//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Solidaritas untuk Myanmar!  (Read 12834 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline kusalacitta

  • Teman
  • **
  • Posts: 73
  • Reputasi: 7
  • Gender: Female
Solidaritas untuk Myanmar!
« on: 27 September 2007, 12:24:30 PM »
Namo Buddhaya,

Teman-teman, mendapat info dari media massa tentang keadaan di Myanmar saat ini, apa yang bisa kita lakukan sebagai wujud solidaritas sesama umat Buddha? Saya merasa prihatin, dan saya berdoa semoga keadaan tidak bertambah parah dgn jatuhnya korban yg lebih banyak  :(
Thanks.

Regards
Orang-orang yang berbahagia tidak memiliki semua hal dalam kehidupan. Namun mereka piawai dalam membuat segala sesuatu menjadi yang terbaik.

Offline mxi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #1 on: 27 September 2007, 01:35:51 PM »
I think it's time for us to be a brave Buddhist. Sebagai mahasiswa, seharusnya kita memiliki keberanian untuk menyuarakan pendapat. Sebagai sesama Buddhis rasanya paling tidak kita harus menunjukkan solidaritas untuk para biksu dan rakyat Myanmar.
 
Jangan sering2 menggunakan kata "cinta damai" sebagai tameng sikap cuek.
 
Lihatlah di Jawapos hari ini, ada foto beberapa wanita berjilbab ikut berdemo di London untuk Myanmar. Apa kita yang Mahasiswa yang Buddhis malah diam saja?
 
Demo damai atau bagi2 bunga di jalan atau Doa bersama ramai2 dengan KMB2 lainnya dan ajak umat vihara atau gimana rasanya bisa kita lakukan untuk solidaritas ke saudara2 kita, sekaligus menekan pemerintah militer untuk menunjukkan bahwa sikapnya dimati seluruh umat Buddhis dunia.
 
Bagaimana kalo besok minggu?

Nina bisa atur untuk yang di surabaya?
saya belum tau bisa dimana tempatnya, mau kumpul dulu bahas?

Bagaimana yg di jakarta?

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #2 on: 27 September 2007, 01:58:53 PM »
ini potongan email

Quote
HIKMAHBUDHI dan
> rekan2 serahkan petisi ke KEDUBES MYANMAR.
>
> BErikut sedikit sharing mengenai apa yang dilakukan
> teman2/adik2 kita ... (sharing ini bersumber dari
> komunikasi lisan dengan teman2 di lapangan, berita
> formal mungkin akan disampaikan rekan2 pengurus HB
> nanti).
>
> Melihat situasi yang berkembang cepat di Myanmar,
> HIKMAHBUDHI memutuskan untuk juga bergerak cepat.
> Setelah rapat koordinasi aksi hingga larut malam jam
> 12 malam kemarin (25/9), HIKMAHBUDHI akhirnya
> melakukan aksi demonstrasi damainya di depan
> Kedutaan
> Besar Myanmar siang tadi sekitar pukul 2. Keputusan
> ini diambil setelah melihat situasi yang cenderung
> menjurus ke arah kekerasan.
>
> Berangkat dari Taman Surapati, 30-an aktivis
> HIKMAHBUDHI dan rekan2 berjalan menuju kedutaan
> besar
> Myanmar di bilangan Thamrin, Jakarta Pusat. Kecil,
> namun terorganisir rapi, rombongan ini mengusung
> pesan
> agar pemerintah Myanmar tidak melakukan kekerasan
> terhadap anggota Sangha dan rakyat yang
> berdemonstrasi. Pesan-pesan ini dikemas dalam sebuah
> PETISI. Dua spanduk besar bertuliskan 'SOLIDARITY
> FOR
> BURMA, PEACE - FREEDOM- DEMOCRACY' menjadi salah
> satu
> media penyampai pesan demontrasi damai ini.
>
> Sesampainya di Kedubes, mereka sempat ditolak pihak
> kedutaan. Ke-30 teman2 HB kita yang menamakan diri
> 'ALIANSI INDONESIA UNTUK KEBEBASAN BIRMA' ini
> kemudian
> memutuskan melakukan aksi meditasi duduk sampai
> kedutaan mau menerima petisi ini. Akhirnya, pihak
> kedutaan pun mau menerima petisi ini.
>
> LIPUTAN PERS dan DUKUNGAN
> Aksi damai ini menarik pers dalam dan luar negeri.
> Rekan-rekan di lapangan menyebutkan sejumlah media
> terkemuka ikut meliput acara tersebut seperti:
> REUTERS, CNN, METRO TV, dll. Ketua umum (demisioner)
> HIKMAHBUDHI, Eddy Setiawan juga sempat diwawancarai
> dalam tayangan langsung (LIVE) oleh METRO pukul 4
> sore
> tadi. Media kelihatannya amat membutuhkan informasi
> untuk memahami keterlibatan para Biksu dalam aksi di
> Birma. Kiprah komunitas Buddhis Indonesia jelas
> terlihat amat dibutuhkan di sini. (Jika hari ini
> aktivis HIKMAHBUDHI dan sejumlah teman2 dari STAB
> NAlanda (mohon maaf jika salah) yang bergerak,
> mudah2an elemen komunitas yang lebih besar bisa ikut
> dalam gerakan selanjutnya.)
>
> Dalam melakukan aksi ini, HB juga sudah menghubungi
> pimpinan komunitas Buddhis laiinya. Namun hingga
> aksi
> berlangsung, belum ada yang sempat bergabung karena
> waktunya yang memang mendesak. Namun sejumlah figur
> penting Buddhis selama ini juga telah ikut
> memberikan
> dukungannya bagi aksi damai ini dalam berbagai
> bentuk
> yang tidak kalah pentingnya.
>
> AKSI LEBIH LANJUT
> Di tengah berlangsungnya aksi, teman2 HB mendapat
> kabar bahwa dari detikcom, junta militer mulai
> melakukan kekerasan. Yang ditakutkan akhirnya
> terjadi...
>
> ( berita lengkap bisa diakses di detikcom 26 sept
> 2007
> pk 14:16,
> http://www.detik.com/indexberita/indexfr.php)
>
> Melihat ini, kelihatannya dibutuhkan SOLIDARITAS
> yang
> lebih besar tanpa batasan sekat-sekat apapun.
> Penindasan baru telah terjadi, dan untuk mencegah
> penindasan ini berkembang semakin besar, kita
> KOMUNITAS BUDDHIS INDONESIA seyogianya bisa berperan
> dan bergerak DEMI ALASAN KEMANUSIAAN.
>
> Kalau tidak bergerak sekarang, mengingat adanya
> alasan
> korelasi kesamaan agama, kapan lagi KOMUNITAS
> BUDDHIS
> Indonesia akan MELATIH KEPEKAAN dan KEPEDULIAN
> SOSIALnya dalam tingkat yang lebih tinggi? Selama
> ini
> penindasan terus berlangsung di berbagai tempat dan
> waktu baik di dalam maupun di dalam negeri, dan
> selama
> itu pula Komunitas Buddhis Indonesia lebih banyak
> DIAM
> dan 'tiarap' karena merasa tidak punya keterkaitan--
> sebuah alasan yang masih bisa punya daya guna.
>
> Namun kini, kesempatan telah datang untuk
> membuktikan
> apakah komunitas Buddhis Indonesia memang juga
> peduli
> dengan penderitaan mahluk hidup secara universal.
>
> Dukungan dalam berbagai bentuk tentunya amat
> dibutuhkan bagi aksi ini. Mari kita dukung dengan
> kapasitas kita masing2...
>
> Ayo terus bergerak...
>
> Salam pembebasan,
> Agus
>
There is no place like 127.0.0.1

