//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...  (Read 645182 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #195 on: 27 March 2009, 02:01:24 PM »
Just FYI,

waktu sang Buddha Gotama di malam mencapai penerangan Sempurna, dia merenungkan dasa paramitha nya lowww...
i'm just a mammal with troubled soul



Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #196 on: 27 March 2009, 02:09:29 PM »
cuma ide aja...

kita flash back ma sejarah peradaban manusia dengan waktu paling pertama kali Buddha muncul...

apa sesuai.. ?

(tapi keknya OOT.. dah gak usah dibahas.. :hammer:)

bumi ini sudah pernah punah dan terbentuk kembali lho...bukannya awal peradaban manusia kali ini aja.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #197 on: 27 March 2009, 03:47:48 PM »
Sembilan Kehidupan Lampau Siddharta Sebagai Bhikkhu
(i) Sebagai Raja Dunia Vijitavi yang kemudian menjadi bhikkhu pada masa Buddha Kondanna,
(ii) Sebagai Brahmana Suruci dan kemudian menjadi bhikkhu pada masa Buddha Manggala,
(iii) Sebagai Brahmana Uttara dan menjadi bhikkhu pada masa Buddha Sumedhà,
(iv) Sebagai raja dunia dan kemudian menjadi bhikkhu pada masa Buddha Sujàta,
(v) Sebagai Raja Vijitavi dan kemudian menjadi bhikkhu pada masa Buddha Phussa,
(vi) Sebagai Raja Sudassana dan menjadi bhikkhu pada masa Buddha Vessabhu,
(vii) Sebagai Raja Khemà dan menjadi bhikkhu pada masa Buddha Kakusandha,
(viii) Sebagai Raja Pabbata dan menjadi bhikkhu pada masa Buddha Konàgamana,
(ix) Sebagai Jotipàla, si pemuda brahmana dan kemudian menjadi bhikkhu pada massa Buddha Kassapa.

Demikianlah Beliau menerima ramalan dalam sembilan kehidupan sebagai bhikkhu

Sumber : Riwayat Agung Para Buddha (hal 383-384)

waduh2, ternyata petapa sumedha belajar dengan banyak buddha ya
trus yang jadi pertanyaan, buddha masa lampau tersebut, sekarang masih mengajarkan dharma?
dialam manakah sang buddha masa lampau tersebut?

Kalau menurut Theravada, tiada kelahiran kembali lagi bagi BUDDHA yang sudah parinibbana (anupadisesa nibbana / nibbana tanpa sisa). Mau ngajar dimana lagi ? Tidak tahu menurut konsep Mahayana (sering dikaitkan dengan konsep TRIKAYA)...

sudah baca kisahnya bro

tapi tidak lengkap
tidak mendetail....

setelah membungkuk buat di injak oleh buddha dipankara
dia langsung bertekad menjadi buddha
trus diramalkan bakal jadi samma sambuddha (oleh buddha dipankara)

tapi tidak diceritakan, trus petapa sumedha, setelah itu ikut rombongan atau langsung pulang rumah?


ada kok diceritakan, setelah Buddha Dipankara mengucapkan ramalan, selanjutnya Buddha Dipankara dan rombongan melanjutkan perjalanan disertai oleh para penduduk Ramavati, ke vihara yang dibangun khusus untuk Buddha dan rombongan, di sana Buddha Dipankara memberi ceramah Dhamma kepada para penduduk. sedangkan pada saat yang sama Sumedha malah bermeditasi dan merenungkan 10 Paramita yang harus dipenuhi untuk mencapai cita-citanya di masa depan.

Jadi memang benar, bahwa Petapa Sumedha tidak belajar dari Buddha Dipankara.



oh ic2, bener2, bro indra
katanya petapa sumedha lagi menikmati pencapaian jhana nya (alias bertapa dihutan)

merenungkan 10 Paramita yang harus dipenuhi untuk mencapai cita-citanya di masa depan. >> berarti petapa sumedha menapaki jalan mahayana donk??? 10 paramita bodhisattva tah?

setau saya petapa sumedha sudah memenuhi pencapaian arahat pada saat itu juga kan, dia bisa saja jadi arahat dan kembali kejalan theravada kan? CMIIW

no offense, just curiousity....

 _/\_
[/quote]

sudah memenuhi syarat pencapaian, tetapi belum merealisasikan savaka buddha, karena masih adanya keinginan luhur (chanda) untuk menyelamatkan makhluk hidup sebagai seorang sammasambuddha, makanya petapa sumedha akibat aspirasinya yang telah di-pastikan oleh seorang sammasambuddha (buddha dipankara) harus menjalani tambahan kehidupan 4 assankheya kappa + 100 ribu kappa untuk menyempurnakan parami-nya guna kelak bisa mencapai annutara sammasambuddha.

