//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Muslim yang makin lama makin aneh =>TOM SAM CONG Ternyata adalah seorang Muslim  (Read 93554 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Sesuai dengan judul, ada yang mau menanggapi mereka???

Quote
TOM SAM CONG Ternyata Ulama Tong Sam Cong yang hidup di zaman Dinasti Tong (618-907 M) setelah Nabi Muhammad saw (570-633 M) adalah seorang muslim/Islam, bukan pengikut Budha/Nabi Gautama seperti anggapan sebagian orang.

Minimal ada 3 alasan yang menguatkan argumen bahwa beliau adalah seorang muslim yang taat lagi saleh, sehingga sela bersusah payah selama 17 tahun mengembara untuk menjemput kitab suci di Barat setelah mendengar berita dari para pedagang jalur sutera (jalur perdagangan sutera telah berlangsung sebelum Masehi).

Pertama : Wilayah Barat/She Thien itu Arab, sedangkan India /Thien Tok itu Selatan dan perjalanan 17 tahun mencari kitab suci itu dari Timur (Propinsi Zhe Jiang) ke Barat lewat Ta Li Muk Phen Ti/Se Chou Ce Lu/Jalur Sutera (Xin Jiang di wilayah Barat daratan Cina). Perjalanan ini dilakukan setelah pemuda alim tersebut mendapatkan kabar berita dari para pedagang lintas benua/para pedagang jalur sutera membawa berita bahwa di Barat sama telah atau baru turun kitab suci, maka berangkatlah beliau dari tanah kelahirannya, Propinsi Zhe Jiang (Cina bagian Timur) menuju Barat (tanah Arab). Lewat Gansu lalu ke Xin Jiang, disitu ada Fo Yen San/Flamming Mountain/gunung api bagian Barat Cina, yang kita ketahui bersama bahwa 99,99% penduduk Propinsi Xin Jiang (sekarang) beragama Islam.

Kedua : Jarak Ulama Tong (abad ke 7 M) dan Budha Sidharta Gautama (5 abad SM) +- 1200 tahun, jadi tidak bisa dikatakan baru lagi sebab sudah lebih dari seribu tahun.

Ketiga : Ajaran Budha Gautama sudah masuk ke daratan Cina sebelum Tat Mo Co Su/Bodhi Dharma/Zen yang juga dari India, bukti Tat Mo Co Su ada di kuil Shaolin gunung Shiong San Propinsi Henan. Berarti jalur Cina - India sudah ada sebelum perjalanan Tong, yaitu dari arah Selatan negeri Cina. Jadi untuk apa memutar begitu jauh lewat Utara baru ke Selatan sedangkan alat transportasi dahulu hanya unta, kuda atau keledai.
Apakah Tong begitu bodoh?
Saya tidak percaya itu.

Adapun hari ini kita membaca atau menonton kisah Kera Sakti pada perjalanan Tong Sam Cong itu hanyalah kisah fiktif yang disuguhkan oleh penulis yang bertujuan untuk menentang atau menyindir pemerintahan bangsa Mancuria pada saat itu yang sedang memerintah Cina.

Jadi pada cerita Kera Sakti ada monyet, babi dan kerbau itu sebenarnya tidak ada sama sekali/bohong besar dan ingat, di Jepang cerita ini menjadi Son Goku atau Dragon Ball.
Sekarang malah cerita Kera Sakti di ceritakan di Amerika. Ingat, salah satu cara/bentuk penjajahan kebudayaan atau sejarah adalah lewat cerita/komik.

Seperti Sisingamangaraja XII dan Pattimura yang beragama Islam/muslim tapi selalu di gembar-gemborkan bukan muslim, demikian juga dengan perlawanan Wong Fei Hung yang muslim dkk melawan penindasan Mancuria pada bangsa Han di Cina, ini bisa terjadi juga karena kesalahan kita umat muslim yang tidak peduli dengan saudaranya yang lain. Ini disebabkan pendapat yang salah antara suku dan agama (Assobiah dan Tauhid).

Di akhir cerita Kera Sakti tidak diceritakan kitab apa yang diambil atau di peroleh, sebab kalau produser mau menceritakan sejarah yang sebenarnya, maka akan bubarlah keyakinan non Islam dari agamanya yang sekarang dan cerita/film tersebut tidak akan lalu terjual sehingga produser film tidak akan dapat memperoleh keuntungan alias rugi.

Sebab umumnya orang Han/orang keturunan Cina tidak akan tertarik menontonnya karena tidak sesuai dengan kepercayaannya dan umat Islam pun belum tentu akan tertarik menontonya karena masih ada masalah kesukuan/assobiah sebab datang dari daerah Timur/Cina bukan dari Barat/Arab serta masalah ilmu Tauhidologi.