Offline mxi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #3 on: 27 September 2007, 02:16:31 PM »
saya dan nina lagi usahain ajak teman2 di surabaya ko. apa ko sumedho ada tau alamat atau telephone nya hikmabudhi yg di surabaya? atau organisasi lain yang mungkin mau bergabung? saya cuma tau yang di KMB2 ko.

mohon bantuannya.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #4 on: 27 September 2007, 02:30:41 PM »
Aduh kok baru sekarang sih, padahal sudah di trigger dengan pernyataan BPF dan  Dalai Lama
http://www.dhammacitta.org/forum/index.php?topic=632.0

Salah satu strategi adalah mendesak China dan India untuk ikut campur dalam masalah Myanmar.
Berikut salah satu petisi:
http://www.avaaz.org/en/stand_with_burma/tf.php
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #5 on: 27 September 2007, 02:39:54 PM »
saya dan nina lagi usahain ajak teman2 di surabaya ko. apa ko sumedho ada tau alamat atau telephone nya hikmabudhi yg di surabaya? atau organisasi lain yang mungkin mau bergabung? saya cuma tau yang di KMB2 ko.

mohon bantuannya.

wah tidak punya tuh, coba ada kontek Pengurus_HB [at] yahoogroups.com

ada websitenya juga http://www.hikmahbudhi.org/
There is no place like 127.0.0.1

Offline mxi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #6 on: 27 September 2007, 03:00:04 PM »
Aduh kok baru sekarang sih, padahal sudah di trigger dengan pernyataan BPF dan  Dalai Lama
http://www.dhammacitta.org/forum/index.php?topic=632.0

Waduh sori, soalnya sampe hari ini pun setau saya organisasi di surabaya belum ada yg bergerak. saya sendiri tidak bergabung organisasi mana2 cuma tergerak utk ikut gabung aja. Berhubung ga tau mana yg bisa diajak akirnya usaha kontak sana kontak sini.

Jujur saya sendiri agak kecewa dengan kurang kritisnya umat Buddha di Surabaya. Saya dl juga sering main ke Jkt, dan saya rasa umat atau mahasiswa disana jauh lebih kritis dalam menanggapi hal2 begini.

Semoga umat disini mau bangkit dan ga cuma diam2 aja.

mengenai BPF dan dalai lama, saya tidak tau, soalnya baru join disini jg belum sempat buka2 semua.

Offline kusalacitta

  • Teman
  • **
  • Posts: 73
  • Reputasi: 7
  • Gender: Female
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #7 on: 27 September 2007, 03:01:32 PM »
Maaf, mungkin ga sempet liat2. Lagian di koran indo ni baru sy tau infonya kalo sampe ada korban jiwa.
Orang-orang yang berbahagia tidak memiliki semua hal dalam kehidupan. Namun mereka piawai dalam membuat segala sesuatu menjadi yang terbaik.

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #8 on: 27 September 2007, 05:45:54 PM »
semoga perjuangan rakyat myanmar berhasil!
oni... kao titi bobo... gigi...

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #9 on: 27 September 2007, 06:18:42 PM »
Semoga permasalahan di myammar dapat segera terselesaikan dengan baik.

Memprihatinkan !!!  :(

 _/\_


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #10 on: 27 September 2007, 07:10:25 PM »
http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/7010202.stm


Q&A: Protests in Burma
As demonstrations in Burma continue to gather pace, the BBC looks at what triggered the protests, who is involved and what they could mean for the country's military leaders.

What sparked the protests?

On 15 August the government decided to increase the price of fuel. Both petrol and diesel doubled in price, while the cost of compressed gas - used to power buses - increased five-fold.

The hikes hit Burma's people hard, forcing up the price of public transport and triggering a knock-on effect for staples such as rice and cooking oil.

