//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Akar perpecahan  (Read 101788 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Akar perpecahan
« Reply #210 on: 23 December 2009, 12:01:50 PM »
KUPAS TUNTAS setajam SILET...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Akar perpecahan
« Reply #211 on: 23 December 2009, 04:55:14 PM »
terus emanasi sendiri artinya apa dunk?
klo bukan pura2? klo berubah wujub, kok bisa punya anak , malah bisa lahir , dll, soalnya klo Sakka, selesai..langsung balik ke alamnya, ga sampe menikah dll
atau selama ini..Bodhisatta tuh tinggal di surga tusita setelah mendapat ramalan..dia bahkan beremansi sebagai manusia ,hewan dll ..gitu ya?
atu mirip..yesus? yg menjadi emansinya allah ?? (sry betul2 ga tau arti sebenarnya dari emanasi

Emanasi mengandung arti pancaran. Jadi bisa diartikan wujud yg dipancarkan keluar dari wujud sebenarnya. Tidak tahu asal usul penggunaan term ini dalam menunjukkan perwujudan para Buddha/bodhisatva. Tetapi pengertian ini tidak bertolak belakang. Istilah lain yang digunakan adalah Tubuh Transformasi= Nirmanakaya. 化身, 變化身= tubuh yang dapat berubah [wujud]. Dalam Mahaparinibbana Sutta, Buddha Gotama membuat tubuhnya berubah wujud utk mengajarkan dhamma kepada delapan perhimpunan makhluk.
Dalam Mahayana, tubuh transformasi itu digunakan dlm waktu sementara. Anda mengatakan dewa sakka berubah wujud hanya sebentar, lalu balik ke alamnya. Bodhisatva juga demikian, namun perwujudannya menunjukkan dia lahir, tumbuh dewasa, semua ini merupakan bagian dari perwujudan transformasi. 
Dalam Sutra sudah menjelaskan bahwa apa yang kita lihat itu memang fenomenan dillahirkan, menikah dll, tapi semua ini bukanlah wujud substansi dari bodhisatva. Semua ini hanya kebijaksanaan terampil yang dipancarkannya.
Apa yang anda katakan pura2 itu sah2 saja tergantung persepsi anda. Tetapi perlu saya jelaskan bahwa walaupun pura2, semua ini memiliki tujuan yang bermanfaat.

Seperti Buddha Gotama membuat wujud dirinya seperti makhluk lain lalu membabarkan dhamma kepada mereka. Ya pada dasarnya juga adalah kepura2an, jika tidak , kenapa harus menggunakan wujud lain? Jadi tidak penting apa istilah yg digunakan, namun semua tindak tanduk Buddha atau bodhisatva adalah demi manfaat para makhluk. 

Yang saya tangkap, wujud emanasi adalah wujud bohong-bohongan?
Oh ya baca dimana Sang Buddha berpura-pura jadi mahluk lain mengajarkan Dhamma? Baca buku yang penuh kepura-puraan?

Tanya saja pada teman2 yg banyak tahu tentang Sutta , lihat bagaimana mereka menceritakan Sang Buddha mengubah wujud untuk membabarkan dhamma. Ngomong2, untuk apa harus mengubah wujud ? mengapa kalo Sutta yg mengatakan begini berarti bukan pura2, sedangkan di luar Sutta berarti itu pura2. hehe... tidak logis dong kalo gitu.

Nah itulah yang mau saya tanyakan mas Chingik, maafkan kebodohan saya, saya tidak pernah membaca satu suttapun (entah kalau sutra) dimana Sang Buddha mengubah wujud menjadi mahluk lain, menurut pendapat saya tidak ada perlunya bagi seorang Sammasambuddha, mungkin saya salah ya? tolong dong tunjukkan suttanya, kalau mas Chingik kesulitan cari suttanya, mas Chingik dong yang minta tolong ke teman-teman.

 _/\_
yang paling dekat dengan pernyataan mas chingik adalah mahaparinibbana sutta....tentang  pertemuan.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Akar perpecahan
« Reply #212 on: 23 December 2009, 06:22:40 PM »
Quote
pertama saya minta anda jabarkan perbedaan konsep Trikaya dan Trinitas....kalau saya pribadi mirip saja...mungkin anda lebih tahu jadi saya minta perbedaan tersebut...
jaah...bro yg melemparkan isu ini, seharusnya bro yg jabarkan bagaimana konsep itu bisa sama?? saya saja tidak tahu bagaimana bro bisa anggap sama. Padahal jelas-jelas berbeda secara hakiki. Ingat lho bro, jangan menilai sesuatu dari atributnya, selami makna hakikinya baru simpulkan apakah itu sama atau tidak.
Sebagai info tambahan, Trikaya dalam Mahayana hanya salah satu variabel umum dalam menjelaskan manifestasi Buddha, lebih dari itu ada juga disebut 10 kaya, tergantung konteksnya. Seperti dalam menjelaskan 1 jenis dhamma, 2 jenis dhamma, dan seterusnya.

