//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pembahasan Lobha Dosa Moha  (Read 13118 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Pembahasan Lobha Dosa Moha
« on: 09 September 2011, 10:54:59 AM »
Lobha Dosa Moha (kita singkat LDM aja ya supaya memudahkan)

berangkat dari thread ini :
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21056.0
yang awalnya membahas tentang sebuah tradisi, ujung2nya malah nyenggol mengenai LDM

makin dibahas kok rasanya topik LDM menjadi semakin menarik, seolah menjadi dasar atas setiap perbuatan.

mengutip pernyataan dari Senior Kelana
Menurut saya,
Hanya pikiran bersekutu dengan dosa (kebencian), loba (keserakahan), dan moha (kebodohan batin)  maka tindakan akan dikatakan perbuatan buruk.

Jika suatu tradisi hanya mewariskan hal yang tidak bermanfaat kepada generasi berikut mungkin akan mudah ditinggalkan, namun jika juga berdampak  menggerogoti kualitas mental?

Sungguh ironis, kadang kita ingin memberikan pandangan benar kepada anak kita, namun justru kita menjejelnya juga dengan suatu hal yang membebani mental mereka.

Terus terang, saya melihat topik ini berdasarkan pada kekhawatiran TS pada menjalankan tradisi orang tua, apakah nanti kalau tidak diikuti akan berakibat buruk atau tidak, serta “kutukan-kutukan” orang tua menyelimuti tradisi tesebut. Semua inilah yang saya sebut sebagai warisan. Saya tidak tahu apakah anda juga akan memaki dan mengutuk anak anda sebagai anak durhaka jika anak anda tidak melakuan tradisi yang sama.

Sekali lagi, tidak ada yang bisa melarang anda melakukan tradisi.

dan

Pertama, saya tidak yakin cetak buku agama adalah tradisi khas Buddhis, karena agama lain juga melakukannya, meskipun ya ada dalam literatur yang disebut sutra.
Tradisi adalah perbuatan atau tindakan yang menjadi kebiasaan. Dan perbuatan selalu diawali dengan niat. Niat inilah yang berhubungan dengan dosa, lobha, dan moha. Jika di awali dengan niat yang bersekutu dengan LDM dan diteruskan, maka akan menjadi kebiasaan/tradisi yang tentunya tidak baik. Dan tentu saja cara dalam melakukan perbuatan juga membentuk sifat dari perbuatan itu sendiri, baik atau buruk.

Apa sih esensi awal terbentuknya tradisi cetak buku agama ini? Apa sih tujuan/niat awal dari melakukan cetak buku agama/sutra? Inilah yang perlu dikaji. Saat ini saya tidak pada posisi mengkajinya karena cakupannya cukup luas, Sdr. Ryu. Jadi harap maklum.

dan

Sebuah perbuatan buruk bisa diawali dengan dosa saja, lobha saja, moha saja, atau rangkaian dua di antaranya, ataupun rangkaian ketiganya. Jadi saat moha muncul pada pikiran meskipun sendiri maka bisa dikategorikan sebagai perbuatan yang tidak baik. Bahkan dari apa yang pernah saya dengar (cmiiw), moha adalah kekotoran batin yang paling sulit dibanding dengan lobha dan dosa, karena dalam moha seseorang tidak lagi bisa melihat dan menilai baik sebagai baik dan buruk sebagai buruk, kadang menjadi seseorang yang keras kepala.

Sebagai orang awam yang senior-senior di DC menyebutnya sebagai puthujjana, kadang kala kita tidak menyadari bahwa kita sedang membenci/tidak menyukai sesuatu dengan menutupinya dengan melakukan perbuatan yang kelihatannya tidak membenci. Salah satu kasusnya dapat terjadi pada euthanasia. Seseorang memutuskan melakukan eutanasia kepada kerabatnya yang koma berbulan-bulan karena merasa kasihan, tidak tega kerabatnya menderita sakit terus. Sepertinya ini adalah perbuatan baik dimana membantu orang lain agar tidak menderita lagi. Padahal dibalik itu semua ada rasa benci, ketidaksukaan terhadap kondisi yang terjadi pada kerabatnya. Ia tidak suka kerabatnya menahan sakit, ia tidak suka melihat kerabatnya diinfus, bahkan tidak suka dengan bayaran tagihan rumah sakit yang membengkak.