Fuel protest in Rangoon on 22 August
Burmese people are angry about the sudden fuel price increase
Pro-democracy activists led the initial demonstrations in Burma's main city, Rangoon. When about 400 people marched on 19 August, it was the largest demonstration in the military-ruled nation for several years.

The authorities moved swiftly to quell the protests, rapidly arresting dozens of activists. Nonetheless, protests continued around the country. Numbers were small, but demonstrations were held in Rangoon, Sittwe and other towns.

oni... kao titi bobo... gigi...

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #11 on: 27 September 2007, 07:11:41 PM »
Why are monks involved?

The monks started participating in large numbers after troops used force to break up a peaceful rally in the central town of Pakokku on 5 September.

At least three monks were hurt. The next day, monks in Pakokku briefly took government officials hostage. They gave the government until 17 September to apologise, but no apology was forthcoming.

When the deadline expired, the monks began to protest in much greater numbers and also withdrew their religious services from the military and their families.

There have been protests every day since the deadline, both in Rangoon and elsewhere, and they are getting bigger by the day. Tens of thousands of monks are now involved.

Buddhist monks address a crowd at the Shwedagon Pagoda (23 September 2007)
More and more Buddhist monks have been joining the marches
The participation of the monks is significant because there are hundreds of thousands of them and they are highly revered. The clergy has historically been prominent in political protests in Burma.

Because of the clergy's influence, the government has tried hard to woo many senior abbots. The fact that these abbots have chosen to remain silent is a sign for many people that they condone the protests.

Analysts believe that any violence against the monks could trigger a national uprising.
oni... kao titi bobo... gigi...

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #12 on: 27 September 2007, 07:13:30 PM »
What has the government done about it?

At first, the country's military leaders held back, letting the protests continue.

But on Monday they said they were ready to "take action".

By late Tuesday, troops and riot police began to arrive in Rangoon, and a dawn-to-dusk curfew was introduced.

On Wednesday violence broke out at the Shwedagon Pagoda, Rangoon's holiest shrine, as police used baton charges and tear gas to try to stop monks embarking on a ninth day of protests.

Further clases are being reported on Thursday.

Are the protests still about an apology?

For some of the monks, yes. But for others, it has now gone far beyond that.

A group called the Alliance of All Burmese Buddhist Monks has emerged to co-ordinate the protests, and on 21 September it issued a statement describing the military government as "the enemy of the people".

They pledged to continue their protests until they had "wiped the military dictatorship from the land of Burma", and they have called on people across Burma to join them.

One rally marched past the house of detained pro-democracy leader Aung San Suu Kyi, clearly linking the monks' movement with a desire for a change of government.

oni... kao titi bobo... gigi...

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #13 on: 27 September 2007, 07:14:39 PM »
Are others joining in?

In the initial days of the protests, the public did not appear to be involved - commentators suggested that they were too scared of retaliation.

But this has gradually changed as the demonstrations have grown in size.

Footage of one protest showed people lining the route as the monks marched, forming a chain to protect them from any retaliation from soldiers.

Aung San Suu Kyi at the gates of her house, greeting the monks amid a heavy guard presence, 22nd Sept
Aung San Suu Kyi was able to greet the monks over the weekend
And on 24 September, thousands of people responded to a call from the monks and joined a massive protest in Rangoon.

Key members of the opposition party, the National League for Democracy (NLD) are now said to be joining the protests, after initially distancing themselves from the action.

When did Burma last see protests like these?

The last time Burma saw anything on this scale was during the popular uprising of August 1988.

These protests were triggered by the government's decision in 1987 to devalue the currency, wiping out many people's savings.

Demonstrations began among students and then gradually spread to monks and the public. These culminated in a national uprising on 8 August 1988, when hundreds of thousands of people marched to demand a change of government.

The government sent troops to brutally suppress the protests. At least 3,000 people are believed to have died.
oni... kao titi bobo... gigi...

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #14 on: 27 September 2007, 11:09:21 PM »
gw baca koran tade...ada 3 member sangha yg mati yak? ato 2? lupa deh...

yg pasti..pemerintah dah pake cara kasar...

Offline kusalacitta

  • Teman
  • **
  • Posts: 73
  • Reputasi: 7
  • Gender: Female
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #15 on: 28 September 2007, 08:42:05 AM »
Waduh.. headline JP (Jawa Pos) kok tambah mengerikan. Biara diserbu! Orang2 ditembaki!!  :o  :o
Tambah korban jiwa lagi  :'(

Btw, teman2 yg berada di Jawa timur, surabaya khususnya, minggu kita mau ngadain acara doa bersama di Sanggar Agung, Kenjeran. Acara ini akan dimotori oleh mahasiswa2 dari KMB2  seluruh universitas di Sby.
--> saya ralat, tdk jadi di Kenjeran, masi cari tempat. Mohon maaf :)

Mari kita semua doa untuk perubahan yg positif di Myanmar!!
« Last Edit: 28 September 2007, 12:07:22 PM by kusalacitta »
Orang-orang yang berbahagia tidak memiliki semua hal dalam kehidupan. Namun mereka piawai dalam membuat segala sesuatu menjadi yang terbaik.

Offline Fei Lun Hai

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 686
  • Reputasi: 24
  • Gender: Female
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #16 on: 28 September 2007, 02:22:17 PM »
Berikut ini update berita dari Jawa Pos.

LAPORAN:
Kardono Setyorakhmadi
Dari Bangkok, Thailand

15 Tewas, Termasuk Wartawan Jepang
YANGON - Aksi brutal semakin merajalela di Yangon, Myanmar, kemarin. Tidak menghiraukan kecaman dari seluruh dunia, rezim militer memperketat cengkeraman ke rakyat dengan melakukan segala cara untuk menghentikan aksi yang merongrong kekuasaan mereka.

