//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Poll

peleburan board study sutta/sutra

Setuju
17 (77.3%)
Tidak setuju
5 (22.7%)
Tidak tahu/peduli
0 (0%)

Total Members Voted: 22

Author Topic: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.  (Read 7081 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Hades

  • Teman
  • **
  • Posts: 85
  • Reputasi: -1
  • darkness isn't bad at all
Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
« Reply #15 on: 31 March 2010, 04:49:11 PM »
saya pribadi setuju akan hal demikian. Sebaiknya masalah pembahasan Sutta/Sutra di serahkan sesuai tradisi masing masing. Hal ini mengingat, pada faktanya, sulit orang bisa menjadi objektif dan lepas dari tradisi dan ini telah terlihat dari kenyataan selama ini. Apabila sudah tidak bisa lepas dari tradisi dan pandangan masing masing akan tradisi tersebut, yang terjadi adalah saling tidak menghargai.
In darkness I rule over the humanity whom throw away their heart towards hatred and jealousy

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
« Reply #16 on: 31 March 2010, 04:56:07 PM »
itu point bagus juga...

di tiap tradisi sudah ada boardnya utk sutta dan sutra. Dari awal di board studi ini memang utk terlepas dari tradisinya. yah bisa dikatakan jadi tempat terlepas dari tradisi.

bro KK, sebagai mod, mungkin akan sangat berat tugasnya :|
Saya pikir yang paling masalah adalah menentukan batasannya saja. Kalau terlepas dari tradisi, apakah terlepas dari Buddhisme juga? Misalnya membandingkan dengan iptek atau bahkan dengan ajaran agama lain.

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
« Reply #17 on: 31 March 2010, 05:08:47 PM »
betul2...misalkan pembahasan objektif..Objektif dari segi apa?
Apakah dari segi sejarah? Ato dari segi ikonografi? atau dari segi penerjemahan?
Kalau misalkan pembahasan dari segi isi, sudah pasti akan langsung campur baur...
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
« Reply #18 on: 31 March 2010, 05:08:58 PM »
Mending judulnya diganti studi/debat/argumen/tinju lintas aliran dalam buddhisme vs  fakta .  Just input.  Batasannya sebenarnya sudah jelas misal studi sutra/sutta dibawahnya sudah ditulis terlepas dari tradisi, tetapi tetap saja banyak melenceng akhirnya makna judul jadi kabur. Dan tidak mungkin juga kan bro kainyn semprit pluit tiap kali melenceng  ^-^. Kalau judulnya diubah kainyn bisa lebih santai juga. Jadi yang benar2 ingin mengkaji sutra dan sutta bisa benar2 mengkaji di tradisi masing2. Jangan sampai lagi mengkaji direcoki orang-orang yang berpikiran sempit.

Just input monggo. Aye ikut aja keputusan tuhan  ;D
« Last Edit: 31 March 2010, 05:27:20 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Hades

  • Teman
  • **
  • Posts: 85
  • Reputasi: -1
  • darkness isn't bad at all
Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
« Reply #19 on: 31 March 2010, 05:29:47 PM »
Menurut saya, jika memang hendak mempertahankan board studi demikian, sebaiknya pengunaan kata kata ataupun hal hal yang mengandung judgement terhadap suatu tradisi baik secara implisit maupun eksplisit harus dihindarkan. Tapi, saya tetap merasa hal demikian sulit dilakukan, karena setiap orang memiliki kecondongannya sendiri. Jika orang tersebut berpikiran sempit, maka orang tersebut tdak akan mendengarkan penjelasan pihak lain, melainkan justru selalu mencari cari kelemahan dan berusaha menyudutkan pihak lain. Jika sudah terjadi hal demikian, maka satu pihak yang merasa disudutkan akan merasa pembahasan demikian tidak berguna dan bisa menimbulkan rasa tidak enak hati pada pihak tersebut. Sedangkan pihak yang menyudutkan akan semakin mengembangkan ego dia tanpa sepengetahuannya kalo dia sudah sukses memperbesar ego dia.
Disinilah pentingnya moderator yang bertindak secara bijaksana, bertindak menengahi permasalahan yang ada. Oleh sebab itu, moderator yang handal dan tidak menjudgement sangat diperlukan disini.

