//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pengertian Nibbana  (Read 65140 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Pengertian Nibbana
« on: 23 December 2014, 11:03:12 AM »
Apakah pengertian Nibbana?
Yang saya maksud/harapkan adalah pengertian yg lebih detil selain dari pandangan umum tentang nibbana:
- terbebas dari dukkha
- lenyapnya lobha dosa moha
Dan bagaimanakah anda menjelaskan kaitannya dengan Jalan Suci Beruas 8 (8 Jalan Utama) ?

metta,
 _/\_

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #1 on: 28 December 2014, 06:19:20 PM »
Apakah pengertian Nibbana?
Yang saya maksud/harapkan adalah pengertian yg lebih detil selain dari pandangan umum tentang nibbana:
- terbebas dari dukkha
- lenyapnya lobha dosa moha
Dan bagaimanakah anda menjelaskan kaitannya dengan Jalan Suci Beruas 8 (8 Jalan Utama) ?

metta,
 _/\_

Demikian yg didengar

Dengan padamnya avijja
Padamlah sankara.

Ini yg paling dekat dengan pengertian nirwana.

Mengenai asta ariya marga silahkan langsung
Ke pembimbingnya. Tiap manusia memiliki jalannya sendiri.
bisa sama sering kali berbeda.

Sadar masih ada keluarga, jauhi pengertian spt ini.
inilah kebijaksanaan.

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #2 on: 29 December 2014, 10:48:41 AM »
Demikian yg didengar

Dengan padamnya avijja
Padamlah sankara.

Ini yg paling dekat dengan pengertian nirwana.

Mengenai asta ariya marga silahkan langsung
Ke pembimbingnya. Tiap manusia memiliki jalannya sendiri.
bisa sama sering kali berbeda.

Sadar masih ada keluarga, jauhi pengertian spt ini.
inilah kebijaksanaan.

Betul, padamnya sankhara juga pengertian dari nibbana.
Lantas apa hubungannya asta ariya marga dgn nibbana? Penjelasan teknisnya itu bagaimana?
Semoga para sesepuh di sini berkenan meluangkan sedikit waktunya utk memberi masukan.

Mengenai kalimat anda yg saya beri warna merah saya tdk mengerti maksudnya.

metta selalu.
 _/\_

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #3 on: 29 December 2014, 11:15:49 AM »
[...]
Lantas apa hubungannya asta ariya marga dgn nibbana?

Majjhima Nikaya 3: Dhammadāyāda Sutta (Pewaris dalam Dhamma)

Terdapat Jalan Tengah untuk meninggalkan keserakahan dan kebencian, menghasilkan penglihatan, menghasilkan pengetahuan, yang menuntun menuju kedamaian, menuju pengetahuan langsung, menuju pencerahan, menuju Nibbāna.

Dan apakah Jalan Tengah itu? Adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar. Ini adalah Jalan Tengah yang menghasilkan penglihatan, menghasilkan pengetahuan, yang menuntun menuju kedamaian, menuju pengetahuan langsung, menuju pencerahan, menuju Nibbāna.


___________
http://dhammacitta.org/dcpedia/MN_3:_Dhammadāyāda_Sutta
http://suttacentral.net/id/mn3
« Last Edit: 29 December 2014, 11:20:11 AM by dhammadinna »

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #4 on: 29 December 2014, 02:22:08 PM »
[...]
Lantas apa hubungannya asta ariya marga dgn nibbana?

ariya aṭṭhaṅgika magga = jalan mulia berunsur delapan
« Last Edit: 29 December 2014, 02:23:57 PM by dhammadinna »

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #5 on: 29 December 2014, 05:39:39 PM »
Iya asta ariya marga dalam bahasa sansekerta.

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #6 on: 29 December 2014, 05:55:34 PM »
Apakah pengertian Nibbana?
Yang saya maksud/harapkan adalah pengertian yg lebih detil selain dari pandangan umum tentang nibbana:
- terbebas dari dukkha
- lenyapnya lobha dosa moha
Dan bagaimanakah anda menjelaskan kaitannya dengan Jalan Suci Beruas 8 (8 Jalan Utama) ?

metta,
 _/\_


Jalan tengah berunsur delapan membawa kita pada
Karma berbuah saat ini. Mau? bagaimana dengan
Mereka, keluarga yg ada dekat anda.

bersabar menunggu kendurnya ikatan keluarga
Adalah bagian dari daya upaya benar.

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #7 on: 29 December 2014, 06:45:36 PM »
At krdus

Lupakan dulu pengertian nirwana spt itu.
Sambil menunggu kendurnya ikatan keluarga

Bagaimana jika mulai dari :

Apa gunanya cermin.
untuk melihat kmd,
Tidak membedakan yg lalu, sekarang dan yg akan datang.

Nanti mudah menuju kesana.
Itu saja dr sy.




Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #8 on: 29 December 2014, 11:58:10 PM »
At kardus

Suhu kami di wihara taipei mendirikan yayasan
Beliau menerima dana dari donatur.
dana itu sesuai proposal digunakan untuk membangun rumah susun
Diberbagai negara miskin dan berkembang.
di jakarta juga ada. Hanya membayar sekedar nya saja orang yang belum mampu bisa menyewa rumah.

Suhu hidup sangat sederhana. ketika muda beliau merasakan getirnya perang melawan jepang.
kemudian sebagai biksu muda mengungsi ke taiwan akibat perang saudara di daratan.
Suhu tidak pernah mengajar kebencian kepada orang orang yg menyebabkan beliau berpisah
Dari keluarga dan saudara saudaranya diwihara.

Selama ditaiwan, suhu selalu mengajarkan pancasila, menjauhi perbuatan jahat, dan menambah kebaikan.
Suhu adalah orang terkaya di dunia, punya rumah susun Diberbagai kota didunia.
namun ia tetap seperti dulu.  Jubahnya itu itu saja.  makan vegetarian.  Jika urusan yayasan sudah selesai
kerjanya meditasi saja menyendiri. Jasmaninya kurus tinggi, kalau jalan pelan pelan sebagai tanda ada perhatian.
mirip bhikkhu subaxx di wihara ciapus.

setelah menunda sekian lama mengumpulkan kebajikan u orang lain,
Suhu baru mau berdiskusi nirwana dan jalannya
Beliau membimbing umat, sramanera yang tekun meditasi
Hampir tiap hari , ada saja yang meditasi di dharmasala.

tekad bikshu memang seperti itu
Ekstrim. selalu menunda selama masih ada orang yang belum mencapai nirwana.
merekalah yang akan menutup Pintu nirwana terakhir kalinya.
walau ekstrim, ini contoh baik untuk menjelaskan
Menunda bukan hal yang jelek.



Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #9 on: 03 January 2015, 06:09:15 PM »
At krdus

Melanjutkan sebelumnya
Guru selalu mengajarkan banyak banyak berbuat kebaikan.
Apakah itu berdana, menolong orang yg kesusahan, mengajar sekolah minggu diwihara,
Membantu perayaan hari hari besar buddha di vihara,
Menginap diwihara ketika hari uposatha,

Mengapa demikian
Menurut beliau ini disebabkan karena pada saat penghancuran dengan merenungkan
Sutra hati, perbuatan baik sungguh jauh lebih mudah dihancurkan daripada perbuatan jahat.
Sehingga proses vaipasanya , berjalan baik, tidak sukar, tidak lambat, tidak berputar putar.

Ini disampaikan agar mereka yg menunda tidak ragu menambah kebaikan, menjauhi pelanggaran pancasila.
Jauhi pemikiran bahwa perbuatan baik diibaratkan spt air dalam teko.   perbuatan melanggar pancasila seperti sejumput garam.
Jika airnya ditambah banyak , maka rasa garam itu akan hambar, tidak ada.
Kalau sudah tahu kesulitannya saat vaipasanya, mereka yg menunda tidak akan meremehkan pelanggaran pancasila spt ini.

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #10 on: 03 January 2015, 06:57:17 PM »
At krdus

Pernah sy dikritik umat buddha yg lain.
Menurut buku, analogi garam dan air diucapkan oleh buddha sendiri.
Menurut guru, beliau membenarkan hal tsb, namun harus diperhatikan saat itu buddha Gotama lahir didunia,
Kemudian orang yg menerima nasehat dari buddha Gotama mayoritas adalah orang istimewa yg mana
Pada kehidupan sebelumnya sudah mengumpulkan banyak sekali kebajikan.

Beliau menyatakan, keadaan saat sekarang tidaklah mengecewakan. Namun janganlah dianggap sama dengan keadaannya 2500
Tahun lalu sebagaimana yg tercatat di buku buku. Selain buddha Gotama sudah tidak ada, orang yg hidup saat ini
Berbeda jauh kemampuannya dalam samadi dibandingkan dengan murid murid buddha Gotama.

sehingga banyak kata kata di buku yg tidak sesuai lagi.






Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #11 on: 03 January 2015, 07:59:43 PM »
Guru juga menyampaikan bahwa untuk mengerti sutra hati harusnya mengerti awal dari jalan yg dirintis
Oleh orang yg mengerti ajaran kendaraan besar. Jika dianalisa oleh orang yg mempelajari kendaraan kecil, mesti selalu
Dihubungkan dengan anatta. Jawabannya selalu berputar pada urusan nirodha dari catur ariya saccani.
 Mereka yg mengerti sumpah mengumpulkan kebajikan untuk menolong banyak orang, tidak hanya dikehidupan sekarang,
Namun juga dikehidupan berikutnya, akan menemukan "wu", sunya dalam sansekerta. Sering diterjemahkan dalam bahasa
Inggris dan indonesia sebagai kosong.
Menurut guru, terjemahan yg goblik.
Kosong tertinggi adalah pencapaian jhana7. Seperti sebotol aqua yg tidak berisi air, seperti itulah jhana7 ditopang oleh
Kebajikan semangat dan perhatian.
sunya bukan seperti itu.
sunya hanya dimiliki oleh orang yg mempelajari sutra hati dari awalnya. Awalnya adalah tekad untuk menolong banyak mahluk
Semampunya. Bukan menolong semua mahluk agar bahagia sbg terkesan main main tidak serius.
Karena ada tekad ini sbg awal, kmd ada beberapa hal lain yg pokok namun tidak dibahas saat ini,
Maka urusan nirodha menjadi penundaan.
Mengapa jadi demikian. Tidak lain sang murid sebelumnya menyeberang ke pantai seberang mesti mengerjakan banyak hal.
kapalnya disiapkan dengan sebaik mungkin. Bahkan jika boleh, silahkan semuanya mencapai nirwana dahulu.
biar biksunya paling terakhir.
dalam keadaaan spt inilah, kondisi batin yg disebut sunya atau "wu" itu muncul.
istilah yg paling mendekati di ajaran kendaran kecil adalah
Kanti paramang tapo tithika.
kesabaran adalah cara samadi yg tertinggi.
sabar yg dimaksud adalah yg sabar berusaha jika belum bisa maju.
bukan sabar pasrah spt menunggu antrian pembayaran listrik di kantor pos.



Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #12 on: 03 January 2015, 11:37:29 PM »
Sebelumnya terima kasih atas tanggapan saudara halilintar.
Namun alangkah baiknya kalau komentar2 tdk melenceng dari topik atau OOT.
Saya membuka thread ini dlm subforum Theravada, membawa sutra hati ke dlm topik ini berarti sudah tdk pada tempatnya.
Di samping itu juga thread ini bertema pengertian atau membicarakan teori, bukan aspek pelaksanaan atau praktek. Sementara tanggapan saudara halilintar mayoritas berisi tentang pertimbangan pelaksanaan atau praktek.

Sejauh ini belum ada yg bisa menjelaskan secara teknis (detail) bagaimana asta ariya marga membawa ke pencapaian nibbana.
Sekiranya saudara halilintar bisa menanyakan tentang hal ini kepada suhu nya, saya tertarik utk mendengar jawaban dari beliau.

 _/\_

Offline pengelana_abadi

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 653
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • walking on the path of Dhamma
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #13 on: 04 January 2015, 12:48:00 AM »
si  halilintar ini punya banyak akun di forum ini, om kardus.
dia banyak buat spam-spam di forum ini.. ga ngerti kenapa tuhan masih kasih dia berkeliaran di forum
mending cuekin aja dia

mengenai pertanyaan dari om kardus,
mendingan om kardus nanyain di forum-forum buddhist di luar aja.
di sana mereka lebih serius , tidak asal omong dan tidak akan ada spammer macam si halilintar nih

contoh buddhist forum luar negeri :
1. http://www.dhammawheel.com/
2. http://www.vipassanaforum.net/forum/index.php?action=forum
3. http://www.freesangha.com/forums/index.php

^o^**May All living beings be always happy and kind**^o^

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #14 on: 04 January 2015, 02:19:42 AM »
si  halilintar ini punya banyak akun di forum ini, om kardus.
dia banyak buat spam-spam di forum ini.. ga ngerti kenapa tuhan masih kasih dia berkeliaran di forum
mending cuekin aja dia

mengenai pertanyaan dari om kardus,
mendingan om kardus nanyain di forum-forum buddhist di luar aja.
di sana mereka lebih serius , tidak asal omong dan tidak akan ada spammer macam si halilintar nih

contoh buddhist forum luar negeri :
1. http://www.dhammawheel.com/
2. http://www.vipassanaforum.net/forum/index.php?action=forum
3. http://www.freesangha.com/forums/index.php

Jawablah pertanyaan krdus dengan lebih serius, dengan tidak asal ngomong.
 Sy dgn senang hati mendengarkan. ;D

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #15 on: 04 January 2015, 03:00:38 AM »
Sebelumnya terima kasih atas tanggapan saudara halilintar.
Namun alangkah baiknya kalau komentar2 tdk melenceng dari topik atau OOT.
Saya membuka thread ini dlm subforum Theravada, membawa sutra hati ke dlm topik ini berarti sudah tdk pada tempatnya.
Di samping itu juga thread ini bertema pengertian atau membicarakan teori, bukan aspek pelaksanaan atau praktek. Sementara tanggapan saudara halilintar mayoritas berisi tentang pertimbangan pelaksanaan atau praktek.

Sejauh ini belum ada yg bisa menjelaskan secara teknis (detail) bagaimana asta ariya marga membawa ke pencapaian nibbana.
Sekiranya saudara halilintar bisa menanyakan tentang hal ini kepada suhu nya, saya tertarik utk mendengar jawaban dari beliau.

 _/\_


Terima kasih juga.

Cattari ariya saccani yg menjadi dasar Pengertian nirodha.
Bahkan sakka devaraja sulit u melihat dukkha ariyasacca.
Jika dukkha tidak "terlihat", maka sebab dukkha akan diabaikannya.
Padamnya dukkha bukan menjadi pilihan. Jika sudah demikian jalan tengah
Berunsur delapan menjadi jalan biasa biasa saja. Tidak menarik. Tidak berhubungan dengan nirwana atau pemadaman.

bagaimana jika sebelum sampai pada pengertian nirwana dan jalannya, diskusi
Dimulai dari awalnya, dukkha ariyasacca.


 

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #16 on: 04 January 2015, 01:52:58 PM »
Sebelumnya terima kasih atas tanggapan saudara halilintar.
Namun alangkah baiknya kalau komentar2 tdk melenceng dari topik atau OOT.
Saya membuka thread ini dlm subforum Theravada, membawa sutra hati ke dlm topik ini berarti sudah tdk pada tempatnya.
Di samping itu juga thread ini bertema pengertian atau membicarakan teori, bukan aspek pelaksanaan atau praktek. Sementara tanggapan saudara halilintar mayoritas berisi tentang pertimbangan pelaksanaan atau praktek.

Sejauh ini belum ada yg bisa menjelaskan secara teknis (detail) bagaimana asta ariya marga membawa ke pencapaian nibbana.
Sekiranya saudara halilintar bisa menanyakan tentang hal ini kepada suhu nya, saya tertarik utk mendengar jawaban dari beliau.

 _/\_

Penjelasan bagaimana praktek JMB8 membawa menuju Nibbana dari penjelasan Kumarapanha Sutta sbb:

Quote
8. Apakah yang delapan itu? Jalan Mulia Berunsur Delapan

Jalan Mulia Berunsur Delapan merupakan jalan praktek utama dalam ajaran Buddha untuk mencapai akhir dukkha. Seperti yang telah dibahas pada bagian 4 bahwa Jalan Mulia Berunsur Delapan terdiri atas 8 faktor/unsur yang dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok pelatihan. Sekarang kita akan membahas satu per satu kedelapan faktor tsb.

I. Pandangan Benar (Samma ditthi)

Ketika memperoleh keyakinan pada Sang Buddha sebagai guru junjungan tertinggi menuju pembebasan, seorang praktisi Buddhis harus pertama-tama memahami konsep dan pengetahuan yang benar dalam menghadapi berbagai permasalahan kehidupan, kesedihan, usia tua, penyakit, kematian, munculnya keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin. Inilah pandangan benar muncul pada tahap awal menapaki sang jalan.

Pandangan benar merupakan cara pandang terhadap segala sesuatu sebagaimana adanya, yaitu mengetahui hakekat sesungguhnya dari semua fenomena fisik dan mental dalam kehidupan kita. Dengan pandangan benar, seseorang memahami 3 jenis realitas kehidupan yang sejati, yaitu:

1. Terdapat hukum sebab akibat moral (hukum karma) yg berlaku di dunia ini: perbuatan baik berakibat pada kebaikan dan kebahagiaan serta perbuatan buruk berakibat pada keburukan dan ketidakbahagiaan.

2. Tiga karakteristik kehidupan (tilakkhana): semua yg muncul dari perpaduan unsur-unsur dan sebab akibat yang saling bergantungan adalah tidak kekal (anicca) dan oleh sebab itu, tidak menyenangkan atau tidak memuaskan (dukkha); segala sesuatu adalah bukan aku (anatta), diriku, dan milikku.

3. Empat Kebenaran Mulia: kebenaran tentang dukkha, sebab dukkha, lenyapnya dukkha, dan jalan menuju lenyapnya dukkha (lihat bagian 4)

II. Pikiran Benar (Samma samkappa)

Pandangan benar mengubah motif dan tujuan seorang praktisi, yang membelokkannya dari pikiran yang penuh nafsu, permusuhan/kebencian, dan kekerasan/kekejaman menjadi pelepasan nafsu, kelembutan/kehendak baik, dan belas kasih. Inilah kehendak/pikiran benar (samma samkappa). Di sini seseorang berusaha melepaskan keinginan duniawi untuk mendedikasikan diri pada kemajuan spiritual serta mengembangkan cinta kasih dan belas kasih terhadap semua makhluk.

III. Ucapan Benar (Samma vaca), IV. Perbuatan Benar (Samma kammanta), dan V. Mata Pencaharian Benar (Samma ajiva)

Dituntun oleh pikiran benar, seorang praktisi menjalankan ketiga faktor etis dari sang jalan yang dimasukkan dalam kelompok moralitas (sila), yaitu ucapan benar, perbuatan benar, dan penghidupan benar.

Ucapan benar adalah ucapan yg bebas dari dusta, fitnah, kata-kata kasar dan menyakitkan, kata-kata kosong dan tidak bermanfaat.

Perbuatan benar adalah perbuatan jasmani yang bebas dari pembunuhan, pencurian, dan perbuatan seksual yang salah. Bagi mereka yang hidup berumah tangga, perbuatan seksual yang salah meliputi perbuatan seksual yang dilakukan bukan dengan pasangan resmi, hubungan seksual dengan orang-orang yang dilarang secara hukum dan adat, hubungan sesama jenis, dan hubungan seksual dengan makhluk bukan manusia.

Mata pencaharian benar adalah penghidupan yang bebas dari cara yang salah, yaitu yang melibatkan pembunuhan, pencurian, dan ucapan yang salah. Bagi umat awam, dalam hal perdagangan terdapat 5 jenis mata pencaharian yang tidak seharusnya dijalankan: berdagang senjata, manusia (perdagangan wanita, anak di bawah umur, dan prostitusi), hewan untuk dibunuh, minuman keras (termasuk obat-obatan terlarang), dan racun. Bagi mereka yang meninggalkan kehidupan berumah tangga, mata pencaharian yang salah adalah semua cara mendapatkan empat kebutuhan pokok (tempat tinggal, pakaian, makanan, obat-obatan) yang tidak sesuai dengan aturan kehidupan monastik (Vinaya).

Moralitas merupakan landasan utama dalam menapaki jalan menuju kebahagiaan sejati. Dengan moralitas saja, seseorg dapat terlahir di alam bahagia (surga) setelah kematiannya. Moralitas mengatur perbuatan jasmani dan ucapan dari hal-hal yang tidak bermanfaat (akusala), yang diperlukan untuk pengembangan batin yang lebih tinggi. Dengan demikian, adalah sangat penting untuk menjaga moralitas bahkan bagi mereka yang tidak bermaksud untuk mencari kedamaian spiritual.

