31 alam dalam Buddhisme

[dipasena]

tidak ada di sutta, tapi ada di abhidhamma atau visuddhimagga ..... (mungkin)

trus kenapa selalu diangkat jika memang tidak ada di Sutta ? ehm  sering kali seorang Buddhist selalu mengatakan 31 alam kehidupan itu (terutama yg berasal dr Theravadin), berarti bs dikatakan pelanggaran sila ke-4, karena semua itu blum tentu benar, betul ?

beberapa alam kehidupan (diantara 31 alam)  ada beberapa yg muncul di sutta2, memang sutta tidak pernah menyatakan secara eksplisit, tapi apakah bs dikatakan bo'ong tuh catatan tentang 31 alam kehidupan versi Buddhism ? mohon sharingnya...

[morpheus]

hehehehe... ya bukan berarti boong dong... orang kan bebas untuk percaya suatu teori, darimanapun asalnya... buddhis bukanlah orang yg tunduk pada satu otoritas kitab suci atau seseorang... buddhis disarankan untuk selalu skeptik, mikir dan mengalami sendiri suatu teori...

ragu pangkal cerah

[dipasena]

hehehehe... ya bukan berarti boong dong... orang kan bebas untuk percaya suatu teori, darimanapun asalnya... buddhis bukanlah orang yg tunduk pada satu otoritas kitab suci atau seseorang... buddhis disarankan untuk selalu skeptik, mikir dan mengalami sendiri suatu teori...

ragu pangkal cerah

bukankah diawal telah dikatakan bahwa 31 alam kehidupan tersebut belum tentu benar, krn tidak terdapat didalam sutta atau tidak pernah di ucapkan oleh Buddha secara eksplisit, emang benar kita tidak dituntut untuk percaya membabi buta, tapi ketika kita bicara Dhamma, terus ternyata kita susupi hal yg tidak benar, apakah bs dikatakan seseorang telah berbicara tidak benar atas Dhamma ? pelanggaran sila ke-4 dunk ?

buddhis bukanlah orang yg tunduk pada satu otoritas kitab suci atau seseorang... buddhis disarankan untuk selalu skeptik, mikir dan mengalami sendiri suatu teori...

sayangnya belum ada yg bisa menembus pengetahuan untuk membuktikan bahwa 31 alam kehidupan itu benar atau tidak... bagaimana dengan ini ? bagaimana dengan Kamma/Karma, Tumimbal Lahir/Lahir Kembali (not reincarnation), Nibanna dan lainnya ?

[Sumedho]

Yah, tidak tertulis bukan berarti tidak benar juga....

Dan yang tertulis di sutta juga belum tentu benar juga, jadi jangan ditelan bulat bulat. Nanti keselek.  

Semakin banyak yang dibaca/ketahui, semakin hilang arah dan kepercayaannya... Kalama oh kalama

[ryu]

Ya, dan yg kebanyakan cerita hanya ada yg mengetahui masa lalunya jadi manusia, blm tau apa ada yg misl nya dari alam dewa ada kah yg pernah tau? Atau dari alam peta? Atau binatang?

[morpheus]

bukankah diawal telah dikatakan bahwa 31 alam kehidupan tersebut belum tentu benar, krn tidak terdapat didalam sutta atau tidak pernah di ucapkan oleh Buddha secara eksplisit, emang benar kita tidak dituntut untuk percaya membabi buta, tapi ketika kita bicara Dhamma, terus ternyata kita susupi hal yg tidak benar, apakah bs dikatakan seseorang telah berbicara tidak benar atas Dhamma ? pelanggaran sila ke-4 dunk ?

seperti kata suhu medho, gak ada di tipitaka bukan berarti tidak benar...

hikmah yg perlu kita ambil justru dari sini kita melihat betapa rapuhnya kepercayaan itu dan betapa dasyatnya ajaran buddha yg terdapat di kalama sutta mengenai menerima sesuatu berdasarkan otoritas guru, buku, atau kata orang belaka...

saya tertarik menganalisa kata2 anda: "ketika kita bicara Dhamma".
apa sih yg sering dibicarakan orang ttg "dhamma" ini, "dhamma" itu?
orang sering menganggap "dhamma" itu adalah sesuatu yg ada di buku yg labelnya buddhis, atau diomongin oleh pemuka agama yg labelnya juga buddhis. saya merasa sudah selayaknya pengertian dhamma dikembalikan kepada pengertian awal yg dimaksudkan buddha, yaitu sesuatu yg mutlak, yg tak lapuk oleh waktu, yg mistik.... bukan yg berbasiskan buku ataupun label2...