Memasuki hari kesepuluh aksi yang dimotori para biksu Buddha kemarin, pasukan rezim militer semakin terang-terangan menembaki dengan senjata otomatis rakyatnya yang menolak perintah menghentikan aksi unjuk rasa. Penggeledahan dan penangkapan terjadi di seluruh negeri, termasuk di biara suci dan asrama para biksu, yang sepuluh hari terakhir memimpin perlawanan.

Sampai berita ini diturunkan, korban tewas sudah mencapai 15 orang. Ribuan lain terluka. Rezim militer Myanmar menyebutkan, jumlah korban tewas sembilan orang dan sebelas terluka. "Selain itu, 31 pasukan pemerintah juga terluka dalam upaya mengendalikan situasi," ujar Ye Htut, juru bicara pemerintah, tadi malam.

Kekacauan kemarin juga menewaskan seorang warga Jepang. Korban pertama warga asing itu ditemukan tergeletak di jalan raya Rangon dengan tubuh penuh darah karena luka tembakan. Kematian warga Jepang itu sudah dikonfirmasi Kementerian Luar Negeri Myanmar ke Kedutaan Jepang di Yangon.

Dalam pernyataan resmi Kedubes Jepang tadi malam, disebutkan bahwa warga Jepang yang tewas adalah Kenji Nagai, 50, kamerawan kantor berita Jepang APF News. Dia baru Selasa (25/9) tiba di Yangon. Kepastian identitas Kenji didapat setelah ayahnya dan perwakilan APF membenarkan foto korban tewas adalah anak dan karyawan mereka.

Kematian Kenji langsung mengundang reaksi keras pemerintah Jepang. Menteri Sekretaris Kabinet Nobutaka Machimura mengecam keras junta militer. "Kami menyampaikan protes keras ke pemerintah Myanmar dan menuntut adanya investigasi tuntas serta jaminan perlindungan penuh atas warga Jepang di Myanmar," tegas Machimura seperti dikutip dari Kantor Berita Kyodo tadi malam.

Keamanan warga asing di Myanmar memang terancam. Kedubes Inggris di Yangon menyebutkan, tentara dengan senjata berat berkeliling ke kompleks diplomat untuk mencari kemungkinan aksi penyusupan untuk meminta suaka ke kedutaan asing. Sebuah hotel yang menjadi penginapan wartawan asing di Yangon selalu dikepung aparat. "Beberapa di antara tentara melakukan provokasi dengan menggedor kamar hotel," ujar koresponden BBC.

Kebiadaban pasukan keamanan junta militer Myanmar terjadi saat matahari belum menyingsing pada Kamis (27/9). Seorang biksu mengungkapkan, pasukan menyerbu biara biksu Buddha pada dini hari saat kelompok yang dianggap rakyat Myanmar sebagai orang suci itu sedang beristirahat. "Mereka datang tiba-tiba. Kaca jendela dipecahkan dan seluruh biksu di dalam biara diangkut dengan truk tentara," ungkap saksi tersebut.

Seorang biksu lain di Biara Ngwe Kya Yan menunjukkan bercak-bercak darah di lantai. Dia mengungkapkan bahwa selama penyerbuan, para biksu dipukuli dan sedikitnya 70 di antara 150 penghuni diseret ke mobil-mobil tentara. Selain itu, beberapa kali terdengar suara letusan senjata api. "Saya melihat selongsong-selongsong peluru berceceran dan sandal berlumuran darah di lapangan biara setelah penyerbuan," ungkapnya. Saksi mata tersebut tidak mau namanya diungkapkan karena takut menjadi sasaran pembalasan.

Seorang perempuan biksu (biksuni) juga mengungkapkan adanya penyerbuan dan penangkapan di Biara Moe Gaung yang saat itu sedang dijaga oleh tentara. "Bahkan, seorang biksu yang sedang sakit pun juga dibawa," ujar saksi tersebut.

Juru bicara kelompok perlawanan National Coalition Government (NCG) of the Union of Burma Zin Linn yang ditemui wartawan koran ini di Bangkok kemarin mengungkapkan, penyerangan yang dilakukan tentara pun sangat sistematis. "Di tiap biara ada sekitar 200 tentara yang tiba-tiba datang, kemudian melempar bom gas air mata ke dalam kuil. Di tengah situasi panik, sepasukan tentara masuk, mencari pemimpinnya, dan menyerang yang lain," ujar Zin yang mengaku selalu mendapatkan pasokan informasi perkembangan di Myanmar dari anggota mereka yang bergerak di Yangon.

Aksi brutal tentara di tempat suci tersebut akhirnya memicu bentrok terbuka antara polisi dan tentara junta militer dengan para biksu serta rakyat Myanmar di pihak lain. Di Kuil Ngwe-kya-yan, tentara yang menyerbu dikepung sekitar 2.000 penduduk Yangoon. Para tentara itu berhasil lolos dari kepungan setelah secara brutal menembakkan senjata ke kerumunan warga.

Zin juga mengatakan bahwa untuk mematahkan aksi perlawanan, junta militer memutus hubungan listrik ke sejumlah tempat yang menjadi basis para demonstran. Selain itu, obat-obatan di sejumlah rumah sakit pemerintah ditarik. "Jadi, korban luka-luka yang ada hanya dirawat ala kadarnya di klinik-klinik kecil atau bahkan rumah-rumah penduduk. Saya tak bisa memastikan jumlahnya, namun yang jelas korban luka-luka mencapai ribuan," jelas Zin yang ditemui di markasnya kemarin (27/9) sore.

