Halo semuanya, sorry baru sekarang muncul, banyak kerjaan.......ini jawaban bagi Dato Tono yang mulia....
Ini sangat panjang, semoga tak bosan membacanya....
wah ini yg dato' tunggu2, mau panjang ato pendek tidak jadi masalah, yg penting jawaban mas bro a-su lebih berbobot. dato' kaga bosen koq, bahkan setelah kerjaan dato' selesai dato' tetap melayani mas bro a-su...
Dato berasumsi trus tentang saya, macam peramal aja. Kalo tidak khe po dianggap nggak tahu........jika saya bertanya kembali utk memastikan tulisan Dato dibilang bodoh dan tak berbobot, kalo saya nggak berasumsi spt Dato lah, hal ini tak penting buat saya.
ga usa bertele-tele mas bro a-su, gini deh dato' copy kan percakapan kita... semoga logika mas bro a-su masih jalan, jd jgn beranggapan dato' berasumsi n ngomong dato' peramal ini itu... klo diskusi itu yg etis dikit la mas bro...
dimulai dari tulisan mas bro a-su yg ini
Analogi Dato tidak tepat dalam hal ini, sebab Ambapali tidak tahu, jika dia tahu seorang arahat yang melakukan itu, mungkin dia tak akan marah dan berkata sesuatu yg tidak semestinya......... ( ternyata dalam ajaran Buddha dikenal juga kasta ya?)
dato' menanggapi tulisan mas bro a-su
itu lah tanda ketidakhati-hatian/keteledoran, seseorang yg terjaga dalam ucapan tidak akan berucap sembarangan seperti yg dilakukan oleh ambapali.
kenapa dato' menyatakan demikian, karena ambapali pada saat itu adalah seorang bhikkhuni yg seharusnya terjaga dalam ucapan.
mas bro a-su menyatakan
khe po lagi, itu saya udah tahu Dato yg mulia.......
nah dari situ kan uda keliatan, apakah dato' berasumsi2 dan menerka2 layaknya dukun ? jawaban dato' simple
anda berarti seorang yg bodoh, uda tau masih nanya... semakin terlihat tidak berbobot dan bodoh... sekali lg, pahami buddhist sebelum anda berani berbicara tentang buddhist, dr pd cm memalukan diri anda... tidak menyangka dato' seorang murid brewok yg tidak "ke-po" mengeluarkan pertanyaan dan jawaban seperti itu...
dimana letak tuduhan mas bro a-su ke dato' tentang berasumsi ? haiya... mas bro a-su.. a-su...
NATO saja! Udah belum prilakumu, ucapanmu dan pikiranmu dijaga dan diselaraskan dengan penghayatan ajaranmu Dato?
Yang saya lihat cuma lips service saja. Buktikanlah dirimu pantas dihormati oleh sesama manusia, termasuk saya yg Dato anggap anak kecil ini.
Kalo saya jujur bicara masih tahap belajar......
hehehe... dato' umat awam, dato' jg manusia, dato' bukan dewa apalagi tuhan, dato' diajarkan untuk menjaga prilaku, ucapan dan pikiran, jika ada kesalahan dato' tidak diancam2 masuk neraka, tapi dato' diajarkan pula untuk mawas diri, lagi-lagi dato' diajarkan untuk melatih diri...
nah, tapi ada loh, tuhan... konon kata nya sih orang ini tuhan...yg seharusnya tidak lip service, penuh dengan damai sejahtera dan penuh sukacitta, eh malah ngamuk2 di pasar kayak orang gila... dato' kemarin ke pasar tradisional, liat ada preman marah2, mirip dah dengan orang yg dikata tuhan itu... luar biasa ya si tuhan... jd wajar donk, manusia selevel dato' masih NATO wong tuhan aja kayak gtu koq...