VI. Upaya Benar (Samma vayama)

Berdiri di atas landasan moralitas, seorang praktisi melatih pikirannya untuk mencegah munculnya hal-hal yang tidak baik dan tidak bermanfaat yang belum muncul, meninggalkan dan melenyapkan hal-hal yang tidak baik dan tidak bermanfaat yang telah muncul, memunculkan hal-hal yang baik dan bermanfaat yang belum muncul, serta mempertahankan hal-hal yang baik dan bermanfaat yang telah muncul. Inilah awal pelatihan konsentrasi (samadhi) yang disebut upaya benar.

VII. Perhatian Benar (Samma sati)

Kemudian sang praktisi berlatih agar selalu sadar dan perhatian pada semua fenomena yang terjadi pada jasmani dan pikirannya. Ini dilakukan dengan mengembangkan empat landasan perhatian (satipatthana), yaitu perhatian terhadap jasmani, perasaan, pikiran, dan fenomena. Dalam praktek ini seseorang merenungkan keempat faktor ini sebagai tidak kekal, tidak menyenangkan, dan tidak memuaskan.

Dari keempat landasan perhatian ini, perhatian terhadap jasmani adalah yang umum dilakukan para meditator. Ada beberapa metode perhatian terhadap tubuh ini, tetapi yang populer saat ini adalah perhatian terhadap pernapasan (anapanasati) atau meditasi pernapasan. Melalui meditasi ini juga semua 4 landasan perhatian dapat dikembangkan seperti yang dibahas pada bagian 7 sebelumnya.

VIII. Konsentrasi Benar (Samma samadhi)

Dengan mengembangkan perhatian benar, maka tercapai pemusatan pikiran yang penuh terhadap objek yang diperhatikan. Inilah konsentrasi benar. Pada tahap ini, dengan meninggalkan/melepaskan nafsu indera, keinginan jahat/kebencian, kemalasan, kegelisahan, dan keraguan, seorang meditator memasuki tingkat pemusatan pikiran (jhana) pertama di mana faktor-faktor mental yang menyertainya adalah pikiran yang mengarah pada objek (vitakka), pikiran yang mengevaluasi objek (vicara), kegiuran/kenikmatan (piti), kegembiraan (sukha), dan keterpusatan pikiran (ekaggata).

Setelah meninggalkan pikiran yang mengarah pada objek dan pikiran yang mengevalusi objek, ia memasuki jhana kedua di mana hanya terdapat kegiuran, kegembiraan, dan keterpusatan pikiran. Meninggalkan kegiuran, ia memasuki jhana ketiga yang dibentuk oleh faktor mental yang tersisa, yaitu kegembiraan dan keterpusatan pikiran. Ketika kegembiraan ditinggalkan dan digantikan dengan keseimbangan batin (upekkha), maka hanya terdpt keseimbangan batin dan keterpusatan pikiran, yang membawa sang meditator memasuki jhana keempat.

Pencapaian jhana melalui praktek konsentrasi hanya melemahkan kekotoran batin sesaat saja. Ketika seseorg tidak berada dalam kondisi jhana, kekotoran batin dapat timbul kembali. Oleh sebab itu, diperlukan pandangan terang (vipassana) untuk menghancurkan kekotoran batin sepenuhnya dan mencapai Penerangan Sempurna.

Sekarang sang praktisi harus menggunakan pikiran yang terkonsentrasi untuk menjelajahi sifat pengalaman/fenomena fisik dan mental. Ia merenungkan/menganalisa bahwa apa yang disebut makhluk itu tak lain hanyalah perpaduan jasmani dan batin yang selalu berubah. Dengan demikian, ia memahami bahwa tidak ada aku, diri, atau jiwa selain dari perpaduan jasmani dan batin ini. Tidak ada sesuatu di dunia ini yg tidak dikondisikan oleh sebab yang berasal dari ketidaktahuan (avijja), keinginan (tanha), kemelekatan (upadana), perbuatan (kamma/karma), dan makanan.

Kemudian ia memahami sebagaimana adanya bahwa semua yang berkondisi adalah tidak kekal (anicca) dan tidak memuaskan (dukkha) serta semua fenomena adalah bukan aku, diriku, atau milikku (anatta). Inilah pandangan benar pada tataran yang lebih tinggi yang disebut pandangan terang.

Ketika praktik sang jalan matang sepenuhnya, seluruh 8 faktor menyatu dan menggabungkan kekuatan, memulai penembusan Dhamma yang dengannya sang praktisi secara langsung melihat Empat Kebenaran Mulia dan mencapai tingkat kesucian batin yang pertama dengan melenyapkan pandangan salah tentang aku/diri, keragu-raguan terhadap Sang Guru (Buddha), ajarannya (Dhamma) dan perkumpulan para siswa mulia yang telah mengikuti ajaran-Nya dan mencapai pencerahan batin yang sama (Sangha), serta pandangan salah bahwa dengan ritual atau upacara dapat membawa pada kebahagiaan. Pada tahap ini ia memasuki arus kesucian menuju kebahagiaan sejati dan disebut Sotapanna (pemasuk arus). Dalam tujuh kehidupan berikutnya, ia tidak akan jatuh dari jalan menuju Nibbana dan pasti akan mencapai tujuan akhir tersebut.

Selanjutnya dengan melemahkan nafsu indera dan keinginan jahat, ia menjadi seorang Sakadagami (ia yang kembali sekali), di mana ia hanya akan terlahir kembali di alam manusia sekali lagi untuk kemudian mencapai Nibbana. Melenyapkan sepenuhnya nafsu indera dan keinginan jahat, ia menjadi seorang Anagami (ia yang tak akan kembali), di mana ia tidak akan terlahir kembali di alam manusia maupun surga, melainkan alam kediaman murni (suddhavasa) utk mencapai Nibbana di sana.

Akhirnya, dengan melenyapkan kemelekatan pada alam bentuk, kemelekatan pada alam tak berbentuk, kesombongan, kemalasan, dan ketidaktahuan, ia mencapai tingkat kesucian tertinggi, Arahant, yang setara dengan seorang Buddha di mana sebab kelahiran kembali telah diputuskan dan Nibbana telah tercapai dalam kehidupan ini juga. Seorang Arahant memiliki 8 kualitas dari sang jalan, lengkap dengan pengetahuan dan kebebasan sejati (akan dibahas pada bagian 10), tetapi bagi seorg Arahant tidak ada lagi yang harus dikembangkan karena tujuan pengembangan sang jalan telah tercapai.

Demikianlah Jalan Mulia Berunsur Delapan ini dapat membawa seseorg pada tujuan akhir, kebahagiaan spiritual tertinggi, bahkan dalam kehidupan ini juga.

"Di antara semua jalan, Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah yang terbaik. Di antara semua kebenaran, Empat Kebenaran Mulia adalah yang terbaik. Di antara semua keadaan, keadaan tanpa nafsu (Nibbana) adalah yang terbaik. Di antara semua makhluk, orang yang telah melihat adalah yang terbaik.

Inilah satu-satunya jalan, tiada jalan lain yang dapat membawa pada kemurnian pandangan. Ikutilah jalan ini, yang dapat mengalahkan mara (godaan).

Dengan mengikuti jalan ini, engkau dapat mengakhiri penderitaan. Dan jalan ini pula yang Ku-tunjukkan setelah Aku mengetahui bagaimana cara mencabut duri-duri (kekotoran batin)." (Dhammapada syair 273-275)

"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #17 on: 04 January 2015, 02:03:29 PM »
Atau dalam sutta-sutta awal, praktek JMB8 dilakukan secara menyeluruh dan bertahap yang sering disebut pelatihan bertahap yang membawa seseorang pada pencapaian tujuan akhir (Nibbana), misalnya dalam DN 2 Samannaphala Sutta:

Quote
Berkeyakinan kepada Sang Tiratana dan menjalankan kehidupan suci

40. ‘Baginda, seorang Tathāgata telah muncul di dunia ini, seorang Arahant, Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurna, memiliki kebijaksanaan dan perilaku yang Sempurna, telah sempurna menempuh Sang Jalan, Pengenal seluruh alam, penjinak manusia yang harus dijinakkan yang tiada bandingnya, Guru para dewa dan manusia, Tercerahkan dan Terberkahi. Beliau, setelah mencapainya dengan pengetahuan-Nya sendiri, menyatakan kepada dunia bersama para dewa, māra[27], dan Brahma, para raja[28] dan manusia. Beliau membabarkan Dhamma, yang indah di awal, indah di pertengahan, indah di akhir, dalam makna dan kata, dan menunjukkan kehidupan suci yang murni dan sempurna.’

41. ‘Dhamma ini didengar oleh seorang perumah tangga atau putra perumah tangga, atau seorang yang terlahir dalam suatu keluarga atau lainnya. Setelah mendengar Dhamma ini, [63] ia mendapatkan keyakinan dalam Sang Tathāgata. Setelah mendapatkan keyakinan, ia merenungkan: “Kehidupan rumah tangga adalah tertutup dan kotor, kehidupan tanpa rumah adalah bebas bagaikan udara. Tidaklah mudah, menjalani kehidupan rumah tangga, untuk hidup suci yang sempurna, murni dan mengkilap bagaikan kulit kerang. Bagaimana jika aku mencukur rambut dan janggutku, mengenakan jubah kuning dan pergi dari kehidupan rumah tangga untuk menjalani kehidupan tanpa rumah!” dan setelah beberapa waktu, ia meninggalkan hartanya, kecil atau besar, meninggalkan sanak saudaranya, kecil atau besar, mencukur rambut dan janggutnya, mengenakan jubah kuning dan pergi menjalani kehidupan tanpa rumah.’

Menjaga moralitas

42. ‘Dan setelah pergi, ia berdiam terkendali oleh pengendalian aturan-aturan, berperilaku benar, melihat bahaya dalam kesalahan yang paling kecil, melaksanakan komitmen yang telah ia ambil sehubungan dengan jasmani, ucapan, dan pikiran, bersungguh-sungguh dalam kehidupan murni dan terampil, sempurna dalam moralitas, dengan pintu-pintu indria terjaga, terampil dalam kesadaran dan merasa puas.’

43-62. ‘Dan bagaimanakah, Baginda, apakah seorang bhikkhu sempurna dalam moralitas? Tidak melakukan pembunuhan, ia berdiam menjauhi pembunuhan, tanpa tongkat atau pedang, cermat, berbelas kasihan, tergerak demi kesejahteraan semua makhluk hidup. Demikianlah ia sempurna dalam moralitas. Menghindari mengambil apa yang tidak diberikan, … menghindari ketidaksucian, … (dan seterusnya untuk seluruh tiga bagian moralitas seperti pada DN 1, paragraf 1.8-27). Seorang bhikkhu menghindari keterampilan dan penghidupan salah demikian. Demikianlah ia sempurna dalam moralitas.’ [64-69].

63. ‘Dan kemudian, Baginda, bhikkhu itu, yang sempurna dalam moralitas, melihat tidak ada bahaya dari sisi mana pun juga, karena ia terkendali oleh moralitas. Bagaikan seorang Raja Khattiya yang dilantik dengan sah, setelah menaklukkan [70] musuhnya, dengan kenyataan tersebut melihat tidak ada bahaya dari sisi mana pun, demikian pula bhikkhu tersebut, karena moralitasnya, melihat tidak ada bahaya di mana pun juga. Ia mengalami dalam dirinya kebahagiaan tanpa cacat yang muncul dari memelihara moralitas Ariya ini. Dengan cara ini, Baginda, ia sempurna dalam moralitas.’

Pengendalian indria

64. ‘Dan bagaimanakah, Baginda, apakah ia menjaga pintu-pintu indria? Di sini seorang bhikkhu, ketika melihat objek terlihat dengan mata, tidak menggenggam gambaran utama atau karakteristik sekundernya. Karena keserakahan dan penderitaan, kondisi-kondisi buruk yang tidak terampil, akan menguasainya jika ia berdiam dengan indria-mata tidak terjaga, maka ia berlatih untuk menjaganya, ia melindungi indria-mata, mengembangkan pengendalian pada indria-mata. Ketika mendengar suara dengan telinga, … ketika mencium bau dengan hidung, … ketika mengecap rasa dengan lidah, … ketika menyentuh objek sentuhan dengan badan, … ketika memikirkan suatu bentuk-pikiran dengan pikiran, ia tidak menggenggam gambaran mayor atau karakteristik sekundernya … ia mengembangkan pengendalian pada indria-pikiran. Ia mengalami dalam dirinya kebahagiaan tanpa cacat yang muncul dari memelihara moralitas Ariya ini. Dengan cara ini, Baginda, ia sempurna dalam moralitas.’

Perhatian dan kesadaran jernih

65. ‘Dan bagaimanakah, Baginda, apakah seorang bhikkhu sempurna dalam perhatian dan kesadaran jernih? Di sini, seorang bhikkhu bertindak dengan kesadaran jernih dalam berjalan maju dan mundur, dalam memandang ke depan dan ke belakangnya, dalam membungkuk dan menegakkan badan, dalam mengenakan jubah luar dan jubah dalamnya dan membawa mangkuknya, dalam memakan, meminum, mengunyah dan menelan, dalam menjawab panggilan alam, dalam berjalan, berdiri, duduk, berbaring, bangun dari tidur, dalam berbicara dan dalam berdiam diri, ia bertindak dengan kesadaran jernih. Dengan cara ini, [71] seorang bhikkhu sempurna dalam perhatian dan kesadaran murni.’

Merasa puas

66. ‘Dan bagaimanakah seorang bhikkhu puas? Di sini, seorang bhikkhu puas dengan satu jubah untuk melindungi tubuhnya, dengan makanan untuk memuaskan perutnya, dan setelah menerima secukupnya, ia melanjutkan perjalanannya. Bagaikan seekor burung dengan sayapnya terbang ke sana kemari, tanpa dibebani apa pun kecuali sayapnya, demikianlah ia puas … dengan cara ini, Baginda, seorang bhikkhu puas.’

Bermeditasi

67. ‘Kemudian ia, dilengkapi dengan moralitas Ariya-nya, dengan pengendalian Ariya atas indria-indrianya, dengan kepuasan Ariya-nya, mencari tempat yang sepi, di bawah pohon di hutan, di dalam gua-gua di gunung atau jurang, di tanah pekuburan, di hutan belantara, atau di ruang terbuka di atas tumpukan jerami. Kemudian, sehabis makan setelah ia kembali dari menerima dana makanan, ia duduk bersila, menegakkan tubuhnya, dan berkonsentrasi menjaga perhatiannya kokoh di depannya.’’[29]

Melenyapkan kelima rintangan

68. ‘Meninggalkan keinginan duniawi, ia berdiam dengan pikiran bebas dari keinginan duniawi, dan pikirannya dimurnikan dari keinginan duniawi. Meninggalkan ketidaksenangan dan kebencian … dan dengan belas kasihan demi kesejahteraan semua makhluk hidup, pikirannya dimurnikan dari ketidaksenangan dan kebencian. Meninggalkan kelambanan-dan-ketumpulan, … merasakan cahaya,[30] penuh perhatian dan sadar jernih, pikirannya dimurnikan dari kelambanan-dan-ketumpulan. Meninggalkan kekhawatiran-dan-kebingungan … dan dengan ketenangan pikiran, di dalam batinnya dimurnikan dari kekhawatiran-dan-kebingungan. Meninggalkan keragu-raguan, ia berdiam dengan keragu-raguan ditinggalkan, tanpa keraguan akan hal-hal yang baik, pikirannya bebas dari keraguan.’
[...]
74. ‘Selama, Baginda, seorang bhikkhu tidak merasakan lenyapnya lima rintangan dalam dirinya,[31] ia merasa seolah-olah berhutang, sakit, terbelenggu, menjadi budak, melakukan perjalanan melalui gurun pasir. Tetapi ketika ia merasakan lenyapnya lima rintangan dalam dirinya, seolah-olah ia bebas dari hutang, dari penyakit, dari belenggu, dari pembudakan, dari bahaya gurun pasir.’

Jhana pertama

75. ‘Dan ketika ia mengetahui bahwa lima rintangan ini telah meninggalkannya, kebahagiaan muncul dalam dirinya, dari kebahagiaan muncul kegembiraan, dari kegembiraan dalam batinnya, jasmaninya menjadi tenang, dengan jasmani yang tenang, ia merasakan kenikmatan, dan dengan kenikmatan, pikirannya terkonsentrasi. Dengan keberpisahan demikian dari kenikmatan-indria, berpisah dari kondisi-kondisi buruk, ia masuk dan berdiam dalam jhāna pertama, yaitu awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran, yang muncul dari keberpisahan, dipenuhi dengan kegirangan dan kegembiraan. Dan dengan kegirangan dan kegembiraan yang muncul dari keberpisahan, ia meliputi, basah seluruhnya, mengisi dan meliputi tubuhnya sehingga tidak ada bagian dalam tubuhnya yang tidak tersentuh oleh kegirangan dan kegembiraan yang muncul dari keberpisahan itu.’ [74]

76. ‘Bagaikan seorang petugas pemandian yang terampil atau pembantunya, mengadon bubuk-sabun yang telah dibasahi dengan air, membentuknya dalam sebuah piringan logam, menjadi bongkahan lunak, sehingga bola bubuk-sabun itu menjadi satu bongkahan berminyak, terekat oleh minyak sehingga tidak ada yang berserakan – demikian pula bhikkhu ini meliputi, basah seluruhnya, mengisi dan meliputi tubuhnya sehingga tidak ada bagian dalam tubuhnya yang tidak tersentuh. Ini, Baginda, adalah buah dari kehidupan tanpa rumah, nyata di sini dan saat ini, yang lebih mulia dan sempurna daripada yang sebelumnya.’’[32]

Jhana kedua

77. ‘Kemudian, seorang bhikkhu, dengan melenyapkan awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran, dengan memperoleh ketenangan di dalam dan keterpusatan pikiran, memasuki dan berdiam dalam jhāna ke dua, yang tanpa awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran, muncul dari konsentrasi, dipenuhi dengan kegirangan dan kegembiraan. Dan dengan kegirangan dan kegembiraan ini, yang muncul dari konsentrasi, ia meliputi seluruh tubuhnya sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh.’

78. ‘Bagaikan sebuah danau yang bersumber dari sebuah mata air, tidak ada air yang mengalir dari timur, barat, utara, atau selatan, dimana dewa-hujan mengirimkan hujan dari waktu ke waktu, air mengalir dari dasarnya, bercampur dengan air dingin, akan meliputi, mengisi dan meliputi air dingin tersebut, sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh – demikian pula dengan kegembiraan dan kebahagiaan ini, yang muncul dari konsentrasi, ia meliputi seluruh tubuhnya sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh. [75] Ini, Baginda, adalah buah yang lebih mulia dan sempurna dari yang sebelumnya.’

Jhana ketiga

79. ‘Kemudian, seorang bhikkhu, dengan meluruhnya kegembiraan, tetap tidak terganggu, penuh perhatian dan berkesadaran jernih, dan mengalami dalam dirinya, kegembiraan yang oleh Para Mulia dikatakan: “Berbahagialah ia yang berdiam dalam keseimbangan dan perhatian murni,” dan ia memasuki dan berdiam dalam jhāna ke tiga. Dan dengan kegembiraan ini, yang hampa dari kegirangan, ia meliputi seluruh tubuhnya sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh.’

80. ‘Bagaikan jika, dalam sebuah kolam yang terdapat bunga teratai biru, merah, atau putih[33] yang bunga-bunganya, muncul dari dalam air, tumbuh dari dalam air, tidak keluar dari air, mendapatkan nutrisi dari kedalaman air, bunga-bunga teratai biru, merah, atau putih itu akan diliputi … dengan air dingin – demikian pula dengan kebahagiaan yang hampa dari kegembiraan, bhikkhu tersebut meliputi seluruh tubuhnya sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh. Ini adalah buah kehidupan tanpa rumah, lebih mulia dan sempurna dari yang sebelumnya.’

Jhana keempat

81. ‘Kemudian, seorang bhikkhu, setelah meninggalkan kenikmatan dan kesakitan, dan dengan lenyapnya kegembiraan dan kesedihan sebelumnya, memasuki dan berdiam dalam jhāna ke empat yang melampaui kenikmatan dan kesakitan, dan dimurnikan oleh keseimbangan dan perhatian murni. Dan ia duduk meliputi seluruh tubuhnya dengan kemurnian batin dan kebersihan [76] sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh.’

82. ‘Bagaikan seorang yang duduk dibungkus dari kepala hingga kakinya dengan kain putih, sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh oleh kain putih itu – demikian pula tubuhnya diliputi … Ini adalah buah dari kehidupan tanpa rumah, lebih mulia dan sempurna daripada yang sebelumnya.’

Pandangan terang

83. ‘Dan demikianlah, dengan pikiran terkonsentrasi, dimurnikan dan dibersihkan, tidak ternoda, bebas dari kekotoran,[34] lentur, mudah dibentuk, kokoh, dan setelah mendapatkan kondisi tanpa-gangguan, ia mengarahkan dan mencondongkan pikirannya ke arah mengetahui dan melihat, dan ia mengetahui: “Jasmaniku ini adalah materi, tersusun dari empat unsur utama, lahir dari ibu dan ayah, mendapatkan makanan berupa nasi dan bubur, tidak kekal, dapat mengalami luka dan usang, rusak dan hancur, dan ini adalah kesadaranku yang melekat padanya dan bergantung padanya.”’[35]
[...]