Sumber => Tinggal ketik di google
[gmod=Kemenyan]Topic edited[/gmod]
« Last Edit: 24 April 2010, 02:41:13 PM by Kemenyan »

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
sabodo teuing, kumaha sia we
rek ceuk maneh bumi kotak ge.. sabodo teuinggg
Samma Vayama

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Ga apa2 klaim aja si tong sam cong muslim,
Soalnya film kera sakti kadang malah membuat umat awam kebingungan dan malah salah presepsi mengenai ajaran buddha.. :)

buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
hm.. jangan begitu seh bro.. kurang kata OKNUM.. di depan kata ISLAM..
gw pernah hidup ama teman2 islam.. gak semuanya juga fanatik..
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
=)) =)) statement yang lucu..
biksu Tong dibilang muslim..

hhmmm kalo gitu, kera sakti, pat kay juga muslim kah?? :-?

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
=)) =)) statement yang lucu..
biksu Tong dibilang muslim..

hhmmm kalo gitu, kera sakti, pat kay juga muslim kah?? :-?
kera sakti n patkay dkk kan hanya mith.. sebenarnya seh gak ada..

btw.. ada beberapa oknum I yang suka meng-I-kan untuk propaganda..
ada thread2 sebelumnya pernah saya baca, dikatakan metteya adalah Nabi Muhammad, dengan merujuk pada buku yang dikarang oleh Carus..

btw kalau gak salah.. di forum ini ada bahas mengenai ilmu tafsir.. inilah AKIBAT dari ilmu tafsir..
ilmu tafsir cenderung bisa mengaburkan.. begitu juga dengan postingan humor yang "cowok seharusnya begitu" yang menggambarkan TAFSIRAN cowok yang KELEWAT PEDE. Karena kelewat tafsir, suatu penolakan juga dianggap sebagai tanda kasih sayang.. :))
« Last Edit: 24 April 2010, 09:43:26 AM by Forte »
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
patkay ga muslim soal ne haram =))
=)) =)) statement yang lucu..
biksu Tong dibilang muslim..

hhmmm kalo gitu, kera sakti, pat kay juga muslim kah?? :-?
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Ini adalah kisah nyata tentang pencapaian yang dilakukan oleh seorang bhiksu dengan nama yang sama dengan legenda/dongeng Sun Go Kong Kera Sakti, tetapi inilah tokoh yang sebenarnya ( Tang Zhang ) yang tercatat dalam sejarah. Pencapaian apapun selalu didasarkan pada PERJUANGAN, dan mungkin ini menjadi inspirasi bagi pengarang legenda/dongeng Kera Sakti untuk membukukan cerita dalam bentuk filosofi kehidupan. Inilah cuplikan legenda Kera Sakti.

 Wu Ch'eng-en (th. 1500 - 1582), kelahiran Shan-yang, Huai-an (sekarang propinsi Kiangsu, Tiongkok) adalah seorang penulis novel dan puisi terkenal pada dinasti Ming (1368-1644) menuliskan suatu kisah perjalanan berdasarkan cerita perjalanan Hsuan-tsang/Tang Zhang dari bukunya Ta-T'ang Hsi-yu-chi (Catatan Perjalanan Ke Barat semasa Dinasti T'ang Agung), yang kemudian menjadi terkenal dengan legenda Kera Sakti Sun Wu-khung (Sun Go-kong atau Sun Hou-zi) dengan judul Hsi-yu-chi (Catatan Perjalanan Ke Barat). Hsi-yu-chi diterbitkan pertama kali pada tahun 1592, 10 tahun setelah kematian Wu Ch'eng-en. Cerita legenda Catatan Perjalanan Ke Barat tersebut terdiri dari 100 bab yang dapat dibagi atas tiga bagian utama.

Bagian pertama dari tujuh bab menceritakan kelahiran Sun Go-kong dari sebutir telur batu dan memiliki kekuatan maha sakti yang tiada tandingannya sehingga mengacaukan kahyangan yang kemudian diturunkan dari kahyangan dan dikurung oleh Buddha Sakyamuni di dalam Wu-hsing-shan (Gunung Lima Unsur Alam) sambil menunggu pembebasannya oleh seorang bhikshu yang akan melakukan perjalanan ke Barat mengambil kitab suci.

Bagian kedua berisi lima bab yang berkaitan dengan sejarah Hsuan-tsang dan tugas utamanya dalam melakukan perjalanan ke Barat.

Sedangkan bagian ketiga yang berisi 88 bab sisanya menceritakan keseluruhan perjalanan Hsuan-tsang/Tang Zhang dengan ketiga muridnya..