Saya bertanya, Dato kembali bertanya pada saya, bagaimana ini? To the point aja, membunuh seorang bikkhu sejauh yg saya tahu lebih berat hukuman karma buruknya daripada seorang perumahtangga yg kebetulan berprofesi sbg panglima perang berpangkat jenderal, atau membunuh seorang perumahtangga yg berprofesi sebagai pengusaha. Betul tidak? Bukankah kelihatan seorang bikkhu memiliki kedudukan atau tingkat yg lebih mulia atau hebat dibandingkan orang lain? Bukankah itu seperti pembentukan kasta baru atau paham diskriminasi baru dalam ajaran Buddhis?
oh ini yg mas bro a-su sebutkan sebagai sistem kasta, dato' tidak melihat ada nya sistem kasta dalam hal itu, dato' berbicara tentang orang yg patut dihormat dan memiliki kemoralan yg baik, orang demikian adalah meraka yg telah sadar dan terjaga bathin nya (ariya sangha), orang tipe ini lah yg tidak pantas untuk dihina secara sengaja maupun tidak sengaja. ambapali dalam hal ini (pada saat ia mengucapkan "pelacur") adalah sebagai murid yang tergolong dalam sammuti sangha.
sama hal nya dengan didalam keluarga, orang tua adalah mereka yg berjasa dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya, mereka patut untuk di hormat, mereka menjadi teladan untuk anak-anaknya, apakah pantas jika anak tersebut secara sengaja atau tidak sengaja menghina orang tua nya ?
apakah hal demikian termasuk dalam sistem kasta ? apakah itu adalah sistem diskriminasi baru didalam buddhist ? jika hal demikian adalah diskriminasi, maka anak bole saja tidak menghormat, bole melecehkan dan boleh menghina orang tua nya...
bagaimana klo dato' ngikuti logika mas bro a-su, apakah mas bro a-su melakukan hal demikian terhadap orang tua mas bro ? jika mas bro a-su melakukan hal demikian dan memiliki rasa bersalah atau dinilai bersalah terhadap orang tua, maka mas bro a-su telah menciptakan sistem kasta dan diskriminasi, btul ?
lagi-lagi tuduhan anda tidak mendasar, karena sudah dato' berikan kesempatan, namun anda cm bs berkilah dan tidak bs menunjukan referensi yg membenarkan pernyataan anda tentang sistem kasta didalam buddhist, maka dato' memberi mas bro a-su gelar : "murid brewok tukang fitnah nan bodo"
Maksudmu dengan mengikuti ajaran Buddha semuanya udah terbayarkan? Atau maksudmu dengan membaca paritta akan menimbulkan karma baik sehingga karma buruknya akan terkikis abis dan tak perlu dijalankan lagi karena keinginan Ambapali telah abis?
Tolong tulis yg jelas pemaparan Dato agar gampang dimengerti! Tulisan yg lain bisa saya ngerti hanya Dato saja yg mungkin kebanyakan ilmu alkitabnya sehingga tulisannya jadi ngawur?...
apakah dato' pernah mengatakan :
1. dengan mengikuti ajaran buddha, perbuatan buruk nya telah terbayarkan ?
2. membaca paritta menimbulkan kamma baik dan mengikis kamma buruk ?
3. keinginan telah habis ambapali terbebaskan ?
mas bro a-su habis berkonsultasi dengan sapa ? hehehe...
mas bro a-su sudah baca tulisan dato' ato ga ? ato cuma konsultasi ma temen2 sejawat dalam brewok ? udah paham tulisan dato' sebelumnya ga ?
buah perbuatan bajik memberikan kesempatan kepada diri nya untuk dapat mengenal ajaran buddha dan mempelajari dhamma. bukan perbuatan buruk langsung lunas karena melakukan perbuatan bajik. mohon pahami hal itu dan baca tulisan dato' sebelumnya :
pencapaian arahat
ditentukan dari buah perbuatan bajik yg pernah ia lakukan yg
di realisasikan dengan praktek dhamma. tidak ada harga mati, seorang pelacur tidak bisa mempraktekan dhamma, tidak ada harga mati, seorang pelacur tidak bole memperbaiki kualitas bathin nya..
dalam sebuah literatur di jelaskan jg, bagaiman ambapali bs mengenal dhamma dan mempraktekan nya.