MENGAPA PETAPA SUMEDHA harus menjalani tambahan kehidupan yang begitu lama untuk menyempurnakan parami sebagai seorang sammasambuddha, padahal pada waktu itu petapa sumedha sudah memenuhi syarat untuk menjadi seorang savaka/sravaka di bawah BUDDHA DIPANKARA ?
Bukan lain karena seorang sammasambuddha harus memiliki kecakapan khusus yang dimiliki oleh seorang sammasambuddha (tidak dimiliki oleh sravaka maupun pacceka) yaitu KEMAHATAHUAN atas semua prinsip yang harus diketahui dalam JALAN. Dengan KEMAHATAHUAN inilah seorang sammasambuddha dapat menurunkan ajaran PIONER (pendobrak) pada saat jaman kekosongan ajaran.

Apakah dikatakan petapa sumedha mengambil jalan MAHAYANA ? bisa jadi kalau konsep MAhayana yang mengajarkan umat-nya untuk merealisasikan annutara samyaksambuddha, dalam hal ini mungkin IYA... tetapi kalau konsep MAHAYANA tentang para ARAHAT/SAVAKA BUDDHA keluar dari nibbana SRAVAKA untuk kemudian melanjutkan lagi ke tingkat yang lebih tinggi (dalam hal ini BODHISATVA TKT-10 / ANNUTARA SAMYAKSAMBUDDHA), IMO tidak seperti demikian.
« Last Edit: 27 March 2009, 03:52:17 PM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #198 on: 27 March 2009, 04:12:02 PM »
[at] bro indra & dilbert

thanks for your kindly explanation.

jadi sedikit mengerti sekarang, hihihi...
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #199 on: 27 March 2009, 05:58:20 PM »
Sekali lagi Marcedes, rasanya anda kurang mengerti.

Coba saya jawab secara singkat kepada anda:

Yang ada dalam SUTTA VERSI THERAVADA ITU SALAH!!
KARENA DALAM SUTRA MAHAYANA BERBEDA!
So, MEMASUKKAN KUTIPAN SUTTA THERAVADA TIDAK RELEVAN, KARENA ISI-nya RANCU,MELENCENG dan MELAYANG-LAYANG DARI DHARMA YANG SEBENARNYA!


Rekan TS,
Dengan postingan ini, anda telah melanggar aturan yang anda buat sendiri, atas dasar apakah Saudara mengatakan Sutta versi Theravada itu SALAH?

tadinya saya ingin meng-click report to moderator, tapi saya pikir tidak ada gunanya karena anda adalah moderatornya.

Mohon Klarifikasi.

Ok, saya setuju.
Jika anda memank sudah bisa melihat kenyataan secara murni dan jelas, mari anda berbagi dengan kita semua sehingga saya pun, yang masih belajar ini bertambah pengetahuannya agar bisa melihat kenyataan secara murni dan jelas.
Karena kedua aliran memiliki referensi yg berbeda, akan lebih baik jika kenyataan dapat dijelaskan tanpa terikat embel2 menurut "Sutta ini benar, menurut Sutra ini salah".Karena jika tetap berpatokan dengan hal tersebut, pembahasan akan berujung pada debat kusir.
Karena jujur saja, dengan segala ketebatasan yg ada, sutra/sutta yg saya baca itu baru sangat sedikit.

Rekan Marcedes, karena anda yang sebagai partner diskusi dengan saya, bisakah tolong bantu memberikan klarifikasi seperti yg rekan Semit minta?Atau anda pun ternyata sebenarnya membutuhkan klarifikasi seperti rekan Semit?
Tuan Mod/TS yg baik,
saya mungkin mekakukan kesalahan dengan nimbrung langsung setelah 11 halaman, sebelum membaca thread ini dari awal, karena saya merasa surorised dengan statement anda. dan sambill saya membaca thread ini dari awal, bisakah menjelaskan aturan khusus berdiskusi di thread ini, selain yang terdapat dalam posting pertama. misalnya. semua pertanyaan yg memohon klarifikasi kepada TS/Mod akan dialihkan ke lawan diskusi dari TS.


Ok, karena Marcedes tidak dapat membantu, saya akan menjelaskan sendiri.
Sebelum penjelasan saya, ada alasan mengapa saya meminta pada Marcedes untuk bantu menjelaskan, karena saya perlu mengetahui respon tertulis mengenai statement saya.Yaitu persamaan visi.Dengan begitu diskusi dapat berjalan dengan lancar tanpa adu2 referensi yang berbeda.
Dan penjelasan saya mengenai statement saya ialah:
1.Kalimat itu sebagai kalimat "pemotong" secara langsung pada beberapa member yang secara eksplisit maupun tidak, membanding2kan sutra Mahayana dengan Sutta Theravada.Bahwa menurut sutta itu "x", tapi jika menurut sutra itu "y", bearti "y" itu salah.Saya melihat ada arah diskusi menuju ke arah ini, tentu saja saya akan MENCEGAH, sebelum hal tersebut terjadi.Karena jika benar2 terjadi, akan menjadi debat kusir, dan saya sebagai moderator pasti akan menutup thread ini.Dan jika ujung2nya debat kusir, thread ini akan percuma dan tidak akan membawa manfaat.