Kita tidak suka anak kita nanti jatuh, kita tidak suka nanti anak kita sakit, tidak suka anak kita menangis pada malam hari, dst, bahkan tidak suka dimarahi orang tua dan dianggap anak durhaka. Berusaha menutupi ketidaksukaan ini kita melakukan perbuatan yang dianggap dapat melindungi anak dari jatuh, sakit dan menangis, dan dapat menghindar dari omelan orang tua, dalam hal ini kita melakukan tradisi pai cheng bu.

Jika bukan berlandaskan pada rasa tidak suka anak kita nanti jatuh, sakit dan menangis serta omelan orang tua, lalu apa dasarnya melakukan pai cheng bu? Apakah untuk mendapatkan pengakuan/penghargaan karena telah melakukan pelestarian budaya? Ini ujung-ujungnya adalah lobha, kehausan akan penghargaan dan kehormatan.

Inilah dosa, lobha dan moha yang terselubung, yang sebagai puthujjana kadang kala kita tidak melihatnya. Hanya para Arya saja yang telah bebas dari LDM. Untuk pembahasan LDM lebih mendalam saya persilahkan untuk menanyakannya pada senior-senior.

Demikian Sdr. Rico. Dan saya rasa sudah cukup saya menyampaikan pendapat saya mengenai tradisi pai cheng bu yang dikaitkan dengan Buddhisme sesuai dengan yang ditanyakan TS pada awal topik.

evam

kemudian atas ketertarikan saya, maka saya buka topic ini untuk dibahas bersama

saya sungguh terkesan atas dhamma yang disebar oleh senior2 di DC ini, saya sungguh belajar makin banyak disini.

jadi back to LDM
apa pengertian dasar dari LDM?
apa yang mengkondisikan LDM?
apa yang mendasari? cetana? atau apa?

berangkat dari kutipan Senior Ryu mengenai Moha

tahu salah dilakukan juga
tahu salah tidak dilakukan
tahu benar tidak dilakukan
tahu benar langsung melaksanakan

mohon para senior dan teman2 sekalian memberikan sumbangsih dharma di topic ini.

 _/\_ _/\_

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pembahasan Lobha Dosa Moha
« Reply #1 on: 09 September 2011, 11:15:38 AM »
bro, ikutan nimbrung ya, biar rame... :)

yang paling susah di deteksi itu lobha pada tingkatan halus
setelah uda mulai besar, nah bisa menjurus jurus ke sombongan

Lobha itu biasa diserta-i dengan Moha
Dosa itu juga biasa diserta-i dengan Moha juga

cuma Moha yang tidak bersekutu dengan Lobha & Dosa (alias bisa berdiri sendiri :p)

contoh nya :
kalau sudah tau bahwa berdana makanan kepada bhikhu (jasa dan pahala nya lebih besar)
maka tidak mo berdana makanan kepada pengemis (krn jasa dan pahala nya lebih kecil)

mengambil kutipan Master Chen Yen:
"jangan karena mengerti, malah menambah Lobha Dosa dan Moha
 justru karena mengerti, harusnya melemahkan Lobha Dosa dan Moha"
« Last Edit: 09 September 2011, 11:20:08 AM by naviscope »
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pembahasan Lobha Dosa Moha
« Reply #2 on: 09 September 2011, 11:37:41 AM »
dalam hal ini berarti Moha lah yang harus ditundukkan terlebih dahulu?
atau semua sejalan, harus dilemahkan bersamaan dengan usaha keras?

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pembahasan Lobha Dosa Moha
« Reply #3 on: 09 September 2011, 11:42:39 AM »
oh ya... hampir lupa.

saya mohon maaf pada senior Kelana, karena tanpa seizin anda saya mencantumkan post anda dengan menQuote pada thread ini.
dan sekalian saya mohon izin anda untuk itu.

kalau dipikir2 saya sungguh teledor, tanpa tanya persetujuan dulu langsung lakukan yang menurut saya sendiri.

mohon maaf yang sebesar2nya.
karena setelah terPost kok gak bisa di robah ya?
tapi pada reply bisa diedit/robah.
apa pada starter topic tidak bisa dirobah?