Selain itu, rezim militer Myanmar telah menyiapkan plot kotor. "Dari sumber-sumber kami di Yangoon, rezim militer menyiapkan sekitar 500 penjahat. Mereka dipakaikan seragam biksu dan diperintahkan untuk menyerang komunitas muslim di sana," ungkapnya. Harapannya, lanjut Zin, tercipta konflik horizontal antara komunitas Buddha dan muslim di Myanmar.

Bukan hanya tempat basis perlawanan biksu yang diberangus pasukan junta militer. Lewat tengah malam kemarin, pasukan keamanan juga menahan Myint Thein, juru bicara Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan tokoh oposisi prodemokrasi, Aung San Suu Kyi. Pimpinan lain NLD, Hla Pe, dan mantan anggota parlemen dari etnis minoritas Chin, Pu Yin Shin, juga ditangkap.

Seperti diberitakan, gejolak di Myanmar dua hari terakhir dipicu keputusan pemerintah menaikkan harga BBM hingga 500 persen. Kebijakan itu memicu kekecewaan rakyat dan menjadi aksi perlawanan setelah para biksu ikut terlibat karena tentara mengasari mereka dalam unjuk rasa menentang kenaikan harga BBM di Pakokku pada 5 September. Mereka lalu mengultimatum pemerintah untuk minta maaf atas kekasaran itu, namun tidak diacuhkan. Maka, pecahlah aksi yang lebih besar.

Meskipun junta militer Myanmar semakin biadab dengan korban rakyat terus bertambah, belum ada tindakan konkret dari dunia internasional. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) hingga kemarin hanya mampu menyatakan keprihatinan atas tindakan keras pemerintah terhadap para biksu Buddha di Myanmar itu.

Tindakan lebih jauh adalah segera mengirimkan Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon, Ibrahim Gambari, ke Myanmar usai pertemuan darurat. Melempemnya DK PBB itu tak lepas dari sikap Tiongkok dan Rusia yang memiliki kedekatan hubungan dengan Myanmar.

Tiongkok dan Rusia menyatakan bahwa situasi di Myanmar adalah urusan dalam negeri, tidak mengancam perdamaian dan keamanan internasional sehingga tidak memerlukan tindakan DK PBB. Negara lain yang memiliki hak istimewa di DK PBB, Prancis, AS, dan Jerman, sejauh ini hanya mengecam. "Kami tidak akan pernah menyetujui pengekangan terhadap oposisi Myanmar," tegas Presiden Prancis Nicolas Sarkozy setelah bertemu dengan kepala pemerintah Myanmar di pengasingan, Sein Win, di Paris, kemarin. Uni Eropa dan AS juga menahan untuk tak terlibat terlalu jauh dan berkali-kali menegaskan hanya melakukan aksi mereka dalam kerangka PBB.

Di lain pihak, sikap badan regional ASEAN tak lebih baik daripada PBB. Para menteri luar negeri (Menlu) ASEAN baru melakukan pertemuan hari ini untuk mendiskusikan kerusuhan berdarah di Myanmar yang merupakan salah satu anggota ASEAN. Seorang pejabat senior ASEAN yang tak mau disebutkan namanya menyebut krisis Myanmar memberi "noda" bagi ASEAN.

Di bagian lain, rakyat dari berbagai negara terus melakukan aksi keprihatinan. Aksi mengutuk tindakan junta militer terjadi di Sri Lanka, Indonesia, Filipina, London, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand. Hampir seragam, aksi tersebut dimotori kelompok rohaniwan dan pelajar Buddha. Aksi tersebut ditujukan kepada perwakilan Myanmar di negara-negara itu.

Kedutaan Besar Myanmar di Bangkok kemarin didemo sekitar 100 orang gabungan dari kelompok prodemokrasi Thailand dan Myanmar. Demonstran itu mendesak pemerintah Myanmar untuk segera mengembalikan hak demokrasi biksu dan rakyat Myanmar.

your life simple or complex is depend on yourself

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #17 on: 28 September 2007, 08:55:20 PM »
Myanmar abbots tread fine line
By Claudia Theophilus, AlJazeera, Sept 28, 2007


Kuala Lumpur, Malaysia -- Buddhist monks have been at the forefront of the recent anti-government protests in Myanmar, leading a groundswell comparable to demonstrations last seen nearly 20 years ago.

But the "saffron brigade" has been made up mostly of novice monks leading to questions over the absence of their seniors, the abbots, from the forefront of the marches.
 
At least one religious leader was reportedly in the midst of the protests on Thursday. The Roman Catholic archbishop of Yangon, Charles Bo, was reportedly tear-gassed near the Sule Pagoda.

But some commentators believe the presence of the abbots, or Sayadaw, on the streets could provide the tipping point for the overthrow of the military government.

 
Goh Seng Chai, Malaysia's representative to the Bangkok-based World Fellowship of Buddhists (WFB), said it was unclear as to why the abbots had not spoken up or led the marches in Myanmar.

"We have been discussing this with monks here [in Malaysia] and we are curious as to why they are not making a statement or taking a stand," he told Al Jazeera.

"Personally I think the abbots may not want to say anything that could hurt anyone's feelings because Buddhism teaches peace and compassion."

In just a few days, as the monks took up the vanguard of protests, their silent marches turned into chanting and eventually to three key political demands: that the government lower commodity prices, free political prisoners and open dialogue with the opposition.

Kirinde Dhammaratana, the Chief Sanghanayaka or high priest of Malaysia, said the senior monks may be staying in their monasteries because of "their bitter experiences" of military repression in the past.

"Maybe they are not in a position to come out and protest, especially when they don't know what the government will do," he told Al Jazeera. "As for the younger monks, they are more daring."

'Suffering'

Zawana, a Myanmar monk who has been in Malaysia for two years, said senior monks cannot join the protests because they are kept under tight surveillance.

