brapa jumlah member DC yg hadir?
Jumlah total makhluk kelihatan: 18. Dari DC & komplotan: (menurut urutan duduk) Indra, Gina, Arwin (temennya Stephen Chow), Stephen Chow, temen Adi lim, Adi lim, Jerry, Nevada, Sumedho.
soal topik biar bang kuto yg menjelaskan, sbg ketua tim. saya cuma ingat bagian makan kelinci mentah.
Untung memang yang ditanya bukan 'babi' tapi 'kelinci'. Tapi kemarin saya langsung ingat sis Terwelu KuCai (kuping caisim) di DC.
---
Dari member RG sepertinya sedikit 'shock' melihat 'gerombolan' DC yang datang begitu ramai. Jadi mereka hanya bisik-bisik dan tidak 'buas' seperti 2 minggu lalu. Topik seperti biasa, amburadul, tergantung siapa yang punya pertanyaan atau bahan diskusi. Yang pertama ditanyakan adalah mengenai keponakan masih kelas 2 SMP mau putus sekolah, kecanduan main game online. Anak ini sepertinya tidak punya banyak teman di sekolah, dan tidak tertarik pada pelajaran, jadi tidak punya keinginan pergi ke sekolah dan hanya main game online saja. Dari Nevada sudah dianjurkan mencari cara agar anak tersebut nyaman dan punya satu keinginan untuk pergi ke sekolah. Tuhan DC bahkan menceritakan dulu ada kejadian serupa dan teman-teman kelasnya mendatangi orang tersebut dan membimbingnya agar kembali sekolah.
Ada lagi pertanyaan tentang kisah 5 bhikkhu yang dikepung perampok dan kepala bhikkhu harus memilih salah satu bhikkhu untuk dikorbankan. Menurut penulis tertentu, si kepala bhikkhu mengorbankan diri sendiri. Menurut penulis tertentu lainnya, si kepala bhikkhu tidak dapat memilih karena mengasihi semuanya seperti dirinya sendiri. Ini lumayan menarik karena meluas ke 'suicidal tendency' dan menyerempet 'sravakayana' juga. Tapi tentu saja off-the-record, exclusive bagi yang hadir.
Lumayan banyak juga pembahasan tentang 'kesurupan'. Seorang hadirin di sana cerita tentang anaknya yang kesurupan dan bertanya apa yang harus dilakukan kalau dari sudut pandang Theravada. Ini juga ngalor-ngidul campursari dhamma dan psikologi.
Yang bro Indra bilang (kelinci mentah) itu adalah pertanyaan jika seorang Buddhis terjebak di satu tempat yang tidak ada makanan dan hanya ada satu kelinci (untuk dimakan), lalu apakah ia akan makan kelinci itu. Ini juga banyak pendapat, intinya semua kembali lagi pada keputusan masing-masing orang untuk membunuh atau tidak. Sila itu bukan harga mati. Semua dalam Buddhisme adalah penjelasan sebab-akibat, bukan boleh/tidak boleh. Silahkan lakukan apa yang kita anggap paling baik, dan bersiaplah menghadapi akibatnya.
Tentang sila lagi, ada yang tanya tentang kalau ditanya pertanyaan yang jika dijawab jujur, membahayakan, dijawab tidak jujur, berarti musavada. Intinya sih gampang: kalau ditanya, kita tidak selalu harus menjawab. Bisa saja menolak menjawab.
Pada 'jam jaga terakhir' biasanya membuka 'aib' seseorang, bagaimana perjalanannya sampai bertemu Buddha-dhamma. Karena sudah terlalu malam, maka hanya sempat 'mengorek' sedikit dari tuhan DC. Sayang sekali padahal saya sudah mengincar Bro Indra.
Singkat kata, bubaran. Makan roti (dari bro Adi lim & temen) dan kacang hijau (dari Tante Fei), gelap-gelapan karena lampunya 'meledak'. Jadi seandainya ada serangga masuk ke kacang hijaunya juga sebetulnya saya tidak tahu (semoga ia berbahagia).