"Setelah mendengar khotbah dari Bhikkhu Vimana Kondanna, Ambapali meninggalkan kehidupan duniawi, menjadi anggota Sangha Bhikkhuni. Beliau menggunakan tubuhnya sebagai obyek meditasi, merefleksikan sifat-sifat ketidakkekalan, dengan melatih meditasi dengan giat, Beliau akhirnya mencapai Tingkat Kesucian Arahat."
Jika pernyataan Dato seperti itu, bukankah umat Buddhis bisa salah nafsir ajarannya, bolehlah dimasa muda melakukan perzinahan, perselingkuhan, percabulan, tokh tidak usah dirisaukan, agar tua nanti baru ditinggalkan semua itu( mungkin tak ada nafsu lagi) dan belajar dhamma dan mempraktekannya. Begitukah ajarannya dan tafsiran Dato? Jika ya maka betapa rendahnya moralitas ajaran Buddha?? Jika seperti itu maka jangan salahkan saya menyatakan bahwa ajaran Buddh amoral???.....
jika mas bro a-su menuliskan hal tersebut, itu telah menyatakan/menunjukan bahwa mas bro a-su tidak paham buddhist, tapi koq berani berstatment tentang konsep buddhist ? trus terang dato' ketawa baca statment mas bro a-su.
kita bahas paling dasar lah dulu... pahami dulu, bole koq konsultasi dengan teman2 sejawat dalam brewok. buddhist mengenal sistem/hukum kamma, kamma diartikan secara harafiah sebagai perbuatan, perbuatan sendiri dikelompokan secara garis besar menjadi 2 : perbuatan baik dan perbuatan buruk.
apa itu sistem/hukum kamma ? hukum kamma adalah hukum sebab-akibat atas suatu perbuatan. suatu akibat pasti ada sebab, kadang hukum kamma juga disebut hukum tabur tuai, siapa yg menabur, dia yg akan menuai, siapa yg menanam, dia yg akan memetik.
singkat nya siapa yg melakukan perbuatan bajik, dia akan memetik kebahagiaan, siapa yg melakukan perbuatan buruk, dia akan memetik penderitaan. hukum ini berlaku untuk siapa saja, mau menerima/percaya atau tidak, tetap saja hukum ini berlaku.
jika seorang umat buddhist mempunyai pemikiran : ah lakukan saja perbuatan buruk, membunuh/mencuri/berzinah/berbohong/mabuk2an dan minum obat terlarang, entar klo dah tua baru belajar dhamma dan mempraktekannya, ya silaken... kan uda tau, mau nerima atau kaga, tetap saja hukum kamma berlaku terhadap diri seseorang. kan kita uda diajarkan untuk bertanggung jawab, anda tau bahwa siapa yg menabur, dia yg akan menuai, ya brarti secara sadar ato tidak, anda harus siap dengan konsekuensi dari buah perbuatan buruk tersebut. simple bukan ?
seorang umat buddhist, sejak awal ia memutuskan menjadi murid buddha, ia telah menerima latihan kemoralan (pancasila) dan ia pasti jg akan mengetahui/memahami apa itu hukum kamma. didalam buddhist jg ditekan kan rasa malu dan takut untuk berbuat salah, jd jika seorang umat buddhist yg benar2 memahami ajaran dhamma, sangat kecil kemungkinan ia akan melakukan hal buruk tersebut. namun jika ia memutuskan untuk melakukan hal buruk tersebut, ya semua konsekuensi tetap harus ia pertanggungjawabkan...
walau alasan mas bro a-su, bahwa seorang buddhist belajar dhamma dan mempraktekan nya di usia tua, tidak menjamin ia terbebas dari kekotoran bathin. pencapaian pembebasan sejati (nibbana) bukan cm belajar dhamma dan mempraktekan trus bilang percaya, langsung mencapai pembebasan, itu konyol
pencapaian pembebasan sejati membutuhkan proses, pemahaman yg benar, memahami jalan beruas delapan dan empat kesunyataan mulia serta dibutuhkan guru yg tepat, yg mampu membimbing kita.