Pelenyapan kekotoran batin

97. ‘Dan ia dengan pikiran terkonsentrasi, murni dan bersih, tanpa noda, bebas dari kekotoran, lentur, mudah dibentuk, kokoh, dan setelah mendapatkan kondisi tanpa-gangguan, ia mengarahkan pikirannya kepada pengetahuan hancurnya kekotoran.[44] Ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah penderitaan”, [84] ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah asal-mula penderitaan”, ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah lenyapnya penderitaan”, ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan”. Dan ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah kekotoran”, “Ini adalah asal-mula kekotoran”, “Ini adalah lenyapnya kekotoran”, “Ini adalah jalan menuju lenyapnya kekotoran.” Dan melalui pengetahuannya dan penglihatannya, pikirannya bebas dari kekotoran kenikmatan-indria, dari kekotoran penjelmaan, dari kekotoran kebodohan, dan pengetahuan muncul dalam dirinya: “Ini adalah pembebasan!”, dan ia mengetahui: “Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada lagi yang lebih jauh di sini.”’’[45]

98. ‘Bagaikan, Baginda, di tengah-tengah pegunungan terdapat sebuah kolam, jernih bagaikan cermin yang mengkilap, di mana seseorang dengan pandangan mata yang baik berdiri di tepi dapat melihat kerang-kerang, kerikil-kerikil dan kawanan ikan yang bergerak atau diam. Dan ia berpikir: “Kolam ini jernih, … ada kerang …,” demikian pula, dengan pikiran terkonsentrasi, … ia mengetahui: “Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada lagi yang lebih jauh daripada ini.” [85] Ini, Baginda, adalah buah kehidupan tanpa rumah, yang nyata di sini dan saat ini, yang lebih mulia dan sempurna daripada buah-buah sebelumnya. Dan, Baginda, tidak ada buah kehidupan tanpa rumah, yang nyata di sini dan saat ini, yang lebih mulia dan sempurna daripada yang ini.’[46]
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #18 on: 04 January 2015, 06:27:19 PM »
At krdus

Apa yg disampaikan buddha Gotama benar adanya. Memang spt yg disampaikan kumarapanha dan samanaphala sudah menjelaskan secara teknis dan detail. Begitu hubungan antara jalan dan nirwana.

Suhu pernah menceritakan satu orang istimewa dari tradisi kendaraan besar. dikenal sebagai sesepuh pandangan terang.
saat muda, belum menjadi bhiksu , ia mengerjakan tugas sederhana diwihara. Kebersihan, mengisi bak air, mencari kayu bakar.
ia belajar agama buddha secara sederhana, sedikit sutra, hanya pokok utama saja. Paling banter pancasila, meditasi, sutra hati.
Suatu waktu guru besar diwihara mengadakan lomba menulis sajak dipapan wihara.

Hanya satu orang yg berani menulis
Ia adalah murid paling senior.

"Panca skandha adalah cermin
 Ia berkilau bersinar karena digosok bersih setiap waktu"

anak muda pencari kayu bakar melihat tulisan ini
Ia pun menulis
" sang jalan marga dan buahnya nirwana
  Adalah bagian dari kehidupan itu sendiri.
  Bukan fenomena diluar kehidupan
  Mereka menemukan panca skandha
  Adalah tidak ada , padam, nirodha

Menurut suhu
Inilah bedanya astra ariya marga dan nirodha arinya sacca.
jauh sekali , bagai bumi dan langit paling tinggi.

beliau selalu menjadi sesepuh pandangan terang itu sebagai teladan.



 









 

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #19 on: 04 January 2015, 07:13:06 PM »
At pak detektif sinichikudo

Hendaknya bisa melihat siapa yg menjadi lawan diskusi. Mengeluarkan jurus kumarapanha dan samanapala sutta " tidak mempan. " menjelaskan hubungan jalan tengah dan buah nirwana.
Jalan tengah dan nirwana akan terlihat berhubungan jika mampu melihat dan menunjukkan perbedaan diantara keduanya.

Mengutip sutta hendaknya diisi komentar penulis, karena apa yg tersirat bisa berarti berbeda sesuai kemampuan samadi pembacanya.ini kebijaksanaan.
memang kumarapanha untuk orang yg menjalankan sila sama era. Jika berani isilah komentar pribadi.
sbg lebih fokus u teman diskusi yg lain.dari sana diskusi akan berkembang sesuai Topiknya.

ini saran saja agar yg diskusi tidak mengomentari sutta serampangan.






Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #20 on: 04 January 2015, 07:35:19 PM »
At pak detektif sinichikudo

Hendaknya bisa melihat siapa yg menjadi lawan diskusi. Mengeluarkan jurus kumarapanha dan samanapala sutta " tidak mempan. " menjelaskan hubungan jalan tengah dan buah nirwana.
Jalan tengah dan nirwana akan terlihat berhubungan jika mampu melihat dan menunjukkan perbedaan diantara keduanya.

Ini tidak konsisten dengan tulisan anda sebelumnya:


Apa yg disampaikan buddha Gotama benar adanya. Memang spt yg disampaikan kumarapanha dan samanaphala sudah menjelaskan secara teknis dan detail. Begitu hubungan antara jalan dan nirwana. 


Quote
Mengutip sutta hendaknya diisi komentar penulis, karena apa yg tersirat bisa berarti berbeda sesuai kemampuan samadi pembacanya.ini kebijaksanaan.
memang kumarapanha untuk orang yg menjalankan sila sama era. Jika berani isilah komentar pribadi.
sbg lebih fokus u teman diskusi yg lain.dari sana diskusi akan berkembang sesuai Topiknya.

ini saran saja agar yg diskusi tidak mengomentari sutta serampangan.

Coba baca baik2 isi penjelasan Kumarapanha Sutta pada link yg diberikan, itu semuanya "komentar" yg saya buat untuk menjelaskan sutta tsb.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #21 on: 05 January 2015, 02:11:02 AM »
mendingan om kardus nanyain di forum-forum buddhist di luar aja.
di sana mereka lebih serius , tidak asal omong dan tidak akan ada spammer macam si halilintar nih

contoh buddhist forum luar negeri :
1. http://www.dhammawheel.com/
2. http://www.vipassanaforum.net/forum/index.php?action=forum
3. http://www.freesangha.com/forums/index.php
Saya sudah pernah mengamati forum2 barat dan tdk menemukan seorangpun yg bisa menjelaskan. Sepertinya bagi mereka hal itu masih menjadi misteri.
Karena itulah saya coba di forum buddhis indonesia. Sebab saya sempat terpikir dahulu kala indonesia terkenal dgn kerajaan2 buddhis yg sempat berjaya cukup lama, masa tdk ada satupun orang buddhis di indonesia yg bisa menjawab. Apakah ajaran sang Buddha sudah hampir benar2 hilang sampai2 tdk ada yg mengerti dan bisa menjawab yg satu ini.

Sekiranya anda menemukan posting ataupun thread yg menurut anda berhasil menjawab, bisa dicopy link nya ke sini supaya saya dan yg lain juga bisa melihat.

 _/\_

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #22 on: 05 January 2015, 02:13:14 AM »
" sang jalan marga dan buahnya nirwana
  Adalah bagian dari kehidupan itu sendiri.
  Bukan fenomena diluar kehidupan
  Mereka menemukan panca skandha
  Adalah tidak ada , padam, nirodha

Menurut suhu
Inilah bedanya astra ariya marga dan nirodha arinya sacca.
jauh sekali , bagai bumi dan langit paling tinggi.
At halilintar

Ya jelas saja, jalan dan tujuan tentu dua hal yg berbeda.
Tolong tdk usah mengulang point yg sudah jelas dgn sendirinya, sementara pertanyaan tetap belum terjawab.
Tapi lumayan dari anda sudah ada sedikit kemajuan bahwa nirwana = nirodha = padamnya pancaskandha.
Namun masih belum terjawab bagaimana secara teknis asta ariya marga membawa kepada padamnya pancaskandha.

At saudara moderator Shinichi

Quote from: Shinichi
VIII. Konsentrasi Benar (Samma samadhi)

Dengan mengembangkan perhatian benar, maka tercapai pemusatan pikiran yang penuh terhadap objek yang diperhatikan. Inilah konsentrasi benar.
Adakah di dalam 4 sutta utama dikatakan pengertian konsentrasi benar seperti itu? Kalau ada tolong berikan link ke sutta ybs.
Pengertian seperti itu kan datang dari kitab komentar, berdasarkan penafsiran dr arti "ekaggata" yg diartikan sbg keterpusatan pikiran.

Quote from: Shinichi
… seorang meditator memasuki tingkat pemusatan pikiran (jhana) pertama di mana …
Dimanakah di dlm sutta2 utama dikatakan jhana = tingkat pemusatan pikiran? Kalau ada tolong juga berikan link nya.
Lagi2 ini hanya tafsiran saja, tanpa adanya landasan yg jelas dlm sutta2 utama.

Quote from: Shinichi
"Di antara semua jalan, Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah yang terbaik. Di antara semua kebenaran, Empat Kebenaran Mulia adalah yang terbaik. Di antara semua keadaan, keadaan tanpa nafsu (Nibbana) adalah yang terbaik. Di antara semua makhluk, orang yang telah melihat adalah yang terbaik.
Di dlm sutta ada dikatakan: siapa melihat paticcasamuppada dia melihat nibbana, siapa melihat nibbana dia melihat paticcasamuppada.
Bagi yg hanya tahu retorika2 saja, atau yg meneruskan kutipan tanpa menelaah lebih dulu basis/landasan kutipan tsb, kemungkinan besar tdk mengerti maksud dari perkataan sang Buddha tentang paticcasamuppada tsb.
Saya yakin yg bisa melihat paticcasamuppada juga pasti bisa menjawab pertanyaan utama thread ini.

 _/\_

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #23 on: 05 January 2015, 05:51:24 AM »
Ini tidak konsisten dengan tulisan anda sebelumnya:

Coba baca baik2 isi penjelasan Kumarapanha Sutta pada link yg diberikan, itu semuanya "komentar" yg saya buat untuk menjelaskan sutta tsb.

At pak detektif sinicikudo

Jelas konsisten
Yang pertama kan disebutkan yang membuat sutta adalah buddha Gotama.

Tulisan Berikutnya

Anda mengutip apa yg disampaikan budha tanpa anda komentar penulis,shg
Disebutkan tidak "akan mempan".
Mengapa.

Karena diskusi berkembang spt berdiskusi dengan buku. Ini khan bukan resensi buku.

Ar krdus

Apa yg diyakini paticcasamupada sebagai pemahaman pokok dari nirwana adalah benar.
namun ada faktor lain yg mendukung sang jalan dan buahnya masak.
faktor itu adalah semangat. Guru selalu menegaskan apapun yg dikerjakan, semangat, berenergi
Adalah yg paling penting. Mereka yg mampu melihat nirwana (marga)dan menghancurkannya (phala)
akan menemukan 7faktor yg tersisa. Beliau selalu mengajarkan yg terpenting dari 7 faktor adalah semangat
U melanjutkan kehidupan ini.


Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #24 on: 05 January 2015, 03:24:22 PM »
Apakah pengertian Nibbana?
Yang saya maksud/harapkan adalah pengertian yg lebih detil selain dari pandangan umum tentang nibbana:
- terbebas dari dukkha
- lenyapnya lobha dosa moha
Dan bagaimanakah anda menjelaskan kaitannya dengan Jalan Suci Beruas 8 (8 Jalan Utama) ?

metta,
 _/\_

Pertanyaannya TS ada 2.


Quote
1. Apakah pengertian Nibbana?
Yang saya maksud/harapkan adalah pengertian yg lebih detil selain dari pandangan umum tentang nibbana:
- terbebas dari dukkha
- lenyapnya lobha dosa moha

Sebelum dijawab, ada pertanyaan yang perlu dijawab: Dapatkah mendeskripsikan rasa buah manggis secara detail kepada saya?


Quote
2. Dan bagaimanakah anda menjelaskan kaitannya dengan Jalan Suci Beruas 8 (8 Jalan Utama) ?
Ibarat sebuah jalan di hutan rimba yang gelap yang ujungnya ada cahaya. Seseorang harus berjalan  di jalan itu untuk menuju cahaya tersebut. Nibbana diibaratkan cahaya dan jalan di hutan diibaratkan Jalan Suci Beruas 8.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #25 on: 05 January 2015, 05:59:50 PM »
Pertanyaannya TS ada 2.


Sebelum dijawab, ada pertanyaan yang perlu dijawab: Dapatkah mendeskripsikan rasa buah manggis secara detail kepada saya?

Sy sj yg menjawabnya. Jawabannya tentu tidak. Karena indria perasa tidak bisa merinci detail campuran rasa asam manis pahit dari buah tsb. Tapi nirwana beda.  detailnya terletak pada kesederhanaan pemadaman nirodha. Ciri khasnya nirodha. Ciri khas marga adalah samvara tg dikenal sbg pengendalian indria. Dari cirinya ada beberapa variasi sesuai 6 sifat nama rupa.apapun variasinya marga dan nirwana ini mudah dikenali dari sifat pokoknya yaitu pemadaman dan pengendalian.

Quote
Ibarat sebuah jalan di hutan rimba yang gelap yang ujungnya ada cahaya. Seseorang harus berjalan  di jalan itu untuk menuju cahaya tersebut. Nibbana diibaratkan cahaya dan jalan di hutan diibaratkan Jalan Suci Beruas 8.

Salah
Menurut guru mereka yg berjalan di jalan tengah mengendalikan diri sedemikian rupa sbg batinnya bersih berkilau
Seperti cermin, namun tidak ada kebijaksanaan karena masih terlihat disana loba, dosha, dan moha.
Ketika ketiga akar ini padam,  maka batin yg berkilau itu padam , yg mengamati dan diamati saat vaipasanya turut padam, timbulah kebijaksanaan yg dikenal sbg "mata dharma"
Melihat dunia dan isinya dengan kebijaksanaan.

silahkan yg lain menulis.

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #26 on: 05 January 2015, 06:15:34 PM »
Quote
Bagi yg hanya tahu retorika2 saja, atau yg meneruskan kutipan tanpa menelaah lebih dulu basis/landasan kutipan tsb, kemungkinan besar tdk mengerti maksud dari perkataan sang Buddha tentang paticcasamuppada tsb.
Saya yakin yg bisa melihat paticcasamuppada juga pasti bisa menjawab pertanyaan utama thread ini.

 _/\_

At krdus

Guru pernah menyampaikan ringkasan uraian tentang terbakarnya enam indra manusia biasa bukan marga dan phala.
nama rupa manusia yg spt itu seperti sebuah rumah dengan enam jendela yg terbakar mengeluarkan api serakah, benci, bodoh.
Padamnya nama rupa dalam proses vaipasanya, menyebabkan padamnya api di enam indra.
Marga disini adalah proses penghentian dengan pengendalian.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #27 on: 05 January 2015, 07:06:32 PM »

At saudara moderator Shinichi
Adakah di dalam 4 sutta utama dikatakan pengertian konsentrasi benar seperti itu? Kalau ada tolong berikan link ke sutta ybs.
Pengertian seperti itu kan datang dari kitab komentar, berdasarkan penafsiran dr arti "ekaggata" yg diartikan sbg keterpusatan pikiran.

Benar, itu dari kitab komentar. Sutta-sutta juga menjelaskan konsentrasi sebagai ekaggata, misalnya dalam MN 44 Culavedalla Sutta:

“Yang Mulia, apakah konsentrasi? Apakah landasan konsentrasi? Apakah perlengkapan konsentrasi? Apakah pengembangan konsentrasi?”
“Keterpusatan pikiran, teman Visākha, adalah konsentrasi; Empat Landasan Perhatian adalah landasan konsentrasi; Empat Usaha Benar adalah perlengkapan konsentrasi; pengulangan, pengembangan, dan pelatihan atas kondisi-kondisi yang sama ini adalah pengembangan konsentrasi di sana.”


Quote
Dimanakah di dlm sutta2 utama dikatakan jhana = tingkat pemusatan pikiran? Kalau ada tolong juga berikan link nya.
Lagi2 ini hanya tafsiran saja, tanpa adanya landasan yg jelas dlm sutta2 utama.

Untuk jhana, yang saya artikan sebagai "tingkat pemusatan pikiran", benar adalah penafsiran pribadi semata, karena dalam teks-teks Buddhis biasanya dikatakan jhana adalah tingkat pemusatan pikiran (penyerapan/absorpsi) yang mendalam dengan faktor-faktor jhana yang menyertainya. Dalam sutta-sutta tidak ditemukan definisi eksak apakah jhana itu ("jhana adalah bla bla bla... dst"), namun kita menemukan rumusan jhana dengan faktor-faktor jhana-nya seperti dalam pelatihan bertahap di atas:

Dengan keberpisahan demikian dari kenikmatan-indria, berpisah dari kondisi-kondisi buruk, ia masuk dan berdiam dalam jhāna pertama, yaitu awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran, yang muncul dari keberpisahan, dipenuhi dengan kegirangan dan kegembiraan... dst

Quote
Di dlm sutta ada dikatakan: siapa melihat paticcasamuppada dia melihat nibbana, siapa melihat nibbana dia melihat paticcasamuppada.
Bagi yg hanya tahu retorika2 saja, atau yg meneruskan kutipan tanpa menelaah lebih dulu basis/landasan kutipan tsb, kemungkinan besar tdk mengerti maksud dari perkataan sang Buddha tentang paticcasamuppada tsb.
Saya yakin yg bisa melihat paticcasamuppada juga pasti bisa menjawab pertanyaan utama thread ini.

 _/\_

Baiklah, berarti jawaban saya yang belum melihat paticcasamuppada memang tidak akan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan anda....
« Last Edit: 05 January 2015, 07:10:02 PM by Shinichi »
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #28 on: 05 January 2015, 07:18:17 PM »
At pak detektif sinicikudo

Jelas konsisten
Yang pertama kan disebutkan yang membuat sutta adalah buddha Gotama.

Tulisan Berikutnya

Anda mengutip apa yg disampaikan budha tanpa anda komentar penulis,shg
Disebutkan tidak "akan mempan".

Ah, itu kan menurut anda saja, belum tentu tidak mempan bagi yang lain ;D

Quote
Mengapa.

Karena diskusi berkembang spt berdiskusi dengan buku. Ini khan bukan resensi buku.


Masing-masing orang memiliki cara berdiskusinya sendiri-sendiri, yang penting tidak membuat kekacauan/keributan. Jika anda tidak menyukai cara diskusi saya yang menggunakan referensi dan mengutip sutta-sutta, itu hak anda, tetapi anda tidak bisa memaksa orang mengikuti cara diskusi anda....

 :backtotopic:
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #29 on: 05 January 2015, 10:41:50 PM »
Quote
Coba baca baik2 isi penjelasan Kumarapanha Sutta pada link yg diberikan, itu semuanya "komentar" yg saya buat untuk menjelaskan sutta tsb.

At sinicikudo

masih dalam pengertian marga dan nirwana.
Jika memang benar penjelasan kumarapanha adalah "komentar" yang anda buat
Bisakah sy bertanya.
mengapa catur ariya saccani disebutkan
Dukha, sebab dukha, padamnya dukha, jalan memadamkan dukha.
Dengan urutan spt "anda" sebutkan diatas.


Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #30 on: 06 January 2015, 09:17:21 PM »
Sy sj yg menjawabnya. Jawabannya tentu tidak. Karena indria perasa tidak bisa merinci detail campuran rasa asam manis pahit dari buah tsb. Tapi nirwana beda.  detailnya terletak pada kesederhanaan pemadaman nirodha. Ciri khasnya nirodha. Ciri khas marga adalah samvara tg dikenal sbg pengendalian indria. Dari cirinya ada beberapa variasi sesuai 6 sifat nama rupa.apapun variasinya marga dan nirwana ini mudah dikenali dari sifat pokoknya yaitu pemadaman dan pengendalian.

Anda benar mengenai rasa manggis, tapi maaf Anda salah mengenai nibbana. Anda hanya menyampaikan pengertian nibbana yang tidak mendetail. Pemadaman dan pengendalian hanyalah pengertian nibbana yang umum , bahkan secara harfiah sendiri nibbana bisa berarti padam. Jadi jelas Anda tidak menjawab secara mendetail seperti yang diinginkan TS. Jika saya teruskan dan kejar pernyataan Anda mengenai nibbana bahwa pokoknya adalah pemadaman dan pengendalian, maka Anda akan kesulitan sendiri. Jadi saya stop mengenai pernyataan Anda itu, biarlah TS yang menjawab.