2.Apakah isi sutra dan sutta berbeda?
Jika isi dari kedua kitab tersebut sama persis, apakah akan timbul yang namanya THERAVADA DAN MAHAYANA?
Bagi yang gemar menelusuri jejak2 sejarah penulisan sutta / sutra, silahkan diteliti dan dilihat.Dari awal penulisan aja udh beda.Tetapi keduanya memiliki sejarah dan jejak yang sangat kuat.
Bagaimana bisa beda? I don't know.

Untuk itulah, salah satu tujuan dari saya memulai thread ini ialah, agar kita sama2 bisa melihat dan menjembatani segala perbedaan yang ada.Hal ini tentu saja sulit, bagi saya sendiri yg bertugas sebagai Moderator,dan bagi kawan2 yang tertarik untuk berdiskusi. Karena diperlukan NETRALITAS, KETERBUKAAN, DAN SIKAP MENGHARGAI yang kuat agar diskusi dapat berjalan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #200 on: 27 March 2009, 06:10:26 PM »
Sekali lagi Marcedes, rasanya anda kurang mengerti.

Coba saya jawab secara singkat kepada anda:

Yang ada dalam SUTTA VERSI THERAVADA ITU SALAH!!
KARENA DALAM SUTRA MAHAYANA BERBEDA!
So, MEMASUKKAN KUTIPAN SUTTA THERAVADA TIDAK RELEVAN, KARENA ISI-nya RANCU,MELENCENG dan MELAYANG-LAYANG DARI DHARMA YANG SEBENARNYA!


Rekan TS,
Dengan postingan ini, anda telah melanggar aturan yang anda buat sendiri, atas dasar apakah Saudara mengatakan Sutta versi Theravada itu SALAH?

tadinya saya ingin meng-click report to moderator, tapi saya pikir tidak ada gunanya karena anda adalah moderatornya.

Mohon Klarifikasi.

Ok, saya setuju.
Jika anda memank sudah bisa melihat kenyataan secara murni dan jelas, mari anda berbagi dengan kita semua sehingga saya pun, yang masih belajar ini bertambah pengetahuannya agar bisa melihat kenyataan secara murni dan jelas.
Karena kedua aliran memiliki referensi yg berbeda, akan lebih baik jika kenyataan dapat dijelaskan tanpa terikat embel2 menurut "Sutta ini benar, menurut Sutra ini salah".Karena jika tetap berpatokan dengan hal tersebut, pembahasan akan berujung pada debat kusir.
Karena jujur saja, dengan segala ketebatasan yg ada, sutra/sutta yg saya baca itu baru sangat sedikit.

Rekan Marcedes, karena anda yang sebagai partner diskusi dengan saya, bisakah tolong bantu memberikan klarifikasi seperti yg rekan Semit minta?Atau anda pun ternyata sebenarnya membutuhkan klarifikasi seperti rekan Semit?
Tuan Mod/TS yg baik,
saya mungkin mekakukan kesalahan dengan nimbrung langsung setelah 11 halaman, sebelum membaca thread ini dari awal, karena saya merasa surorised dengan statement anda. dan sambill saya membaca thread ini dari awal, bisakah menjelaskan aturan khusus berdiskusi di thread ini, selain yang terdapat dalam posting pertama. misalnya. semua pertanyaan yg memohon klarifikasi kepada TS/Mod akan dialihkan ke lawan diskusi dari TS.


Ok, karena Marcedes tidak dapat membantu, saya akan menjelaskan sendiri.
Sebelum penjelasan saya, ada alasan mengapa saya meminta pada Marcedes untuk bantu menjelaskan, karena saya perlu mengetahui respon tertulis mengenai statement saya.Yaitu persamaan visi.Dengan begitu diskusi dapat berjalan dengan lancar tanpa adu2 referensi yang berbeda.
Dan penjelasan saya mengenai statement saya ialah:
1.Kalimat itu sebagai kalimat "pemotong" secara langsung pada beberapa member yang secara eksplisit maupun tidak, membanding2kan sutra Mahayana dengan Sutta Theravada.Bahwa menurut sutta itu "x", tapi jika menurut sutra itu "y", bearti "y" itu salah.Saya melihat ada arah diskusi menuju ke arah ini, tentu saja saya akan MENCEGAH, sebelum hal tersebut terjadi.Karena jika benar2 terjadi, akan menjadi debat kusir, dan saya sebagai moderator pasti akan menutup thread ini.Dan jika ujung2nya debat kusir, thread ini akan percuma dan tidak akan membawa manfaat.