"dhamma" yg sering dibicarakan orang2 itu tidak lebih dari teori, hanya bentuk lain dari "kepercayaan" dan penerimaan otoritas tertentu...

lengkapnya saya tulis di sini:
http://www.mabindo.org/index.php?option=content&task=view&id=144&Itemid=27

[Forte]

Comment.. : Nice article Sdr. Morpheus.. Saya suka gaya tulisan Anda..

[dipasena]

seperti kata suhu medho, gak ada di tipitaka bukan berarti tidak benar...

hikmah yg perlu kita ambil justru dari sini kita melihat betapa rapuhnya kepercayaan itu dan betapa dasyatnya ajaran buddha yg terdapat di kalama sutta mengenai menerima sesuatu berdasarkan otoritas guru, buku, atau kata orang belaka...

betul, Dhamma itu tidak terbatas pada apa yg tertulis di dalam Tripitaka, nah apakah 31 alam kehidupan benar adanya ? [kembali kepertanyaan awal topik ini, susah jg seh, bakal terputer disitu terus  ] apa kah harus dikaji dan dibuktikan ? bagaimana cara kita mengkaji dan membuktikannya ?

saya tertarik menganalisa kata2 anda: "ketika kita bicara Dhamma".
apa sih yg sering dibicarakan orang ttg "dhamma" ini, "dhamma" itu?
orang sering menganggap "dhamma" itu adalah sesuatu yg ada di buku yg labelnya buddhis, atau diomongin oleh pemuka agama yg labelnya juga buddhis. saya merasa sudah selayaknya pengertian dhamma dikembalikan kepada pengertian awal yg dimaksudkan buddha, yaitu sesuatu yg mutlak, yg tak lapuk oleh waktu, yg mistik.... bukan yg berbasiskan buku ataupun label2...

"dhamma" yg sering dibicarakan orang2 itu tidak lebih dari teori, hanya bentuk lain dari "kepercayaan" dan penerimaan otoritas tertentu...

jika Dhamma/kebenaran itu tanpa batasan kiab suci/label, cm merupakan teori dan hanya bentuk lain kepercayan serta merupakan penerimaan otoritas tertentu [cm mau tau aje  ] apa yg menjadi kriteria, ini loh Dhamma ini loh bukan ? misalkan : apa bs saya katakan Fong Shui sebagai Dhamma/kebenaran ? apakah bs saya katakan ilmu ramal telapak tanggan, ramal menggunakan kartus (orang gypsi) bs dikatakan Dhamma/kebenaran ? apakah bs saya katakan al-kita-b katakan bagian dari Dhamma/kebenaran ?

jika kita dituntut mengkaji, mencerna dan mengalami, hal itu jg terjadi oleh orang di kepercayaan lain, makanya ada penganutnya yg mempercayai Fong Shui, Agama X, Ilmu ramal, Sai Baba dan lainnya, mereka tentu nya jg mengklaim bahwa itu lah yg benar/kebenaran...


NB: Tulisan bro Mor, keren yg di web MABINDO...

[Sumedho]

Dulu waktu masih jaman berjaya (baca: muda), aye berani dengan semangat 45 untuk menyatakan 31 alam kehidupan itu benar.

Sekarang ? Nanti dulu deh. Kebenaran itu hanya kebenaran versi buku. Sekarang hanya take it as "likely hood", not the "TRUTH". Keyakinan (Saddha) itu bukan pada keyakinan sebuah buku loh, tetapi by experience.

