//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kelenteng: Dijadikan Rebutan?  (Read 18913 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Kelenteng: Dijadikan Rebutan?
« on: 25 October 2011, 08:17:46 PM »
Barusan baca diskusi tentang sebuah kasus yang menimpa sebuah kelenteng di Pekalongan sampai ke ranah pengadilan segala. Intinya ada pertentangan di antara TITD (Tridharma) / WALUBI dan MAKIN (Konghucu). Saya sih merasa konyol saja ya. Intinya kelenteng dijadikan rebutan. Umat Khonghucu bilang kelenteng punya Khonghucu, orang Tridharma bilang kelenteng itu sinkretis Tridharma dan tampaknya lbh berpihak pada agama Buddha?. Ada juga berbagai pengalaman lain yang saya dapet:

1. Satu orang bhiksu Vajrayana dulu lewat Buddhist Festival di Surabaya pernah bilang... setelah kelenteng diakui pemerintah, eh agama Buddhanya "didepak" keluar dari kelenteng. Ya memang benar juga, beberapa kesannya begitu.

Saya pernah pergi ke Tay Kak Sie Semarang yang notabene merupakan kelenteng Buddhis yang dulunya vihara Tionghoa, di sana malah kegiatan Khonghucu-nya yang menonjol. Nah lho? Ya saya kurang tahu tp kegiatan organisasinya gimana. Lalu juga Eng An Kiong Malang, sangat banyak unsur Buddhis-nya di sana.... altar utama kedua bersifat Buddhis, juga terdapat dua Dharmasala Buddha, tetapi kok malah Khonghucu juga yang menonjol di sana? (kalau diliat" lagi altar"nya kebanyakan Dewa Tao dan Bodhisattva Buddhis).

2. Dari pihak temen" Taois dalam forumnya menyatakan bahwa kelenteng adalah tempat ibadah umat Tao. Ya memang benar, la dewa dewi seperti Ma Zu dan Guangze Zunwang adalah dewa Tao, tapi beberapa tempat ibadah mereka malah dijadikan pusat agama Khonghucu?

Sejujur-jujurnya, sebagian besar kelenteng di Indonesia adalah Taoist Temple alias Kuil Agama Tao. Orang-orang di Singapore aja melabeli semua kelenteng yang berlatar utama dewa Taois sebagai "Taoist Temple" Kok di Indonesia saja yang bisa jadi tempat ibadah umat Khonghucu? Aneh.

Bagaimana tanggapan teman-teman terhadap hal ini?

Kalau menurut saya aperlu ada kalsifikasi jelas dan objektif mana kelenteng Buddha, mana kelenteng Tao dan mana yang bener" Wen Miao alias kelenteng Konghucu. Selain itu perlu ditata ulang konsep Tridharma yang sudah salah kaprah dipahami sebagai suatu sinkretisme.

Bhiksu Daoyuan (Dogen Zenji) saja pada zaman dahulu mengatakan bahwa sinkretisme Tridharma adalah hal yang sangat tolol, suatu sinkretisme seperti itu menunjukkan ketidakhormatan pada ajaran Buddha, Laozi, dan Khonghucu sendiri.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Kelenteng: Dijadikan Rebutan?
« Reply #1 on: 25 October 2011, 08:33:53 PM »
ada duit segala lancar jaya bos.
gt  aja report...
Samma Vayama

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Kelenteng: Dijadikan Rebutan?
« Reply #2 on: 25 October 2011, 09:00:48 PM »
Hahah... tp apa mau dibiarin ky gt? klo dibiarin... gak selesai" dah konfliknya...  :)) lama" pengikut KHC, Tao dan Buddha yang rukun-rukun aja lama-lama bisa "musuhan"....