Offline Pikochan_chan

  • Sebelumnya: Good Listener
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 232
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • Welcome at Jungle
Re: Pembahasan Lobha Dosa Moha
« Reply #4 on: 09 September 2011, 11:52:23 AM »
Lobha Dosa Moha (kita singkat LDM aja ya supaya memudahkan)

berangkat dari thread ini :
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21056.0
yang awalnya membahas tentang sebuah tradisi, ujung2nya malah nyenggol mengenai LDM

makin dibahas kok rasanya topik LDM menjadi semakin menarik, seolah menjadi dasar atas setiap perbuatan.

mengutip pernyataan dari Senior Kelana
dan

dan

kemudian atas ketertarikan saya, maka saya buka topic ini untuk dibahas bersama

saya sungguh terkesan atas dhamma yang disebar oleh senior2 di DC ini, saya sungguh belajar makin banyak disini.

jadi back to LDM
apa pengertian dasar dari LDM?
apa yang mengkondisikan LDM?
apa yang mendasari? cetana? atau apa?

berangkat dari kutipan Senior Ryu mengenai Moha

tahu salah dilakukan juga
tahu salah tidak dilakukan
tahu benar tidak dilakukan
tahu benar langsung melaksanakan

mohon para senior dan teman2 sekalian memberikan sumbangsih dharma di topic ini.

 _/\_ _/\_

_/\_ Untuk mengikis LDM, ada baiknnya jika suatu Creature merenungkan 4 kasunyatan mulia &
Melaksanakan jalan mulia berunsur 8 yang telah diajarkan oleh Sang Buddha.

_/\_ Ada baiknnya jg jika suatu Creature melihat segala sesuatu sebagaimana apa adanya(bkn ada apannya), tidak terpengaruh terhadap kondisi²  luar.

_/\_ Menyelediki ke dalam diri sendiri utk melenyapkan Ego&Ketidaktahuaan utk merealisasikan Nibbana.

_/\_ sy pamit dl Koko Rico, siYuegen ;)
_/\_ SSBS

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: Pembahasan Lobha Dosa Moha
« Reply #5 on: 09 September 2011, 11:59:23 AM »
bro, ikutan nimbrung ya, biar rame... :)

yang paling susah di deteksi itu lobha pada tingkatan halus
setelah uda mulai besar, nah bisa menjurus jurus ke sombongan

Lobha itu biasa diserta-i dengan Moha
Dosa itu juga biasa diserta-i dengan Moha juga

cuma Moha yang tidak bersekutu dengan Lobha & Dosa (alias bisa berdiri sendiri :p)

contoh nya :
kalau sudah tau bahwa berdana makanan kepada bhikhu (jasa dan pahala nya lebih besar)
maka tidak mo berdana makanan kepada pengemis (krn jasa dan pahala nya lebih kecil)

mengambil kutipan Master Chen Yen:
"jangan karena mengerti, malah menambah Lobha Dosa dan Moha
 justru karena mengerti, harusnya melemahkan Lobha Dosa dan Moha"
bro, ikutan nimbrung ya, biar rame... :)

yang paling susah di deteksi itu lobha pada tingkatan halus
setelah uda mulai besar, nah bisa menjurus jurus ke sombongan

Lobha itu biasa diserta-i dengan Moha
Dosa itu juga biasa diserta-i dengan Moha juga

cuma Moha yang tidak bersekutu dengan Lobha & Dosa (alias bisa berdiri sendiri :p)

contoh nya :
kalau sudah tau bahwa berdana makanan kepada bhikhu (jasa dan pahala nya lebih besar)
maka tidak mo berdana makanan kepada pengemis (krn jasa dan pahala nya lebih kecil)


mengambil kutipan Master Chen Yen:
"jangan karena mengerti, malah menambah Lobha Dosa dan Moha
 justru karena mengerti, harusnya melemahkan Lobha Dosa dan Moha"
mungkin banyak manusia yg begitu supaya dapat berkah, egois buat diri sendiri dan tidak perduli dengan yg lain..
tapi jika ini mungkin masi bisa normal kali ya:

mau memberi sumbangan kepada pengemis karena lebih butuh yg terima si pengemis..
tidak mau memberi sumbangan kepada yg kaya karena yg kaya sudah kaya..