Quote
kemudian apabila anda sendiri jg kurang paham dan mengerti konsep trikaya...lebih lagi anda tinggal mengatakan bahwa buddha adalah Upayakausalya...
( tidak dapat dimengerti oleh akal sehat dan pikiran )
Trikaya secara konseptual tidak perlu dikaitkan dengan apakah saya ngerti atau tidak. Saya hanya berkapasitas menjelaskan bagaimana ini eksis dalam Sutra Mahayana dan merupakan wejangan dari Buddha.  
Saya merasa geli sendiri bahwa mengapa bro mencampurkan masalah upaya kausalya di sini. Saya mengerti maksud bro , jadi  mari saya klarifikasi sedikit lagi bahwa Upaya Kausalya bukanlah semacam alasan utk menutupi sesuatu yang tidak logis di mata anda. Upaya Kausalya adalah cara-cara yang digunakan utk memberi manfaat pada para makhluk, yang semua itu tidak terhindar dari prinsip hubungan sebab akibat.
  
Quote
jadi sebenarnya konsep Trikaya itu muncul dari orang yg mengerti atau tidak mengerti?
apakah arahat yang menulis konsep trikaya adalah sammasambuddha? jelas bukan....jadi siapa yang berani menulis konsep trikaya serta menjabarkan konsep ini kalau diri sendiri tidak mengerti..
apakah bisa paham maksud saya?
Arahat yang menulis konsep ini memang bukan Sammasambuddha. Tetapi konseptual ini kan berasal dari wejangan Buddha, tidak perlu harus mengerti. Sama seperti Ananda saat belum mengalami Nibbana, Sang Buddha tetap mewejangkannya kepada Ananda. Taruhlah Ananda akhirnya mencapai Nibbana, tetapi Ananda tidak mengerti tentang pengetahuan sempurna (Sabbannuta nana) seorang Sammasammbuddha juga, toh juga menkonseptualkannya hingga akhrinya muncul dalam Sutra bentuk tulisan ,bukan?  

Quote
sekalian sy tanyakan
jika anda katakan bahwa Trikaya itu berpusat 1, apakah ketika pikiran Buddha gotama itu pararel dengan Avalokitesvara? dan Amitabha...mengingat sebenarnya adalah satu...
apabila tidak pararel...apakah Buddha dengan gampang nya menciptakan Buddha baru?
Pengertian satu itu apakah segampang itu mencernanya seperti menganggap air sama dengan susu?
Paham maksud saya? Air susu dan air laut berbeda, tetapi secara substantif ia berasal dari satu sumber yakni unsur air . Tetapi tidak berarti air susu harus muncul dari air laut.
Yang dikatakan SATU itu karena ia memiliki substansi yang sama yaitu sama sama unsur Air.
Dharmakaya ibarat unsur air, dari aspek ini maka disebut semua Buddha itu sama karena sama-sama memiliki hakikat (baca:unsur) yang sama dalam dirinya. Bukan berarti Buddha Gotama = Buddhha Amitabha hingga membuat orang bingung. Yang dikatakan sama itu adalah aspek Dharmakaya, aspek hakiki dalam dirinya yakni potensi Kebuddhaannya.

« Last Edit: 23 December 2009, 06:39:06 PM by chingik »

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Akar perpecahan
« Reply #213 on: 23 December 2009, 06:36:36 PM »
Quote
yang paling dekat dengan pernyataan mas chingik adalah mahaparinibbana sutta....tentang  pertemuan.

Benar bro Marcedes,
payah sih bro Truth, sudah saya posting tapi tak mau baca, masih nanya lagi. hehe
Jadi gimana tuh , Mahaparinibbana Sutta masak dibilang buku yang penuh kepura-puraan :))
Ya Buddha harus pura-pura dong kalo tidak mana bisa mengajarkan dhamma kepada Dewa Mara, bisa2 Mara malah lari kalang kabut kalo Buddha memperlihatkan wujud aslinya  ;D







Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #214 on: 23 December 2009, 06:39:16 PM »
[at] marcedes
err.. mahaparibanna sutta?..keknya ga ada... panjang seh
coba di cek deh : http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=175
...

