanpa dilandasi pandangan benar, selamanya orang tidak akan mencapai pembebasan.


JM8 adalah Sang Jalan, bukan hasilnya, dg demikian merupakan 'latihan' yg tidak terlepas dari hal duniawi (lokiya). mengenai jenis kamma ke 4, mungkin masih cocok. tapi dikatakan melaksanakan JM8 adalah tanpa LDM, saya kurang setuju. bagi saya, usaha merealisasikan pencerahan pun didasari oleh LDM. namun walau didasari LDM, hal ini bukan masalah dan memang diperlukan. seperti ilustrasi Ajahn Chah, bahwa bila kita ingin membeli air kelapa, kita harus membeli bersama cangkangnya terlebih dahulu, tidak masalah selagi kita menyadarinya dan tidak melekati (cangkangnya).

Nah, itu dia, buah kelapa.
LDM adalah kulitnya dan A-LDM adalah isinya.
LDM dan A-LDM adalah satu kesatuan sebagaimana halnya  kulit dan isi kelapa.
Tanpa ada kulit tidak mungkin ada isi dan sebaliknya

Sebagaimana contoh bahwa
Kita harus membeli kelapa dengan kulitnya
walaupun kita tidak ingin memakan kulitnya
karena memang kulit dan isinya adalah buah kelapa

Sebenarnya yang ada hanyalah buah kelapa
Kitalah yang memisahkan menjadi kulit dan isi kelapa
Setelah kulit dibuang dan isinya dimakan/minum
Apakah masih ada yang disebut dengan "buah kelapa"

Note: Akar perbuatan                       = buah kelapa            = kesatuan
          LDM  (akar perbuatan jahat)  = kulit buah kelapa     = salah satu bagian
          A-LDM  (akar perbuatan baik  = isi    buah kelapa     = salah satu bagian
yaa... gitu deh

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
yaa... gitu deh

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #233 on: 22 June 2010, 10:45:06 AM »
logikanya begini, serakah => tidak serakah (artinya dia tidak melakukan keserakahan lagi)
ketika dia tidak serakah apa yang harus di lepas lagi? ketidak serakahannya itu? bukan kah keserakahan sudah hilang mau di apakan lagi?

keakuan=>tanpa keakuan (apakah tanpa keakuan akan di hilangkan juga?)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #234 on: 22 June 2010, 10:59:49 AM »
logikanya begini, serakah => tidak serakah (artinya dia tidak melakukan keserakahan lagi)
ketika dia tidak serakah apa yang harus di lepas lagi? ketidak serakahannya itu? bukan kah keserakahan sudah hilang mau di apakan lagi?

keakuan=>tanpa keakuan (apakah tanpa keakuan akan di hilangkan juga?)

Orang melakukan ke-tidakserakah-an karena ada yang disebut dengan serakah kan? >> belum bebas
Apabila tidak ada serakah, tidak perlu lagi melakukan ke-tidakserakah-an. >> Bebas

Bagi orang yang bebas, karena bebas, tidak ada lagi serakah atau tidak serakah, yang ada adalah kebebasan.

Begitu juga dengan aku dan tanpa aku.
Tanpa aku ada karena ada aku
Kalau aku sudah tidak ada
bagaimana tanpa aku bisa ada?

Apabila sejak awal sudah tidak ada yang namanya "aku"
Maka apa yang disebut "tanpa aku" sejak awal juga tidak ada
Berhubung ada yang disebut dengan "aku"
Maka ada yang disebut dengan "tanpa aku"

Bagi orang yang bebas sudah tidak ada "aku" dan "tanpa aku"
Namun mengapa Buddha mengajarkan Anatta
Karena kita masih melekat pada "aku"
Anatta mengantar pada kebebasan dari aku

Setelah aku lenyap, tanpa aku pun lenyap
« Last Edit: 22 June 2010, 11:09:24 AM by hendrako »
yaa... gitu deh