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Kelenteng: Dijadikan Rebutan?
« Reply #3 on: 25 October 2011, 09:57:32 PM »
Kalau boleh tahu, di China sendiri ada 'kelenteng' gak? Lalu secara etimologis, arti kata kelenteng itu apa?
Mungkin dari sana bisa ditemukan pemecahannya :)

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kelenteng: Dijadikan Rebutan?
« Reply #4 on: 26 October 2011, 04:00:26 AM »
Kalau boleh tahu, di China sendiri ada 'kelenteng' gak? Lalu secara etimologis, arti kata kelenteng itu apa?
Mungkin dari sana bisa ditemukan pemecahannya :)

Di China tidak ada kelenteng yang ada "MIAU THANG"
arti kata kelenteng kata orang dulu diambil dari bunyi lonceng yang bunyinya kelenteng kelenteng makanya orang pribumi disini memberi nama panggilan kelenteng ada juga sebutan pe kong diambil dari kata toa pe kong karena orang tionghoa banyak yang memuja altar toa pe kong makanya banyak orang pribumi yang memanggil pe kong untuk mengganti kata dari kelenteng!

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Kelenteng: Dijadikan Rebutan?
« Reply #5 on: 26 October 2011, 08:16:12 AM »
kalo di taiwan kelenteng nya sudah
dibeda2 kan sesuai aliran masing2
misal:
Kong zi miao = kelenteng kong hu cu
ma zhu miao = kelenteng ma zhu
dao chang     = kelenteng tao
dll

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Kelenteng: Dijadikan Rebutan?
« Reply #6 on: 26 October 2011, 12:20:56 PM »
Hahah... tp apa mau dibiarin ky gt? klo dibiarin... gak selesai" dah konfliknya...  :)) lama" pengikut KHC, Tao dan Buddha yang rukun-rukun aja lama-lama bisa "musuhan"....

 _/\_
The Siddha Wanderer

sekarang gini mas gandalp....
katakanlah

anda dan saya serta beberapa rekan di sini, sibuk membahas masalah ini, dan tibalah pada 1 kesimpulan

lalu apa mau di kata?
bisa menyelesaikan konflik yg ada?

toh dii sini cuma untuk share2 saja, cuap2 doang, pepesan kosong.

menghabiskan waktu dan energi, kecuali anda bawa tuh orang2 yg ribut kemari, suruh diskusi + bawa tuh depag,  baru ada guna nya.

gt loh mas

kecuali anda seorang creator, yg bisa memanipulasi apapun sesuai kehendak anda,
« Last Edit: 26 October 2011, 12:22:37 PM by andry »
Samma Vayama

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Kelenteng: Dijadikan Rebutan?
« Reply #7 on: 26 October 2011, 12:59:57 PM »

Masukan saya sih:
1. Siapa mampu mengurus Kleteng tersebut Orang tridarma atau orang Konfucius, Yang tidak mampu ngurus monggo lewat, susah amat.

2. "Umat Khonghucu bilang kelenteng punya Khonghucu, orang Tridharma bilang kelenteng itu sinkretis Tridharma dan tampaknya lbh berpihak pada agama Buddha" ==> yang benar Milik Umum

3. " Satu orang bhiksu Vajrayana dulu lewat Buddhist Festival di Surabaya pernah bilang... setelah kelenteng diakui pemerintah, eh agama Buddhanya "didepak" keluar dari kelenteng. Ya memang benar juga, beberapa kesannya begitu.
" =>Didepak seperti apa ?

4. "Saya pernah pergi ke Tay Kak Sie Semarang yang notabene merupakan kelenteng Buddhis yang dulunya vihara Tionghoa, di sana malah kegiatan Khonghucu-nya yang menonjol. Nah lho? Ya saya kurang tahu tp kegiatan organisasinya gimana. Lalu juga Eng An Kiong Malang, sangat banyak unsur Buddhis-nya di sana.... altar utama kedua bersifat Buddhis, juga terdapat dua Dharmasala Buddha, tetapi kok malah Khonghucu juga yang menonjol di sana? (kalau diliat" lagi altar"nya kebanyakan Dewa Tao dan Bodhisattva Buddhis)." => tergantung si pengurus dan pemberi dana mau kearah mana Klenteng tersebut.Perlu diketahui Klenteng itu tidak didanai pemerintah. Mesti cari dana sendiri, hanya beberapa klenteng bersifat sejarah, itupun dilindungi dari privilage saja, sisanya pengurusan uang dana dari pengurus klenteng.