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Akar perpecahan
« Reply #215 on: 23 December 2009, 07:12:51 PM »
Quote
kalau Buddha bisa Upayakausalya, mengapa Buddha tidak meratakan suku Kosala, walau membunuh 1000 orang kan Buddha katakan Upayakausalya...toh gpp...
pasti anda katakan "rencana buddha di luar logika dan akal sehat" gitu ya? 
Memangnya sejak kapan dikatakan bahwa upayakausalya memberi kebebasan utk berbuat apa saja???
Bro pikir gara2 kasus bodhisatva hanya melakukan aksi membunuh perampok lalu menggeneralisir bahwa segala tindakan bebas dilakukan ? Kalo gitu anda telah mencerna makna upaya kausalya dengan sangat melenceng sekali.
Dan tolong tidak perlu diulang-ulang lagi utk meggeneralisirnya lagi , karena dari awal bro sudah salah memaknai.

Bhikkuni Bhadda saja sewaktu menjadi perumah tangga mendorong suaminya ke jurang hingga hancur berkeping2, toh dipuji oleh para dewa sebagai tindakan yang bijaksana. Dalam RAPB pun mengatakan itu sebagai aksi  Upaya kosalla nana.  Walaupun bro tidak terima kebenaran isi RAPB, terlepas dari itu , sudah menunjukkan satu indikasi bahwa ada kesepakatan umum dalam memaknai Upaya Kosalla nana antara Theravada (kisah Bhikkuni Bhadda yg mendorong suaminya ke jurang) dan Mahayana (kisah Bodhisatva yg membunuh perampok). 

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #216 on: 23 December 2009, 07:32:34 PM »
Quote
kalau Buddha bisa Upayakausalya, mengapa Buddha tidak meratakan suku Kosala, walau membunuh 1000 orang kan Buddha katakan Upayakausalya...toh gpp...
pasti anda katakan "rencana buddha di luar logika dan akal sehat" gitu ya?  
Memangnya sejak kapan dikatakan bahwa upayakausalya memberi kebebasan utk berbuat apa saja???
Bro pikir gara2 kasus bodhisatva hanya melakukan aksi membunuh perampok lalu menggeneralisir bahwa segala tindakan bebas dilakukan ? Kalo gitu anda telah mencerna makna upaya kausalya dengan sangat melenceng sekali.
Dan tolong tidak perlu diulang-ulang lagi utk meggeneralisirnya lagi , karena dari awal bro sudah salah memaknai.

Bhikkuni Bhadda saja sewaktu menjadi perumah tangga mendorong suaminya ke jurang hingga hancur berkeping2, toh dipuji oleh para dewa sebagai tindakan yang bijaksana. Dalam RAPB pun mengatakan itu sebagai aksi  Upaya kosalla nana. Walaupun bro tidak terima kebenaran isi RAPB, terlepas dari itu , sudah menunjukkan satu indikasi bahwa ada kesepakatan umum dalam memaknai Upaya Kosalla nana antara Theravada (kisah Bhikkuni Bhadda yg mendorong suaminya ke jurang) dan Mahayana (kisah Bodhisatva yg membunuh perampok).  

... RAPB???
tolong gimana cerita lengkapnya ttg Bhikkuni Bhadda? aku belum baca RAPB sampai selesai....
« Last Edit: 23 December 2009, 07:48:37 PM by The Ronald »
...

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #217 on: 23 December 2009, 07:48:15 PM »
well akhirnya aku dpt juga ceritanya
Upaya Kosalla Nana, adalah bentuk pikiran dalam hal ini membunuh, tp di ikuti dgn kecerdikan untuk menyelamatkan diri
yg di puji adalah bagaimana dgn cerdiknya dia meloloskan diri dari suaminya yg ingin membunuhnya
...

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #218 on: 23 December 2009, 07:52:01 PM »
sebungan dgn tubuh pura2, bagaimana cara membedakannya??.. bahwa skrg yg terlahir adalah tubuh pura2 bodhisatta, atau aslinya?

well aku juga sempat terlintas trikaya mirip trinitas...
artinya 1 nya kekal (allah), 1 nya dapat terlahir, dan menolong org (yesus), 1 nya ada di setiap org (roh kudus)
...