Legenda ini mencerminkan kehidupan manusia pada umumnya. Hal ini dapat ditemukan pada karakteristik para tokohnya.

1.Sun Go Kong mewakili manusia dengan keegoisan, kebencian, mudah marah, kesombongan, dan pikiran yang liar.

2. Chu Pa Chie (Cu Pat Kai) mewakili manusia dengan berbagai keinginan dan keserakahan duniawi, seperti rakus akan makanan, genit suka menggoda wanita cantik (gila wanita), menginginkan kedudukan tinggi dan gila harta benda.

3.Sha Ho Shang (Wu Ching) mewakili manusia dengan karakter lemah yang membutuhkan dukungan dari orang lain, lamban dalam berpikir, sulit menghapal sesuatu (sutra Kitab Suci), dan kebodohan batin.

Jadi mereka bertiga  melambangkan Lobha, Dosa, dan Moha ( Keserakahan, Kebencian dan Kegelapan/Kebodohan Bathin )
 
4. Sedangkan Bhiksu suci Hsuan Tsang/Tang Zhang mewakili manusia yang telah terbebas dari penderitaan dan tercerahkan, memiliki keteguhan hati di dalam ajaran Buddha, Teguh dalam memegang sila, dan setia didalam Jalan Tengah dan berjuang keras demi kebahagiaan makhluk lain.

5. Kuda Putih tunggangan Bhiksu mewakili ajaran.


Cerita legenda  kera sakti adalah dongeng mengenai perilaku manusia yang mengandung filsafat tingkat tinggi serta nasehat dan pengajaran supaya mudah dimengerti dan dipahami.

bersambung...

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
yang ini merupakan kisah nyata bhiksu tersebut yang memotivasi kita bahwa semua kesuksesan membutuhkan PERJUANGAN.

Perjuangan Biksu Kecil, Tang Zhang

Ini adalah kisah tentang seorang biksu kecil yang sejati. Pada zaman dinasti Tang, di sebuah kuil hiduplah seorang biksu kecil. Sejak kecil ia sudah menjadi biksu di kuil itu. Setiap pagi, begitu bangun tidur biksu kecil ini harus segera mulai menimba air menyapu halaman.

Seusai pelajaran pagi, dia masih harus pergi ke kota yang terletak di bawah bukit belakang kuil untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari untuk kuil itu. Setelah membeli barang yang dibutuhkan, dan tanpa adanya waktu luang dia masih harus mengerjakan sejumlah pekerjaan. Kemudian ia masih membaca kitab suci hingga larut malam.

Demikianlah kegiatannya setiap hari, setiap pagi dan senja mendengar suara gendang dan lonceng pagi di kuil hingga 10 tahun berlalu sudah. Suatu ketika, akhirnya biksu kecil mendapat sedikit waktu luang. Kemudian ia segera berbincang-bincang bersama dengan biksu kecil lainnya. Akhirnya dia mendapati bahwa semua orang ternyata hidupnya begitu santai.

Hanya dia seorang yang selalu sibuk setiap hari. Tugas membaca dan pekerjaan dari kepala biara kepadanya selalu yang paling berat. Dia tidak habis mengerti lalu bertanya pada kepala biara. Mengapa semua orang hidupnya lebih santai daripada saya? Mengapa tidak ada orang yang menyuruh mereka membaca kitab suci atau bekerja? Sedangkan saya harus bekerja tiada henti? Kepala biara hanya menundukkan kepala komat kamit memberi tanda Buddha dan tersenyum tidak menjawab.

Pada siang hari, biksu kecil ini pergi ke kota yang terletak di bawah bukit belakang membeli sekantong beras. Dalam perjalanan pulang sambil memanggul beras tiba di pintu belakang kuil, dan tampak di sana kepala biara sedang menunggunya. Kepala biara membawanya ke pintu depan kuil. Kemudian kepala biara duduk istirahat memejamkan mata. Biksu kecil tidak mengerti maksud kepala biara, akhirnya dia berdiri menunggu di samping.

Biksu kecil terus menunggu dan menunggu. Mentari sudah hampir terbenam, tiba-tiba di depan jalan muncul beberapa bayangan biksu kecil. Beberapa biksu kecil ini termenung sesaat melihat kepala biara. Kepala biara membuka matanya dan bertanya pada mereka. Pagi-pagi saya meminta kalian pergi membeli garam. Jalan di depan ini begitu dekat dan rata. Kenapa kalian baru kembali sekarang? Biksu-biksu kecil ini saling berpandangan, kemudian menjawab, “Kepala biara, dalam perjalanan kami tertawa bercanda dan menikmati pemandangan, akhirnya sekarang baru sampai. Lagi pula selama 10 tahun ini memang begitu, kan!”

