AT kuping kaleng. Saya pribadi bisa ke vihara mana pun,kemana pun kalau ada acara dhamma talk yang bagus. Kalau ada yang menanyakan saya menjalankan aliran apa dalam ajaran Buddha,maka kujawab saya tidak tahu aliran dalam BUDDHISM. Kalau ada yang menanyakan apa itu theravada,mahayana,vajrayana,maka saya jawab tidak tahu istilah itu. Yang saya tahu,saya pengikut ajaran buddha dan sedikit menjalankannya dengan sebaik mungkin. Buddhism harus seperti buah yang bisa dinikmati oleh siapa pun yang suka. Bagiku ke 3 aliran itu seperti buah mangga,jeruk,durian.Kalau saya ditanya mau jalankan aliran apa,maka kujawab saya mau jadi tanahnya untuk ke 3 buah itu. Tanah menerima semua yang busuk dan menyediakan nutrisi bagi pohon,akhirnya ke 3 buah itu kalau sudah matang,semuanya akan PUNYA RASA MANIS YANG SAMA. Bentuk buah berbeda,tapi kalau sudah mencapai tahap matangnya,akan sama rasanya. Tugas sebagai seorang buddhist,kalau kita tidak dapat bersumbangsi pada ajaran Buddha,jangan memperkeluh suasana,apalagi kita tahu persis masih banyak debu kotor dalam diri yang belum dibersihkan. Seekor singa akhirnya membusuk dimakan oleh belatung dalam tubuhnya sendiri. Orang buddhist kalau bisa melihat segala sesuatu dengan jernih dan hati lapang,maka buddhism akan berkembang dengan alami. Dhamma di vihara,dhamma di luar vihara,dhamma di hutan yang sunyi, dimana pun sebenarnya sama saja. Mereka yang memilih di mall ada pertimbangan juga.mereka yang ingin di vihara,ada benarnya juga. Kalau umat buddhist sudah bisa melihat dengan hati yang lapang dan mengerti,menjalankan ajaran dengan semampu mungkin,maka percayalah,dhamma akan berkembang ke mana pun. Ajaran Buddha harus seperti AIR yang mengalir kemana pun yang rendah dan dibutuhkan oleh siapa pun. Untuk sekarang ini,ajaran Buddha seperti Air yang harus disedot dari bawah dan di pompa ke atas,maka kita harus menjaga mesinnya tidak cepat rusak. tetap semangat kuping kaleng,Namaste.