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Akar perpecahan
« Reply #219 on: 23 December 2009, 08:28:23 PM »
Quote
Kalo demikian, masih ada yg perlu dikerjakan dong? Bukan "tidak ada lagi yg perlu dikerjakan".
Thanks anyway. Bagaimana menurut Bro Chingik mengenai perjuangan Sang Bodhisatta - petapa Gotama - dalam mencari dan menemukan jalan yg benar yg sesungguhnya membawa pencerahan?
"tidak ada lagi yg perlu dikerjakan" kalo diterjemahkan ke bahasa modern lebih kurang seperti "Lulus".  Jadi walaupun Lulus itu sama dengan seperti "selesai", tidak berarti di balik selesai itu sudah tidak ada sesuatu lagi. Seperti ada yang lulus SD, lulus SMP, lulus SMA, lulus Sarjana. Memang Lulus, selesai, tapi hanya selesai sebatas dalam lingkup akademisi yg dia geluti. Padahal Samudera pembelajaran tidak ada batasnya, makanya mengapa kalo mau benar-benar menguasai semuanya dibutuhkan waktu asankheya kalpa lamanya. Ya dak. hehe..dan setelah berhasil maka anda baru disebut Buddha dalam arti yang sesungguhnya.  

Jadi saya melihat perjuangan Sang Buddha itu benar2 luar biasa. Energi penggerak dari semua perjuangannya adalah welas asih, benar2 demi semua makhluk hidup, dan kemudian mengajarkan kepada kita bahwa kita pun memiliki potensi yg sama. hehe...itu sih udah pada tahu lah...

Quote
Boleh tolong postkan isi Sutra tsb? Maklum saya tidak ada akses. Kasihanilah saya ini.
Di board Sutra Mahayana saja, nda perlu di sini. Thanks.
ok bro, akan diusahakan... ;D

Sip.. Thanks yah utk diskusinya. Anumodana _/\_

Mettacittena,
appamadena sampadetha

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Akar perpecahan
« Reply #220 on: 23 December 2009, 08:42:52 PM »
Quote
kalau Buddha bisa Upayakausalya, mengapa Buddha tidak meratakan suku Kosala, walau membunuh 1000 orang kan Buddha katakan Upayakausalya...toh gpp...
pasti anda katakan "rencana buddha di luar logika dan akal sehat" gitu ya?  
Memangnya sejak kapan dikatakan bahwa upayakausalya memberi kebebasan utk berbuat apa saja???
Bro pikir gara2 kasus bodhisatva hanya melakukan aksi membunuh perampok lalu menggeneralisir bahwa segala tindakan bebas dilakukan ? Kalo gitu anda telah mencerna makna upaya kausalya dengan sangat melenceng sekali.
Dan tolong tidak perlu diulang-ulang lagi utk meggeneralisirnya lagi , karena dari awal bro sudah salah memaknai.

Bhikkuni Bhadda saja sewaktu menjadi perumah tangga mendorong suaminya ke jurang hingga hancur berkeping2, toh dipuji oleh para dewa sebagai tindakan yang bijaksana. Dalam RAPB pun mengatakan itu sebagai aksi  Upaya kosalla nana.  Walaupun bro tidak terima kebenaran isi RAPB, terlepas dari itu , sudah menunjukkan satu indikasi bahwa ada kesepakatan umum dalam memaknai Upaya Kosalla nana antara Theravada (kisah Bhikkuni Bhadda yg mendorong suaminya ke jurang) dan Mahayana (kisah Bodhisatva yg membunuh perampok).  

Tulisan Biro Bold
Bro Chingik, emang di Mahayan Bhikkuni boleh punya suami ?
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Akar perpecahan
« Reply #221 on: 23 December 2009, 09:32:31 PM »
Quote
yang paling dekat dengan pernyataan mas chingik adalah mahaparinibbana sutta....tentang  pertemuan.

Benar bro Marcedes,
payah sih bro Truth, sudah saya posting tapi tak mau baca, masih nanya lagi. hehe
Jadi gimana tuh , Mahaparinibbana Sutta masak dibilang buku yang penuh kepura-puraan :))
Ya Buddha harus pura-pura dong kalo tidak mana bisa mengajarkan dhamma kepada Dewa Mara, bisa2 Mara malah lari kalang kabut kalo Buddha memperlihatkan wujud aslinya  ;D


Dalam Mahaparinibbana sutta, Sang Buddha mengikuti rupa dari ke delapan jenis mahluk, manusia, dewa dan brahma untuk mengajarkan Dhamma.

Lantas seorang Bodhisatva menurut mas chingik beremanasi menjadi singa dan harimau untuk apa? untuk mengajarkan singa lain mengaum? atau mengajarkan harimau lain membuat anak? atau mengajarkan Dhamma juga? Atau mungkin mengajarkan hewan rimba lainnya bermeditasi?
The truth, and nothing but the truth...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Akar perpecahan
« Reply #222 on: 23 December 2009, 09:44:42 PM »
Quote
yang paling dekat dengan pernyataan mas chingik adalah mahaparinibbana sutta....tentang  pertemuan.