Lalu kepala biara bertanya pada biksu kecil yg berdiri di samping, “kamu ke kota yang terletak di bawah bukit belakang membeli beras, jalannya berliku-liku dan jauh, harus menapaki bukit dan lembah, bahkan harus membawa beras yang berat. Kenapa waktu kamu kembali lebih awal daripada mereka?

Biksu kecil menjawab, “setiap hari dalam perjalanan saya selalu ingin cepat pergi cepat kembali. Lagipula saya berjalan harus sangat hati-hati karena memanggul barang yang berat di atas pundak, dan lama kelamaan jalannya semakin mantap dan cepat. Selama 10 tahun ini saya sudah terbiasa, dalam hati hanya ada satu tujuan tiada lagi jalanan.”

Setelah mendengarnya kepala biara lalu berkata pada semua biksu kecil. “Jalanan sudah rata. Tetapi hati tidak terpusat pada tujuan. Hanya dengan berjalan di atas jalanan yang berliku, baru bisa menempa tekad seseorang."


Biksu kecil inilah akhirnya menjadi “xuan zhuang fa shi” (bhiksu agung dalam Budhisme). Oleh karena tempaan sejak kecil sehingga dalam perjalanannya ke barat yang serba sulit dan bahaya untuk mengambil kitab suci itu, membuat hatinya bisa selalu bersinar menuntut cahaya Dharma ( Kebenaran Universal ). Jadi, jalan yang berliku dan sulit, bukanlah halangan untuk mencapai tujuan. Sebuah tekad dan kemauan, baru merupakan kunci sukses atau gagal.

Semoga Bermanfaat.



Offline lophenk

  • Sebelumnya: 4kupak
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 685
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
hm.. jangan begitu seh bro.. kurang kata OKNUM.. di depan kata ISLAM..
gw pernah hidup ama teman2 islam.. gak semuanya juga fanatik..

setuju bro Forte, jgn krn nila setitik jd rusak susu sebelanga :)

menurutku istilah perjalanan ke "Barat" dlm cerita ini adalah menuju pd "Kebuddhaan",
arah "Barat" dikultur budaya China biasanya identik dgn "Buddha" _/\_

thanks Buddha...

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
kalau barat di I.. arah kiblat.. hehehe
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
menarik sekali.. ;D

kalau memang benar demikian, terus buddha apa tuh(yg sama dewa2 dan dewi kwan im) yg ada di film kera sakti ? berarti tinggal di arab donk?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Legenda ini mencerminkan kehidupan manusia pada umumnya. Hal ini dapat ditemukan pada karakteristik para tokohnya.

1.Sun Go Kong mewakili manusia dengan keegoisan, kebencian, mudah marah, kesombongan, dan pikiran yang liar.

2. Chu Pa Chie (Cu Pat Kai) mewakili manusia dengan berbagai keinginan dan keserakahan duniawi, seperti rakus akan makanan, genit suka menggoda wanita cantik (gila wanita), menginginkan kedudukan tinggi dan gila harta benda.

3.Sha Ho Shang (Wu Ching) mewakili manusia dengan karakter lemah yang membutuhkan dukungan dari orang lain, lamban dalam berpikir, sulit menghapal sesuatu (sutra Kitab Suci), dan kebodohan batin.

Jadi mereka bertiga  melambangkan Lobha, Dosa, dan Moha ( Keserakahan, Kebencian dan Kegelapan/Kebodohan Bathin )
:jempol:   :jempol:

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
=)) =)) statement yang lucu..
biksu Tong dibilang muslim..

hhmmm kalo gitu, kera sakti, pat kay juga muslim kah?? :-?
kera sakti n patkay dkk kan hanya mith.. sebenarnya seh gak ada..
oh iya... ;D     maaph..

Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
hm.. jangan begitu seh bro.. kurang kata OKNUM.. di depan kata ISLAM..
gw pernah hidup ama teman2 islam.. gak semuanya juga fanatik..

Judulnya jelas kk Forte, "Islam yang makin lama makin aneh" ....... bukan "Islam yang aneh"....... kenapa demikian? simple, sebelumnya sudah banyak tokoh2 besar yang dibajak, seperti Napoleon, Alexander Agung, Neil Armstrong, Lao Tzi, Wong Fei Hung dan sekarang bertambah lagi satu yaitu bhiksu Tong, Jadi artinya, semakin aneh bukan?

Anda punya temen muslim, saya punya mantan muslim :hammer:
« Last Edit: 24 April 2010, 11:00:22 AM by Xan To »

 

anything