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #235 on: 22 June 2010, 11:11:03 AM »
JM8 adalah Sang Jalan, bukan hasilnya, dg demikian merupakan 'latihan' yg tidak terlepas dari hal duniawi (lokiya). mengenai jenis kamma ke 4, mungkin masih cocok. tapi dikatakan melaksanakan JM8 adalah tanpa LDM, saya kurang setuju. bagi saya, usaha merealisasikan pencerahan pun didasari oleh LDM. namun walau didasari LDM, hal ini bukan masalah dan memang diperlukan. seperti ilustrasi Ajahn Chah, bahwa bila kita ingin membeli air kelapa, kita harus membeli bersama cangkangnya terlebih dahulu, tidak masalah selagi kita menyadarinya dan tidak melekati (cangkangnya).
Sepertinya melaksanakan JMB8 tidak disinggung dari sisi LDM/A-LDM, tetapi hanya dari sudut pandang kamma terang-gelap itu. Ini yang saya kurang bisa setuju. JMB8 dimulai dari pandangan benar. Lupakan dulu yang lain. Selama orang memang benar memiliki pandangan benar, maka apapun yang dia lakukan adalah dengan niat mengakhiri kamma (=jenis kamma 4). Ini cocok. Sebelum memiliki pandangan benar, apa pun yang dilakukan tetap berputar pada jenis kamma 1,2,&3.

Yang jadi masalah, kalau kita menguraikan masing-masing unsur, lalu kita mengatakan semua moralitas dalam JMB8 adalah kamma jenis ke 4. Ini bermasalah karena jenis kamma ke 4 itu bukan ditentukan oleh objek moralitas, tetapi justru dari subjek yang menjalankannya.
Seseorang bisa jadi tidak berkata bohong, tidak berkata kasar, tidak begossip, dsb. Tetapi itu pun belum tentu ucapan benar, kalau tidak dilandasi pandangan benar.

Kalau mengenai jalan dan hasil, JMB8 tentu bukan hasil akhir. Tetapi JMB8 merupakan hasil dan jalan yang terus berproses. Pandangan melandasi perbuatan & konsentrasi. Perbuatan & konsentrasi juga memperbaharui pandangan. Terus begitu sampai benar seseorang memiliki pandangan benar yang benar (minimal sotapatti-magga).   



maksud saya komentar ini:

Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai  "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #236 on: 22 June 2010, 11:33:53 AM »
JM8 adalah Sang Jalan, bukan hasilnya, dg demikian merupakan 'latihan' yg tidak terlepas dari hal duniawi (lokiya). mengenai jenis kamma ke 4, mungkin masih cocok. tapi dikatakan melaksanakan JM8 adalah tanpa LDM, saya kurang setuju. bagi saya, usaha merealisasikan pencerahan pun didasari oleh LDM. namun walau didasari LDM, hal ini bukan masalah dan memang diperlukan. seperti ilustrasi Ajahn Chah, bahwa bila kita ingin membeli air kelapa, kita harus membeli bersama cangkangnya terlebih dahulu, tidak masalah selagi kita menyadarinya dan tidak melekati (cangkangnya).
Sepertinya melaksanakan JMB8 tidak disinggung dari sisi LDM/A-LDM, tetapi hanya dari sudut pandang kamma terang-gelap itu. Ini yang saya kurang bisa setuju. JMB8 dimulai dari pandangan benar. Lupakan dulu yang lain. Selama orang memang benar memiliki pandangan benar, maka apapun yang dia lakukan adalah dengan niat mengakhiri kamma (=jenis kamma 4). Ini cocok. Sebelum memiliki pandangan benar, apa pun yang dilakukan tetap berputar pada jenis kamma 1,2,&3.

Yang jadi masalah, kalau kita menguraikan masing-masing unsur, lalu kita mengatakan semua moralitas dalam JMB8 adalah kamma jenis ke 4. Ini bermasalah karena jenis kamma ke 4 itu bukan ditentukan oleh objek moralitas, tetapi justru dari subjek yang menjalankannya.
Seseorang bisa jadi tidak berkata bohong, tidak berkata kasar, tidak begossip, dsb. Tetapi itu pun belum tentu ucapan benar, kalau tidak dilandasi pandangan benar.

Kalau mengenai jalan dan hasil, JMB8 tentu bukan hasil akhir. Tetapi JMB8 merupakan hasil dan jalan yang terus berproses. Pandangan melandasi perbuatan & konsentrasi. Perbuatan & konsentrasi juga memperbaharui pandangan. Terus begitu sampai benar seseorang memiliki pandangan benar yang benar (minimal sotapatti-magga).   



maksud saya komentar ini:

Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai  "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.