Quote
Salah
Menurut guru mereka yg berjalan di jalan tengah mengendalikan diri sedemikian rupa sbg batinnya bersih berkilau
Seperti cermin, namun tidak ada kebijaksanaan karena masih terlihat disana loba, dosha, dan moha.
Ketika ketiga akar ini padam,  maka batin yg berkilau itu padam , yg mengamati dan diamati saat vaipasanya turut padam, timbulah kebijaksanaan yg dikenal sbg "mata dharma"
Melihat dunia dan isinya dengan kebijaksanaan.

silahkan yg lain menulis.

Saya yang salah atau Anda yang tidak memperhatikan pertanyaan TS, atau  Anda adalah TS sendiri yang berusaha menganulir pertanyaannya sehingga berkilah?Jika Anda bukan TS, maka  jelas Anda yang tidak memperhatikan pertanyaan TS, karena TS menanyakan kaitannya  antara nibbana dan Jalan Arya Berunsur Delapan maka saya mengaitkan nibbana dengan Jalan Arya Berunsur Delapan, yaitu Jalan Arya Berunsur Delapan sebagai jalan menuju nibana. Mengapa saya mengaitkannya sebagai jalan? Karena memang Jalan Arya Berunsur Delapan adalah jalan atau CARA menuju nibbana  (akhir dari dukkha) seperti yang disabdakan Sang Buddha dalam Dhammacakkappavattana Sutta dan kotbah-kotbah lainnya. Jadi jangan jauh-jauh memberi jawaban dari Prajnaparamita Hrdaya Sutra untuk memperoleh "mata dharma"  jika Dhammacakkappavattana Sutta tidak paham dalam level harfiah. Dan biarlah TS yang menjawab.

Silahkan TS menjawab.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #31 on: 07 January 2015, 08:17:52 AM »
Sebelum dijawab, ada pertanyaan yang perlu dijawab: Dapatkah mendeskripsikan rasa buah manggis secara detail kepada saya?
Anda membold kata detail dari pertanyaan saya. Kalau belum mengerti maksud dr pertanyaan itu, maka saya akan lebih perjelas lg. Yg saya maksud dgn lebih "detail" adalah lebih teknis, spesifik, jgn cuma kulit saja tapi isi/dalamnya.
Deskripsi nibbana yg sudah disampaikan oleh halilintar, padamnya pancakhanda, itu sudah cukup spesifik dan teknis.
Pengertian umum seperti terbebas dr dukkha dan lenyapnya lobha dosa moha, itu hanya definisi lain dr sudut pandang atau konteks yg berbeda, dpt dikatakan hanya sbg alias saja. Karena sang Buddha menjelaskan dgn cara yg berbeda tergantung bicara dr sudut pandang atau konteks mana.
Dan lagipula dgn padamnya pancakhanda maka otomatis dukkha pun tdk ada, dan dgn padamnya pancakhanda jg otomatis lobha dosa moha pun lenyap. Jadi cakupannya lebih luas.

Mengenai perumpamaan/pengandaian dgn menggunakan rasa buah manggis, saya bisa mendeskripsikannya, namun rasa itu relatif. Kalau saya bilang tdk begitu asam mungkin bagi anda asam sekali, kalau saya bilang kurang manis mungkin bagi anda sudah cukup manis. Utk hal2 yg sifatnya relatif biasanya tdk bs ditemukan kesepakatan, cuma ada satu kesepakatan yaitu sepakat utk tdk sepakat (agree to disagree).
Lagipula dhamma ajaran sang Buddha itu kebenarannya mutlak, bukan relatif seperti rasa buah bagi beberapa orang. Jadi maaf perumpamaan anda itu kurang mengena.

Quote from: Kelana
Ibarat sebuah jalan di hutan rimba yang gelap yang ujungnya ada cahaya. Seseorang harus berjalan  di jalan itu untuk menuju cahaya tersebut. Nibbana diibaratkan cahaya dan jalan di hutan diibaratkan Jalan Suci Beruas 8.

Saya yang salah atau Anda yang tidak memperhatikan pertanyaan TS, atau  Anda adalah TS sendiri yang berusaha menganulir pertanyaannya sehingga berkilah?Jika Anda bukan TS, maka  jelas Anda yang tidak memperhatikan pertanyaan TS, karena TS menanyakan kaitannya  antara nibbana dan Jalan Arya Berunsur Delapan maka saya mengaitkan nibbana dengan Jalan Arya Berunsur Delapan, yaitu Jalan Arya Berunsur Delapan sebagai jalan menuju nibana. Mengapa saya mengaitkannya sebagai jalan? Karena memang Jalan Arya Berunsur Delapan adalah jalan atau CARA menuju nibbana  (akhir dari dukkha) seperti yang disabdakan Sang Buddha dalam Dhammacakkappavattana Sutta dan kotbah-kotbah lainnya. Jadi jangan jauh-jauh memberi jawaban dari Prajnaparamita Hrdaya Sutra untuk memperoleh "mata dharma"  jika Dhammacakkappavattana Sutta tidak paham dalam level harfiah. Dan biarlah TS yang menjawab.
Umat buddhis pada umumnya sudah tau dan diajarkan di sekolah2 buddhis bahwa Jalan Suci Beruas 8 adalah "jalan" utk mencapai nibbana. Di sini anda hanya "mengulang" kaitannya saja, sedangkan pertanyaan saya adalah bagaimana "menjelaskan" kaitannya. Jadi anda juga belum menjawab pertanyaan.

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #32 on: 07 January 2015, 09:52:56 AM »
Quote from: kutipan Kumarapanha oleh Shinichi
Ketika praktik sang jalan matang sepenuhnya, seluruh 8 faktor menyatu dan menggabungkan kekuatan, memulai penembusan Dhamma yang dengannya sang praktisi secara langsung melihat Empat Kebenaran Mulia dan mencapai tingkat kesucian batin yang pertama dengan melenyapkan pandangan salah tentang aku/diri, keragu-raguan terhadap Sang Guru (Buddha), ajarannya (Dhamma) dan perkumpulan para siswa mulia yang telah mengikuti ajaran-Nya dan mencapai pencerahan batin yang sama (Sangha), serta pandangan salah bahwa dengan ritual atau upacara dapat membawa pada kebahagiaan. Pada tahap ini ia memasuki arus kesucian menuju kebahagiaan sejati dan disebut Sotapanna (pemasuk arus). Dalam tujuh kehidupan berikutnya, ia tidak akan jatuh dari jalan menuju Nibbana dan pasti akan mencapai tujuan akhir tersebut.
Kutipan pak moderator Shinichi Kudo yg diberinya warna biru itu hanya berisi retorika saja, makna dan landasan sutta nya tdklah jelas. "praktik matang sepenuhnya", "8 faktor menyatu dan menggabungkan kekuatan", "penembusan Dhamma",  tdk jelas apa maksudnya. Kalau sudah secara langsung melihat 4 Kebenaran Mulia lantas apa hubungannya dgn padamnya pancakhanda. Apakah dgn melihat 4 Kebenaran Mulia lalu pancakhanda jadi padam, disitu kan tdk jelas hubungannya, ada benang putus disana.

Quote
Akhirnya, dengan melenyapkan kemelekatan pada alam bentuk, kemelekatan pada alam tak berbentuk, kesombongan, kemalasan, dan ketidaktahuan, ia mencapai tingkat kesucian tertinggi, Arahant, yang setara dengan seorang Buddha di mana sebab kelahiran kembali telah diputuskan dan Nibbana telah tercapai dalam kehidupan ini juga.
Faktor jalan yg mana yg berhubungan dgn melenyapkan kemelekatan pd alam rupa dan arupa, lalu apa hubungannya kemelekatan pd alam rupa/arupa dgn nibbana atau padamnya pancakhanda. Ini semua harus bisa dijelaskan dgn disertai landasan atau referensi sutta yg sesuai.

Quote from: Shinichi
Benar, itu dari kitab komentar. Sutta-sutta juga menjelaskan konsentrasi sebagai ekaggata, misalnya dalam MN 44 Culavedalla Sutta:

“Yang Mulia, apakah konsentrasi? Apakah landasan konsentrasi? Apakah perlengkapan konsentrasi? Apakah pengembangan konsentrasi?”
“Keterpusatan pikiran, teman Visākha, adalah konsentrasi; Empat Landasan Perhatian adalah landasan konsentrasi; Empat Usaha Benar adalah perlengkapan konsentrasi; pengulangan, pengembangan, dan pelatihan atas kondisi-kondisi yang sama ini adalah pengembangan konsentrasi di sana.”
Itu kata2 dari seorang bhikkhuni bernama Dhammadinna, bukan perkataan sang Buddha. Namun saya tdk meragukan pemahaman bhikkhuni Dhammadinna, yg salah adalah penafsiran kitab komentar dlm hal ini kitab Visuddhimagga. Kitab itu ditulis oleh Buddhaghosa yg datang dr latar belakang Hinduisme. Konsep "keterpusatan pikiran" ini prinsipnya sama dgn meditasi Hindu. Jadi berhati2lah dlm mengacu kpd kitab komentar, kros-cek dulu dgn 4 nikaya utama.
Yg bisa ditemukan dlm sutta adalah: Passaddho kāyo asāraddho. Samāhitaṃ cittaṃ ekaggaṃ.
Jadi citta itu menjadi ekaggata kalau citta itu samāhitaṃ. Silahkan dicari sendiri artinya, karena saya bukan ahli bahasa pali. Saya cuma tau sedikit dan kurang yakin, passaddho adalah bentuk lain dr passaddhi yg dr kamus pali artinya tenang, dan samāhitaṃ artinya kira2 sama yaitu tenang juga, cuma IMO passadhi utk tubuh (kaya), sedangkan samahita utk pikiran (citta). Barangkali yg lebih tau artinya lebih bs menjelaskan. Jadi kalau dilihat dari sini, penafsiran "keterpusatan pikiran" itu tdk ada hubungannya sama sekali.

Quote from: Shinichi
...dalam teks-teks Buddhis biasanya dikatakan jhana adalah tingkat pemusatan pikiran (penyerapan/absorpsi) yang mendalam dengan faktor-faktor jhana yang menyertainya. Dalam sutta-sutta tidak ditemukan definisi eksak apakah jhana itu ("jhana adalah bla bla bla... dst"), namun kita menemukan rumusan jhana dengan faktor-faktor jhana-nya...
Kalau teks2 kitab kometar iya.
Memang dlm sutta2 tdk ditemukan definisi eksak (jhana adalah blablabla) tapi dpt ditemukan makna yg tersirat jelas, terutama dlm Digha Nikaya nomor 9. Sama sekali tdk mengenal konsep penyerapan/absorpsi (pd satu objek).

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #33 on: 07 January 2015, 11:17:08 AM »
Anda membold kata detail dari pertanyaan saya. Kalau belum mengerti maksud dr pertanyaan itu, maka saya akan lebih perjelas lg. Yg saya maksud dgn lebih "detail" adalah lebih teknis, spesifik, jgn cuma kulit saja tapi isi/dalamnya.
Deskripsi nibbana yg sudah disampaikan oleh halilintar, padamnya pancakhanda, itu sudah cukup spesifik dan teknis.
Pengertian umum seperti terbebas dr dukkha dan lenyapnya lobha dosa moha, itu hanya definisi lain dr sudut pandang atau konteks yg berbeda, dpt dikatakan hanya sbg alias saja. Karena sang Buddha menjelaskan dgn cara yg berbeda tergantung bicara dr sudut pandang atau konteks mana.
Dan lagipula dgn padamnya pancakhanda maka otomatis dukkha pun tdk ada, dan dgn padamnya pancakhanda jg otomatis lobha dosa moha pun lenyap. Jadi cakupannya lebih luas.

Maaf jika demikian sepertinya Anda kurang bisa membuat pertanyaan yang baik.  Anda meminta untuk pengertian yang lebih detail selain pandangan umum, tetapi bahkan anda sendiri nampaknya belum mengetahui secara menyeluruh pandangan umum mengenai nibbana. Ketidaktahuan ini justru akhirnya membuat anda menganggap suatu pandangan umum yang baru anda ketahui sebagai pandangan spesifik. “Nibbana adalah padam”, “padamnya pancaskanda”- ini adalah pandangan umum bahkan secara harfiah berarti padam, ada dalam buku teks, kecuali seseorang malas membacanya. Bagi yang belum tahu pandangan ini akan dianggap sebagai pandangan spesifik.

Sebuah kespesifikan yang mendetail mengenai nibbana hanya bisa dipahami , dialami Mereka Yang Tercerahkan, dan itu tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata, seperti anda tidak bisa mendeskripsikan rasa manggis tapi malah menjelaskan tingkat kemanisan.  Dan apa yang Sang Buddha dan Mereka Yang Tercerahkan sabdakan mengenai nibbana dalam hanyalah bentuk penyesuaian dan penyederhanaan.
Quote

[quoteMengenai perumpamaan/pengandaian dgn menggunakan rasa buah manggis, saya bisa mendeskripsikannya, namun rasa itu relatif. Kalau saya bilang tdk begitu asam mungkin bagi anda asam sekali, kalau saya bilang kurang manis mungkin bagi anda sudah cukup manis. Utk hal2 yg sifatnya relatif biasanya tdk bs ditemukan kesepakatan, cuma ada satu kesepakatan yaitu sepakat utk tdk sepakat (agree to disagree).


Lagipula dhamma ajaran sang Buddha itu kebenarannya mutlak, bukan relatif seperti rasa buah bagi beberapa orang. Jadi maaf perumpamaan anda itu kurang mengena.

Perumpamaan saya yang tidak mengena atau Anda terlalu jauh dan gegabah menyimpulkan ? Jelas anda yang gegabah menyimpulkan karena saya tidak menutut kurang manis atau cukup manis pada rasa manggis, tapi saya meminta mendeskripsikan rasa manggis secara  mendetail.

Bagi semua orang yang normal rasa manggis adalah rasa manggis apapun tingkat keasaman, kemanisannya, tidak mungkin jadi rasa apel atau durian. Untuk itu perumpamaan ini sesuai dan mengena dan jawaban anda mengenai tingkat kemanisan adalah salah. Silahkan dicoba lagi.

Quote
Umat buddhis pada umumnya sudah tau dan diajarkan di sekolah2 buddhis bahwa Jalan Suci Beruas 8 adalah "jalan" utk mencapai nibbana. Di sini anda hanya "mengulang" kaitannya saja, sedangkan pertanyaan saya adalah bagaimana "menjelaskan" kaitannya. Jadi anda juga belum menjawab pertanyaan.

Siapa bilang saya belum menjawab? Menjelaskan sesuatu itu bisa panjang bisa pendek. Pendek, panjang atau mengulang adalah juga bentuk jawaban. Berhubung pada pertanyaan kedua anda tidak meminta menjelaskan secara panjang atau detail, maka bukanlah kesalahan orang lain atau saya jika jawaban yang diberikan adalah yang singkat. Jadi berikanlah pertanyaan yang baik sehingga jawabannya sesuai. :)
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #34 on: 07 January 2015, 07:03:53 PM »
Kutipan pak moderator Shinichi Kudo yg diberinya warna biru itu hanya berisi retorika saja, makna dan landasan sutta nya tdklah jelas. "praktik matang sepenuhnya", "8 faktor menyatu dan menggabungkan kekuatan", "penembusan Dhamma",  tdk jelas apa maksudnya. Kalau sudah secara langsung melihat 4 Kebenaran Mulia lantas apa hubungannya dgn padamnya pancakhanda. Apakah dgn melihat 4 Kebenaran Mulia lalu pancakhanda jadi padam, disitu kan tdk jelas hubungannya, ada benang putus disana.

Istilah2 tsb berasal dari komentar dan semuanya menunjuk pada matangnya pelatihan JMB8 yang menghasilkan pencapaian Nibbana. Kalo anda bertanya makna eksaknya, saya sendiri tidak dapat menjelaskannya karena belum mencapainya. ;D

Quote
Faktor jalan yg mana yg berhubungan dgn melenyapkan kemelekatan pd alam rupa dan arupa,

IMO, semua faktor JMB8 jika telah matang dalam prakteknya akan melenyapkan semua kekotoran batin, termasuk kedua jenis kemelekatan tsb.

Quote
lalu apa hubungannya kemelekatan pd alam rupa/arupa dgn nibbana atau padamnya pancakhanda.

Jika masih ada kemelekatan pada alam rupa/arupa, maka akan terlahir kembali di alam rupa/arupa tsb sehingga tidak dapat mencapai Nibbana.

Btw, apakah ada landasan sutta atau referensi lain yang mendukung kesimpulan anda bahwa Nibbana = padamnya pancakkhanda?

Quote
Ini semua harus bisa dijelaskan dgn disertai landasan atau referensi sutta yg sesuai.

Maaf, ini semuanya dari komentar....

Quote
Itu kata2 dari seorang bhikkhuni bernama Dhammadinna, bukan perkataan sang Buddha. Namun saya tdk meragukan pemahaman bhikkhuni Dhammadinna, yg salah adalah penafsiran kitab komentar dlm hal ini kitab Visuddhimagga. Kitab itu ditulis oleh Buddhaghosa yg datang dr latar belakang Hinduisme. Konsep "keterpusatan pikiran" ini prinsipnya sama dgn meditasi Hindu. Jadi berhati2lah dlm mengacu kpd kitab komentar, kros-cek dulu dgn 4 nikaya utama.
Yg bisa ditemukan dlm sutta adalah: Passaddho kāyo asāraddho. Samāhitaṃ cittaṃ ekaggaṃ.
Jadi citta itu menjadi ekaggata kalau citta itu samāhitaṃ. Silahkan dicari sendiri artinya, karena saya bukan ahli bahasa pali. Saya cuma tau sedikit dan kurang yakin, passaddho adalah bentuk lain dr passaddhi yg dr kamus pali artinya tenang, dan samāhitaṃ artinya kira2 sama yaitu tenang juga, cuma IMO passadhi utk tubuh (kaya), sedangkan samahita utk pikiran (citta). Barangkali yg lebih tau artinya lebih bs menjelaskan. Jadi kalau dilihat dari sini, penafsiran "keterpusatan pikiran" itu tdk ada hubungannya sama sekali.
Kalau teks2 kitab kometar iya.
Memang dlm sutta2 tdk ditemukan definisi eksak (jhana adalah blablabla) tapi dpt ditemukan makna yg tersirat jelas, terutama dlm Digha Nikaya nomor 9. Sama sekali tdk mengenal konsep penyerapan/absorpsi (pd satu objek).


Ok, terima kasih atas infonya, bisa menjadi bahan kajian tersendiri bagi saya. :)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #35 on: 07 January 2015, 07:35:44 PM »
pertanyaannya sederhana, tapi justru ini yg ribet. numpang urung, siapa tahu nyenggol

Nibbāna seperti apa yah definisinya... in other words kali nibbāna itu berakhirnya keberadaan, yang menyebabkan penderitaan/ketidakpuasan itu sendiri.

hubungan JMB8 yah untuk supaya kita dapat menyelesaikan kelahiran itu. yah untuk mendapatkan "pengetahuan" yg benar yg lalu tentunya kita setelah mendapatkan atau mungkin mengalami(?) kita terbebaskan. apa yah contohnya, mungkin seperti orang yg abis ngeh, lalu sikapnya berubah. yah membuat kita melepas semua ikatan pada dunia ini.

justru saya gimana mikir gimana jelasin dengan bahasa yang sederhananya, tapi kalo bro kardus mau cari yg semakin teknisnya, saya nyerah hehehe
There is no place like 127.0.0.1

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #36 on: 07 January 2015, 11:21:15 PM »
Istilah2 tsb berasal dari komentar dan semuanya menunjuk pada matangnya pelatihan JMB8 yang menghasilkan pencapaian Nibbana. Kalo anda bertanya makna eksaknya, saya sendiri tidak dapat menjelaskannya karena belum mencapainya. ;D

IMO, semua faktor JMB8 jika telah matang dalam prakteknya akan melenyapkan semua kekotoran batin, termasuk kedua jenis kemelekatan tsb.

Jika masih ada kemelekatan pada alam rupa/arupa, maka akan terlahir kembali di alam rupa/arupa tsb sehingga tidak dapat mencapai Nibbana.

Btw, apakah ada landasan sutta atau referensi lain yang mendukung kesimpulan anda bahwa Nibbana = padamnya pancakkhanda?

Maaf, ini semuanya dari komentar....

Ok, terima kasih atas infonya, bisa menjadi bahan kajian tersendiri bagi saya. :)
At sinichi

mengakui komentar orang lain dari buku u berdiskusi bukanlahseorang dharmaduta.
Mengakui sesuatu yg belum dikerjakan
 dengan menghubung hubungkan kata kata di kitab suci
Anda sudah berbohong sinichi.
Mulut anda berisi pisau
Apapun yg anda ucapkan
Akan menimbulkan luka
Bagi orang lain yg sudah mengerjakan apa yg harus dikerjakan.

apapun yg ingin anda capai
berkenaan dengan ekagatta, samadhi, apalagijhana
Anda Tidak akan pernah bisa.



Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #37 on: 07 January 2015, 11:36:25 PM »
Anda benar mengenai rasa manggis, tapi maaf Anda salah mengenai nibbana. Anda hanya menyampaikan pengertian nibbana yang tidak mendetail. Pemadaman dan pengendalian hanyalah pengertian nibbana yang umum , bahkan secara harfiah sendiri nibbana bisa berarti padam. Jadi jelas Anda tidak menjawab secara mendetail seperti yang diinginkan TS. Jika saya teruskan dan kejar pernyataan Anda mengenai nibbana bahwa pokoknya adalah pemadaman dan pengendalian, maka Anda akan kesulitan sendiri. Jadi saya stop mengenai pernyataan Anda itu, biarlah TS yang menjawab.

Saya yang salah atau Anda yang tidak memperhatikan pertanyaan TS, atau  Anda adalah TS sendiri yang berusaha menganulir pertanyaannya sehingga berkilah?Jika Anda bukan TS, maka  jelas Anda yang tidak memperhatikan pertanyaan TS, karena TS menanyakan kaitannya  antara nibbana dan Jalan Arya Berunsur Delapan maka saya mengaitkan nibbana dengan Jalan Arya Berunsur Delapan, yaitu Jalan Arya Berunsur Delapan sebagai jalan menuju nibana. Mengapa saya mengaitkannya sebagai jalan? Karena memang Jalan Arya Berunsur Delapan adalah jalan atau CARA menuju nibbana  (akhir dari dukkha) seperti yang disabdakan Sang Buddha dalam Dhammacakkappavattana Sutta dan kotbah-kotbah lainnya. Jadi jangan jauh-jauh memberi jawaban dari Prajnaparamita Hrdaya Sutra untuk memperoleh "mata dharma"  jika Dhammacakkappavattana Sutta tidak paham dalam level harfiah. Dan biarlah TS yang menjawab.

Silahkan TS menjawab.

At kelana
Sutra hati itu lebih mudah dipahami.
Lebih sederhana.


Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #38 on: 08 January 2015, 12:10:28 AM »
At krdus

Bagaimana penjelasan sang jalan dan buahnya nibana.
1. Melepas atha lokiya dhamma
2. Mampu memutuskan rupa jhana
3  mampu memutuskan arupa jhana jika
    sebelumnya memiliki arupajhana
4 adanya keputusan u mencapainya. Tidak dibalik.
    Tahu nibana dahulu baru memutuskan.
5. Memiliki samvega dan nibida yg cukup.
6. Menerima nibana sebagaimana adanya.
    Pokok yg sederhana, detailnya sederhana.
    Karena nibana itu sendiri bersifat
    mengurangi bukan menambah
     Puas dgn yg ada, bukan ketidakpuasan
    Semangat, tidak lamban.

Mengenai padamnya panca khanda, itu hanya bisa direalisasikan
oleh beberapa orang saja. Bukannya membedakan, namun hal ini
disebabkan orang itu memiliki paramitha diatas standar.
Hal spt ini tidak bisa dikejar dalam satu kehidupan saja.
namun bisa diusahakan dengan cara giat dalam samadi
Apa yg dikejar dalam samadi
Kemampuan memisahkan indria dan obyeknya.
tentu harus bisa mematahkan jembatan antara keduanya.






     

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #39 on: 08 January 2015, 12:25:05 AM »
Kutipan pak moderator Shinichi Kudo yg diberinya warna biru itu hanya berisi retorika saja, makna dan landasan sutta nya tdklah jelas. "praktik matang sepenuhnya", "8 faktor menyatu dan menggabungkan kekuatan", "penembusan Dhamma",  tdk jelas apa maksudnya. Kalau sudah secara langsung melihat 4 Kebenaran Mulia lantas apa hubungannya dgn padamnya pancakhanda. Apakah dgn melihat 4 Kebenaran Mulia lalu pancakhanda jadi padam, disitu kan tdk jelas hubungannya, ada benang putus disana.
Faktor jalan yg mana yg berhubungan dgn melenyapkan kemelekatan pd alam rupa dan arupa, lalu apa hubungannya kemelekatan pd alam rupa/arupa dgn nibbana atau padamnya pancakhanda. Ini semua harus bisa dijelaskan dgn disertai landasan atau referensi sutta yg sesuai.
Itu kata2 dari seorang bhikkhuni bernama Dhammadinna, bukan perkataan sang Buddha. Namun saya tdk meragukan pemahaman bhikkhuni Dhammadinna, yg salah adalah penafsiran kitab komentar dlm hal ini kitab Visuddhimagga. Kitab itu ditulis oleh Buddhaghosa yg datang dr latar belakang Hinduisme. Konsep "keterpusatan pikiran" ini prinsipnya sama dgn meditasi Hindu. Jadi berhati2lah dlm mengacu kpd kitab komentar, kros-cek dulu dgn 4 nikaya utama.
Yg bisa ditemukan dlm sutta adalah: Passaddho kāyo asāraddho. Samāhitaṃ cittaṃ ekaggaṃ.
Jadi citta itu menjadi ekaggata kalau citta itu samāhitaṃ. Silahkan dicari sendiri artinya, karena saya bukan ahli bahasa pali. Saya cuma tau sedikit dan kurang yakin, passaddho adalah bentuk lain dr passaddhi yg dr kamus pali artinya tenang, dan samāhitaṃ artinya kira2 sama yaitu tenang juga, cuma IMO passadhi utk tubuh (kaya), sedangkan samahita utk pikiran (citta). Barangkali yg lebih tau artinya lebih bs menjelaskan. Jadi kalau dilihat dari sini, penafsiran "keterpusatan pikiran" itu tdk ada hubungannya sama sekali.
Kalau teks2 kitab kometar iya.
Memang dlm sutta2 tdk ditemukan definisi eksak (jhana adalah blablabla) tapi dpt ditemukan makna yg tersirat jelas, terutama dlm Digha Nikaya nomor 9. Sama sekali tdk mengenal konsep penyerapan/absorpsi (pd satu objek).

At krdus
Apa yg disampaikan memang seperti itu adanya
Ekagata  berarti timbulnya ketenangan.
Ada yg timbul di pikiran, ada juga di jasmani.
Sifatnya meniadakan, sehingga tidak bisa dilacak seperti orang yang mempelajari 4 unsur
Sikap terbaik jika menjumpai ini adalah
Biarkan saja berproses.
biasanya semakin besar kekuatannya
Semakin kokoh samadinya

Yg dalam bahasa "lain"
orang itu sepertinya terpusat samadinya.
namun ini adalah pengertian keliru.



Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #40 on: 08 January 2015, 08:55:38 AM »
At kelana
Sutra hati itu lebih mudah dipahami.
Lebih sederhana.



Sah saja anda mengklaim demikian meskipun kedengarannya agak lucu karena janggal. Dan jika nanti kita berkesempatan membahas prajnaparamita hrdaya sutra, semoga nanti anda bukan orang selanjutnya yang saya minta untuk bertelanjang bulat di publik karena akibat kesalahan sendiri dalam memahami prajnaparamita hrdaya sutra.

OK. Thanks.
« Last Edit: 08 January 2015, 08:58:33 AM by Kelana »
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #41 on: 08 January 2015, 06:02:47 PM »
Sah saja anda mengklaim demikian meskipun kedengarannya agak lucu karena janggal. Dan jika nanti kita berkesempatan membahas prajnaparamita hrdaya sutra, semoga nanti anda bukan orang selanjutnya yang saya minta untuk bertelanjang bulat di publik karena akibat kesalahan sendiri dalam memahami prajnaparamita hrdaya sutra.

OK. Thanks.

At kelana
Tidak satu orangpun yg bicara spt ini kepada saya sebanyak 3kali
Bisa meloloskan diri dari kepala pecah tujuh bagian
Akibat halilintar dewa vajira.

Pikirkan baik baik pernyataan diatas. jika setia kawan
Hendaknya anda bisa menjaga diri sendiri juga.

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #42 on: 08 January 2015, 07:53:37 PM »
At krdus

Bagaimana penjelasan sang jalan dan buahnya nibana.
1. Melepas atha lokiya dhamma
2. Mampu memutuskan rupa jhana
3  mampu memutuskan arupa jhana jika
    sebelumnya memiliki arupajhana
4 adanya keputusan u mencapainya. Tidak dibalik.
    Tahu nibana dahulu baru memutuskan.
5. Memiliki samvega dan nibida yg cukup.
6. Menerima nibana sebagaimana adanya.
    Pokok yg sederhana, detailnya sederhana.
    Karena nibana itu sendiri bersifat
    mengurangi bukan menambah
     Puas dgn yg ada, bukan ketidakpuasan
    Semangat, tidak lamban.

Mengenai padamnya panca khanda, itu hanya bisa direalisasikan
oleh beberapa orang saja. Bukannya membedakan, namun hal ini
disebabkan orang itu memiliki paramitha diatas standar.
Hal spt ini tidak bisa dikejar dalam satu kehidupan saja.
namun bisa diusahakan dengan cara giat dalam samadi
Apa yg dikejar dalam samadi
Kemampuan memisahkan indria dan obyeknya.
tentu harus bisa mematahkan jembatan antara keduanya.



At krdus
Apa yg disampaikan mengenai sutra hati
Mungkin menyinggung banyak orang di sini.
beberapa dari mereka malah menilai sutra hati
Dengan latar belakang dan semangat ajaran kendaraan kecil
Padahal sutra hati itu mesti dilandasi dengan semangat ajaran kendaraan besar

Namun dengan meniadakan perbedaan yg tidak pokok mengenai nirwana
Kami mengharapkan anda bisa menerima sutra hati secara utuh
dalam pengertian dan dasar ajaran kendaraan besar
Dalam menjelaskan padamnya panca skanda sebagai pokok penting nirwana
Banyak hal yg mesti dikerjakan
Namun sedikit sekali yg mau ke pantai sebelah sini.
kegelisahan yg meragukan , halus sekali
Menyebabkan jalan yg dilatih bertahun tahun
tidak pernah bisa memadamkan secara lengkap.

Ini yg menyebabkan beberapa orang mesti melanjutkan usahanya
Di alam atas berikutnya, yg disebut sbg alam anagami.

Detail yg ada hanya tampak spt itu.
adapun sebabnya, tentu subyek yg mengetahui.
biasanya ada pada ikatan keluarga.




Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #43 on: 08 January 2015, 09:49:50 PM »
At kelana
Tidak satu orangpun yg bicara spt ini kepada saya sebanyak 3kali
Bisa meloloskan diri dari kepala pecah tujuh bagian
Akibat halilintar dewa vajira.

Pikirkan baik baik pernyataan diatas. jika setia kawan
Hendaknya anda bisa menjaga diri sendiri juga.


Pernyataan anda seperti ini pernah  saya baca. Nampaknya sepertinya anda orang yang sama. Jika benar ada Dewa Vajira, maka beliau tidak akan segegabah itu untuk memecahkan kepala seseorang yang justru berharap orang lain tidak mempermalukan dirinya sendiri karena kesalahan yang akan ia buat. Untuk itu saya mengatakan : semoga nanti anda bukan orang selanjutnya yang saya minta untuk bertelanjang bulat di publik karena salah memahami prajnaparamita hrdaya sutra.

Jadi kalau anda tidak salah dalam memahami prajnaparamita hrdaya sutra maka tentu saja saya tidak akan meminta anda untuk telanjang bulat.  Dan perlu dicatat bukan karena tanpa sebab atau kebencian permintaan itu muncul, tapi merupakan konsekuensi yang timbul dari pemahaman yang salah. Saya yakin jika benar ada Dewa Vajira, beliau akan bertindak bijak dan tidak terbawa emosi semata. :)

« Last Edit: 08 January 2015, 10:06:12 PM by Kelana »
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline halilintar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: -4
  • seribu
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #44 on: 09 January 2015, 03:50:39 AM »
Pernyataan anda seperti ini pernah  saya baca. Nampaknya sepertinya anda orang yang sama. Jika benar ada Dewa Vajira, maka beliau tidak akan segegabah itu untuk memecahkan kepala seseorang yang justru berharap orang lain tidak mempermalukan dirinya sendiri karena kesalahan yang akan ia buat. Untuk itu saya mengatakan : semoga nanti anda bukan orang selanjutnya yang saya minta untuk bertelanjang bulat di publik karena salah memahami prajnaparamita hrdaya sutra.

Jadi kalau anda tidak salah dalam memahami prajnaparamita hrdaya sutra maka tentu saja saya tidak akan meminta anda untuk telanjang bulat.  Dan perlu dicatat bukan karena tanpa sebab atau kebencian permintaan itu muncul, tapi merupakan konsekuensi yang timbul dari pemahaman yang salah. Saya yakin jika benar ada Dewa Vajira, beliau akan bertindak bijak dan tidak terbawa emosi semata. :)

At kelana

Untuk kedua kalinya
tidak ada satu orang pun yg bicara seperti itu kepada saya sebanyak 3kali
Bisa meloloskan diri dari kepala pecah tujuh bagian
Akibat halilintar dewa vajira.

Pikirkanlah baik baik pernyataan diatas.

Setiakawan, diskusi, striptease adalah bagian yg terpisah.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #45 on: 09 January 2015, 08:28:24 AM »
At kelana

Untuk kedua kalinya
tidak ada satu orang pun yg bicara seperti itu kepada saya sebanyak 3kali
Bisa meloloskan diri dari kepala pecah tujuh bagian
Akibat halilintar dewa vajira.

Pikirkanlah baik baik pernyataan diatas.

Setiakawan, diskusi, striptease adalah bagian yg terpisah.


Ternyata sepertinya anda orang yang sama, seperti yang saya perkirakan, orang yang sepertinya telah disebut oleh salah seorang anggota DC sebagai yang telah sharing delusi.

Nampaknya, anda saja tidak bisa melihat apa yang saya sampaikan secara sederhana hingga 2 kali, bagaimana mungkin anda bisa mengklaim Prajnaparamita Hrdaya Sutra adalah hal yang sederhana?  Saya sudah cukup  memperhatikan jalan pikiran anda, selanjutnya  konsekuensi pernyataan anda ada di tangan anda sendiri.

Thanks. Selanjutnya no komen untuk anda.
« Last Edit: 09 January 2015, 08:43:56 AM by Kelana »
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #46 on: 09 January 2015, 12:01:45 PM »
At kelana

Untuk kedua kalinya
tidak ada satu orang pun yg bicara seperti itu kepada saya sebanyak 3kali
Bisa meloloskan diri dari kepala pecah tujuh bagian
Akibat halilintar dewa vajira.

Pikirkanlah baik baik pernyataan diatas.

Setiakawan, diskusi, striptease adalah bagian yg terpisah.

Demi menyelamatkan Kelana dari pecah kepala tujuh bagian, maka kembali anda saya parinibbanakan.

Silahkan buat samsara baru.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #47 on: 09 January 2015, 05:08:05 PM »
Demi menyelamatkan Kelana dari pecah kepala tujuh bagian, maka kembali anda saya parinibbanakan.

Silahkan buat samsara baru.

 :))  :))

Quote
tidak ada satu orang pun yg bicara seperti itu kepada saya sebanyak 3kali
Bisa meloloskan diri dari kepala pecah tujuh bagian
Akibat halilintar dewa vajira.

saya kaget baca bagian ini, seseorang bisa jelaskan siapa orang ini?

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #48 on: 09 January 2015, 09:30:02 PM »
Demi menyelamatkan Kelana dari pecah kepala tujuh bagian, maka kembali anda saya parinibbanakan.

Silahkan buat samsara baru.


Terima kasih untuk Sdr. K. Kutho, GRP buat anda.  _/\_
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #49 on: 10 January 2015, 08:40:32 AM »
:))  :))

saya kaget baca bagian ini, seseorang bisa jelaskan siapa orang ini?
Seorang penggembira dan penyemarak suasana di forum. Beberapa kali berjasa menuaikan senyum di pagi saya yang kelabu.

---
Terima kasih untuk Sdr. K. Kutho, GRP buat anda.  _/\_
Terima kasih kembali. :)


Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #50 on: 10 January 2015, 09:45:27 AM »
Demi menyelamatkan Kelana dari pecah kepala tujuh bagian, maka kembali anda saya parinibbanakan.

Silahkan buat samsara baru.


si halintar terlalu cepat di parinibbanakan  :( , baru mau ajak 'berkelana di alam dewa Wajira'  ;D ;D ;D
« Last Edit: 10 January 2015, 09:50:07 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #51 on: 10 January 2015, 12:31:12 PM »
si halintar terlalu cepat di parinibbanakan  :( , baru mau ajak 'berkelana di alam dewa Wajira'  ;D ;D ;D
Jangan khawatir, nanti juga akan kembali dalam wujud lain.

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #52 on: 12 January 2015, 12:36:02 AM »
Sah saja anda mengklaim demikian meskipun kedengarannya agak lucu karena janggal. Dan jika nanti kita berkesempatan membahas prajnaparamita hrdaya sutra, semoga nanti anda bukan orang selanjutnya yang saya minta untuk bertelanjang bulat di publik karena akibat kesalahan sendiri dalam memahami prajnaparamita hrdaya sutra.

Jadi kalau anda tidak salah dalam memahami prajnaparamita hrdaya sutra maka tentu saja saya tidak akan meminta anda untuk telanjang bulat.  Dan perlu dicatat bukan karena tanpa sebab atau kebencian permintaan itu muncul, tapi merupakan konsekuensi yang timbul dari pemahaman yang salah. Saya yakin jika benar ada Dewa Vajira, beliau akan bertindak bijak dan tidak terbawa emosi semata. :)
Dari sini jelas kedengarannya anda lebih mengerti/paham tentang prajnaparamita hrdaya sutra (sutra hati). Terus terang saya jadi penasaran, salah pemahaman yg bagaimana, yg seperti apa, yg sampai menyebabkan anda memintanya utk telanjang bulat di depan publik?
Dan tolong coba jelaskan bagaimana pemahaman yg benar menurut anda - ambillah point(x2) dari sutra hati itu yg mungkin rentan kesalahpahaman dan jelaskan pemahaman yg benarnya.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #53 on: 12 January 2015, 01:23:55 PM »
Dari sini jelas kedengarannya anda lebih mengerti/paham tentang prajnaparamita hrdaya sutra (sutra hati). Terus terang saya jadi penasaran, salah pemahaman yg bagaimana, yg seperti apa, yg sampai menyebabkan anda memintanya utk telanjang bulat di depan publik?
Dan tolong coba jelaskan bagaimana pemahaman yg benar menurut anda - ambillah point(x2) dari sutra hati itu yg mungkin rentan kesalahpahaman dan jelaskan pemahaman yg benarnya.


Saya hanya mengikuti dari apa yang anda sampaikan berikut:

Namun alangkah baiknya kalau komentar2 tdk melenceng dari topik atau OOT.
Saya membuka thread ini dlm subforum Theravada, membawa sutra hati ke dlm topik ini berarti sudah tdk pada tempatnya.
 _/\_

Demikian. Thanks
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #54 on: 12 January 2015, 10:13:41 PM »
Apa pengertian nibbana?
Padam

Padam apa?
Padamnya tanha

Tanha apa?
1. Kämatanhä : kehausan akan kesenangan indriya, ialah kehausan akan :
a. bentuk-bentuk (indah)
b. suara-suara (merdu)
c. wangi-wangian
d. rasa-rasa (nikmat)
e. sentuhan-sentuhan (lembut)
f. bentuk-bentuk pikiran


2. Bhavatanhä : kehausan untuk lahir kembali sebagai manusia berdasarkan kepercayaan tentang adanya "atma (roh) yang kekal dan terpisah" (attavada)

3. Vibhavatanhä : kehausan untuk memusnahkan diri, berdasarkan kepercayaan, bahwa setelah mati tamatlah riwayat tiap-tiap manusia (ucchedaväda).


Sudah cukup detail kah?

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #55 on: 12 January 2015, 10:16:39 PM »
Bagaimana JMB8 bisa mademin?
Karena JMB8 emang dirumusin untuk mendukung pemahaman panca.khanda

Offline komet

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 41
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #56 on: 13 January 2015, 06:46:35 PM »
si halintar terlalu cepat di parinibbanakan  :( , baru mau ajak 'berkelana di alam dewa Wajira'  ;D ;D ;D

Jika pak lim mau berkenalan seperti itu
Kenapa kata kata sdr kelana tidak dilanjutkan saja untuk ketigakalinya.
Sehingga langsung bertemu dengan vajirayakkha.


Offline komet

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 41
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #57 on: 13 January 2015, 07:38:14 PM »
At kdus

Ini tambahan pokok
Dari pengertian magga dan phala scr menyeluruh

Disebutkan adanya kemampuan melihat tapi tidak memperhatikan.
Ini istilah teknis dari vipasana dengan obyek anapanasati cathu dathu .
Pintu panca indria harus mampu buka separuh saja
Jika timbul ketegangan, berarti paramita belum memadai.
Mesti menjadikan melepas duniawi sebagai dasar dari semuanya.
Jika belum melepas semua unsur dunIawi yg ada 8 ruas,
maka pada saat vipasana, pintu panca indria akan menjadi obyeknya.
Atau tertahan menolak obyek.  Yg terbenam dengan ketenangan.
yg dikenal sbg jana. Kedua hal ini salah, shg jalan ariya dikenal sebagai jalan tengah.