5."Dari pihak temen" Taois dalam forumnya menyatakan bahwa kelenteng adalah tempat ibadah umat Tao. Ya memang benar, la dewa dewi seperti Ma Zu dan Guangze Zunwang adalah dewa Tao, tapi beberapa tempat ibadah mereka malah dijadikan pusat agama Khonghucu?

Sejujur-jujurnya, sebagian besar kelenteng di Indonesia adalah Taoist Temple alias Kuil Agama Tao. Orang-orang di Singapore aja melabeli semua kelenteng yang berlatar utama dewa Taois sebagai "Taoist Temple" Kok di Indonesia saja yang bisa jadi tempat ibadah umat Khonghucu? Aneh.

Bagaimana tanggapan teman-teman terhadap hal ini?". => semenjak era Gus Dur Tao dan Konfucius itu bebas menjalankan keyakinannya, tapi sayangnya berlomba siapa lebih baik jaman sekarang.

6.
"Kalau menurut saya aperlu ada kalsifikasi jelas dan objektif mana kelenteng Buddha, mana kelenteng Tao dan mana yang bener" Wen Miao alias kelenteng Konghucu. Selain itu perlu ditata ulang konsep Tridharma yang sudah salah kaprah dipahami sebagai suatu sinkretisme. " => peneliti Klenteng aja Keblinger sama Klenteng Indo, campur aduk, memangnya mudah, beberapa klenteng itu tidak ketahui asal muasal bangunan, konsep kepercayaan, sampai sekarang aja masih dibahas, emang berapa jumlah klenteng di Indo, jauh lebih banyak daripada bangunan Wihara Budhis.

7. "Bhiksu Daoyuan (Dogen Zenji) saja pada zaman dahulu mengatakan bahwa sinkretisme Tridharma adalah hal yang sangat tolol, suatu sinkretisme seperti itu menunjukkan ketidakhormatan pada ajaran Buddha, Laozi, dan Khonghucu sendiri." => dari semenjak Jaman dinasti Song saja sudah di buat satu atap, Adanya Tridarma karena dulunya 3 agama ini saling Besaing secara tidak adil, makanya dibuat seatap.





Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Kelenteng: Dijadikan Rebutan?
« Reply #8 on: 26 October 2011, 02:38:35 PM »
Masukan saya sih:
1. Siapa mampu mengurus Kleteng tersebut Orang tridarma atau orang Konfucius, Yang tidak mampu ngurus monggo lewat, susah amat.

2. "Umat Khonghucu bilang kelenteng punya Khonghucu, orang Tridharma bilang kelenteng itu sinkretis Tridharma dan tampaknya lbh berpihak pada agama Buddha" ==> yang benar Milik Umum

3. " Satu orang bhiksu Vajrayana dulu lewat Buddhist Festival di Surabaya pernah bilang... setelah kelenteng diakui pemerintah, eh agama Buddhanya "didepak" keluar dari kelenteng. Ya memang benar juga, beberapa kesannya begitu.
" =>Didepak seperti apa ?

4. "Saya pernah pergi ke Tay Kak Sie Semarang yang notabene merupakan kelenteng Buddhis yang dulunya vihara Tionghoa, di sana malah kegiatan Khonghucu-nya yang menonjol. Nah lho? Ya saya kurang tahu tp kegiatan organisasinya gimana. Lalu juga Eng An Kiong Malang, sangat banyak unsur Buddhis-nya di sana.... altar utama kedua bersifat Buddhis, juga terdapat dua Dharmasala Buddha, tetapi kok malah Khonghucu juga yang menonjol di sana? (kalau diliat" lagi altar"nya kebanyakan Dewa Tao dan Bodhisattva Buddhis)." => tergantung si pengurus dan pemberi dana mau kearah mana Klenteng tersebut.Perlu diketahui Klenteng itu tidak didanai pemerintah. Mesti cari dana sendiri, hanya beberapa klenteng bersifat sejarah, itupun dilindungi dari privilage saja, sisanya pengurusan uang dana dari pengurus klenteng.