dari pada:
mau memberi sumbangan kepada pengemis karena karma baik lebih besar daripada beri yg kaya..
tidak mau memberi sumbangan kepada yg kaya karena karma baik lebih kecil daripada beri yg pengemis..
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pembahasan Lobha Dosa Moha
« Reply #6 on: 09 September 2011, 12:12:37 PM »
bro, ikutan nimbrung ya, biar rame... :)

yang paling susah di deteksi itu lobha pada tingkatan halus
setelah uda mulai besar, nah bisa menjurus jurus ke sombongan

Lobha itu biasa diserta-i dengan Moha
Dosa itu juga biasa diserta-i dengan Moha juga

cuma Moha yang tidak bersekutu dengan Lobha & Dosa (alias bisa berdiri sendiri :p)

contoh nya :
kalau sudah tau bahwa berdana makanan kepada bhikhu (jasa dan pahala nya lebih besar)
maka tidak mo berdana makanan kepada pengemis (krn jasa dan pahala nya lebih kecil)

mengambil kutipan Master Chen Yen:
"jangan karena mengerti, malah menambah Lobha Dosa dan Moha
 justru karena mengerti, harusnya melemahkan Lobha Dosa dan Moha"

ada definisi Moha secara terperinci ? dan sikap sikap apa yang digolongkan kepada Moha ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pembahasan Lobha Dosa Moha
« Reply #7 on: 09 September 2011, 12:13:45 PM »
bro, ikutan nimbrung ya, biar rame... :)

yang paling susah di deteksi itu lobha pada tingkatan halus
setelah uda mulai besar, nah bisa menjurus jurus ke sombongan

Lobha itu biasa diserta-i dengan Moha
Dosa itu juga biasa diserta-i dengan Moha juga

cuma Moha yang tidak bersekutu dengan Lobha & Dosa (alias bisa berdiri sendiri :p)

contoh nya :
kalau sudah tau bahwa berdana makanan kepada bhikhu (jasa dan pahala nya lebih besar)
maka tidak mo berdana makanan kepada pengemis (krn jasa dan pahala nya lebih kecil)


berdana kepada Sangha tentunya lebih bagus dari pada kepada Bhikkhu(pribadi)
Bhavana, perbuatan baik yang tertinggi setelah praktek sila dan berdana.

 :backtotopic:
« Last Edit: 09 September 2011, 12:15:39 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Pembahasan Lobha Dosa Moha
« Reply #8 on: 10 September 2011, 03:20:11 PM »
dalam hal ini berarti Moha lah yang harus ditundukkan terlebih dahulu?
atau semua sejalan, harus dilemahkan bersamaan dengan usaha keras?

sebenarnya bukan moha tapi avijja ;D.

avijja itu kegelapan batin, selama diselimuti oleh kegelapan batin maka semua yang dilakukan itu hanya akan berputar-putar tanpa arah saja, karena pengaruh dari kebenaran yang relatif, kebenaran oleh masing-masing individu bukannya kebenaran yang mutak ;D.

nah untuk mengikisnya yang diperlukan adalah pandangan dan pikiran benar ;D. pandangan dan pikiran yang mengacu pada 4 kebenaran mulia tentang dukkha ;D. sehingga dengan memahami ini maka kita senantiasa menjaga pikiran kita untuk tetap terarah ;D.

caranya dengan menjalankan sila pada kehidupan sehari-hari, yang sebenarnya menjalankan sila ini sama saja dengan meditasi, dimana dalam menjalankan sila dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan konsenterasi, perhatian dan daya upaya yang benar ;D.

selain sila, ada juga samadhi (konsenterasi, perhatian dan daya upaya benar) ini dilakukan ketika kegiatan umat awam (kita) sudah selesai pada aktivitas sehari-hari / mengisi sela-sela waktu kita / sebelum memulai aktivitas ;D.

jadi dengan menjalankan sila dan samadhi ini maka tidak sekejap pun pikiran kita meninggalkan sang jalan, sehingga panna kita (pandangan dan pikiran benar) menjadi lebih kokoh lagi, hingga akhirnya kita bisa melihat kotoran-kotoran batin menjadi lebih halus lagi untuk terus kita bersihkan ;D.

jadi segalanya dimulai dari pandangan yang benar terlebih dahulu, baru kemudian dilanjutkan dengan usaha yang benar ;D.