"It is impossible for the senior monks to join demonstrations," Zawana said.

"Even the young monks don't want to demonstrate but they are doing this on behalf of the people... they don't want the people to continue suffering under this military government."

The military government meanwhile has been quick to seize on the fact that many of the country's 600,000 monks have not joined in the protests, with state media painting a picture of disunity among the monkhood.

But the abbots appear to be treading a fine line between detachment from temporal affairs and compassion for people - both core tenets of Buddhist teachings.

Khin Ohmar, the co-ordinator of the Asia Pacific People's Partnership on Burma based in Thailand, said it was not part of Buddhist culture for senior monks or abbots to join protest movements because of their standing in the community.

Alms boycott

Nonetheless she said the abbots had shown their firm support of the protests by allowing monks to boycott alms from those connected to the military government and organise peace walks, actions that would not have been possible otherwise.

"The alms boycott and peace marches could not have proceeded without permission from the abbots and senior monks," she told Al Jazeera.

"The perception that they are not united has to do with Buddhist teachings and practices," she said.

"Some monks tell people to be patient all the time to the extent of being passive, but there are those who interpret the teachings to reject all forms of injustices."

The move by the protesting monks to overturn alms bowls – a gesture seen as a symbol of protest – was taken as a last resort and after careful deliberation following an attack on a group of monks in the town of Pakokku earlier this month.

A threat on the monks' lives is one of eight prescribed circumstances in which Buddhism allows an alms boycott, and it must be declared through a formal procedure.

Khin Ohmar said a clear sign of support from the top of the Buddhist order came when less than half of the 47 members in the national Sangha attended a meeting with Myanmar's generals.

The meeting had apparently been called by the military government to persuade senior monks and abbots to issue an order for all monks to stop protesting.

They failed to do so, she said, "because such an order can only be issued if there is a unanimous decision."
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline lim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 113
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #18 on: 28 September 2007, 09:29:49 PM »
junta militer koq tega amat sih   :'( :'( :'(
saya berharap ada tindakan nyata dari dunia untuk menghentikan kekerasan tsbt.  ^:)^

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #19 on: 28 September 2007, 10:31:36 PM »
Junta militer mungkin sudah ketakutan..jadi nekat..

PBB kok gk bertindak yak?

trus...

Amerika kok tumben diem...seharusne membantu..

dari dulu gw pro Amerika..karena dalam situasi2 seperti ini..we need them...

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #20 on: 29 September 2007, 02:29:53 AM »
The Death of Kenji Nagai, Myanmar, September 27th, 2007





tambahan :






*taken from Kaskus*

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #21 on: 29 September 2007, 10:34:47 AM »
Junta militer mungkin sudah ketakutan..jadi nekat..

PBB kok gk bertindak yak?

trus...

Amerika kok tumben diem...seharusne membantu..

dari dulu gw pro Amerika..karena dalam situasi2 seperti ini..we need them...

UN tidak bisa langsung menjatuhkan sanksi karena Rusia dan China tidak menyetujuinya dan beranggapan kejadian di Burma tidak membahayakan kawasan, plus kedua negara ini punya hubungan baik dengan Junta Militer. Tapi UN sudah mengirim utusan khusus ke Burma. Dan sekarang dunia sedang melihat reaksi dari ASEAN yang seharusnya bisa berperan penting.

Masalah AS, mungkin belum melihat apa untungnya bantuin Burma  ^-^ beda sekali dengan masalah Irak ^-^ , Tapi isunya sih AS ada di balik pergerakan ini :whistle:
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #22 on: 29 September 2007, 10:37:00 AM »
Photo:
Wah itu wartawan Jepang yang tewas ya :(
Itu Militer ngak elit banget pakai sendal jepit  ^-^
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #23 on: 29 September 2007, 10:44:51 AM »
amerika udah sibuk ama masalah irak, iran dsbnya.
ga bisa bergantung ama negara lain. dr dlm negara sendiri, lbh baik.
oni... kao titi bobo... gigi...

Offline mxi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #24 on: 01 October 2007, 04:12:53 PM »
amerika udah sibuk ama masalah irak, iran dsbnya.

Setau saya, Amerika justru yang memberikan respon paling cepat dan paling keras dibanding negara lain. Bukankah mereka telah memberikan sanksi kepada pemimpin2 junta militer dengan membekukan kekayaan mereka di Amerika? Amerika juga telah menyiapkan sanksi2 lain.

Dibandingkan negara2 lain yang hanya masih berupa simpati atau keprihatinan, rasanya sikap Amerika jauh lebih bagus, tindakan nyata untuk menghukum Junta Militer.

Offline mxi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #25 on: 01 October 2007, 04:15:32 PM »
saya dan nina lagi usahain ajak teman2 di surabaya ko. apa ko sumedho ada tau alamat atau telephone nya hikmabudhi yg di surabaya? atau organisasi lain yang mungkin mau bergabung? saya cuma tau yang di KMB2 ko.

mohon bantuannya.

wah tidak punya tuh, coba ada kontek Pengurus_HB [at] yahoogroups.com

ada websitenya juga http://www.hikmahbudhi.org/

Sudah sempat ketemu ama salah satu pengurus HB. Terima kasih bantuannya.

Rencana Rabu ini ada doa bersama lintas agama di Surabaya.

Sebelumnya mau demo, tapi bingung mau demo dimana, belum pernah demo juga anak2 KMB disini, akhirnya minggu lalu doa bersama di vihara untuk korban2.

Offline kusalacitta

  • Teman
  • **
  • Posts: 73
  • Reputasi: 7
  • Gender: Female
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #26 on: 02 October 2007, 08:29:21 AM »
Ternyata situs http://www.chanmyay.org/ ini tidak bisa diakses sekarang  :'( Ini salah satu situs buddhis bagus, tentang Chanmyay Yeikhta Meditation Center di Yangoon, Myanmar.