5."Dari pihak temen" Taois dalam forumnya menyatakan bahwa kelenteng adalah tempat ibadah umat Tao. Ya memang benar, la dewa dewi seperti Ma Zu dan Guangze Zunwang adalah dewa Tao, tapi beberapa tempat ibadah mereka malah dijadikan pusat agama Khonghucu?

Sejujur-jujurnya, sebagian besar kelenteng di Indonesia adalah Taoist Temple alias Kuil Agama Tao. Orang-orang di Singapore aja melabeli semua kelenteng yang berlatar utama dewa Taois sebagai "Taoist Temple" Kok di Indonesia saja yang bisa jadi tempat ibadah umat Khonghucu? Aneh.

Bagaimana tanggapan teman-teman terhadap hal ini?". => semenjak era Gus Dur Tao dan Konfucius itu bebas menjalankan keyakinannya, tapi sayangnya berlomba siapa lebih baik jaman sekarang.

6.
"Kalau menurut saya aperlu ada kalsifikasi jelas dan objektif mana kelenteng Buddha, mana kelenteng Tao dan mana yang bener" Wen Miao alias kelenteng Konghucu. Selain itu perlu ditata ulang konsep Tridharma yang sudah salah kaprah dipahami sebagai suatu sinkretisme. " => peneliti Klenteng aja Keblinger sama Klenteng Indo, campur aduk, memangnya mudah, beberapa klenteng itu tidak ketahui asal muasal bangunan, konsep kepercayaan, sampai sekarang aja masih dibahas, emang berapa jumlah klenteng di Indo, jauh lebih banyak daripada bangunan Wihara Budhis.

7. "Bhiksu Daoyuan (Dogen Zenji) saja pada zaman dahulu mengatakan bahwa sinkretisme Tridharma adalah hal yang sangat tolol, suatu sinkretisme seperti itu menunjukkan ketidakhormatan pada ajaran Buddha, Laozi, dan Khonghucu sendiri." => dari semenjak Jaman dinasti Song saja sudah di buat satu atap, Adanya Tridarma karena dulunya 3 agama ini saling Besaing secara tidak adil, makanya dibuat seatap.






jadi bagaimana dengan statement anda tentang "bhikkhu theravada yg tidak beradab"? mohon penjelasan anda

Offline cupang

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kelenteng: Dijadikan Rebutan?
« Reply #9 on: 26 October 2011, 03:23:29 PM »
kelenteng di kota kecil kelahiran saya, sekarang malah dipakai kebaktian gereja tiap minggunya (gedung serba gunanya) pakai sound sistem lumayan keras hingga terdengar diluar jalan, gue kaget pas terakhir berkunjung kesana awal tahun kemarin

walau saya sekarang tinggal di sby n lebih aktif di vihara namun dilema lihatnya, pluralis sih oke.. tapi denger kotbah pendeta menggebu2 bersorak sorai memuji tuhannya dengan speaker lumayan keras didalam kelenteng jadinya gimana gitu..

Offline Chen Hui Ling

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.654
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Kelenteng: Dijadikan Rebutan?
« Reply #10 on: 26 October 2011, 04:16:30 PM »
Saya pernah pergi ke Tay Kak Sie Semarang yang notabene merupakan kelenteng Buddhis yang dulunya vihara Tionghoa, di sana malah kegiatan Khonghucu-nya yang menonjol. Nah lho? Ya saya kurang tahu tp kegiatan organisasinya gimana

