//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Euthanasia  (Read 34375 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Euthanasia
« on: 05 June 2008, 03:20:52 AM »
Friends, kebetulan keinget tentang ini nih...Menurut pandangan Buddhis bagaimana yah?Dulu pas kuliah sih pernah dibahas,cma gw sendiri skrng lupa... :P
Tadi sempet kulik2 d Wikipedia, jawabannya sih begini :


Quote
Buddhism
There are many different views among Buddhists on the issue of euthanasia. Here are a few:

In Theravada Buddhism a lay person daily recites the simple formula: "I undertake the precept to abstain from destroying living beings."[34] For Buddhist monastics (bhikkhu) however the rules are more explicitly spelled out. For example, in the monastic code (Patimokkha), it states:

    "Should any bhikkhu intentionally deprive a human being of life, or search for an assassin for him, or praise the advantages of death, or incite him to die (thus): 'My good man, what use is this wretched, miserable life to you? Death would be better for you than life,' or with such an idea in mind, such a purpose in mind, should in various ways praise the advantages of death or incite him to die, he also is defeated and no longer in communion."[35]

In other words, such a monk or nun would be expelled irrevocably from the Buddhist monastic community (sangha).[36] The prohibition against assisting another in their death includes circumstances when a monastic is caring for the terminally ill and extends to a prohibition against a monastic's purposively hastening another's death through word, action or treatment.[35]

American Buddhist monk Thanissaro Bhikkhu wrote:

    Thus, from the Buddha's perspective, encouraging a sick person to relax her grip on life or to give up the will to live would not count as an act of compassion. Instead of trying to ease the patient's transition to death, the Buddha focused on easing his or her insight into suffering and its end.[37]

The Dalai Lama was cited by the Agence-France Presse in a 18 September 1996 article entitled "Dalai Lama Backs Euthanasia in Exceptional Circumstances" regarding his position on legal euthanasia:

    Asked his view on euthanasia, the Dalai Lama said Buddhists believed every life was precious and none more so than human life, adding: 'I think it's better to avoid it.'

    'But at the same time I think with abortion, (which) Buddhism considers an act of killing ... the Buddhist way is to judge the right and wrong or the pros and cons.'

    He cited the case of a person in a coma with no possibility of recovery or a woman whose pregnancy threatened her life or that of the child or both where the harm caused by not taking action might be greater.

    "These are, I think from the Buddhist viewpoint, exceptional cases," he said. "So it's best to be judged on a case by case basis."

Menurut temen2 gmn?
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Euthanasia
« Reply #1 on: 05 June 2008, 08:22:40 AM »
Euthanasia perlu dipertanyakan apakah dia mati secara wajar atau sengaja dibuat mati? Dhamma adalah tathata(kebegituan) dalam alam dan semua proses seharusnya terjadi secara alami tanpa ada campur tangan beberapa pihak dalam membuatnya mati. Kasus ini akan berbeda dari contoh kecelakaan jalan raya sehingga ada yang meninggal karena ini adalah kematian alami yang diakibatkan berbuahnya kamma buruk.

Berbeda dengan euthanasia, contoh,ayahnya sangat menderita di rumah sakit,sehingga untuk mengakhiri penderitaan maka pihak keluarga mengambil jalan memotong suplai oksigen atau sintik mati. ini sama saja dengan pembunuhan secara tidak disadari. Apapun yang terjadi pada tubuh ayahnya baik menderita atau tidak,itu adalah hal alami karena lahir,tua,sakit dan mati. Biarkan proses ini terjadi apa adanya. Kalau menderita,beritahukan kepada dia mengenai Dhamma,agar ia mengerti bahwa kondisi tubuh ini tidak kekal sedari dulu. ajak dia menyadari sakitnya dengan bervipasana walaupun dalam keadaan koma. Kalau dari Pure Land,selalu diajak untuk melafal Amitabha sampai pasien itu mencapai konsentrasi atau setidaknya hatinya tenang sampai ia mati total.

