Kalau memakai analogi game RPG untuk contoh kasus Parami Bodhisatta dan pencapaian tingkat Arahat...
Menurut Theravada:
- Untuk mencapai tingkat Arahat (Savaka Buddha), seseorang harus mencabut lobha-dosa-moha (baca: langsung mengalahkan Big Bosses, dan game pun selesai).
- Untuk mencapai tingkat Sammasambuddha, seseorang harus mengumpulkan Parami (baca: mengumpulkan experience supaya naik level sampai level tertinggi; baru kalahkan Big Bosses, dan game pun selesai).
Menurut Mahayana:
- Di tingkat Arhat (Sravaka Buddha), seseorang yang sudah mencabut lobha-dosa-moha (baca: mengalahkan Big Bosses) sebenarnya belum selesai (baca: game belum selesai). Masih bisa terlahir kembali dan melanjutkan petualangan untuk menjadi Samyaksambuddha.
- Di tingkat Bodhisattva (mengambil jalan Samyaksambodhi), seseorang akan mengumpulkan Paramitha (baca: mengumpulkan experience supaya naik level; dan abilitynya jauh di atas Arahat) dan juga mencabut lobha-dosa-moha, barulah dikatakan sudah selesai (baca: game sudah selesai). Tapi setelah menjadi Samyaksambuddha, dia pasti akan menolong makhluk lain (baca: mengajarkan jalan ini / memberikan walkthrough kepada karakter lain).
Kurang lebih seperti itu...