beda kan dengan konsep agama anda, mas-rani, pencapaian keselamatan cuma cukup mengatakan "percaya" justu hal ini yg memungkinkan terjadi nya hal2 yg mas bro a-su sebutkan. masih muda, ah membunuh/mencuri/berzinah/berbohong/mabuk2an dan makan obat2 terlarang/tidak menghormati orang tua nya... ntar klo dah tua, baru bertobat dan sebut "percaya" maka lunas lah semua hal-hal buruk yg dilakukan dimasa muda, btul bukan mas bro ?
apalagi ada konsep pengampunan dosa, si gusti babe uda tau sejak muda begitu, eh malah di ampuni, lunas lah semua dosa2/perbuatan tidak baik nya... ow... apakah bole dato pake pertanyaan mas bro a-su untuk konsep ajaran mas-rani : betapa rendahnya moralitas ajaran brewok (red. yesus )?? Jika seperti itu maka jangan salahkan saya menyatakan bahwa ajaran brewok (red. yesus) amoral???.....
itu baru benar logika nya...
Banyak orang akan berbuat jahat jika mereka menambahkan tafsiran lain seperti ajaran anatta dan tummibal lahir. Setelah mati maka kesadaran org yg mati berpindah ke tubuh yg baru, enak ya, si A yg berbuat, orang lain yg menanggungnya........kasihan dech mereka yg tak tahu apa2 harus menjalankan semua perbuatan orang lain......ckckckckck......... Bagaimana ini Dato, dimana letak keadilan dari hukum karma itu?
wah mas bro a-su dapat konsep demikian dari mana ? dari teman2 sejawat dalam brewok ?
untuk kesekian kali nya dato' tertawa membaca statment anda tentang buddhist, mas bro a-su tidak paham tapi berani berstament, lebih bahaya lg klo konsep yg salah ini digunakan untuk proyek kanestenisasi... wow, produk kanesten bakal laris manis tuh...
apakah mas bro a-su mengetahui dan memahami konsep anatta dan tumimbal lahir ? bole di share disini ?
menjawab pertanyaan mas bro a-su diatasm pahami konsep yg sederhana dulu. mas bro a-su waktu kecil apakah beda dengan mas bro a-su yg dewasa ?
1. sama yaitu sama bathin nya
2. beda yaitu beda fisik nya
bathin mas bro a-su tetap lah mas bro a-su, mau kecil sampe dewasa tetap saja mas bro a-su. cm beda di fisik dulu nya balita imut2 sekarang manusia dewasa/tinggi, jelek pula...
kita bahas lebih lanjut :
1. jika mas bro a-su waktu kecil berkelahi dengan brandalan, mengakibatkan jari tangan mas bro a-su putus, apakah yg menanggung beban jari tangan putus sampe saat ini (mas bro a-su dewasa) adalah orang lain ?
2. jika mas bro a-su waktu SD males belajar bahasa inggris, mengakibatkan mas bro a-su tidak bisa berbahasa inggris dengan lancar saat ini, apakah yg menanggung beban malu tidak bisa berbahasa inggris sampe saat ini (mas bro a-su) adalah orang lain ?
nah, klo mas bro a-su bs menjawab dan memahami hal diatas, otomatis telah menjawab pertanyaan mas bro a-su. gini deh, dato' tau logika mas bro a-su agak sulit mencerna hal itu. apakah contoh diatas ada keadilan dan hukum kamma (sebab-akibat) nya ? ada...
sebab : ketika kecil berkelahi dengan brandalan, jari tangan putus.
akibat : dewasa menanggung beban jari putus gara2 berkelahi waktu kecil.
apakah adil ? ya, karena mau kecil ato dewasa, tetap saja itu pribadi mas bro a-su... btul ?
sebab : ketika SD malah belajar bahasa inggiris.
akibat : dewasa menanggung malu karena tidak bisa berbahasa inggirs lancar.