Melaksanakan JM8 masih dalam kategori melakukan "kebajikan".
yaa... gitu deh

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #237 on: 22 June 2010, 11:44:30 AM »
JM8 adalah Sang Jalan, bukan hasilnya, dg demikian merupakan 'latihan' yg tidak terlepas dari hal duniawi (lokiya). mengenai jenis kamma ke 4, mungkin masih cocok. tapi dikatakan melaksanakan JM8 adalah tanpa LDM, saya kurang setuju. bagi saya, usaha merealisasikan pencerahan pun didasari oleh LDM. namun walau didasari LDM, hal ini bukan masalah dan memang diperlukan. seperti ilustrasi Ajahn Chah, bahwa bila kita ingin membeli air kelapa, kita harus membeli bersama cangkangnya terlebih dahulu, tidak masalah selagi kita menyadarinya dan tidak melekati (cangkangnya).
Sepertinya melaksanakan JMB8 tidak disinggung dari sisi LDM/A-LDM, tetapi hanya dari sudut pandang kamma terang-gelap itu. Ini yang saya kurang bisa setuju. JMB8 dimulai dari pandangan benar. Lupakan dulu yang lain. Selama orang memang benar memiliki pandangan benar, maka apapun yang dia lakukan adalah dengan niat mengakhiri kamma (=jenis kamma 4). Ini cocok. Sebelum memiliki pandangan benar, apa pun yang dilakukan tetap berputar pada jenis kamma 1,2,&3.

Yang jadi masalah, kalau kita menguraikan masing-masing unsur, lalu kita mengatakan semua moralitas dalam JMB8 adalah kamma jenis ke 4. Ini bermasalah karena jenis kamma ke 4 itu bukan ditentukan oleh objek moralitas, tetapi justru dari subjek yang menjalankannya.
Seseorang bisa jadi tidak berkata bohong, tidak berkata kasar, tidak begossip, dsb. Tetapi itu pun belum tentu ucapan benar, kalau tidak dilandasi pandangan benar.

Kalau mengenai jalan dan hasil, JMB8 tentu bukan hasil akhir. Tetapi JMB8 merupakan hasil dan jalan yang terus berproses. Pandangan melandasi perbuatan & konsentrasi. Perbuatan & konsentrasi juga memperbaharui pandangan. Terus begitu sampai benar seseorang memiliki pandangan benar yang benar (minimal sotapatti-magga).   



maksud saya komentar ini:

Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai  "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.


Melaksanakan JM8 masih dalam kategori melakukan "kebajikan".


sama saja ini dengan pengembangan kebajikan dan penghancuran ketidakbajikan,so apa yang didapatkan?kelahiran yang lebih bagus?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #238 on: 22 June 2010, 11:51:28 AM »
JM8 adalah Sang Jalan, bukan hasilnya, dg demikian merupakan 'latihan' yg tidak terlepas dari hal duniawi (lokiya). mengenai jenis kamma ke 4, mungkin masih cocok. tapi dikatakan melaksanakan JM8 adalah tanpa LDM, saya kurang setuju. bagi saya, usaha merealisasikan pencerahan pun didasari oleh LDM. namun walau didasari LDM, hal ini bukan masalah dan memang diperlukan. seperti ilustrasi Ajahn Chah, bahwa bila kita ingin membeli air kelapa, kita harus membeli bersama cangkangnya terlebih dahulu, tidak masalah selagi kita menyadarinya dan tidak melekati (cangkangnya).
Sepertinya melaksanakan JMB8 tidak disinggung dari sisi LDM/A-LDM, tetapi hanya dari sudut pandang kamma terang-gelap itu. Ini yang saya kurang bisa setuju. JMB8 dimulai dari pandangan benar. Lupakan dulu yang lain. Selama orang memang benar memiliki pandangan benar, maka apapun yang dia lakukan adalah dengan niat mengakhiri kamma (=jenis kamma 4). Ini cocok. Sebelum memiliki pandangan benar, apa pun yang dilakukan tetap berputar pada jenis kamma 1,2,&3.

Yang jadi masalah, kalau kita menguraikan masing-masing unsur, lalu kita mengatakan semua moralitas dalam JMB8 adalah kamma jenis ke 4. Ini bermasalah karena jenis kamma ke 4 itu bukan ditentukan oleh objek moralitas, tetapi justru dari subjek yang menjalankannya.
Seseorang bisa jadi tidak berkata bohong, tidak berkata kasar, tidak begossip, dsb. Tetapi itu pun belum tentu ucapan benar, kalau tidak dilandasi pandangan benar.