Aborsi juga merupakan pembunuhan karena itu adalah buah yang sengaja dibuat namun tidak bisa dipertanggungjawabkan.
menurut aku,aborsi bisa dilakukan apabila kehamilan menyebabkan resiko kematian pada ibu. ini berarti kamma baik/buruk si calon anak ini tidak nyambung dengan keluarga tempat ia akan dilahirkan sehingga ia perlu 'out' .namun tetap ayng menentukan ingin aborsi adalah ibunya sendiri dalam artian ia diuji welas asihnya untuk tetap mengambil resiko melahirkan anak ini atau ia memilih abstain dan melanjutkan aborsi. _/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Euthanasia
« Reply #2 on: 05 June 2008, 09:07:42 AM »
Jika 'suntik mati' dilakukan dengan alasan: Agar si pasien tidak menderita berkepanjangan, harap mengingat hukum kamma vipaka.

Bunyi hukumnya: apa yang kita perbuat, akan kita petik hasilnya.

Penderitaan (sakit) si pasien adalah buah kamma dia sendiri. Jadi, meskipun kita menyuntik mati atau mencabut supply oksigen agar si pasien mati, jikalau vipakanya belum berakhir, si pasien tsb masih harus melanjutkan penderitaannya dikehidupan selanjutnya.

Ini yg perlu kita pertimbangkan juga.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Euthanasia
« Reply #3 on: 05 June 2008, 09:38:39 AM »
ketika manusia di kutub (eskimo) sudah tua,
rasa dingin itu menusuk ke tulang...

makanya mereka punya tradisi dimana anak mereka harus membunuh orang tua mereka ketika orang tuanya meminta karena tidak dapat menahan penderitaan lagi.

serba sulit kan...
bagi orang tua, dia sudah merasakan neraka avici tanpa jeda...
bagi sang anak, dia juga sulit sekali mengakhiri hidup orang yg dicintainya...

makanya Sang Buddha bilang:
sungguh susah menjalani kehidupan sebagai manusia

when will i see the shore?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Euthanasia
« Reply #4 on: 05 June 2008, 09:52:08 AM »
makanya Sang Buddha bilang:
sungguh susah menjalani kehidupan sebagai manusia


saya tambahkan lagi "Lebih susah lagi terlahir sebagai manusia tapi tidak mengenal Dhamma"

Jikalau orang Eskimo(manusia) itu bisa mengenal Dhamma, maka tidak akan ada tindakan seperti ini.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Sang Buddha malah pernah mendorong euthanasia
« Reply #5 on: 05 June 2008, 09:57:33 AM »
Quote
Buddhism
There are many different views among Buddhists on the issue of euthanasia. Here are a few:

In Theravada Buddhism a lay person daily recites the simple formula: "I undertake the precept to abstain from destroying living beings."[34] For Buddhist monastics (bhikkhu) however the rules are more explicitly spelled out. For example, in the monastic code (Patimokkha), it states:

    "Should any bhikkhu intentionally deprive a human being of life, or search for an assassin for him, or praise the advantages of death, or incite him to die (thus): 'My good man, what use is this wretched, miserable life to you? Death would be better for you than life,' or with such an idea in mind, such a purpose in mind, should in various ways praise the advantages of death or incite him to die, he also is defeated and no longer in communion."[35]

In other words, such a monk or nun would be expelled irrevocably from the Buddhist monastic community (sangha).[36] The prohibition against assisting another in their death includes circumstances when a monastic is caring for the terminally ill and extends to a prohibition against a monastic's purposively hastening another's death through word, action or treatment.[35]

American Buddhist monk Thanissaro Bhikkhu wrote:

    Thus, from the Buddha's perspective, encouraging a sick person to relax her grip on life or to give up the will to live would not count as an act of compassion. Instead of trying to ease the patient's transition to death, the Buddha focused on easing his or her insight into suffering and its end.[37]

The Dalai Lama was cited by the Agence-France Presse in a 18 September 1996 article entitled "Dalai Lama Backs Euthanasia in Exceptional Circumstances" regarding his position on legal euthanasia:

    Asked his view on euthanasia, the Dalai Lama said Buddhists believed every life was precious and none more so than human life, adding: 'I think it's better to avoid it.'