2.Apakah isi sutra dan sutta berbeda?
Jika isi dari kedua kitab tersebut sama persis, apakah akan timbul yang namanya THERAVADA DAN MAHAYANA?
Bagi yang gemar menelusuri jejak2 sejarah penulisan sutta / sutra, silahkan diteliti dan dilihat.Dari awal penulisan aja udh beda.Tetapi keduanya memiliki sejarah dan jejak yang sangat kuat.
Bagaimana bisa beda? I don't know.

Untuk itulah, salah satu tujuan dari saya memulai thread ini ialah, agar kita sama2 bisa melihat dan menjembatani segala perbedaan yang ada.Hal ini tentu saja sulit, bagi saya sendiri yg bertugas sebagai Moderator,dan bagi kawan2 yang tertarik untuk berdiskusi. Karena diperlukan NETRALITAS, KETERBUKAAN, DAN SIKAP MENGHARGAI yang kuat agar diskusi dapat berjalan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.
saudara edward yang bijak,
sudah di katakan berulang dan berulang, yang kita bicarakan adalah "kenyataan"

kembali ke pertanyaan awal.
bagi anda saudara edward, "apakah kelahiran merupakan penderitaan?"
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #201 on: 27 March 2009, 06:56:04 PM »
saudara edward yang bijak,
sudah di katakan berulang dan berulang, yang kita bicarakan adalah "kenyataan"

kembali ke pertanyaan awal.
bagi anda saudara edward, "apakah kelahiran merupakan penderitaan?"

Dan saya mengulang dan mempertegas kalimat saya karena adanya permintaan dari rekan Semit. :)

"apakah kelahiran merupakan penderitaan?"
Ya. :)
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #202 on: 27 March 2009, 07:06:02 PM »
Sedang beres2 buku lama, secara kga sengaja membaca kembali kutipan menarik dari buku "Keyakinan Umat Buddha oleh Sri Dhammananda"

Komentar mengenai Tikaya.
".....Gagasan ini dengan jelas termaktub dalam teks Pali asli dari Theravada...."
"...Walaupun istilah Sambhogakaya dan Dhammakaya ditemukan pada karya Pali yang belakangan datang dari Mahayana dan Semi-Mahayana, murid2 dari tradisi lain tidak menunjukkan sikap pertentangan terhadapa mereka...."
Lebih lengkap dapat dilihat sendiri di hal 36-39.

Ada pertanyaan yg ingin ditanyakan, apakah yg dimaksud dengan "semi-mahayana?"

Apakah artinya menurut Sri Dhammananda Theravada juga mengakui konsep Trikaya?
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #203 on: 27 March 2009, 10:09:45 PM »
saudara edward yang bijak,
sudah di katakan berulang dan berulang, yang kita bicarakan adalah "kenyataan"

kembali ke pertanyaan awal.
bagi anda saudara edward, "apakah kelahiran merupakan penderitaan?"

Dan saya mengulang dan mempertegas kalimat saya karena adanya permintaan dari rekan Semit. :)

"apakah kelahiran merupakan penderitaan?"
Ya. :)
bagus, dan apakah anda setuju juga,
jikalau akhir dari derita adalah  "tanpa kelahiran" ?

Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #204 on: 28 March 2009, 12:27:00 AM »
saya akhiri saja diskusi ini,
semoga anda semua bisa merenungkan nya......
saya mulai dari malafalkan amitabha....

masalah melafalkan amitabha, anda katakan semua buddha sama, dan dhamma-nya sama.

ketika melafalkan amitabha,di kehidupan sekarang ini..... katakanlah memiliki peluang 50%  untuk bisa ke alam sana....
dan ketika anda memenangkan peluang 50% tersebut... anda mesti dibimbing lagi oleh buddha amitabha...

apakah yang diajarkan buddha amitabha?  >> inilah pokok permasalahan-nya.

dikatakan Sammasambuddha gotama telah membabarkan dhamma dengan sempurna, hingga tidak ada satupun dirahasiakan-nya...
jadi...begitu anda berhadapan dengan buddha amitabha....disitu hanya mengulang kata-kata buddha gotama bukan...

mengapa tidak belajar sekarang saja disini?.....mari lihat untung rugi-nya?
1. untuk masuk ke alam tersebut, mesti berjuang tanpa keberhasilan 100%....mengapa dikatakan bukan 100%.....
karena tidak ada satupun orang yang mampu mengatakan bahwa "alam ini telah saya lihat",
berbeda dengan jhana yang dapat dicapai saat ini....dengan mengikuti petunjuk...ada bukti nyata lagi.