Check out this:
http://www.buddhistchannel.tv/
http://www.ko-htike.blogspot.com/
http://www.givetoburma.org/
http://www.irrawaddy.org/
http://www.petitiononline.com/BUR_2007/petition.html --> petisi ajaib
http://petitions.pm.gov.uk/Boycott-Olympics/ --> utk menekan pemerintah China yg tidak mau membantu menghentikan junta militer Myanmar
http://www.avaaz.org/en/index.php --> petisi utk mendukung perjuangan pembebasan BURMA
« Last Edit: 02 October 2007, 01:37:51 PM by kusalacitta »
Orang-orang yang berbahagia tidak memiliki semua hal dalam kehidupan. Namun mereka piawai dalam membuat segala sesuatu menjadi yang terbaik.

Offline kusalacitta

  • Teman
  • **
  • Posts: 73
  • Reputasi: 7
  • Gender: Female
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #27 on: 02 October 2007, 08:32:26 AM »
Indonesian Alliance for Freedom in Burma: Statement of support from the Union of Indonesian Buddhist Students (HIKMAHBUDHI)

The Buddhist Channel, Oct 1, 2007

In the past few weeks, Burma has experienced a series of demonstrations by hundreds of thousands of Burmese people led by monks and nuns due to the rise of gas prices - a policy which has created greater burdens for the Burmese people.

For almost 20 years, Burma has been living in political and social repression under a military junta. In 1988, the people's aspiration for freedom and democracy was met with the killing of thousand of demonstrators and the detention of activists by the military junta which has as well arrogantly deprived the election result won by National League for Democracy (NLD), the party led by Aung San Suu Kyi. Furthermore, Aung San Suu Kyi and other democracy movement leaders have been detained and have yet to be released. The military junta is the most responsible party for what has happened in Burma today: ethnic cleansing, corruption, terrors, instability, and poverty.

The increasing number of protests by the Burmese people is an apparent and strong aspiration for a change. For the last two decades, the Burmese people have experienced continuous repression. Now, they have voiced their demand louder; their demand for freedom and democracy, led by Sangha members. The military junta has several times injured its commitment to represent democracy in Burma, and they continue to repress their people.

Responding to the crisis in Burma today, we, the Buddhist organizations united in The Indonesian Alliance for Freedom in Burma makes the following appeal:

   1. To give full support and solidarity to the movement of Sangha members and Burmese people in their efforts to pursue freedom and democracy in Burma.
   2. To remind the military junta not to use violence in facing all the peaceful protests. We sincerely hope that the junta would open their eyes, ears, and hearts to listen to the aspiration of the Burmese people.
   3. To urge the government of the Republic of Indonesia to take initiatives through ASEAN to push the military junta back to the road of democracy and immediately release Aung San Suu Kyi and other political prisoners.
   4. To urge the international Buddhist community to give their full support for the fight of Burmese people for the sake of democracy and the liberty of Burmese people from further repression.

Jakarta, 26th September 2007
The Indonesian Alliance for Freedom in Burma
The Union of Indonesian Buddhist Students (HIKMAHBUDHI)

Orang-orang yang berbahagia tidak memiliki semua hal dalam kehidupan. Namun mereka piawai dalam membuat segala sesuatu menjadi yang terbaik.

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #28 on: 02 October 2007, 12:05:20 PM »
mxi : rupanya amerika sdh melakukan embargo ya.. good
skrg tinggal tunggu UN mo melakukan apa.
oni... kao titi bobo... gigi...

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #29 on: 03 October 2007, 11:14:56 AM »
embargo apaan yak ?

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #30 on: 03 October 2007, 11:21:45 AM »
stop perdagangan ke negara itu.
There is no place like 127.0.0.1

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #31 on: 04 October 2007, 01:02:47 AM »
thx ko Medho... ;D

skarang kok dah gk ada berita lage yak?

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #32 on: 04 October 2007, 05:37:22 AM »
Ya mudah2an saja embargonya sukses, tapi bagusnya embargo persenjataan militer se. Tapi bila hanya Amerika saja, Junta dkk bisa supply dari China dan Rusia. Tidak tahu sekarang apakah Amerika dan Rusia masih kayak Anjing dan Kucing
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline cowcool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 132
  • Reputasi: 7
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #33 on: 04 October 2007, 09:41:50 AM »
imho embargo militer ga efek buat Junta . merka tidak butuh tank , pesawat , rudal ... yg mereka butuhkan cuma pistol, senapan dan pentungan buat melawan rakyat.
ShoeDistro.com
Depotkantor.com

Offline indavadi

  • Teman
  • **
  • Posts: 74
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #34 on: 04 October 2007, 12:00:05 PM »
Bebaskan "Masyarakat" Burma, en bukan bebaskan Burma, saya jadi bingung apa yang sebenarnya "terjadi" diBurma? apakah berdasar atas keinginan rakyat untuk menggulingkan Junta Militer, atau hanya karena segelintir oknum yang terkekang oleh kondisi Junta? apa yang bisa Burma lakukan ketika mereka telah "free"?. Yang kita inginkan bersama adalah "masyarakat" Burma yang terbebas dan bukan Burma yang "bebas" dari junta dan kemudian masuk dalam "sel" kekuatan asing. Jgn kejadian Thailand kembali terulang, kita sudah seharusnya belajar dari sejarah.
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #35 on: 04 October 2007, 12:11:50 PM »
beli pistol, senapan ama pentungan mesti ada duit. jd embargo emang perlu *btw..emang ada embargo militer? adanya embargo perdagangan klga salah* ;D

indavadi : pd thn 1988, sdh ada pemilihan umum dan dimenangkan oleh Aung San Suk Yi, tp pihak militer tdk menyetujuinya dan kmdn menangkan Aung San Suk Yi dan banyak anak buah Aung San Suk Yi yg dibunuh, sebagian dr mereka melarikan diri ke negara lain dan mendirikan pemerintahan burma *lupa dimana*. jd bukan segelintir oknum, tp militer yg mengkudeta hasil pemilu.
oni... kao titi bobo... gigi...

