//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon  (Read 35436 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #105 on: 20 November 2011, 05:57:58 PM »
kok jadi enggak konsisten ajaran mereka...
bingung deh..
sebenarnya berhala bagi mereka itu boleh atau tidak sih??

bole bagi mas-rani/mas-roni asalkan untuk gusti brewok only

Offline aryaputra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 155
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #106 on: 24 November 2011, 08:45:37 AM »
Buddha berkata: “Aku tidak mengajar untuk menjadikanmu sebagai murid-Ku. Aku tidak tertarik untuk membuatmu menjadi murid-Ku. Aku tidak tertarik untuk memutuskan hubunganmu dengan gurumu yang lama. Aku bahkan tidak tertarik untuk mengubah tujuanmu, karena setiap orang ingin lepas dari penderitaan. Cobalah apa yang telah Kutemukan ini, dan nilailah oleh dirimu sendiri. Jika itu baik bagimu, terimalah. Jika tidak, janganlah engkau terima.”
« Last Edit: 24 November 2011, 09:01:35 AM by aryaputra »
agak sulit untuk memahami bagaimana dunia ini ada tanpa suatu sebab pertama. TETAPI JAUH LEBIH SULIT UNTUK MEMAHAMI BAGAIMANA MUNGKIN SEBAB PERTAMA ITU BISA ADA PADA AWALNYA

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #107 on: 26 November 2011, 10:47:03 AM »
bole bagi mas-rani/mas-roni asalkan untuk gusti brewok only

Benar. Karena sebenarnya agama Yahudi awal semata-mata mengajarkan soal kepatuhan/kesetiaan pada satu figur belaka, bukan soal baik atau buruknya suatu perilaku. Figur tersebut adalah milik suatu bangsa/etnis, yang semata-mata hanya membela bangsa tersebut dan berjanji akan membuat bangsa itu berjaya dan jumlahnya tumbuh bak bintang di langit. Sebagai gantinya bangsa/etnis tersebut berjanji untuk patuh pada figur tersebut. Apapun yang diperintahan oleh figur tersebut adalah baik, berlaku di luar perintah sosok itu adalah buruk. Jadi makna "kesalehan" sama dengan "kepatuhan", sama sekali bukan soal moralitas. Inilah yang dimaksud dengan "Perjanjian umat Israel dengan allah."

Prinsip moralitas yang dikenal kemudian, sebagai pertarungan abadi antara kuasa yang baik (tuhan) dan kuasa yang jahat (iblis), konon diadopsi oleh bangsa yahudi dari Kaum Zoroastrian. Hal ini terjadi saat bangsa itu dibuang ke Babilonia (Babel), sebanyak 2 kali.  Sejak itu umat Yahudi baru mengenal prinsip moralitas, bukan sekadar soal kepatuhan absolut. Lalu kedua prinsip itu digabungkan. sehingga kepatuhan kepada tuhan otomatis berarti keberpihakan pada kebaikan. Lambat laun tuhan israel berevolusi menjadi tuhan kebaikan dan moralitas. Hingga pada ketika si yesua berkhotbah, semakin ditegaskan tuhan sama dengan kebaikan (cinta kasih), meski kepatuhan (iman) tetap saja dituntut kepada para pengikutnya. Itulah sebabnya iman (kepatuhan) dan cinta kasih (moralitas) menjadi dua konsep yang penting bagi umat kr****n masa kini.

Umat kr****n masa kini bersikeras bahwa tuhan sama dengan cinta kasih, tapi melupakan fakta bahwa tuhan israel di masa kepemimpinan yosua juga pernah memerintahkan genosida (pembasmian etnis/etnic cleansing) pada lawan2nya. Yang konon, kalau ada yang menyelamatkan "lawan" yang diperintahkan untuk dibantai tersebut, biarpun itu perempuan atau anak2 ataupun ternak (meskipun dengan alasan cinta kasih sekalipun), akan mati dihukum oleh allah israel. Sungguh kontras dengan sosok cinta kasih tuhan dalam kr****n masa kini. Jadi bagi umat kr****n, apapun yang diperintahkan oleh tuhan itu baik. Moralitas yang sebenarnya bukan soal perintah siapa2, yang menurut umat kr****n sendiri adalah mengenai nilai baik dan buruk secara universal, dapat diselewengkan dengan mudah sebagai bentuk kepatuhan. Jadi mereka akan dengan mudah berkata, "orang baik itu belum tentu masuk surga, karena kalau bukan kr****n tidak akan mungkin masuk surga" Intinya moraitas tidak ada artinya tanpa iman (atau kepatuhan).

Hal yang soal berhala, sederhana saja jawabanya: kepatuhan (iman). Kalau diperintahkan oleh tuhan, bisa jadi baik. Kalau tuhan menolaknya, maka jadi buruk. Umat kr****n yang "baik" hanya mematuhi perintah tuhan agar tidak binasa, karena itulah perjanjian antar tuhan dengan bangsa israel (yang kini diklaim sebagai bagian dari perjanjian umat kr****n juga).     

« Last Edit: 26 November 2011, 10:50:52 AM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

 

anything