2.ternyata ketika anda telah masuk...anda hanya mendengarkan hal yang sama.
jikalau demikian apa bedanya belajar disini dan di sana?

3.buddha amitabha berkata "4 kesunyataan mulia"
 - kelahiran adalah penderitaan, usia tua adalah penderitaan , sakit adalah penderitaan, kehilangan orang yang dicintai,dsb-nya...

bukankah hal ini merujuk pada kebohongan?...di sana kan tidak ada penderitaan...
apa anda mau menyatakan UUD45 di negara singapura? tidak berlaku kan....
jadi buddha mengajarkan kebenaran Absolut(paramatha)? atau kebenaran perspektif(samuthi)?

sama halnya disini dan disana.....


===================================
tidak ada alasan pergi kesana belajar dan berharap mendengar "dhamma special" yang membawa pada pencerahan.

kemudian apabila katakanlah telah berhasil ke sana dan telah belajar dhamma disana....
coba lihat perhatikan...

"sariputta
(murid utama yang dikatakan oleh sang buddha sebagai tauladan yang baik)
dikatakan akan terlahir lagi entah dikalpa mana, disitu akan mencapai sammasambuddha.
sampai disini...ternyata "kelahiran" bukan merupakan penderitaan lagi.
sudah berbalik fakta dengan 4 kesunyataan mulia..atau bahkan anda sendiri tadi menyatakan "kelahiran merupakan penderitaan"
dan ketika telah mencapai sammasambuddha parah nya lagi.

---kutipan sutra-----
Ketika Buddha itu sedang menginjak Jalan KeBodhisattvaan, Ia telah mengucapkan Prasetya Agung dengan berkata:"Setelah Aku menjadi Seorang Buddha dan setelah Aku moksha, maka dimanapun juga jika didalam negeri di alam semesta ini terdapat suatu tempat dimana Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Yang Menakjubkan dikhotbahkan, maka disitulah Stupa-Ku akan muncul dan menjulang tinggi agar Aku dapat mendengarkan Sutta itu dan memberi kesaksian terhadap-Nya serta memuji-Nya dengan berkata:"Bagus sekali !"
----------------

jadi ternyata "anda belum bebas dari kelahiran"
belum bebas dari penderitaan?...padahal sudah jadi sammasambuddha loh. !!!

ditambah ini....

---kutipan sutra---
Pada saat itu Sang Sakyamuni Buddha bangkit dari tempat duduk Hukum-Nya untuk memperlihatkan Kekuatan Ghaib, dan meletakkan Tangan kanan-Nya diatas kepala-kepala dari Para Bodhisattva-Mahasattva yang tak terhitung jumlah-Nya serta bersabda demikian :
“Selama ratusan ribu koti asamkhyeya kalpa yang tanpa hitungan, Aku telah melaksanakan Hukum Kesunyataan Penerangan Agung yang aneh ini. Sekarang Aku percayakan kepada kalian. Sebar luaskanlah Hukum Kesunyataan ini dengan sepenuh hati Kalian dan tingkatkan serta suburkanlah di seluruh pelosok alam semesta.”
----------------

kapan yah bebas dari kelahiran?
atau saya ubah menjadi "kapan tidak menderita lagi?"

dan maka lengkaplah semua menjadi............

"buddha menyelamatkan makhluk hidup dari apa?
menyelamatkan dari penderitaan?... toh masih juga lahir...(berarti menderita)
buddha mengajarkan kebahagiaan....toh masih ada penderitaan....
renungkan lah ini.........^^


mari kita bahas lagi lebih lanjut..............
dikatakan telah beribu-ribu koti kalpa tidak terhingga,buddha telah mengajarkan hukum kesunyataan...


------kutipan sutra----
Kemudian Sang Buddha menyapa Semua Bodhisattva-Bodhisattva itu :"Wahai Putera-Putera-Ku Yang Baik ! Sekarang Aku harus memaparkan dan menyatakan dengan jelas kepada Kalian. Seandainya Kalian mengumpulkan atom-atom dari semua dunia itu, baik yang sudah di tebarkan maupun yang belum, kemudian menghitung setiap butiran atom itu sebagai satu kalpa, maka waktu sejak Aku menjadi Buddha masih juga melampaui semuanya ini dengan ratusan ribu koti nayuta asamkhyeya kalpa. Mulai saat itu dan seterusnya, Aku telah tiada henti-hentinya berkhotbah dan mengajar di dalam Dunia Saha ini serta memimpin dan menyelamatkan semua mahluk hidup di tempat-tempat lain dalam ratusan ribu koti nayuta asamkhyeya kawasan. Putera-Putera Yang Baik ! Selama waktu ini, Aku selalu bersabda mengenai Diri-Ku Sendiri sebagai Sang Buddha Cahaya Menyala, dan juga bersabda mengenai Buddha-Buddha yang lain serta menceritakan pula kepada Mereka tentang masuknya Para Buddha ke Nirvana. Demikianlah telah Aku gambarkan kepada Mereka secara Bijaksana.
-------