 
Jika mampu Melihat tanpa memperhatikan
Buahnya 7 belenggu pasti patah
Sisanya akan diteruskan di kehidupan berikutnya
Yg tentu lebih sesuai kondisinya.

Salam u keluarga
 

Offline komet

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 41
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #58 on: 14 January 2015, 08:46:32 AM »


Apakah sebenarnya penghubung panca indria dengan obyeknya.


Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #59 on: 18 January 2015, 06:45:50 AM »
Apa pengertian nibbana?
Padam

Padam apa?
Padamnya tanha

Tanha apa?
1. Kämatanhä : kehausan akan kesenangan indriya, ialah kehausan akan :
a. bentuk-bentuk (indah)
b. suara-suara (merdu)
c. wangi-wangian
d. rasa-rasa (nikmat)
e. sentuhan-sentuhan (lembut)
f. bentuk-bentuk pikiran


2. Bhavatanhä : kehausan untuk lahir kembali sebagai manusia berdasarkan kepercayaan tentang adanya "atma (roh) yang kekal dan terpisah" (attavada)

3. Vibhavatanhä : kehausan untuk memusnahkan diri, berdasarkan kepercayaan, bahwa setelah mati tamatlah riwayat tiap-tiap manusia (ucchedaväda).


Sudah cukup detail kah?

Bagaimana JMB8 bisa mademin?
Karena JMB8 emang dirumusin untuk mendukung pemahaman panca.khanda
Belum cukup detail karena tidak ada penjelasan teknisnya.

"Padamnya tanha" juga termasuk pengertian yg umum dianut banyak umat Buddhism, selain terbebas dari dukkha dan lenyapnya lobha dosa moha. Cuma bedanya "padamnya tanha" agak lebih mudah dicari penjelasan teknisnya.

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #60 on: 18 January 2015, 06:49:57 AM »
At kdus

Disebutkan adanya kemampuan melihat tapi tidak memperhatikan.
Ini istilah teknis dari vipasana dengan obyek anapanasati cathu dathu .
Pintu panca indria harus mampu buka separuh saja
Jika timbul ketegangan, berarti paramita belum memadai.
Mesti menjadikan melepas duniawi sebagai dasar dari semuanya.
Jika belum melepas semua unsur dunIawi yg ada 8 ruas,
maka pada saat vipasana, pintu panca indria akan menjadi obyeknya.
Atau tertahan menolak obyek.  Yg terbenam dengan ketenangan.
yg dikenal sbg jana. Kedua hal ini salah, shg jalan ariya dikenal sebagai jalan tengah.

 
Jika mampu Melihat tanpa memperhatikan
Buahnya 7 belenggu pasti patah
Sisanya akan diteruskan di kehidupan berikutnya
Yg tentu lebih sesuai kondisinya.


Kalau dilihat dari gaya penulisan postingnya, komet dan halilintar adalah orang yg sama. Welcome back!

(not at) komet
Terus terang saya miris melihat rata2 umat buddhis di indonesia yg lebih mementingkan aspek ritual dibandingkan materi dhamma, dan ketika berdiskusi lebih dominan reaksi emosional (minimal dlm bentuk ketidaksukaan, inggris: aversion) dari tulisan/karakter orang lain seperti komet ketimbang fokus ke materi dhamma yg disampaikannya.
Dalam AN 6.44 Migasālā, Sang Buddha bersabda, yg kalau diterjemahkan ke bhs indonesia kira2 begini:
Ananda, ada 6 tipe orang yg bisa ditemukan di dunia ini:
1) Ananda, ada orang yg gentleman, kawan yg menyenangkan, yg bersamanya rekan2 bikhu berkumpul dgn senang. Tetapi dia belum mendengarkan Ajaran, belum menjadi terajarkan, dan belum menembusnya dgn pandangan, dan ia tdk mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration), bukan kepada keadaan yg beda (distinction).
2) Lalu Ananda, ada orang yg gentleman, kawan yg menyenangkan, yg bersamanya rekan2 bikhu berkumpul dgn senang. Dan dia sudah mendengarkan Ajaran, sudah menjadi terajarkan, dan sudah menembusnya dgn pandangan, dan ia mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg beda (distinction), bukan kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration).
Ananda, mereka yg judgemental (suka menilai orang) akan menilai orang2 tersebut seperti demikian: "Yg satu punya kualitas yg sama dgn yg lain. Mengapa menganggap yg satu lebih rendah(inferior) dari yg lain?" Penilaian mereka itu (bahwa dua tipe orang itu sama kualitasnya) akan membawa mereka ke bahaya(harm) dan penderitaan(suffering) utk waktu yg lama.
Di antara dua tipe itu Ananda, orang yg gentleman, kawan yg menyenangkan, yg bersamanya rekan2 bikhu berkumpul dgn senang, yg sudah mendengarkan Ajaran, yg sudah menjadi terajarkan, dan yg sudah menembusnya dgn pandangan, dan yg mencapai pembebasan (liberation) sementara, dia melebihi dan melampaui orang tipe lainnya. Karena alasan apa? Karena aliran arus Dhamma senantiasa membawanya. Akan tetapi, siapa yg bisa mengetahui perbedaan itu selain seorang Tathagata?
Karena itu Ananda, janganlah judgemental (suka menilai sembarangan) terhadap orang lain. Jangan melayangkan penilaian terhadap orang lain. Mereka yg melayangkan penilaian terhadap orang lain membahayakan dirinya sendiri. Aku sendiri, atau orang yg seperti aku (Tathagata/Buddha/Arahat) boleh melayangkan penilaian terhadap orang lain.


4 tipe lainnya merupakan kombinasi serupa. Saya ambil nomor 5 dan 6 yg sepertinya ada sedikit kemiripan dgn karakter komet:
5) Lalu Ananda, orang yg padanya ditemukan kemarahan dan bangga diri, dan dari waktu ke waktu terlibat dlm pertukaran kata2(perselisihan). Dan dia belum mendengarkan Ajaran, belum menjadi terajarkan, dan belum menembusnya dgn pandangan, dan ia tdk mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration), bukan kepada keadaan yg beda (distinction).
6) Lalu Ananda, orang yg padanya ditemukan kemarahan dan bangga diri, dan dari waktu ke waktu terlibat dlm pertukaran kata2 (perselisihan). Namun dia sudah mendengarkan Ajaran, sudah menjadi terajarkan, dan sudah menembusnya dgn pandangan, dan ia mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg beda (distinction), bukan kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration).
Ananda, mereka yg judgemental (suka menilai orang) akan menilai orang2 tersebut seperti demikian: "Yg satu punya kualitas yg sama dgn yg lain. Mengapa menganggap yg satu lebih rendah(inferior) dari yg lain?" Penilaian mereka itu (bahwa dua tipe orang itu sama kualitasnya) akan membawa mereka ke bahaya(harm) dan penderitaan(suffering) utk waktu yg lama.
Di antara dua tipe itu Ananda, orang yg padanya ditemukan kemarahan dan bangga diri, dan dari waktu ke waktu terlibat dlm pertukaran kata2 (perselisihan), tetapi sudah mendengarkan Ajaran, sudah menjadi terajarkan, dan sudah menembusnya dgn pandangan, dan mencapai pembebasan (liberation) sementara, dia melebihi dan melampaui orang tipe lainnya. Karena alasan apa? Karena aliran arus Dhamma senantiasa membawanya. Akan tetapi, siapa yg bisa mengetahui perbedaan itu selain seorang Tathagata?
Karena itu Ananda, janganlah judgemental (suka menilai sembarangan) terhadap orang lain. Jangan melayangkan penilaian terhadap orang lain. Mereka yg melayangkan penilaian terhadap orang lain membahayakan dirinya sendiri. Aku sendiri, atau orang yg seperti aku (Tathagata/Buddha/Arahat) boleh melayangkan penilaian terhadap orang lain.


[Disclaimer: saya bukan bermaksud membela komet di sini] Jadi, janganlah menilai orang hanya dari cara dia menulis dgn kata2 yg kurang enak didengar. Mungkin memang karakternya sudah begitu, begitulah style nya, tata bahasa indonesia yg agak berantakan, blak2an dgn komentar2 yg cukup pedas. Janganlah terbawa emosi, menjadi tdk suka (aversion), tapi fokuslah ke materi Dhamma yg disampaikan, dgn begitu bisa mendptkan sesuatu yg baru, pelajaran, entah buat anda, dia ataupun pembaca lainnya. Kalau sekiranya anda menganggap dia "ngeyel", buktikan kalau anda lebih mengerti/tau dari dia. Jangan malah membalas dgn kalimat yg tidak enak didengar juga. Kalau ternyata dia memang "lebih", anda bisa celaka, seperti dikatakan Sang Buddha.

Kembali ke topik utama.
Btw, sepertinya sampai sejauh ini komet selalu mengacu pada sutra hati. Bagi yg menganggap sutra hati masih oot disini berarti tdk mengerti point2 yg terdpt dlm sutra hati. Komet sudah menyampaikan beberapa point dari sutra hati yg berkaitan dgn nibbana, walaupun ada beberapa hal yg aneh. Ada kesamaan point2 (mayoritas sama) dari sutra hati yg juga bisa ditemukan dlm pali canon. Ini dikarenakan sutra mahayana juga berasal dari tripitaka, tapi yg berbahasa sanskrit.
Quote from: komet
Ini istilah teknis dari vipasana dengan obyek anapanasati cathu dathu .
Pintu panca indria harus mampu buka separuh saja
(at) komet
Apa itu "obyek anapanasati cathu dathu"?
Pintu panca indria buka separuh saja maksudnya separuh tutup mata? atau bagaimana?

 _/\_

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #61 on: 18 January 2015, 06:57:19 AM »
Apakah sebenarnya penghubung panca indria dengan obyeknya.
Kesadaran.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #62 on: 18 January 2015, 06:58:29 AM »
 [at] kardus:  Kayaknya anda juga kloningan ya  ^-^
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline komet

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 41
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #63 on: 18 January 2015, 07:53:32 AM »

Apa itu "obyek anapanasati cathu dathu"?
Pintu panca indria buka separuh saja maksudnya separuh tutup mata? atau bagaimana?

 _/\_

Begini
Suhu selalu mengirim para sramanera ke myanmar dan thailand
Selain mempelajari tipitaka pali, juga bergaul dengan para bhiksu disana.
Melihat bagaimana mereka hidup dihutan, dengan pondok bambu yg sederhana.
Tiada listrik, air pam apalagi sinyal hp.
Pada suatu kesempatan, beliau berkunjung ke vihara di tepi sungai mekong, thailand.
Entah apa nama sungai itu dalam bahasa thai
Beliau menemukan kepala vihara dengan seekor macan disebelahnya.
Dengan kemampuan batinnya, suhu yakin menceritakan kalau macan bukan dipelihara dari kecil
Kepala vihara ini mampu menundukkannya dari liar menjadi jinak
Kemudian dibuat menjadi vegetarian.
Kerjanya hanya tidur saja, sedikitpun tidak menakutkan.

Dari percakapan mereka,
Kepala vihara itu menunjukkan sutra hati adalah gerbang bagi arahatta magga
Bukan phala bagi kaum theravaxx
Beliau senantiasa berbagi ilmu, mengenai teknik anapanasati murni
Setelah matang 40 tahun di hutan, digunakan untuk melepas keterikatan 4 unsur jasmani,
Di posisi ini, mereka yg tekun bisa mengatur kekuatan kesadaran pancaindria
Dengan mengambil jalur tengahnya.Tidak terseret obyek indriya.
Tidak juga tenggelam dalam sisi yg lain yaitu ketenangan, atau jhana.

Orangnya sudah meninggal, total, suhu hanya memperoleh sebagian saririka dathu
Dan sebuah tengkorak utuh sebagai tanda perpisahan. Saririka datu warna biru
jumlahnya sampai saat ini tetap tidak bertambah.
kata suhu
Jika jumlah reliknya tetap, tidak bertambah itu berarti
Beliau yg meninggal itu sudah selesai total.


Offline komet

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 41
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #64 on: 18 January 2015, 10:40:30 AM »
Kalau dilihat dari gaya penulisan postingnya, komet dan halilintar adalah orang yg sama. Welcome back!

anda keliru. Sy banyak mengikuti cara halilintar krn banyak belajar darinya. Apa mungkin seorang komet mampu
Menurunkan yakkhavajira dari kursinya hanya gara gara striptease. Sepertinya tidak sejauh itu.

Quote

(not at) komet
Terus terang saya miris melihat rata2 umat buddhis di indonesia yg lebih mementingkan aspek ritual dibandingkan materi dhamma, dan ketika berdiskusi lebih dominan reaksi emosional (minimal dlm bentuk ketidaksukaan, inggris: aversion) dari tulisan/karakter orang lain seperti komet ketimbang fokus ke materi dhamma yg disampaikannya.
Dalam AN 6.44 Migasālā, Sang Buddha bersabda, yg kalau diterjemahkan ke bhs indonesia kira2 begini:
Ananda, ada 6 tipe orang yg bisa ditemukan di dunia ini:
1) Ananda, ada orang yg gentleman, kawan yg menyenangkan, yg bersamanya rekan2 bikhu berkumpul dgn senang. Tetapi dia belum mendengarkan Ajaran, belum menjadi terajarkan, dan belum menembusnya dgn pandangan, dan ia tdk mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration), bukan kepada keadaan yg beda (distinction).
2) Lalu Ananda, ada orang yg gentleman, kawan yg menyenangkan, yg bersamanya rekan2 bikhu berkumpul dgn senang. Dan dia sudah mendengarkan Ajaran, sudah menjadi terajarkan, dan sudah menembusnya dgn pandangan, dan ia mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg beda (distinction), bukan kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration).
Ananda, mereka yg judgemental (suka menilai orang) akan menilai orang2 tersebut seperti demikian: "Yg satu punya kualitas yg sama dgn yg lain. Mengapa menganggap yg satu lebih rendah(inferior) dari yg lain?" Penilaian mereka itu (bahwa dua tipe orang itu sama kualitasnya) akan membawa mereka ke bahaya(harm) dan penderitaan(suffering) utk waktu yg lama.
Di antara dua tipe itu Ananda, orang yg gentleman, kawan yg menyenangkan, yg bersamanya rekan2 bikhu berkumpul dgn senang, yg sudah mendengarkan Ajaran, yg sudah menjadi terajarkan, dan yg sudah menembusnya dgn pandangan, dan yg mencapai pembebasan (liberation) sementara, dia melebihi dan melampaui orang tipe lainnya. Karena alasan apa? Karena aliran arus Dhamma senantiasa membawanya. Akan tetapi, siapa yg bisa mengetahui perbedaan itu selain seorang Tathagata?
Karena itu Ananda, janganlah judgemental (suka menilai sembarangan) terhadap orang lain. Jangan melayangkan penilaian terhadap orang lain. Mereka yg melayangkan penilaian terhadap orang lain membahayakan dirinya sendiri. Aku sendiri, atau orang yg seperti aku (Tathagata/Buddha/Arahat) boleh melayangkan penilaian terhadap orang lain.


4 tipe lainnya merupakan kombinasi serupa. Saya ambil nomor 5 dan 6 yg sepertinya ada sedikit kemiripan dgn karakter komet:
5) Lalu Ananda, orang yg padanya ditemukan kemarahan dan bangga diri, dan dari waktu ke waktu terlibat dlm pertukaran kata2(perselisihan). Dan dia belum mendengarkan Ajaran, belum menjadi terajarkan, dan belum menembusnya dgn pandangan, dan ia tdk mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration), bukan kepada keadaan yg beda (distinction).
6) Lalu Ananda, orang yg padanya ditemukan kemarahan dan bangga diri, dan dari waktu ke waktu terlibat dlm pertukaran kata2 (perselisihan). Namun dia sudah mendengarkan Ajaran, sudah menjadi terajarkan, dan sudah menembusnya dgn pandangan, dan ia mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg beda (distinction), bukan kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration).
Ananda, mereka yg judgemental (suka menilai orang) akan menilai orang2 tersebut seperti demikian: "Yg satu punya kualitas yg sama dgn yg lain. Mengapa menganggap yg satu lebih rendah(inferior) dari yg lain?" Penilaian mereka itu (bahwa dua tipe orang itu sama kualitasnya) akan membawa mereka ke bahaya(harm) dan penderitaan(suffering) utk waktu yg lama.
Di antara dua tipe itu Ananda, orang yg padanya ditemukan kemarahan dan bangga diri, dan dari waktu ke waktu terlibat dlm pertukaran kata2 (perselisihan), tetapi sudah mendengarkan Ajaran, sudah menjadi terajarkan, dan sudah menembusnya dgn pandangan, dan mencapai pembebasan (liberation) sementara, dia melebihi dan melampaui orang tipe lainnya. Karena alasan apa? Karena aliran arus Dhamma senantiasa membawanya. Akan tetapi, siapa yg bisa mengetahui perbedaan itu selain seorang Tathagata?
Karena itu Ananda, janganlah judgemental (suka menilai sembarangan) terhadap orang lain. Jangan melayangkan penilaian terhadap orang lain. Mereka yg melayangkan penilaian terhadap orang lain membahayakan dirinya sendiri. Aku sendiri, atau orang yg seperti aku (Tathagata/Buddha/Arahat) boleh melayangkan penilaian terhadap orang lain.


[Disclaimer: saya bukan bermaksud membela komet di sini] Jadi, janganlah menilai orang hanya dari cara dia menulis dgn kata2 yg kurang enak didengar. Mungkin memang karakternya sudah begitu, begitulah style nya, tata bahasa indonesia yg agak berantakan, blak2an dgn komentar2 yg cukup pedas. Janganlah terbawa emosi, menjadi tdk suka (aversion), tapi fokuslah ke materi Dhamma yg disampaikan, dgn begitu bisa mendptkan sesuatu yg baru, pelajaran, entah buat anda, dia ataupun pembaca lainnya. Kalau sekiranya anda menganggap dia "ngeyel", buktikan kalau anda lebih mengerti/tau dari dia. Jangan malah membalas dgn kalimat yg tidak enak didengar juga. Kalau ternyata dia memang "lebih", anda bisa celaka, seperti dikatakan Sang Buddha.


jangan nakut nakuti. Sdr sekalian bisa diskusi dengan cara masing masing.bisa juga menjadi pendengar pasif.
kata kata buddha itu berlaku bagi yang mulia ananda agar tidak jaim, jaga image dihadapan
para ariya lainnya terutama 80 siswa utama.
Spy tdk sombong karena setiap saat dekat buddha.
jangan dihubungkan dengan cerita halilintar apalagi sikomet yg tidak mengerti persoalan.


Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #65 on: 22 January 2015, 07:03:40 AM »
jangan nakut nakuti. Sdr sekalian bisa diskusi dengan cara masing masing.bisa juga menjadi pendengar pasif.
kata kata buddha itu berlaku bagi yang mulia ananda agar tidak jaim, jaga image dihadapan
para ariya lainnya terutama 80 siswa utama.
Spy tdk sombong karena setiap saat dekat buddha.
jangan dihubungkan dengan cerita halilintar apalagi sikomet yg tidak mengerti persoalan.
Anda bicara sembarangan mengomentari sutta tanpa membaca terlebih dahulu sutta tsb - bicara seenaknya tanpa tau konteksnya. Siapa yg nakut-nakuti? Berarti anda juga mengatai sang Buddha menakut-nakuti Ananda dgn berkata begitu. Kualat nanti anda karena sudah menghina Tathagata. Mengatakan yg tdk dikatakan seorang Tathagata itu namanya sudah menjelekkan (slander) Tathagata.
Kalau anda baca sutta itu anda akan tau konteksnya. Sang Buddha menanggapi perkataan seorang wanita perumahtangga bernama Migasala yg disampaikan oleh Ananda, tdk ada hubungannya sama sekali dgn jaim. Anda ini kacau dan aneh2 saja.

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #66 on: 22 January 2015, 07:06:22 AM »
Apa pengertian nibbana?
Padam

Padam apa?
Padamnya tanha
Padamnya tanha, dpt ditemukan di sutta dan memang bukan definisi yg salah. Aliran Burma bergantung pada definisi ini. Menurut mereka, utk lenyapnya dukkha, berpedoman pada paticcasamuppada perlu memutus/menghentikan tanha. Karena dgn memutus tanha maka updana dst sampai jati jaramarana otomatis tdk ada sehingga dpt dikatakan dukkha lenyap. Memutus tanha caranya dgn menerapkan vipassana sehingga dari vedana tdk timbul tanha.
Adakah yg melihat sesuatu yg salah disini? Atau memang tdk ada yg salah?

