Saya pernah membaca mengenai hal ini juga Pak Hud, bahwa ketika seseorang mencapai ke Arahatan , ia merasa semua sudah sirna lantas untuk apa lagi,jadi dia "bunuh diri", Pak Hud,mau tanya bukankah keadaaan seorang Arahat itu sudah "out" dari timbulnya kamma baik dan kamma buruk,jadi ketika memutuskan untuk mengakhiri hidupnya itu okay. Sama halnya Sang Buddha menerima permintaan Mara untuk segera Parinibbana, bukankah itu namanya diajak "bunuh diri" aja. lantas Pacceka Buddha yang membakar dirinya ketika Sammasambuddha akan lahir,bukankah itu "bunuh diri"? mereka bunuh diri juga toh mereka sudah mencapai end sebenarnya. konsekuensi akan terjadi kalau kita berbicara dalam scope umat awam. sudah bijaksanakah ia bertindak seperti arahat itu?
soal bhikkhu bunuh diri dan akhirnya mencapai kearahatan, ada juga kisah seorang bhikkhu yang ditantang melihat semua hasrat seksual, diajak ke surga lihat dewi dewi yang berubah jadi monyet dan akhirnya ia menyadari dan mencapai Arahat. berarti dalam proses itu,ada yang mebuat dia tersadarkan, namun apakah ini layak dipraktekkan oleh umat awam, boro boro capai arahat,pendarahan iya, akhirnya ga tersadarkan("pingsan"). Ada mental state yang besar yang harus dilakukan.