1.kok bisa lupa cara pencapaian sempurna, bahkan butuh guru bimbingan sampai lewat pemusik?
2.apa mesti menikah lagi dengan yasodhara? jadi siapa lagi calon berikut nya?
3.butuh 6 tahun menyiksa baru pencapaiannya kembali?...apakah pencapaian sammasambuddha bisa memudar?.....

ternyata baik buddha amitabha, buddha gotama, atau bahkan buddha maitreya....masih juga harus menderita....
sariputta pun ikut menjadi tumbal dari kelahiran.......termasuk calon murid yakni anda


inikah jalan menuju kebahagiaan?
bagian mana-nya yang bahagia?

yang ada hanya  P E N D E R I T A A N

banyak berkah pada anda..
salam metta.
« Last Edit: 28 March 2009, 12:32:24 AM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #205 on: 28 March 2009, 04:15:22 AM »
Mari kita ulang secara lengkap 4  Kebenaran Ariya :
1. Kebenaran Ariya tentang dukkha;
2. Kebenaran Ariya tentang sebab dukkha;
3. Kebenaran Ariya tentang berakhirnya dukkha;
4. Kebenaran Ariya tentang Jalan menuju berakhirnya dukkha.

Apakah dukkha itu? Apakah serta merta dukkha = penderitaan? Dukkha dalam arti luas pun mengandung makna yg lebih dalam seperti : ketidakpuasan, ketidaksempurnaan, sakit, ketidakabadian, ketidakselerasan, ketidaknyamanan.

Anda bertanya "Apakah bagi Edward kelahiran merupakan penderitaan?" Tentu saya jawab "ya". Karena dalam kehidupan ini saya masih terbelenggu akan ikatan dan kebahagiaan yg terkondisikan.Tapi apakah sama bagi seseorang yg telah "TERBEBASKAN" sepenuhnya?Ketika kondisi2 telah dilepaskan, tubuh fisik telah dilepaskan dan yg ada adalah tubuh dhamma, yang tidak terkondisikan.Sama seperti makna akan Dhamma itu sendiri.

Jika mengikuti secara serta merta dukkha=penderitaan=kelahiran... Dan kita memasukkan ke dalam Kebenaran Ariya ke 3, menjadi "Kebenaran Ariya tentang Berakhirnya kelahiran" Woooww...Bukankah terlihat seperti paham nihilis? Jika diskusi mencapai k tahap ini, tentu saya akan mengakhiri, karena yg ada adalah spekulasi semata. Karena dengan kapasitas yang ada saat ini, saya belum mencapai tahap melihat dan memahami sepenuhnya dengan pengalaman sendiri.

Mengenai Amitabha Buddha.
Jika berikrar untuk terlahir dalam Sukhavati setelah kematian setelah kehidupan ini, berarti kita tidak mempelajari Dhamma dari Siddharta dan berlatih sesuai ajarannya pada kehidupan ini?Itu hanya ada dalam pikiran makhluk malas!

Dan seperti Jhana, BANYAK praktisi yang telah melihat alam Sukhavati dan tubuh dhamma Amitabha Buddha sebelum harus MATI dahulu.

Apakah Sukhavati memungkinkan menjadi tempat melihat sendiri 4 Kebenaran Ariya?Jika memaknai dukkha = penderitaan, tentu saja TIDAK.Tapi apakah makna dukkha sebegitu sempitnya? ???
« Last Edit: 28 March 2009, 04:54:06 AM by Edward »
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #206 on: 28 March 2009, 05:04:45 AM »
Menurut Tradisi Theravada, pelajaran Dhamma memang bisa didapatkan seorang Bodhisatta dari Buddha yang ada pada masa itu. Contohnya Bodhisatta Gotama pada kehidupan sebagai Jotipala, menjadi bhikkhu dari Samma Sambuddha Kassapa.

Yang sebetulnya berbeda adalah dalam Tradisi Theravada, ajaran semua Buddha adalah sama PERSIS.
Jadi berbeda dengan aliran lain misalnya Mahayana yang mengajarkan ajaran alternatif dari Buddha Amitabha (yaitu tekad menuju Sukhavati yang tidak diajarkan Buddha Sakyamuni), atau juga misalnya aliran Maitreya yang mengajarkan ajaran Buddha itu bisa kadaluwarsa dan digantikan dengan ajaran Buddha berikutnya.