Benar bro Marcedes,
payah sih bro Truth, sudah saya posting tapi tak mau baca, masih nanya lagi. hehe
Jadi gimana tuh , Mahaparinibbana Sutta masak dibilang buku yang penuh kepura-puraan :))
Ya Buddha harus pura-pura dong kalo tidak mana bisa mengajarkan dhamma kepada Dewa Mara, bisa2 Mara malah lari kalang kabut kalo Buddha memperlihatkan wujud aslinya  ;D


Dalam Mahaparinibbana sutta, Sang Buddha mengikuti rupa dari ke delapan jenis mahluk, manusia, dewa dan brahma untuk mengajarkan Dhamma.

Lantas seorang Bodhisatva menurut mas chingik beremanasi menjadi singa dan harimau untuk apa? untuk mengajarkan singa lain mengaum? atau mengajarkan harimau lain membuat anak? atau mengajarkan Dhamma juga? Atau mungkin mengajarkan hewan rimba lainnya bermeditasi?

supaya di suatu waktu ada cerita bahwa buddha pernah jadi harimau. kalau gak jadi harimau maka gak akan ada dong di tipitaka Buddha jadi harimau. =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Akar perpecahan
« Reply #223 on: 23 December 2009, 10:09:09 PM »
Quote
kalau Buddha bisa Upayakausalya, mengapa Buddha tidak meratakan suku Kosala, walau membunuh 1000 orang kan Buddha katakan Upayakausalya...toh gpp...
pasti anda katakan "rencana buddha di luar logika dan akal sehat" gitu ya? 
Memangnya sejak kapan dikatakan bahwa upayakausalya memberi kebebasan utk berbuat apa saja???
Bro pikir gara2 kasus bodhisatva hanya melakukan aksi membunuh perampok lalu menggeneralisir bahwa segala tindakan bebas dilakukan ? Kalo gitu anda telah mencerna makna upaya kausalya dengan sangat melenceng sekali.
Dan tolong tidak perlu diulang-ulang lagi utk meggeneralisirnya lagi , karena dari awal bro sudah salah memaknai.

Bhikkuni Bhadda saja sewaktu menjadi perumah tangga mendorong suaminya ke jurang hingga hancur berkeping2, toh dipuji oleh para dewa sebagai tindakan yang bijaksana. Dalam RAPB pun mengatakan itu sebagai aksi  Upaya kosalla nana.  Walaupun bro tidak terima kebenaran isi RAPB, terlepas dari itu , sudah menunjukkan satu indikasi bahwa ada kesepakatan umum dalam memaknai Upaya Kosalla nana antara Theravada (kisah Bhikkuni Bhadda yg mendorong suaminya ke jurang) dan Mahayana (kisah Bodhisatva yg membunuh perampok). 

Tulisan Biro Bold
Bro Chingik, emang di Mahayan Bhikkuni boleh punya suami ?
 _/\_

hehe..ralat , saat sebelum menjadi bhikkhuni

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Akar perpecahan
« Reply #224 on: 23 December 2009, 10:16:09 PM »
Quote
yang paling dekat dengan pernyataan mas chingik adalah mahaparinibbana sutta....tentang  pertemuan.

Benar bro Marcedes,
payah sih bro Truth, sudah saya posting tapi tak mau baca, masih nanya lagi. hehe
Jadi gimana tuh , Mahaparinibbana Sutta masak dibilang buku yang penuh kepura-puraan :))
Ya Buddha harus pura-pura dong kalo tidak mana bisa mengajarkan dhamma kepada Dewa Mara, bisa2 Mara malah lari kalang kabut kalo Buddha memperlihatkan wujud aslinya  ;D


Dalam Mahaparinibbana sutta, Sang Buddha mengikuti rupa dari ke delapan jenis mahluk, manusia, dewa dan brahma untuk mengajarkan Dhamma.

Lantas seorang Bodhisatva menurut mas chingik beremanasi menjadi singa dan harimau untuk apa? untuk mengajarkan singa lain mengaum? atau mengajarkan harimau lain membuat anak? atau mengajarkan Dhamma juga? Atau mungkin mengajarkan hewan rimba lainnya bermeditasi?

Nanti akan saya jelaskan.
Jadi benar nih Sang Buddha harus "berpura-pura"?

 

anything