Kalau mengenai jalan dan hasil, JMB8 tentu bukan hasil akhir. Tetapi JMB8 merupakan hasil dan jalan yang terus berproses. Pandangan melandasi perbuatan & konsentrasi. Perbuatan & konsentrasi juga memperbaharui pandangan. Terus begitu sampai benar seseorang memiliki pandangan benar yang benar (minimal sotapatti-magga).   



maksud saya komentar ini:

Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai  "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.


Melaksanakan JM8 masih dalam kategori melakukan "kebajikan".


sama saja ini dengan pengembangan kebajikan dan penghancuran ketidakbajikan,so apa yang didapatkan?kelahiran yang lebih bagus?

Apabila di dalam mengembangkan kebajikan, ketidakbajikan hancur sepenuhnya, hasilnya adalah kebebasan
Apabila di dalam mengembangkan kebajikan, ketidakbajikan belum hancur sepenuhnya, hasilnya adalah kelahiran yang lebih bagus dari sebelumnya
yaa... gitu deh

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #239 on: 22 June 2010, 11:53:44 AM »
JM8 adalah Sang Jalan, bukan hasilnya, dg demikian merupakan 'latihan' yg tidak terlepas dari hal duniawi (lokiya). mengenai jenis kamma ke 4, mungkin masih cocok. tapi dikatakan melaksanakan JM8 adalah tanpa LDM, saya kurang setuju. bagi saya, usaha merealisasikan pencerahan pun didasari oleh LDM. namun walau didasari LDM, hal ini bukan masalah dan memang diperlukan. seperti ilustrasi Ajahn Chah, bahwa bila kita ingin membeli air kelapa, kita harus membeli bersama cangkangnya terlebih dahulu, tidak masalah selagi kita menyadarinya dan tidak melekati (cangkangnya).
Sepertinya melaksanakan JMB8 tidak disinggung dari sisi LDM/A-LDM, tetapi hanya dari sudut pandang kamma terang-gelap itu. Ini yang saya kurang bisa setuju. JMB8 dimulai dari pandangan benar. Lupakan dulu yang lain. Selama orang memang benar memiliki pandangan benar, maka apapun yang dia lakukan adalah dengan niat mengakhiri kamma (=jenis kamma 4). Ini cocok. Sebelum memiliki pandangan benar, apa pun yang dilakukan tetap berputar pada jenis kamma 1,2,&3.

Yang jadi masalah, kalau kita menguraikan masing-masing unsur, lalu kita mengatakan semua moralitas dalam JMB8 adalah kamma jenis ke 4. Ini bermasalah karena jenis kamma ke 4 itu bukan ditentukan oleh objek moralitas, tetapi justru dari subjek yang menjalankannya.
Seseorang bisa jadi tidak berkata bohong, tidak berkata kasar, tidak begossip, dsb. Tetapi itu pun belum tentu ucapan benar, kalau tidak dilandasi pandangan benar.

Kalau mengenai jalan dan hasil, JMB8 tentu bukan hasil akhir. Tetapi JMB8 merupakan hasil dan jalan yang terus berproses. Pandangan melandasi perbuatan & konsentrasi. Perbuatan & konsentrasi juga memperbaharui pandangan. Terus begitu sampai benar seseorang memiliki pandangan benar yang benar (minimal sotapatti-magga).   



maksud saya komentar ini:

Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai  "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.


Melaksanakan JM8 masih dalam kategori melakukan "kebajikan".


sama saja ini dengan pengembangan kebajikan dan penghancuran ketidakbajikan,so apa yang didapatkan?kelahiran yang lebih bagus?

Apabila di dalam mengembangkan kebajikan, ketidakbajikan hancur sepenuhnya, hasilnya adalah kebebasan
Apabila di dalam mengembangkan kebajikan, ketidakbajikan belum hancur sepenuhnya, hasilnya adalah kelahiran yang lebih bagus dari sebelumnya

yang di bold,apakah pengembangan kebajikan bisa menghancurkan/melenyapkan ketidakbajikan dan membawa pada padamnya nafsu keinginan?

serakah vs berdana = nibbana?

serakah mengecil mengecil mengecil,dana kembang kembang kembang ,menurut Anda bisa membawa pada lenyapnya "keserahkahan" dan menimbulkan pembebasan?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

 

anything