Sori Bro, saya menolak IKT dikategorikan dalam Mahayana, maupun sebaliknya. ;D
Dan setahu saya, Tradisi Mahayana jg mengakui bahwa ajaran para Buddha sama, cma seperti iklan2, *terms and condition apply*  ;D
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #207 on: 28 March 2009, 08:23:20 AM »
saya akhiri saja diskusi ini,
semoga anda semua bisa merenungkan nya......
saya mulai dari malafalkan amitabha....

masalah melafalkan amitabha, anda katakan semua buddha sama, dan dhamma-nya sama.

ketika melafalkan amitabha,di kehidupan sekarang ini..... katakanlah memiliki peluang 50%  untuk bisa ke alam sana....
dan ketika anda memenangkan peluang 50% tersebut... anda mesti dibimbing lagi oleh buddha amitabha...

apakah yang diajarkan buddha amitabha?  >> inilah pokok permasalahan-nya.

dikatakan Sammasambuddha gotama telah membabarkan dhamma dengan sempurna, hingga tidak ada satupun dirahasiakan-nya...
jadi...begitu anda berhadapan dengan buddha amitabha....disitu hanya mengulang kata-kata buddha gotama bukan...

mengapa tidak belajar sekarang saja disini?.....mari lihat untung rugi-nya?
1. untuk masuk ke alam tersebut, mesti berjuang tanpa keberhasilan 100%....mengapa dikatakan bukan 100%.....
karena tidak ada satupun orang yang mampu mengatakan bahwa "alam ini telah saya lihat",
berbeda dengan jhana yang dapat dicapai saat ini....dengan mengikuti petunjuk...ada bukti nyata lagi.

2.ternyata ketika anda telah masuk...anda hanya mendengarkan hal yang sama.
jikalau demikian apa bedanya belajar disini dan di sana?

3.buddha amitabha berkata "4 kesunyataan mulia"
 - kelahiran adalah penderitaan, usia tua adalah penderitaan , sakit adalah penderitaan, kehilangan orang yang dicintai,dsb-nya...

bukankah hal ini merujuk pada kebohongan?...di sana kan tidak ada penderitaan...
apa anda mau menyatakan UUD45 di negara singapura? tidak berlaku kan....
jadi buddha mengajarkan kebenaran Absolut(paramatha)? atau kebenaran perspektif(samuthi)?

sama halnya disini dan disana.....


===================================
tidak ada alasan pergi kesana belajar dan berharap mendengar "dhamma special" yang membawa pada pencerahan.

kemudian apabila katakanlah telah berhasil ke sana dan telah belajar dhamma disana....
coba lihat perhatikan...

"sariputta
(murid utama yang dikatakan oleh sang buddha sebagai tauladan yang baik)
dikatakan akan terlahir lagi entah dikalpa mana, disitu akan mencapai sammasambuddha.
sampai disini...ternyata "kelahiran" bukan merupakan penderitaan lagi.
sudah berbalik fakta dengan 4 kesunyataan mulia..atau bahkan anda sendiri tadi menyatakan "kelahiran merupakan penderitaan"
dan ketika telah mencapai sammasambuddha parah nya lagi.

---kutipan sutra-----
Ketika Buddha itu sedang menginjak Jalan KeBodhisattvaan, Ia telah mengucapkan Prasetya Agung dengan berkata:"Setelah Aku menjadi Seorang Buddha dan setelah Aku moksha, maka dimanapun juga jika didalam negeri di alam semesta ini terdapat suatu tempat dimana Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Yang Menakjubkan dikhotbahkan, maka disitulah Stupa-Ku akan muncul dan menjulang tinggi agar Aku dapat mendengarkan Sutta itu dan memberi kesaksian terhadap-Nya serta memuji-Nya dengan berkata:"Bagus sekali !"
----------------

jadi ternyata "anda belum bebas dari kelahiran"
belum bebas dari penderitaan?...padahal sudah jadi sammasambuddha loh. !!!

ditambah ini....

---kutipan sutra---
Pada saat itu Sang Sakyamuni Buddha bangkit dari tempat duduk Hukum-Nya untuk memperlihatkan Kekuatan Ghaib, dan meletakkan Tangan kanan-Nya diatas kepala-kepala dari Para Bodhisattva-Mahasattva yang tak terhitung jumlah-Nya serta bersabda demikian :
“Selama ratusan ribu koti asamkhyeya kalpa yang tanpa hitungan, Aku telah melaksanakan Hukum Kesunyataan Penerangan Agung yang aneh ini. Sekarang Aku percayakan kepada kalian. Sebar luaskanlah Hukum Kesunyataan ini dengan sepenuh hati Kalian dan tingkatkan serta suburkanlah di seluruh pelosok alam semesta.”
----------------

kapan yah bebas dari kelahiran?
atau saya ubah menjadi "kapan tidak menderita lagi?"

dan maka lengkaplah semua menjadi............