    'But at the same time I think with abortion, (which) Buddhism considers an act of killing ... the Buddhist way is to judge the right and wrong or the pros and cons.'

    He cited the case of a person in a coma with no possibility of recovery or a woman whose pregnancy threatened her life or that of the child or both where the harm caused by not taking action might be greater.

    "These are, I think from the Buddhist viewpoint, exceptional cases," he said. "So it's best to be judged on a case by case basis."

Menurut temen2 gmn?

Sang Buddha malah pernah mendorong seorang arahat yang ingin bunuh diri, dengan berkata: "Jangan takut mati."

Salam,
hudoyo

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Euthanasia
« Reply #6 on: 05 June 2008, 10:03:26 AM »
Lantas Arahatnya jadi bunuh diri ga Pak Hudoyo?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Euthanasia
« Reply #7 on: 05 June 2008, 10:14:14 AM »
Jadi ... kalau tidak salah, itu satu-satunya cerita ada arahat bunuh diri.

Selain itu ada cerita beberapa bhikkhu yang memutuskan bunuh diri --biasanya karena alasan sakit yang berkepanjangan-- lalu justru mencapai kearahatan ketika dalam proses menggorok lehernya sendiri ... Ini dikatakan oleh Sang Buddha, ketika dilapori oleh bhikkhu-bhikkhu lain tentang peristiwa bunuh diri bhikkhu tersebut.

Salam,
Hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Euthanasia
« Reply #8 on: 05 June 2008, 10:16:10 AM »
when will i see the shore?

What shore? .... ;D

Salam,
hudoyo

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Euthanasia
« Reply #9 on: 05 June 2008, 10:24:42 AM »
Saya pernah membaca mengenai hal ini juga Pak Hud, bahwa ketika seseorang mencapai ke Arahatan , ia merasa semua sudah sirna lantas untuk apa lagi,jadi dia "bunuh diri", Pak Hud,mau tanya bukankah keadaaan seorang Arahat itu sudah "out" dari timbulnya kamma baik dan kamma buruk,jadi ketika memutuskan untuk mengakhiri hidupnya itu okay. Sama halnya Sang Buddha menerima permintaan Mara untuk segera Parinibbana, bukankah itu namanya diajak "bunuh diri" aja. lantas Pacceka Buddha yang membakar dirinya ketika Sammasambuddha akan lahir,bukankah itu "bunuh diri"? mereka bunuh diri juga toh mereka sudah mencapai end sebenarnya. konsekuensi akan terjadi kalau kita berbicara dalam scope umat awam. sudah bijaksanakah ia bertindak seperti arahat itu?

soal bhikkhu bunuh diri dan akhirnya mencapai kearahatan, ada juga kisah seorang bhikkhu yang ditantang melihat semua hasrat seksual, diajak ke surga lihat dewi dewi yang berubah jadi monyet dan akhirnya ia menyadari dan mencapai Arahat. berarti dalam proses itu,ada yang mebuat dia tersadarkan, namun apakah ini layak dipraktekkan oleh umat awam, boro boro capai arahat,pendarahan iya, akhirnya ga tersadarkan("pingsan"). Ada mental state yang besar yang harus dilakukan.
« Last Edit: 05 June 2008, 10:27:12 AM by nyanadhana »
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Euthanasia
« Reply #10 on: 05 June 2008, 10:41:55 AM »
[...] mereka bunuh diri juga toh mereka sudah mencapai end sebenarnya. konsekuensi akan terjadi kalau kita berbicara dalam scope umat awam. sudah bijaksanakah ia bertindak seperti arahat itu?

Ya, betul buat seorang arahat, bunuh diri tidak membawa konsekuensi apa pun ...