---------------

kemudian yang mengkondisikan LDM,

hal ini juga berawal dari avijja, sehingga kita tidak mengetahui mana yang bermanfaat dan mana yang tidak bermanfaat ;D. selama itu pula kita selalu tunduk pada kebenaran indera kita, selama indera kita senang berarti hal yang kita lakukan sudah benar ;D. padahal perasaan senang atau bahagia atau positif yang dihasilkan oleh indera kita sifatnya itu sementara ;D.

nah dari sana muncullah nafsu keinginan, nafsu menginginkan kebahagiaan, kesenangan, rasa positif lebih banyak lagi ;D.

ketika nafsu ini muncul maka LDM seperti akar serabut tanaman, menyebar ke segala arah seiring dengan pertumbuhan akar tunjangnya (nafsu keinginan) sehingga mengokohkan pandangan salah kita ;D.

-----------------

jadi kurang lebih begitu, kalo mau memadamkan LDM, kita benahi dulu pandangan benar kita dan sebaliknya, kalo mau menyuburkan LDM kita pupuk terus si nafsu keinginan ;D.

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Pembahasan Lobha Dosa Moha
« Reply #9 on: 10 September 2011, 03:23:31 PM »
moha itu bersinonim dengan avijja.
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pembahasan Lobha Dosa Moha
« Reply #10 on: 10 September 2011, 03:53:45 PM »
ada definisi Moha secara terperinci ? dan sikap sikap apa yang digolongkan kepada Moha ?

hehehe.... harus buka kitab abhidhamma lagi bro... lupa2 ingat... tar ya :)



Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pembahasan Lobha Dosa Moha
« Reply #11 on: 10 September 2011, 05:48:57 PM »
moha itu bersinonim dengan avijja.

dalam paticcasamupada, terminonologi avijja berdiri sendiri tanpa diikuti oleh Lobha dan Dosa...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Pembahasan Lobha Dosa Moha
« Reply #12 on: 10 September 2011, 05:52:43 PM »
moha itu bersinonim dengan avijja.

memang mirip sih, tapi menurut saya itu berbeda, moha itu bagian dari avijja ;D.

kalo dicontohin,
si a sudah mengetahui makan es krim itu bisa menggemukkan karena gulanya tinggi hingga kalorinya juga tinggi ;D. di sini adalah mengenai avijja atau sudah mengetahui dan belum mengetahui ;D.

kemudian karena nafsu keinginan, maka si a ingin mencicipi sedikit.

tapi karena enak dan belom puas, dengan bodohnya dicicipi es krim itu oleh si a hingga seminggu penuh dan akhirnya si a menjadi beneran gemuk ;D.
nah di sini adalah mengenai moha atau kebodohan ;D.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pembahasan Lobha Dosa Moha
« Reply #13 on: 10 September 2011, 05:55:08 PM »
memang mirip sih, tapi menurut saya itu berbeda, moha itu bagian dari avijja ;D.

kalo dicontohin,
si a sudah mengetahui makan es krim itu bisa menggemukkan karena gulanya tinggi hingga kalorinya juga tinggi ;D. di sini adalah mengenai avijja atau sudah mengetahui dan belum mengetahui ;D.

kemudian karena nafsu keinginan, maka si a ingin mencicipi sedikit.

tapi karena enak dan belom puas, dengan bodohnya dicicipi es krim itu oleh si a hingga seminggu penuh dan akhirnya si a menjadi beneran gemuk ;D.
nah di sini adalah mengenai moha atau kebodohan ;D.

orang yang avijja itu bersekutu dengan LDM... sedangkan orang yang tidak avijja lagi tidak bersekutu dengan LDM...
Mungkin seperti ini ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Pembahasan Lobha Dosa Moha
« Reply #14 on: 10 September 2011, 06:02:38 PM »
orang yang avijja itu bersekutu dengan LDM... sedangkan orang yang tidak avijja lagi tidak bersekutu dengan LDM...
Mungkin seperti ini ?

hm.. iya kira-kira seperti itu, saya juga ragu :P.
ketika avijja maka LDM pasti timbul, tapi ketika tidak avijja maka LDM mulai terkikis ;D.

 

anything