Offline indavadi

  • Teman
  • **
  • Posts: 74
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #36 on: 04 October 2007, 01:05:29 PM »
bluesky (biar keren dikit lah hehehe), gini toh maksud saya, apa yang dihadapi Burma (Myanmar) saat ini tidaklah semudah yang dibilang bahwa junta militer dalang semuanya, tetapi yang lebih jauh lagi, ada "kekuatan-kekuatan" asing yang ikut berperang didalamnya, saya setuju jika Burma dibebaskan, tetapi bebaskanlah rakyat, dan jangan Burma, karena Burma tidak siap untuk bebas!. Mereka masih belum bisa menerima yang namanya demokrasi, yang ada nantinya malah kepentingan asing yang masuk, itu sangatlah berbahaya bagi rakyat burma itu sendiri dan juga umat Buddhist.
Contoh dari kasus lain adalah ketika Afganistan masih dikuasai oleh sistem kerajaan, saat tersebut selalu dikenal sebagai saat yang aman dan damai, tetapi "antek" demokrasi ikut bermain dan akhirnya kudeta terjadi dan Afganistan sekarang menjadi republik. Tapi apa yang terjadi selanjutnya?
Semua sudah jelas mengenai apa yang terjadi selanjutnya.

Burma harus "bebas", bebas dari kepentingan asing, dan bebas dari rongrongan yang berkedok demokrasi..
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #37 on: 04 October 2007, 11:31:27 PM »
Myanmar Than Shwe, Jenderal yang Percaya Takhayul Junta Myanmar
dianggap sebagai salah satu rezim yang paling diliputi rahasia di dunia. Karena
itu cerita soal tokoh terkuat junta itu, Than Shwe, yang mengetuai Dewan
Perdamaian dan Pembangunan Negara (State Peace and Development Council/SPDC) ,
badan 12 jenderal penguasa negara itu, selalu saja menarik. Lahir Februari 1933
di dekat Mandalay, Myanmar tengah, saat masih dijajah Inggris, Than Shwe bekerja
sebagai seorang pegawai pos sebelum bergabung dengan tentara tahun
1953. Dia seorang perwira militer karier yang berani dan loyal. Giginya sampai
terpotong saat memberantas pemberontakan militer. Dia juga pernah bergabung di
bagian perang psikologis. Loyalitasnya membuatnya meraih 16 bintang kehormatan.
Than Shwe akhirnya menjadi orang tertinggi militer dengan gelar "Jenderal
Senior" tahun 1992. Dia menggantikan Jenderal Saw Maung, yang pensiun karena
kesehatan. "Dia menuntut kesetiaan. Dia sungguh seorang serdadu asli," kata
Razali Ismail, mantan utusan khusus PBB ke Myanmar yang telah bertemu Than Shwe
berkali-kali.
"Dia menganggap dirinya seorang patriot, seorang nasionalis. Dia kerap
berbicara mengenai pengorbanan yang dia dan generasinya telah buat." Dia
kabarnya seorang yang introver dan percaya takhayul, dengan sering meminta
nasihat para ahli nujum. Diplomat Barat yang bertemu Than menggambarkannya
sebagai tak punya rasa humor, kaku, dan cupet. Than Shwe jarang memberi
pernyataan di muka umum kecuali pada Hari Angkatan Bersenjata Myanmar. Tahun
ini, jenderal berusia 74 tahun itu di depan militer memperingatkan bahwa Myanmar
masih menghadapi bahaya dari
"negara-negara kuat" yang mencoba melemahkan militer. "Mereka mencoba
menanamkan bibit-bibit perselisihan dan pertikaian tidak hanya di antara ras-ras
nasional, tetapi juga di dalam masing-masing kelompok etnis di berbagai bidang,
seperti agama, ideologi, dan kelas sosial," kata Than Shwe. Menurut diplomat dan
analis, pada tahun-tahun terakhir, saat kesehatannya menurun, perilakunya kian
aneh. Tahun 2005, nyaris dalam sekejap, ia memindahkan ibu kota Myanmar dari
Yangon ke tempat terpencil 400 kilometer di utara. Ibu kota baru bernama
Naypyidaw (Naypyitaw) alias kediaman para raja. Untuk menyambut Hari Angkatan
Bersenjata pertamanya di sana, dia membangun patung raksasa dari era raja-raja
Burma. "Dia ingin tampak agung," ujar seorang diplomat Barat yang minta tak
disebutkan namanya. Kini, kesehatannya yang memburuk memaksanya untuk lebih
banyak di Naypyidaw. "Dia kini lebih bergantung pada perwira-perwira junior dan
ahli nujumnya sebagai panduan," ujar
Larry Jagan, analis Myanmar. Salah satu perjalanannya ke luar ibu kota adalah
menghadiri pesta perkawinan putrinya tahun lalu di Yangon. Pesta senilai 300.000
dollar AS (sekitar Rp 2,85 miliar) yang membuat marah rakyat. Pasangan itu juga
menerima hadiah perkawinan bernilai 50 juta dollar
AS. Dia menolak memberi kekuasaan ke Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan
Aung San Suu Kyi. Dia sangat tak menyukai Suu Kyi. Than Shwe pernah meninggalkan
acara pertemuan dengan seorang dubes hanya karena nama Suu Kyi disebut.


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

 

anything