Tapi ada kisah beberapa bhikkhu yang belum arahat ... bunuh diri karena sakit yang berkepanjangan ... lalu justru mencapai kearahatan ketika melakukan bunuh diri itu ...

YM Nanavira Thera ... dalam sebuah surat wasiatnya menulis bahwa beliau telah mencapai tingkat sotapatti ... tapi karena sakit yang berkepanjangan ... dan merasa yakin tidak akan sembuh ... dan penyakitnya itu membuat beliau terombang-ambing antara pilihan 'lepas jubah' dan 'bunuh diri' ... akhirnya memilih bunuh diri juga ...

Salam,
hudoyo

Offline hartono238

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 295
  • Reputasi: 8
Re: Euthanasia
« Reply #11 on: 05 June 2008, 10:46:15 AM »
apakah dalam agama buddha dibolehkan bunuh diri ? lalu apakah tidak sama bunuh diri sendiri dengan bunuh makhluk  lain ? jika begitu , kita bisa juga bunuh makhluk lain yg sedang sakit sakitan donk ?

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Euthanasia
« Reply #12 on: 05 June 2008, 10:54:06 AM »
YM Nanavira Thera ... dalam sebuah surat wasiatnya menulis bahwa beliau telah mencapai tingkat sotapatti ... tapi karena sakit yang berkepanjangan ... dan merasa yakin tidak akan sembuh ... dan penyakitnya itu membuat beliau terombang-ambing antara pilihan 'lepas jubah' dan 'bunuh diri' ... akhirnya memilih bunuh diri juga

ini saya review dari tulisan Pak Hudoyo saja berdasarkan kondisi tulisan yang dikasih, bukan atas kondisi si bhikkhu itu karena saya tidak tahu sesungguhnya seperti apa
yah itu urusan dia pak mengenai kebijaksanaan dia, Sang Buddha mengharapkan kita untuk tidak berspekulasi dan juga bertaruh(gambling). memang kemungkinan tidak akan sembuh tapi belajar dari Moggalana(kalo ga salah) yang mati dibunuh meskipun ia sudah tahu ke depan bahwa dia akan mati dibunuh,tapi Moggalana merelakan hukum Dhamma terjadi padanya,bukan menyembunyikan diri atau bunuh diri duluan daripada dicoblos orang.
Pembuat keputusan akan bertanggung jawab atas keputusannya, begitulah Kamma diajarkan.

Tapi ada kisah beberapa bhikkhu yang belum arahat ... bunuh diri karena sakit yang berkepanjangan ... lalu justru mencapai kearahatan ketika melakukan bunuh diri itu ...
ini sama halnya dengan tulisan saya ,aada bhikku yang diajak jalan2 oleh Sang Buddha ke surga kenikmatan indriawi,kalo ga salah Ananda yah pada saat merasa "musim kawin" tiba, lantas setelah ingin berbuat,nafsu itu padam.
Bunuh diri,pada saat itu dia menjadi Arahat dan kemudian padam, kembali lagi ke tulisan Arahat tidak memiliki konsekuensi apa2. Kasusnya beda Pak untuk orang yang bunuh diri. niatnya aja udah berbeda.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Euthanasia
« Reply #13 on: 05 June 2008, 10:56:50 AM »
apakah dalam agama buddha dibolehkan bunuh diri ? lalu apakah tidak sama bunuh diri sendiri dengan bunuh makhluk  lain ? jika begitu , kita bisa juga bunuh makhluk lain yg sedang sakit sakitan donk ?

Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami
Aku mengambil tekad untuk menghindari segala bentuk pembunuhan baik melalui ucapan,perbuatan dan pemikiran, dan semoga dengan tekad ini memperkuat samadhi saya.

Masih kurang jelas?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline hartono238

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 295
  • Reputasi: 8
Re: Euthanasia
« Reply #14 on: 05 June 2008, 11:01:21 AM »
tapi cerita tentang bunuh diri diatas itu ? kenapa boleh ? malah mencapai arahat