Hmm.. setau saya di Tay Kak Sie masing2 (Khonghucu/Buddhis/Tao) punya jadwal kegiatannya masing2.
Oia, maksudnya mananya yang menonjol itu terlihat dari mananya yah? Kalau aku sih taunya klenteng itu tempat yang lebih banyak dewa2 nya dan lebih ke Khonghucu dan Tao, kalau vihara hanya untuk berdoa kepada Buddha saja. Memang sebenernya apa perbedaan klenteng dengan vihara?  :-? _/\_
Don't trust too much, Don't hope too much, Don't love too much, because that too much can hurt you so much

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Kelenteng: Dijadikan Rebutan?
« Reply #11 on: 26 October 2011, 11:33:57 PM »
Quote
sekarang gini mas gandalp....
katakanlah

anda dan saya serta beberapa rekan di sini, sibuk membahas masalah ini, dan tibalah pada 1 kesimpulan

lalu apa mau di kata?
bisa menyelesaikan konflik yg ada?

toh dii sini cuma untuk share2 saja, cuap2 doang, pepesan kosong.

menghabiskan waktu dan energi, kecuali anda bawa tuh orang2 yg ribut kemari, suruh diskusi + bawa tuh depag,  baru ada guna nya.

gt loh mas

kecuali anda seorang creator, yg bisa memanipulasi apapun sesuai kehendak anda,

Ooo saya cm pingin tau pandangan rekan" gimana dan menunjukkan ttg peristiwa sosial yang terjadi sekarang... siapa tahu bisa digunakan dalam sikap kehidupan sehari" hahahaha dan ide" pembuatan wacana yang berkompeten di majalah atau media massa lainnya....

tdk berniat untuk menyelesaikan masalah / konflik secara langsung, emang kita siapa-nya mereka lage? hahahaha  :)) saya hanya mengharapkan pertukaran pandangan sehingga setidak"nya secara tidak langsung mengurangi konflik yg ada beserta potensi-potensinya.


 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 26 October 2011, 11:51:27 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Kelenteng: Dijadikan Rebutan?
« Reply #12 on: 26 October 2011, 11:44:29 PM »
 [at] Purnama:

Oohh berarti memang kebanyakan / mayoritas seperti yang bro. andry bilang... uang dan siapa yang berkuasa mengurus / memimpin yang menentukan kelenteng mau dibawa ke arah mana? Hmm... mmg sangat berpotensi membangkitkan konflik, karena tidak dilatarbelakangi pemahaman ajaran dan dasar pendirian satu kelenteng dengan jelas, maka jadilah kerancuan di antara Tridharma, Tao, Khonghucu dan Buddha.

Maksudnya jumlah kelenteng lebih banyak dari Vihara? hhmm dulu mungkin iya, sekarang mah lebih banyak vihara jauh.

Yap konsep seatap ini dikemukakan oleh banyak bhiksu Buddhis dan rohaniwan Taois pada masa itu, namun yang terjadi adalah penyimpangan yaitu sinkretisasi, bukan lagi seatap, tp "gado-gado". Ini yang dikritik oleh guru yang tercerahkan YA Dogen Zenji sebagai "ketololan".

Quote
=>Didepak seperti apa ?

Wah banyak..... saya tahu jelas ada satu kelenteng ternama yang jelas" pihak KHC dr kelenteng tsb berusaha memblokir unsur" Buddha yang akan masuk ke kelenteng tersebut dengan cara-cara yang menurut saya agak aneh dan menyebalkan.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 26 October 2011, 11:51:51 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Kelenteng: Dijadikan Rebutan?
« Reply #13 on: 27 October 2011, 12:02:39 AM »
Quote
Hmm.. setau saya di Tay Kak Sie masing2 (Khonghucu/Buddhis/Tao) punya jadwal kegiatannya masing2.
Oia, maksudnya mananya yang menonjol itu terlihat dari mananya yah? Kalau aku sih taunya klenteng itu tempat yang lebih banyak dewa2 nya dan lebih ke Khonghucu dan Tao, kalau vihara hanya untuk berdoa kepada Buddha saja. Memang sebenernya apa perbedaan klenteng dengan vihara? 