"buddha menyelamatkan makhluk hidup dari apa?
menyelamatkan dari penderitaan?... toh masih juga lahir...(berarti menderita)
buddha mengajarkan kebahagiaan....toh masih ada penderitaan....
renungkan lah ini.........^^


mari kita bahas lagi lebih lanjut..............
dikatakan telah beribu-ribu koti kalpa tidak terhingga,buddha telah mengajarkan hukum kesunyataan...


------kutipan sutra----
Kemudian Sang Buddha menyapa Semua Bodhisattva-Bodhisattva itu :"Wahai Putera-Putera-Ku Yang Baik ! Sekarang Aku harus memaparkan dan menyatakan dengan jelas kepada Kalian. Seandainya Kalian mengumpulkan atom-atom dari semua dunia itu, baik yang sudah di tebarkan maupun yang belum, kemudian menghitung setiap butiran atom itu sebagai satu kalpa, maka waktu sejak Aku menjadi Buddha masih juga melampaui semuanya ini dengan ratusan ribu koti nayuta asamkhyeya kalpa. Mulai saat itu dan seterusnya, Aku telah tiada henti-hentinya berkhotbah dan mengajar di dalam Dunia Saha ini serta memimpin dan menyelamatkan semua mahluk hidup di tempat-tempat lain dalam ratusan ribu koti nayuta asamkhyeya kawasan. Putera-Putera Yang Baik ! Selama waktu ini, Aku selalu bersabda mengenai Diri-Ku Sendiri sebagai Sang Buddha Cahaya Menyala, dan juga bersabda mengenai Buddha-Buddha yang lain serta menceritakan pula kepada Mereka tentang masuknya Para Buddha ke Nirvana. Demikianlah telah Aku gambarkan kepada Mereka secara Bijaksana.
-------

1.kok bisa lupa cara pencapaian sempurna, bahkan butuh guru bimbingan sampai lewat pemusik?
2.apa mesti menikah lagi dengan yasodhara? jadi siapa lagi calon berikut nya?
3.butuh 6 tahun menyiksa baru pencapaiannya kembali?...apakah pencapaian sammasambuddha bisa memudar?.....

ternyata baik buddha amitabha, buddha gotama, atau bahkan buddha maitreya....masih juga harus menderita....
sariputta pun ikut menjadi tumbal dari kelahiran.......termasuk calon murid yakni anda


inikah jalan menuju kebahagiaan?
bagian mana-nya yang bahagia?

yang ada hanya  P E N D E R I T A A N

banyak berkah pada anda..
salam metta.

Satu kata saja, cari-lah ajaran yang konsisten dari awal sampai akhir... Jangan ajaran di awal katanya ADA JALAN UNTUK MENGAKHIRI PENDERITAAN, tetapi kok akhirnya kagak bisa berakhir PENDERITAAN...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #208 on: 28 March 2009, 08:48:44 AM »
Sori Bro, saya menolak IKT dikategorikan dalam Mahayana, maupun sebaliknya. ;D
Dan setahu saya, Tradisi Mahayana jg mengakui bahwa ajaran para Buddha sama, cma seperti iklan2, *terms and condition apply*  ;D

Maksud saya bukan IKT adalah bagian dari Mahayana (atau sebaliknya) sama sekali, Bro Edward. Itu hanya contoh perbedaan saja. Kalau di Theravada, ajaran semua Buddha adalah sama, "no terms and conditions applied" ;D
Jadi seandainya orang bisa ke semesta lain dan bertemu Buddha, tetap yang diajarkan adalah sama. Mencari Buddha lain untuk mencari pembebasan dengan cara berbeda adalah seperti berenang ke delapan penjuru mencari air laut yang tidak asin.

Dalam Mahayana ada alternatif ("terms and conditions applied") misalnya dengan Buddha Amitabha atau Buddha Bhaisajyaguru dengan tanah Buddhanya masing-masing (kalau tidak salah, di Barat dan Timur).

Kalau di IKT, beda lagi. Ajaran setiap Buddha ada semacam waktu berlakunya ("Valid thru DD/MM/YYYY"), jadi berubah sesuai zaman. Jadi ada ajaran Buddha yang kadaluwarsa. Ini tentu saja berbeda dengan yang lain, baik Theravada atau pun Mahayana.



Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #209 on: 28 March 2009, 08:58:54 AM »
biar gak bingung,
mo nanya, term "Buddha" yg digunakan disini "Samma Sambuddha" kan?
i'm just a mammal with troubled soul



 

anything