[ryu]

Di sammagi pala saya jg pernah melihat ada bagannya, di majalah dawai pun ada, atas dasar apa mereka menulis itu? Apa mereka menulis hanya karena dari dulu ada anggapan begitu? Padahal dlm sutta tdk ada?

[Sumedho]

lah 31 alam itu kan ada di dalam tipitaka kan ? Kan buku2x tersebut merujuk pada Tipitaka.

[morpheus]

nah apakah 31 alam kehidupan benar adanya ?

gak tau *jawaban ala zen*

jika Dhamma/kebenaran itu tanpa batasan kiab suci/label, cm merupakan teori dan hanya bentuk lain kepercayan serta merupakan penerimaan otoritas tertentu [cm mau tau aje  ] apa yg menjadi kriteria, ini loh Dhamma ini loh bukan ? misalkan : apa bs saya katakan Fong Shui sebagai Dhamma/kebenaran ? apakah bs saya katakan ilmu ramal telapak tanggan, ramal menggunakan kartus (orang gypsi) bs dikatakan Dhamma/kebenaran ? apakah bs saya katakan al-kita-b katakan bagian dari Dhamma/kebenaran ?

jika kita dituntut mengkaji, mencerna dan mengalami, hal itu jg terjadi oleh orang di kepercayaan lain, makanya ada penganutnya yg mempercayai Fong Shui, Agama X, Ilmu ramal, Sai Baba dan lainnya, mereka tentu nya jg mengklaim bahwa itu lah yg benar/kebenaran...

saya cenderung setuju dengan pendapat (sutta?) yg mengatakan: ajaran yg membebaskan dan melepas lobha, dosa, moha itulah kebenaran... dalam hal ini empat kebenaran mulia (4km). 4km janganlah diartikan sebagai bentuk lain dari kepercayaan ataupun otoritas. 4km merupakan cara berpikir yg sangat natural dan dasyat...

jadi sikap saya terhadap yg namanya 31 alam, tavatimsa, karma, tumimbal lahir, etc, sama kayak suhu sumedho, anggap likely hood aja, bukan truth, atau jawab pake "gak tau" ala zen

[morpheus]

imho, 31 alam itu dibikin sebagai rangkuman alam2 yg pernah disebutkan di tipitaka. jadi bisa aja ada alam2 yg gak disebutkan di sana, tapi ada. bisa juga kategorisasinya berbeda dengan 31 alam.

http://www.accesstoinsight.org/ptf/dhamma/sagga/loka.html

[dipasena]

imho, 31 alam itu dibikin sebagai rangkuman alam2 yg pernah disebutkan di tipitaka. jadi bisa aja ada alam2 yg gak disebutkan di sana, tapi ada. bisa juga kategorisasinya berbeda dengan 31 alam.

http://www.accesstoinsight.org/ptf/dhamma/sagga/loka.html

ehm... apakah bs lebih ato ga dr batasan 31, itu tidak menjadi persoalan, yg menjadi persoalan, benerkah ada alam2 kehidupan selain manusia, surga dan neraka ? (pandangan umum base on agama Samawi) apakah ketika kita membicarakan kebenaran mengenai alam kehidupan, bs kah kita menggunakan istilah "likelihood" ? jika ya berarti ada 1 ketidakpastian atas hal ini (alam-alam kehidupan), padahal 31 alam itu jg bs dijadikan sumber kebenaran (karena tidak dijelaskan di agama Samawi) bukankah Dhamma itu bs segalanya ? tentu meliputi 31 alam ini juga bukan ? atau perlu kita jawab "gak tau" jawaban ala Zen ?

untuk apa kita tau dan dari mana kita tau ? ga tau, kenapa mau tau ? ga tau
Master Zen dhanuttono menjawab ^TM 

[Forte]

untuk apa kita tau dan dari mana kita tau ? ga tau, kenapa mau tau ? ga tau
Master Zen dhanuttono menjawab ^TM 

Wui... Zen banget..