Sis dari Semarang? hahah

Khonghucu pada dasarnya tidak memuja dewa", dewa' di kelenteng kebanyakan Tao. Bahkan banyak kelenteng yang didominasi dewa Tao, tapi diaku-akui sebagai kelenteng Khonghucu. Nah lho?

Vihara adalah tempat ibadah agama Buddha. Kelenteng sekarang lebih ke arah tempat ibadah bagi 3 agama sekaligus, karena altarnya campur aduk. Beberapa kelenteng besar asalnya adalah Vihara gaya Tiongkok, namun ketambahan unsur Tao dan Khonghucu krn masyarakat Chinese dulu juga sinkretis... wew.. padahal setahu saya sinkretisme dilarang dalam hukum negara Indonesia ini? CMIIW

Contoh keanehan lagi adalah.... Laksamana Cheng Hoo selain sebagai seorang Muslim, beliau adalah penyokong agama Buddha yang cukup terkenal dan bahkan juga memiliki keyakinan terhadap Buddha Dharma. Tapi coba lihat kelentengnya di Gedong Batu, malah kuat unsur Tao dan Khonghucunya? Unsur Buddhisnya hampir nihil. Padahal Cheng Hoo jauh lebih banyak berhubungan dengan keyakinan Buddhisme dan sangat minim dengan keagamaan Khonghucu. Salah satunya juga karena Cheng Hoo mengabdi pada Raja Buddhis Zhu Yuanzhang dan Raja Buddhis Yongle.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Wolvie

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 805
  • Reputasi: 25
Re: Kelenteng: Dijadikan Rebutan?
« Reply #14 on: 27 October 2011, 01:25:54 AM »
Di China tidak ada kelenteng yang ada "MIAU THANG"
arti kata kelenteng kata orang dulu diambil dari bunyi lonceng yang bunyinya kelenteng kelenteng makanya orang pribumi disini memberi nama panggilan kelenteng ada juga sebutan pe kong diambil dari kata toa pe kong karena orang tionghoa banyak yang memuja altar toa pe kong makanya banyak orang pribumi yang memanggil pe kong untuk mengganti kata dari kelenteng!

Yang sy pernah baca malahan kata Kelenteng berasal dari : Kwan Im Teng ("teng" sy ga tau artinya, klo yang di depan kata "teng" tentu semua sudah tau).

Klo pendapat sy, keributan2 itu sungguh sangat disayangkan, sebenernya dari kemaren sy mau komen tapi menunggu yang lain, sedihnya sudah ada kejadian yang sy takutkan terjadi, malah dua ato tiga2nya ga dapet (ga dari pihak Buddhis, ga dari Tao. ga dari Konghucu), malah dipakai sama umat kr****n. Sayang kan?

Maksud sy adalah, karena ribut sendiri, takutnya malah semua ga dapet apa2, malah jadi milik umat lain ato dipake pihak lain.

Sy kurang tau mengenai Konghucu, memang konghucu kayanya sering kebalik2 sama Taoism ya?

Menurut sy jangan dibikin rumit, misalnya dalam Kelenteng ada ruangan yang isinya rupang Dewa, ya klo yang Buddhist merasa tidak ingin sembayang kepada dewa/dewi ya jangan dipaksain, tapi juga ga usah merasa terganggu dengan adanya ruang berisi rupang/altar dewa/dewi, ya klo sembayang dilewat saja, langsung menuju ke ruangan berisi altar dan rupang Buddha dan atau Bodhisattva.

Klo ada upacara ato kebaktian juga kan bisa diatur jadwalnya. Tri Dharma memang ada perbedaan2, tapi semoga jangan karena hal itu perbedaannya yang dibesar2kan, akur kan lebih baik..Semoga pengurusnya bisa saling menjaga diri dan tidak saling menjatuhkan.
« Last Edit: 27 October 2011, 01:28:52 AM by Wolvie »

 

anything