Menurut saya pribadi,
Agak sulit menanyakan hal ini, 31 Alam termasuk juga apa ada alam Sukhavati.
Karena yang kita rujuk tersebut hanyalah bukti2 catatan peninggalan atau ajaran.
Ibarat sewaktu kita hidup zaman dahulu, kita tidak tahu apakah bakteri itu ada atau tidak.
Tapi banyak sekali ada kematian mendadak karena infeksi. Apa penyebab infeksi?
Lalu setelah ditemukan mikroskop, baru diketahui ada bakteri
Dan kita belajar dari penemuan orang2 tersebut
Kalau kita merasa ragu apa benar ada bakteri, maka kita harus melihat sendiri dengan mikroskop atau alat lain.
Bila ditranslate ke bahasa Buddhism
Seperti sekarang, kita tidak tahu apakah alam-alam sesudah kematian itu bagaimana. Tapi kita tiap kali selalu melihat kematian baik di koran, family, dll. Jadi kita bertanya mengapa ada kematian? Dan setelah kematian, kita ke mana ?
Dan setelah Sang Buddha menemukan penyebab duka, cara hilangkan duka, dll termasuk di dalamnya tumimbal lahir, alam2 lain. Barulah kita belajar dari bukti2 dan ajaran Sang Buddha.
Dan bila kita masih ragu, dan bingung. Hanya ada 1 cara yaitu ikuti jejak Sang Buddha dalam menemukan penyebab duka, cara hilangkan, dll.
Karena jika kita hanya bertanya tanpa mencari juga sia2. Jadi intinya beruntung sekarang kita bisa menjadi Buddhist, jadi kita tetaplah berusaha maju step by step untuk menemukan inti kehidupan dalam realisasi nibbana