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #67 on: 22 January 2015, 06:10:22 PM »
Sdr. Kardus  sudah 2 minggu sejak jawaban terakhir Anda belum memberikan jawaban yang benar, jawaban terakhir hanyalah level kemanisan bukan rasa manggis. Nampaknya memang anda tidak bisa mendeskripsikan rasa manggis secara detail. Kita jangan malu mengakui ketika tidak bisa mendeskripsikan rasa manggis secara detail karena semua orang juga tidak bisa. 

Dan semakin Anda memperjelas pertanyaan Anda dengan embel-embel “teknis” dalam menanyakan pengertian nibbana , ini menandakan Anda tidak memahami apa yang Anda tanyakan sendiri. Menurut KBBI:  teknis dari teknik  yaitu 1. pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu, 2. Cara. 3. metode atau sistem mengerjakan sesuatu.

Jika Anda menggunakan  istilah “teknis” ini berarti anda mempertanyakan cara bukan deskripsi seperti pertanyaan no.1. Inilah bentuk ketidak konsistenan Anda yang pertama. Jadi jangan salahkan orang lain jika salah menjawab,atau tidak sesuai harapan atau tidak ada jawaban di web-web asing, tapi salahkanlah pemikiran anda yang tidak konsisten itu dalam membuat pertanyaan.

Lalu yang menggelitik saya,
Kembali ke topik utama.
Btw, sepertinya sampai sejauh ini komet selalu mengacu pada sutra hati. Bagi yg menganggap sutra hati masih oot disini berarti tdk mengerti point2 yg terdpt dlm sutra hati. Komet sudah menyampaikan beberapa point dari sutra hati yg berkaitan dgn nibbana, walaupun ada beberapa hal yg aneh. Ada kesamaan point2 (mayoritas sama) dari sutra hati yg juga bisa ditemukan dlm pali canon. Ini dikarenakan sutra mahayana juga berasal dari tripitaka, tapi yg berbahasa sanskrit.

Sebelumnya Anda mengatakan:
Saya membuka thread ini dlm subforum Theravada, membawa sutra hati ke dlm topik ini berarti sudah tdk pada tempatnya.
Di samping itu juga thread ini bertema pengertian atau membicarakan teori, bukan aspek pelaksanaan atau praktek.

Apakah ini berarti Sdr. Kardus mengakui bahwa dirinya sebagai TS telah salah karena gegabah sebelumnya dengan mengatakan : “membawa sutra hati ke dlm topik ini berarti sudah tdk pada tempatnya” - Atau suatu bentuk ketidakkonsistenan lain dari Sdr. Kardus? Jadi yang mana yang perlu Anda akui? Anda salah karena gegabah atau tidak konsisten? Atau ada hal lainnya? Silahkan diakui terbuka atau tertutup (hanya diri anda yang tahu), dan selanjutnya pembaca lain bisa menilainya sendiri.

Demikian, selanjutnya no komen karena saya  telah menanggapi apa yang perlu ditanggapi dari dipertanyakan awal.

Thanks
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #68 on: 23 January 2015, 12:08:40 PM »
Sdr. Kardus  sudah 2 minggu sejak jawaban terakhir Anda belum memberikan jawaban yang benar, jawaban terakhir hanyalah level kemanisan bukan rasa manggis. Nampaknya memang anda tidak bisa mendeskripsikan rasa manggis secara detail. Kita jangan malu mengakui ketika tidak bisa mendeskripsikan rasa manggis secara detail karena semua orang juga tidak bisa.
Anda saja yg tdk nangkap. Saya sudah bilang perumpamaan anda tdk mengena karena menggunakan yg relatif (rasa) utk membandingkan yg pasti (dhamma: nibbana), masih saja ngotot mempermasalahkan level kemanisan bukan rasa. Mau sedetail apapun dijawab, tetap saja tdk mengena karena relatif. Karena tdk mengena maka tdk penting/tdk ada gunanya itu bisa dideskripsikan secara detail atau tdk. Masih tdk nangkap? Kalau masih tdk nangkap, cari perumpamaan yg lain saja. Cape deh…
Saya sudah perjelas yg saya maksud dgn detail adalah teknis, seteknis mungkin. Karena ada sutta yg mengatakan Kira2 begini: semakin seseorang mengkaitkan nibbana dgn sesuatu ataupun sesuatu dikaitkan dgn nibbana maka tandanya org itu tdk mengerti nibbana. Nah disini anda mengkaitkan sesuatu (suatu sifat: tdk bisa dideskripsikan secara detail) dgn nibbana.
Silahkan diteruskan saja ngeyelnya, nanti jg mati kutu sendiri.

Quote from: Kelana
Dan semakin Anda memperjelas pertanyaan Anda dengan embel-embel “teknis” dalam menanyakan pengertian nibbana , ini menandakan Anda tidak memahami apa yang Anda tanyakan sendiri. Menurut KBBI:  teknis dari teknik  yaitu 1. pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu, 2. Cara. 3. metode atau sistem mengerjakan sesuatu.

Jika Anda menggunakan  istilah “teknis” ini berarti anda mempertanyakan cara bukan deskripsi seperti pertanyaan no.1. Inilah bentuk ketidak konsistenan Anda yang pertama. Jadi jangan salahkan orang lain jika salah menjawab,atau tidak sesuai harapan atau tidak ada jawaban di web-web asing, tapi salahkanlah pemikiran anda yang tidak konsisten itu dalam membuat pertanyaan.
http://kbbi.web.id/teknis teknis = bersifat atau mengenai (menurut) teknik; secara teknik.
Secara teknis berarti secara cara (teknik=cara). Dlm OP pertanyaan no.1 adalah pengertian nibbana, bukan deskripsi nibbana. Pengertian lebih luas maknanya daripd sekedar deskripsi saja. Jadi kalau bisa menjelaskan (mengerti) dari sudut pandang teknis (cara) maka tdk masalah. Anda saja yg tdk mengerti bahasa indonesia.

Quote from: Kelana
Sebelumnya Anda mengatakan:
Apakah ini berarti Sdr. Kardus mengakui bahwa dirinya sebagai TS telah salah karena gegabah sebelumnya dengan mengatakan : “membawa sutra hati ke dlm topik ini berarti sudah tdk pada tempatnya” - Atau suatu bentuk ketidakkonsistenan lain dari Sdr. Kardus? Jadi yang mana yang perlu Anda akui? Anda salah karena gegabah atau tidak konsisten? Atau ada hal lainnya? Silahkan diakui terbuka atau tertutup (hanya diri anda yang tahu), dan selanjutnya pembaca lain bisa menilainya sendiri.
Memang saya mengatakan demikian, namun itu dikarenakan ketika itu halilintar hanya banyak bicara dari sisi mahayana selalu membawa2 cerita suhu/gurunya. Namun setelah dihimbau dia mulai membawa materi lebih spesifik ke poin dhamma yg dpt ditemukan jg dlm theravada. Maka dari itu saya tdk mengulang himbauan saya karena sudah ada perbedaan/kemajuan, tdk oot lagi. Lagipula bagaimanapun kita harus menghargai materi dhamma yg dia sampaikan, jangan malah dibilang oot. Jadi lihat kronologisnya, jangan anda lihat di awal saja cuma utk cari celah menyerang saya. Kalau hanya karena istilah "sutra hati" tdk dikenal dlm theravada lantas anda menggangapnya oot, anda keliru. Itu bukan OOT (Out of Topic, di luar topic) namanya tapi OOS (Out of Sect, di luar sekte/mahzab). Ketahuan anda tdk tau yg ada di dlm sutra hati, bisanya hanya mengulang kata2 orang yg tak taunya sudah kadaluarsa. Komet: "apa susahnya jadi betet".

Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #69 on: 25 January 2015, 07:02:04 PM »
Padamnya tanha, dpt ditemukan di sutta dan memang bukan definisi yg salah. Aliran Burma bergantung pada definisi ini. Menurut mereka, utk lenyapnya dukkha, berpedoman pada paticcasamuppada perlu memutus/menghentikan tanha. Karena dgn memutus tanha maka updana dst sampai jati jaramarana otomatis tdk ada sehingga dpt dikatakan dukkha lenyap. Memutus tanha caranya dgn menerapkan vipassana sehingga dari vedana tdk timbul tanha.
Adakah yg melihat sesuatu yg salah disini? Atau memang tdk ada yg salah?
Padamnya tanha, dpt ditemukan di sutta dan memang bukan definisi yg salah. Aliran Burma bergantung pada definisi ini. Menurut mereka, utk lenyapnya dukkha, berpedoman pada paticcasamuppada perlu memutus/menghentikan tanha. Karena dgn memutus tanha maka updana dst sampai jati jaramarana otomatis tdk ada sehingga dpt dikatakan dukkha lenyap. Memutus tanha caranya dgn menerapkan vipassana sehingga dari vedana tdk timbul tanha.
Adakah yg melihat sesuatu yg salah disini? Atau memang tdk ada yg salah?

Apa yg disampaikan memang seperti itu adanya. Sekarang bagaimana caranya agar tanhapadam tanpa harus menjadi betet spt yg disampaikan sikomet.
ada teman yg bernama kemenyin, dari jawatimur.
belajar vipasana, terganggu oleh cara dia meditasi sebelumnya. Dengan menuruti visudhimagga, ia menekuni kasina.
akibatnya upadana. Obyeknya melekat tidak bisa lepas.
saat vipasana , harus melalui kasina ini baru bisa samadi. Kasihan .
karena penulis buku itu sdh meninggal, tentu itu resiko dia sendiri.
buku menjadi berbahaya jika penulisnya sudah tiada. Selain itu dalam waktu yg lama,
buku bisa menjadi berubah oleh penulis berikutnya yg kurang pandai.






Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #70 on: 26 January 2015, 08:03:56 AM »
Quote

Saya tdk menyertakan dasarnya karena yg ngeyel2 itu tdk layak tau, lagipula yg ngeyel2 itu juga tdk mau tau ataupun menanyakan.
Biarlah yg ngeyel2 macam sinichi kudo mengikuti jejak bikhu Channa (mantan kusir pangeran Sidharta) saja. Dlm mahaparinibbana sutta, sebelum sang Buddha parinibbana sang Buddha berpesan kepada Ananda supaya bikhu Channa dikenakan 'brahma penalty' (hukuman, karena selalu ngeyel), yaitu supaya Channa dicuekin (tdk ditolong dgn disarankan atau dikoreksi), dibiarkan mengikuti pendiriannya sendiri. Jadi biarkan saja dia mengikuti ajaran aliran Burma yg mentok ujung2nya adalah equanimity. Kalau equanimitynya dalam artian uppekkha, hanyut dlm buaian uppekkha nanti kehidupan berikutnya terlahir di alam arupa utk waktu yg sangat lama bisa bereon2. Masa hidup disitu berakhir nanti bisa jatuh terjun bebas ke alam rendah. Sang Buddha mengatakan menganut pandangan keliru akibatnya adalah neraka. Cocok kan? [selanjutnya utk tahu dasarnya dilanjutkan dlm topik Pengertian Nibbana di subforum Theravada saja, karena topiknya nanti berkaitan]

Quote

Ini cuplikan dari tulisan kards dari thread sutra hati.
dibawa kemari untuk menjelaskan pengertian nirwana.

persoalan aliran burma yg berujung pada keseimbangan saja itu benar adanya. Namun suhu pernah bercerita saat retreat di mogok sayadaw, itu yg saya ingat, beliau menekankan ada beda perlakuan antara pemula yg model 10 hari, sramanera dan bhiksu atau bhikkhu. beda perlakuan dalam artian teorinya sama, tapi caranya jauh berbeda.u bhiksu mesti serius, tidakboleh main main.
beda perlakuan inilah yg membedakan hasilnya. Apalagi perumahtangga masih memiliki tanggungjawab dan ikatan anak yg sungguh jauh lebih sulit dinetralkan daripada ikatan suami istri




Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #71 on: 26 January 2015, 05:28:18 PM »
Orang yg menulis "betet klonengan" pd id baruna tentu harus berani menerima kenyataan.
Jika memang benar demikian maka sy akan mati kecelakaan menabrak orang dijalan.jika tidak akan berlaku sebaliknya.
Dewa wajira menjadi saksi dari adithana sy.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #72 on: 27 January 2015, 08:48:33 AM »
Orang yg menulis "betet klonengan" pd id baruna tentu harus berani menerima kenyataan.
Jika memang benar demikian maka sy akan mati kecelakaan menabrak orang dijalan.jika tidak akan berlaku sebaliknya.
Dewa wajira menjadi saksi dari adithana sy.
:jempol: Wah, mantap! Ocehannya dhamma tingkat tinggi, namun adhitthana-nya benar2 penuh "kasih". Sungguh spesimen masterpiece yang menggambarkan kebanyakan Buddhis. Saya tunggu hiburan lainnya dari anda.

Kalau bikin adhitthana tolong jangan sambil gemetar penuh emosi nanti kacau kalimatnya. Seperti di atas menabrak orang, kok anda yang mati sih? Seperti anda melindas kodok lalu anda yang mati, kodoknya masih loncat2. Aneh. Yang logis seharusnya anda mati ditabrak orang. Lagipula mo mati saja mesti membahayakan dan menyusahkan orang lain di jalanan, benar2 tanpa pertimbangan. Saya sarankan yang tidak menyusahkan orang lain misalnya mati tersedak pelet pakan betet gitu.

Ini adhitthana saya untuk anda. Jika anda memang "betet klonengan" alias "kerbau yang dicucuk hidungnya" maka tidak ada yang celaka. Jika salah, maka semua orang sehat & selamat.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #73 on: 27 January 2015, 09:03:20 AM »
:jempol: Wah, mantap! Ocehannya dhamma tingkat tinggi, namun adhitthana-nya benar2 penuh "kasih". Sungguh spesimen masterpiece yang menggambarkan kebanyakan Buddhis. Saya tunggu hiburan lainnya dari anda.

Kalau bikin adhitthana tolong jangan sambil gemetar penuh emosi nanti kacau kalimatnya. Seperti di atas menabrak orang, kok anda yang mati sih? Seperti anda melindas kodok lalu anda yang mati, kodoknya masih loncat2. Aneh. Yang logis seharusnya anda mati ditabrak orang. Lagipula mo mati saja mesti membahayakan dan menyusahkan orang lain di jalanan, benar2 tanpa pertimbangan. Saya sarankan yang tidak menyusahkan orang lain misalnya mati tersedak pelet pakan betet gitu.

Ini adhitthana saya untuk anda. Jika anda memang "betet klonengan" alias "kerbau yang dicucuk hidungnya" maka tidak ada yang celaka. Jika salah, maka semua orang sehat & selamat.

Ini namanya meragukan kesaktian Dewa Wajira. Dewa Wajira pastilah mengetahui maksud adhitthana tersebut walaupun terdapat kesalahan kalimat..

Lagipula di Indonesia, semua hal bisa terjadi. Ketika ada yang nabrak orang, maka si penabrak bisa dihajar massa (mungkin bisa mati juga).

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #74 on: 27 January 2015, 01:34:24 PM »
Ini namanya meragukan kesaktian Dewa Wajira. Dewa Wajira pastilah mengetahui maksud adhitthana tersebut walaupun terdapat kesalahan kalimat..

Lagipula di Indonesia, semua hal bisa terjadi. Ketika ada yang nabrak orang, maka si penabrak bisa dihajar massa (mungkin bisa mati juga).
Sejujurnya ga kenal juga sama Dewa Wajira itu, tapi yah semoga saja dewa itu tidak terlalu "Buddhis" seperti Sang Betet.

Bisa banyak kemungkinan sih, mungkin juga mati menabrak orang yang naik tank atau bersembunyi di balik pohon. Tapi kalimatnya kurang lengkap dan menyusahkan orang lain. Kasihan orang harus berurusan dengan polisi tertabrak betet.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #75 on: 27 January 2015, 05:02:51 PM »
iya, jangan merugikan orang lain..

*vote untuk keselek pelet
« Last Edit: 27 January 2015, 05:05:03 PM by dhammadinna »

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #76 on: 28 January 2015, 09:53:01 PM »
 _/\_
« Last Edit: 28 January 2015, 09:55:54 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #77 on: 28 January 2015, 09:53:50 PM »
Orang yg menulis "betet klonengan" pd id baruna tentu harus berani menerima kenyataan.
Jika memang benar demikian maka sy akan mati kecelakaan menabrak orang dijalan.jika tidak akan berlaku sebaliknya.
Dewa wajira menjadi saksi dari adithana sy.
Supaya oot dan ngaco
Si wajira jadi saksi hidup, bahwa si Baruna tidak jadi mati karna ditabrak orang :))
Karna mati pun bisa klonengan lagi
« Last Edit: 28 January 2015, 09:56:48 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #78 on: 29 January 2015, 02:11:40 AM »
:jempol: Wah, mantap! Ocehannya dhamma tingkat tinggi, namun adhitthana-nya benar2 penuh "kasih". Sungguh spesimen masterpiece yang menggambarkan kebanyakan Buddhis. Saya tunggu hiburan lainnya dari anda.

Kalau bikin adhitthana tolong jangan sambil gemetar penuh emosi nanti kacau kalimatnya. Seperti di atas menabrak orang, kok anda yang mati sih? Seperti anda melindas kodok lalu anda yang mati, kodoknya masih loncat2. Aneh. Yang logis seharusnya anda mati ditabrak orang. Lagipula mo mati saja mesti membahayakan dan menyusahkan orang lain di jalanan, benar2 tanpa pertimbangan. Saya sarankan yang tidak menyusahkan orang lain misalnya mati tersedak pelet pakan betet gitu.

Ini adhitthana saya untuk anda. Jika anda memang "betet klonengan" alias "kerbau yang dicucuk hidungnya" maka tidak ada yang celaka. Jika salah, maka semua orang sehat & selamat.


U adhitana ini sy tdk pernah bercanda.
Adithana ini tidak bisa berubah seumur hidup.
hanya sy dan yg menulis yg tahu soal ini.
tahu awal dan akhirnya.

Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #79 on: 29 January 2015, 02:26:05 AM »
Seorang penggembira dan penyemarak suasana di forum. Beberapa kali berjasa menuaikan senyum di pagi saya yang kelabu.

---Terima kasih kembali. :)

at kaynin

Jika memang benar spt itu adanya,
Saya tanya anda.
Ekagatta yg diterjemahkan sbg "pemusatan pikiran"

Saat menulis dengan perhatian.
menggunakan ballpoint dan kertas
Dimanakah posisi ekagatta.
Apakah pada ujung pena,
Atau pada perhatian yg menyertai jalannya ujung pena.

Tentu anda bukan pemain yg duduk di bangku cadangan forum ini.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #80 on: 29 January 2015, 06:06:35 AM »
at kaynin

Jika memang benar spt itu adanya,
Saya tanya anda.
Ekagatta yg diterjemahkan sbg "pemusatan pikiran"

Saat menulis dengan perhatian.
menggunakan ballpoint dan kertas
Dimanakah posisi ekagatta.
Apakah pada ujung pena,
Atau pada perhatian yg menyertai jalannya ujung pena.

Tentu anda bukan pemain yg duduk di bangku cadangan forum ini.


bold, dulunya sebagai pemain inti posisi striker, karna tergerus sama waktu, posisi sekarang jadi pelatih    ;D
« Last Edit: 29 January 2015, 06:10:10 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #81 on: 29 January 2015, 09:40:49 AM »
U adhitana ini sy tdk pernah bercanda.
Adithana ini tidak bisa berubah seumur hidup.
hanya sy dan yg menulis yg tahu soal ini.
tahu awal dan akhirnya.
Tidak masalah. Keseriusan anda adalah hiburan bagi kami.


at kaynin

Jika memang benar spt itu adanya,
Saya tanya anda.
Ekagatta yg diterjemahkan sbg "pemusatan pikiran"

Saat menulis dengan perhatian.
menggunakan ballpoint dan kertas
Dimanakah posisi ekagatta.
Apakah pada ujung pena,
Atau pada perhatian yg menyertai jalannya ujung pena.

Tentu anda bukan pemain yg duduk di bangku cadangan forum ini.

Di mana posisi ekaggata? Ekaggata bisa berubah posisi di sini dan di sana? 
"Ekaggatanya tuh di sini di dalam hatiku..." :))

Saya memang sudah menjelang pensiun, jadi kurang bersemangat. Tapi saya tetap setia menonton sepak terjang anda. Terus berjuang!




Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #82 on: 29 January 2015, 09:42:47 AM »
bold, dulunya sebagai pemain inti posisi striker, karna tergerus sama waktu, posisi sekarang jadi pelatih    ;D
Dulu sih pemain sekaligus Bonek, sekarang mo jadi promotor aja. Biasa duitnya gede. ;D

Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #83 on: 30 January 2015, 08:29:35 AM »
Tidak masalah. Keseriusan anda adalah hiburan bagi kami.


Ini adhitthana sy untuk anda.
Dimanapun anda berada, orang orang sekeliling anda akan menjumpai dukkha.
Bukan sukkha.
Vajira yakkha cukup menjadi saksi u anda.