apakah adil ? ya, karena mau kecil ato dewasa, tetap saja itu pribadi mas bro a-su... btul ?
contoh diatas tidak akan menjadi adil, ketika mas bro a-su mempermasalahkan : itu kan dulu, waktu saya masih kecil kelahi, trus tangan putus, koq saya yg dewasa yg harus menanggung beban jari putus ? kan saya sekarang tidak berkelahi...
apakah mas bro a-su bisa memahami ? kita tidak perlu berbicara terlalu jauh, atas konsep anatta dan tumimbal lahir... saat ini, kehidupan sekarang saja telah mewakilkan konsep itu, mas bro a-su kecil adalah masa lalu, mas bro a-su dewasa adalah masa kini.
Ini banyak fakta yg terjadi pada gadis2 muda di Chiang May, Thailand yg melacurkan dirinya sebab hal ini dianggap takdir mereka terlahir cantik, tapi nasibnya(karma buruk) menjadi pelacur, atau dianggap kegiatan melacurkan diri sesuatu yg kurang begitu menakutkan dibandingkankarma buruk lainya kalo memarahi seorang bikkhu? Sekalian melacurkan diri dapat membantu beban ortu yg hidup bertani di desa, bukankah ini menunjukan kebajikan(berbakti) seorang anak kepada ortunya?
mas bro a-su tau tong kosong nyaring bunyi nya ? klo tong itu kosong, bunyi nya semakin nyari ketika dipukul... tp klo tong itu berisi, bunyi nya tidak nyari ketika dipukul. btul ?
mas bro a-su, ente dapat dr mana statment itu ? apakah hasil survey dan wawancara secara langsung dengan para pelacur di thailand ? atau hasil ceramah para pendeta di ger-gejo ketika membahas hal ini ? itu layaknya tong kosong nyaring bunyi nya...
klo bole tau, apakah maria magdalena dulu nya melacur karena alasan ini juga ? oh my goshhh... di korea selatan/jepang, banyak pelacuran bahkan umat kanesten, apakah karena alasan ini juga ? dibelanda/amerika/inggris/perancis, dinegara itu apakah para pelacurnya melacur karena alesan ini juga ? sempit sekali pemikiran anda mas bro...
melacur ato tidak, itu adalah pilihan pribadi seseorang, banyak hal yg mempengaruhi, sosial budaya, lingkungan, pergaulan, keluarga, kemiskinan, kurang perhatian dan lainnya... jaman dato' kuliah di salah satu univ kanesten di surabaya, dato' tau ada seorang mahasiswi asal malang beragama kanesten melacurkan diri, free tanpa bayar, keluarga nya bukan dr kalangan miskin. hidup berkecukupan... apakah dia melacurkan diri karena alasan diatas ? apakah karena dia merasa ini jalan hidup dr gusti babe ? apakah dia melacurkan diri karena keputusan dia sendiri ?
inti nya jangan lah berpikir picik nan licik, pelacuran dianggap sebagai pembenaran dari suatu ajaran agama...
Dato yg mulia, saya belum banyak berbicara, Dan tulisan Dato udah banyak, tapi intisarinya tak jelas, makanya saya menanyakan kembali, takut Dato bilang fitnah lagi......kalo saya jawab langsung.
Oklah Dato, saya coba menjawab pertanyaan Anda ya, semoga Dato tercerahkan.......hahahahaha.
Saya agak heran aja bahwa Dato udah belajar alkitab puluhan tahun, koq nggak ngerti ya apa yg tertulis di alkitab, saya baru belajar aja udah mulai ngerti, bagaimana ini ya Dato? Apakah ini HANYA sekedar copasan aja? Tapi hatiku bilang ya, itu benar hanya copasan saja....Dato nggak ngerti apa2, mungkin dulu cuma belajar di Sunday School aja……….HAHAHAHAHA
bole lah mas bro a-su mengatakan apa pun... tp bagian ini yg dato' tunggu2... kita bahas pelan2, dato' bagi di post berikutnya...