Selamat bergurau.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #84 on: 30 January 2015, 05:06:25 PM »
Ini adhitthana sy untuk anda.
Dimanapun anda berada, orang orang sekeliling anda akan menjumpai dukkha.
Bukan sukkha.
Vajira yakkha cukup menjadi saksi u anda.

Selamat bergurau.

Di manapun makhluk hidup, selama masih terbelenggu kemelekatan adalah terkondisi oleh dukkha. Jadi "adhitthana" anda itu bagaikan mengatakan, "semoga api panas dan air basah". Memang tingkat komedi yang sesuai dengan yang saya harapkan.

Lalu tadinya Wajira sekarang Vajira, nanti ada Uadjira, Wa-G-Ra, V4j1r4, Gojira, dan lain-lainnya kah? Saya harap anda tidak lelah yah, anda luar biasa menghibur.

PS: Semoga anda juga tidak ber-adhitthana yang "Buddhistik" demikian ke "orang yang saya kirim untuk menyelidiki wihara/vihara/uihara anda" yah. Ampunilah dia.


Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #85 on: 30 January 2015, 07:34:29 PM »
Di manapun makhluk hidup, selama masih terbelenggu kemelekatan adalah terkondisi oleh dukkha. Jadi "adhitthana" anda itu bagaikan mengatakan, "semoga api panas dan air basah". Memang tingkat komedi yang sesuai dengan yang saya harapkan.

Lalu tadinya Wajira sekarang Vajira, nanti ada Uadjira, Wa-G-Ra, V4j1r4, Gojira, dan lain-lainnya kah? Saya harap anda tidak lelah yah, anda luar biasa menghibur.

PS: Semoga anda juga tidak ber-adhitthana yang "Buddhistik" demikian ke "orang yang saya kirim untuk menyelidiki wihara/vihara/uihara anda" yah. Ampunilah dia.

Apapun yg anda lakukan tidak akan merubah aditthana itu.
Ini lebih baik daripada anda menelan bola api panas di kehidupan berikutnya
karena ucapan yg tidak benar.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #86 on: 31 January 2015, 09:14:15 AM »
Apapun yg anda lakukan tidak akan merubah aditthana itu.
Ini lebih baik daripada anda menelan bola api panas di kehidupan berikutnya
karena ucapan yg tidak benar.

Mana ada lah niat saya mengubah delusi anda. Bagi saya, anda benar2 spesimen yang sangat berharga: omong besar, melekat, tidak tahu malu, "kerbau dicucuk hidung", minim pengetahuan, berlagak punya pencapaian, tapi kelakuan kucing garong, berpikiran kejam, senang akan penderitaan orang lain. Post-post berisi fantasi sadistik yang anda sebut "adhitthana" ini akan saya abadikan sebagai sampel betapa penuh "metta" sang betet klonengan. Tulus saya ucapkan terima kasih kepada anda.


Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #87 on: 31 January 2015, 09:20:29 AM »
Mana ada lah niat saya mengubah delusi anda. Bagi saya, anda benar2 spesimen yang sangat berharga: omong besar, melekat, tidak tahu malu, "kerbau dicucuk hidung", minim pengetahuan, berlagak punya pencapaian, tapi kelakuan kucing garong, berpikiran kejam, senang akan penderitaan orang lain. Post-post berisi fantasi sadistik yang anda sebut "adhitthana" ini akan saya abadikan sebagai sampel betapa penuh "metta" sang betet klonengan. Tulus saya ucapkan terima kasih kepada anda.

Jika bukan anda yg menulis btet kloning kenapa anda yg bergurau.
Jika memang setia kawan, harus bisa menerima kenyataan yg sama.

Offline namarupa

  • Teman
  • **
  • Posts: 52
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
  • Lanjutkan!
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #88 on: 02 February 2015, 10:20:30 AM »
Menurut saya, pengertian Nibbana sebenarnya simple, yaitu adalah "padam".

OK, saya akan berusaha menjawab dari pengalaman saya sendiri yg mungkin mendekati salah satu pengertian Nibbana yg adalam "padam" tsb.

Dulu sekali, ketika mengikuti retret Vipassana. Pada hari ke 6 atau 7, saya tidak begitu ingat, dalam proses meditasi, saya mengalami proses kesadaran yg hingga saat ini tidak bisa saya jelaskan seutuhnya.

Pada tahap awal, efek dari proses kesadaran itu adalah memberikan ketenangan dan rasa lega, seperti komputer yang setiap modulnya dimatikan satu demi satu ketika dimatikan/shutdown.

Ini berlangsung selama beberapa detik, tetapi rupanya itu terus berlanjut, ibarat seluruh air di bumi yg ditumpahkan ke botol Aqua. Saya tidak sanggup menerima lebih jauh karena 'botol' tersebut masih ada dasarnya, ide yg muncul saat itu adalah seandainya 'dasar' botol tsb sudah bolong, maka baru saya bisa menerima semuanya.

Karena saya penasaran dan blank akan hal ini, saya buka diskusi forum dengan mem-posting pengalaman yg saya alami. Dari diskusi forum yg pernah saya lakukan dulu sekali itu, ada yg mengatakan itu adalah proses Jhana, Vipassana kilesa, halusinasi, dllsb. Lalu, diskusi saya hentikan karena sudah menjurus ke debat kusir.

Ini tidak saya lanjutkan, karena rupanya kemampuan, waktu dan sumber daya saya yg terbatas untuk mengejar jawaban atas pertanyaan itu.

Semestinya perlu ada semacam 'sequel' berikutnya dari proses pencarian ini tetapi apa daya tangan tak sampai, jadi pengalaman ini saya biarkan apa adanya saja seperti di atas  ;D

Bagaimana rekan TS, apakah sudah puas  ? :)

P.S.
Saya tidak meng-klaim bahwa yg saya alami adalah proses mengalami Nibbana. Karena saya sendiri tidak tahu itu apa. Yg ingin saya sampaikan di forum ini adalah pengalaman yg setidaknya mendekati nol koma sekian persen dari salah satu aspek dari Nibbana tersebut.
« Last Edit: 02 February 2015, 10:31:17 AM by namarupa »
Tetap Semangat!

Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #89 on: 02 February 2015, 10:54:09 AM »
Menurut saya, pengertian Nibbana sebenarnya simple, yaitu adalah "padam".

OK, saya akan berusaha menjawab dari pengalaman saya sendiri yg mungkin mendekati salah satu pengertian Nibbana yg adalam "padam" tsb.

Dulu sekali, ketika mengikuti retret Vipassana. Pada hari ke 6 atau 7, saya tidak begitu ingat, dalam proses meditasi, saya mengalami proses kesadaran yg hingga saat ini tidak bisa saya jelaskan seutuhnya.

Pada tahap awal, efek dari proses kesadaran itu adalah memberikan ketenangan dan rasa lega, seperti komputer yang setiap modulnya dimatikan satu demi satu ketika dimatikan/shutdown.


Anda baik sekali. caritta lah penghalangnya.itu bersifat alami dan dibentuk sedari kecil.
proses shutdown nya mesti dimbangi dengan keseimbangan dari caritta subyeknya.
Yg berlebihan dikurangi, yg kurang ditambah. Biasanya terhalang pada nibidda, sbg tidak berbuah.

satu hal yg pasti sikardus minta penjelasan model lks seperti di laboratorium.
tentu ia senang sekali.




Offline namarupa

  • Teman
  • **
  • Posts: 52
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
  • Lanjutkan!
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #90 on: 02 February 2015, 01:15:42 PM »
Anda baik sekali. caritta lah penghalangnya.itu bersifat alami dan dibentuk sedari kecil.
proses shutdown nya mesti dimbangi dengan keseimbangan dari caritta subyeknya.
Yg berlebihan dikurangi, yg kurang ditambah. Biasanya terhalang pada nibidda, sbg tidak berbuah.

satu hal yg pasti sikardus minta penjelasan model lks seperti di laboratorium.
tentu ia senang sekali.
Terimakasih masukannya, proses keseimbangan inilah yg saat ini saya perdalam dan pelajari.
Tetap Semangat!

Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #91 on: 02 February 2015, 06:54:04 PM »
Tidak mungkin keseimbangan tercapai sebelum nirodha padam.

Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #92 on: 03 February 2015, 02:49:45 AM »

Apa yg disampaikan memang seperti itu adanya. Sekarang bagaimana caranya agar tanhapadam tanpa harus menjadi betet spt yg disampaikan sikomet.
ada teman yg bernama kemenyin, dari jawatimur.
belajar vipasana, terganggu oleh cara dia meditasi sebelumnya. Dengan menuruti visudhimagga, ia menekuni kasina.
akibatnya upadana. Obyeknya melekat tidak bisa lepas.
saat vipasana , harus melalui kasina ini baru bisa samadi. Kasihan .
karena penulis buku itu sdh meninggal, tentu itu resiko dia sendiri.
buku menjadi berbahaya jika penulisnya sudah tiada. Selain itu dalam waktu yg lama,
buku bisa menjadi berubah oleh penulis berikutnya yg kurang pandai.

At jeruk
Anda beruntung. Ini salah satu korban buku visudhimagxx.
Obhasa menjadi upadana.mabuk dengan teori.

Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #93 on: 08 February 2015, 11:38:47 PM »

Apakah sebenarnya penghubung panca indradengan obyeknya.

Kesadaran.

Pancaindriya berhubungan dengan obyeknya melalui ahara atau makanan.
Pancaindria, bukan 6 indria. Karena itu orang membangun jembatan antara indria dan obyeknya,
dengan dasar semangat dan tidak boleh kalah dengan vedana.

Spoiler: ShowHide




Terus demikian hingga timbul pengetahuan bahwa
Sila adalah samvara.
« Last Edit: 08 February 2015, 11:42:01 PM by baruna »

Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #94 on: 12 February 2015, 04:30:58 AM »
Pancaindriya berhubungan dengan obyeknya melalui ahara atau makanan.
Pancaindria, bukan 6 indria. Karena itu orang membangun jembatan antara indria dan obyeknya,
dengan dasar semangat dan tidak boleh kalah dengan vedana.

[spoiler]

[/spoiler

Terus demikian hingga timbul pengetahuan bahwa
Sila adalah samvara.


jembatan yg dibangun adalah perhatian.


Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #95 on: 22 February 2015, 03:07:05 AM »

jembatan yg dibangun adalah perhatian.

perhatian seimbang dengan pengendalian panca indria
akan membawa subyek pada Pengertian nirwana adalah kebebasan
karena mengendalikan diri.

bukan karena doa, mantera ataupun pemberian dari atas.

kendalanya ada pada tekad, janji ataupun sumpah baik dari diri sendiri
ataupun dari orang lain.
untuk mematahkan aditthana itu, bisa dilakukan dengan meminta maaf
didepan buddha rupang di wihara.otomatis tekad atau janji itu patah, hancur.

« Last Edit: 22 February 2015, 03:15:44 AM by baruna »

Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #96 on: 23 February 2015, 08:56:11 AM »
perhatian seimbang dengan pengendalian panca indria
akan membawa subyek pada Pengertian nirwana adalah kebebasan
karena mengendalikan diri.

dengan pengendalian diri yg baik, subyek akan melihat sifat namarupa yg lain selain
timbul, berproses dan tenggelam. spt melihat permukaan air yg jernih, ia mengetahui
ada ikan, siput, biji teratai, lumpur, akar kayu.

pilihlah biji teratai, meskipun kecil, kelak akan tumbuh di atas permukaan air.
ia mampu melihat dua dunia yg berbeda. diatas air ada sinar matahari, angin berhembus,
hijaunya pohon, kupu beterbangan.
sungguh indah, dibandingkan pemandangan di bawah yg monoton, itu itu saja.


Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #97 on: 23 February 2015, 03:36:08 PM »
perhatian seimbang dengan pengendalian panca indria
akan membawa subyek pada Pengertian nirwana adalah kebebasan
karena mengendalikan diri.

bukan karena doa, mantera ataupun pemberian dari atas.

kendalanya ada pada tekad, janji ataupun sumpah baik dari diri sendiri
ataupun dari orang lain.
untuk mematahkan aditthana itu, bisa dilakukan dengan meminta maaf
didepan buddha rupang di wihara.otomatis tekad atau janji itu patah, hancur.

semoga para wajira, vajira, gojira ikut beraditanah supaya bisa terlahir di daerah nirwana =))
« Last Edit: 23 February 2015, 03:38:20 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #98 on: 23 February 2015, 03:39:36 PM »

jembatan yg dibangun adalah perhatian.
salah coi !  :(

yang benar jembatan dibangun untuk mempermudah transportasi lebih cepat =))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #99 on: 25 February 2015, 11:01:01 AM »
dengan pengendalian diri yg baik, subyek akan melihat sifat namarupa yg lain selain
timbul, berproses dan tenggelam. spt melihat permukaan air yg jernih, ia mengetahui
ada ikan, siput, biji teratai, lumpur, akar kayu.

pilihlah biji teratai, meskipun kecil, kelak akan tumbuh di atas permukaan air.
ia mampu melihat dua dunia yg berbeda. diatas air ada sinar matahari, angin berhembus,
hijaunya pohon, kupu beterbangan.
sungguh indah, dibandingkan pemandangan di bawah yg monoton, itu itu saja.

di atas air, yg terpenting adalah matahari,
sungguh semua kehidupan berada dibawahnya.
jika matahari telah beradithana
setelah terbenam dibarat, tidak akan terbit lagi
maka selesailah seluruh kehidupan dibawahnya.

sungguh memacu semangat untuk maju.
tidak membuang waktu.


Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #100 on: 26 February 2015, 12:45:27 AM »
semoga para wajira, vajira, gojira ikut beraditanah supaya bisa terlahir di daerah nirwana =))

sy tunggu anda di dharmasala
viharasunter.senang sekali bisa bergurau dgn anda.
dhammacakkhajaya tidak seseram namanya.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #101 on: 29 July 2015, 12:26:32 AM »
Menarik!
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #102 on: 29 July 2015, 07:54:49 AM »
Kalau sudah ada dasar kasinanya dan memang sesuai,kenapa harus dirubah-rubah?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #103 on: 29 July 2015, 07:58:15 AM »
Nibbana itu mungkin suatu kondisi kesadaran saja.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #104 on: 30 July 2015, 02:08:49 PM »
Nibbana bukan kesadaran karena Nibbana itu padamnya kondisi untuk munculnya kesadaran.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Alexis

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 36
  • Reputasi: -1
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #105 on: 31 July 2015, 06:18:07 AM »
Namo Buddhaya  _/\_

Nibbana bukan kesadaran karena Nibbana itu padamnya kondisi untuk munculnya kesadaran.

Maaf sebelumnya kk Seniya...
IMO :
Bukankah Nibbana itu padamnya Tanha...  ;D
Tolong dikoreksi yah kk kalau salah...  :)

 _/\_

Offline Feriyanto

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 3
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #106 on: 31 July 2015, 06:28:15 PM »
Namo buddhaya..

saya baru bergabung di DC.. bagaimana cara nge post ya..soalnya saya belum paham...

Offline Alexis

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 36
  • Reputasi: -1
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #107 on: 31 July 2015, 09:51:22 PM »
Salam  _/\_

Namo buddhaya..

saya baru bergabung di DC.. bagaimana cara nge post ya..soalnya saya belum paham...

Kk bisa Reply atau klik "Quote" (posisi kanan atas yg mau dibalas pesannya) untuk membalas pesan...  ;D

 _/\_

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #108 on: 01 August 2015, 09:33:32 AM »
Namo Buddhaya  _/\_

Maaf sebelumnya kk Seniya...
IMO :
Bukankah Nibbana itu padamnya Tanha...  ;D
Tolong dikoreksi yah kk kalau salah...  :)

 _/\_

Benar, dan tanha itulah kondisi yang memunculkan kesadaran dan khanda lainnya dalam kelahiran berikutnya.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Alexis

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 36
  • Reputasi: -1
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #109 on: 01 August 2015, 10:59:44 PM »
Namo Buddhaya  _/\_

Benar, dan tanha itulah kondisi yang memunculkan kesadaran dan khanda lainnya dalam kelahiran berikutnya.

Terima kasih kk Seniya  :)

 _/\_

Offline kumara2

  • Warning: Betet detected!
  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 42
  • Reputasi: -2
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #110 on: 26 November 2015, 08:30:12 PM »
Apakah pengertian Nibbana?
Yang saya maksud/harapkan adalah pengertian yg lebih detil selain dari pandangan umum tentang nibbana:
- terbebas dari dukkha
- lenyapnya lobha dosa moha
Dan bagaimanakah anda menjelaskan kaitannya dengan Jalan Suci Beruas 8 (8 Jalan Utama) ?

metta,
 _/\_

Pengertian nibbana yg dalam adalah tidak berubah.

7 magga dan phala masih terikat dgn perubahan yg halus,
yaitu samyojana 8, atau 9 atau 10.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #111 on: 23 June 2019, 08:39:11 PM »
quote author=baruna link=topic=25354.msg466855#msg466855 date=1422581375]
Ini adhitthana sy untuk anda.
Dimanapun anda berada, orang orang sekeliling anda akan menjumpai dukkha.
Bukan sukkha.
Vajira yakkha cukup menjadi saksi u anda.

Selamat bergurau.

[/quote]
👍 =)) =))
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #112 on: 24 June 2019, 09:44:14 AM »

Jalan tengah berunsur delapan membawa kita pada
Karma berbuah saat ini. Mau? bagaimana dengan
Mereka, keluarga yg ada dekat anda.

bersabar menunggu kendurnya ikatan keluarga
Adalah bagian dari daya upaya benar.

Daya upaya benar bagi yang begitu bernafsu bisa denganmu meracun keluarga atau menjadikan tumbal. Karena keluarga adalah duka..atau dukha bagi aliran Yakha dan yakhini.
Jadi apa itu nibbana menurut saya tetap suatu kondisi kesadaran..Yakha atau yakhini tahap lapis 3  teman ada untuk ditipu,lapis 2 untuk di manfaatkan/disingkirkan,lapis 1 yang murni untuk DIBUNUH DENGAN "RITUAL" ala yakkha atau yakhini sehingga menunjang rasa suci (ketersesatan) sehingga bisa mempengaruhi dengan Jarak yang lebih jauh .
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #113 on: 24 June 2019, 10:00:55 AM »
Thread bagus untuk menambah koleksi pertanyaan sehingga bisa menilai:
1 . sumber pengetahuan
2. Praktek/copy
3. Pelaku/korban

HHal-hal yang dihindari oleh para kaum siluman yang sudah sempurna bahkan dalam kehidupan ini juga . Karena itu bentuk "rasa malu" mereka untuk tidsk menelanjangi diri bahwa mereka adalah SILUMAN..Tidak mengejutkan jika pada masa kehidupan ini jadi pembenci agama...pembenci manusia Beragama.
Sehingga bersikap Manusia jujur untuk dibohongi,ditipu,dipermainkan. Dengan berjalan waktu maka mereka semakin terlihat dan membedah diri mereka sendiri juga akhirnya . Bagaikan siluman yang merasa sempurna jadi manusia tapi ekornya tidak bisa hilang.

Jadi pertanyaan yang harus membedah diri sendiri akan dihindari oleh para ssiluman . apa itu nafsu?apa itu benci?apa itu tekanan?

Mereka akan mencuri pengetahuan dimana2 untuk menutupi susunan asli yang sudah terbentuk pada jasmani dan batin.

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Candra Taruna

  • Teman
  • **
  • Posts: 56
  • Reputasi: -4
  • Gender: Male
  • Nice to be Important But More Important to be Nice
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #114 on: 05 September 2019, 05:31:23 PM »
Saat anda mencapai keadaan putusnya kesadaran kelanjutan (Tumimbal Lahir) sehingga anda menjadi tidak mungkin untuk terlahir kembali maka dikatakan juga bahwa anda telah mencapai Nibbana pada saat anda masih hidup

Jika setelah mengalami Hal diatas, kemudian di akhir kehidupan anda di dunia ini, anda Parinibbana (memasuki Nibbana terakhir) atau meninggal/mati/tewas dan anda tidak terlahir kembali maka dikatakan bahwa anda telah mencapai Nibbana

Jadi, tidak terlahir kembali itu dinamakan mencapai Nibbana
Nibbana itu adalah Kondisi dimana seseorang tidak terlahir kembali, jadi BUKAN Alam atau nama tempat
dan kondisi tersebut hanya bisa dicapai dengan melenyapkan secara Total Lobha, Dosa dan Moha
Jalan atau Cara untuk melenyapkan secara Total Lobha, Dosa dan Moha itu adalah dengan melaksanakan Ariya Aṭṭhaṅgika Magga = jalan mulia berunsur delapan

Jikalau anda terbebas dari Kelahiran berulang² tersebut (terlahir di Neraka, menjadi Kucing, menjadi Anjing dlsb mengalami Tua, Sakit dan Mati) itu artinya anda terbebas dari Dukkha (penderitaan)

Begitu

Semoga Paham ...

Kalo ga' paham juga mending kursus yang dasar² dulu decchhh  :)