Saran kedua, jika hal ini sudah mengarah dan sudah diperkirakan bakal mengarah ke perdebatan dan judgement judgement tertentu, memang sebaiknya judul board diganti misalnya, perdebatan sehat mengenai sutta dan sutra. ini hanya contoh. Terima kasih
« Last Edit: 31 March 2010, 05:32:03 PM by Hades »
In darkness I rule over the humanity whom throw away their heart towards hatred and jealousy

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
« Reply #20 on: 31 March 2010, 05:41:28 PM »
Yep. Setuju dengan bro bond. Yaitu dibuatkan sendiri forum perbandingan aliran Buddhis dengan fakta. Jangan dibuat perbandingan antara aliran, bisa-bisa debat tak berujung lagi.

Lebih baik mendiskusikan hubungan antara konsep dalam sebuah aliran Buddhisme dengan fakta, bukan antar aliran.

Tapi soal board ajang tinju, saya masih 50-50 krn bisa bagai pedang bermata dua, yaitu saya belum tahu hasilnya dan saya ragu akan mengarah ke sektarianisme atau malah diskusi yg objektif.

Krn jujur saya lebih memilih diskusi secara damai2 saja daripada ajang tinju yang memancing lobha dvesa moha. Kalau tiga racun dah keluar semua, maka tidak menutup kemungkinan malah mengarah ke sektarianisme lagi.

Tp ide untuk mengelompokkan sebagai ajang tinju juga ada bagusnya, yaitu mengelompokkan mereka yang ingin berdebat secara blak2an... tp klo ada thread semacam itu, saya sih gak ikut2 deh....  8) 8) 8)... lbh baik melatih diri sendiri daripada mempeributkan konsep dengan fakta dsb secara ajang tinju, lebih baik langsung Aihipasyika (Ehipassiko) sendiri.

Tp kalau perbandingan aliran Buddhis dengan fakta masih dalam lingkup peraturan diksusi yang sopan, saya masih mau ikutan. :))

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
« Reply #21 on: 31 March 2010, 07:40:29 PM »
[at] fabian,
Menurut saya, berargumen antar aliran begini tidak mendukung kemajuan batin.
Akan lebih baik lagi kita bersikap kritis pada aliran yg kita pegang sendiri. Misalnya sejauh ini kenapa kita gak mencapai kesucian, gak memiliki sense of urgent utk terlepas dari dukkha, lalu kita bercemin pd aliran yg kita pelajari dgn mengkritisi di mana letak kesalahan kita. Alih2 selalu membandingkan antar tradisi, padahal tradisi sendiri blm sanggup kita implementasikan dlm pelatihan kita.
Sekedar beri masukan..hehe..

Bro Chingik yang baik, Sebenarnya saya netral dalam hal ini, mau dilebur boleh... tidak dilebur boleh... ganti tema juga boleh... tak ada masalah bagi saya.

Bicara soal kesucian, untuk mendorong orang untuk mencapai kesucian, perlu pengertian apa itu kesucian, bagaimana mencapainya, bagaimana tingkat pengertian orang itu, pengalaman orang itu di masa lampau dll. Bila seseorang belum mengerti apa itu kesucian, manfaat kesucian, bagaimana mencapai kesucian dll, bagaimana ia akan tertarik untuk mencapai kesucian? Mungkin kesucian itu dianggapnya cuma dongeng. Banyak umat Buddha yang beranggapan kesucian adalah dongeng.

Sepanjang saya mempraktikkan tradisi ajaran yang ada dalam aliran yang saya anut, saya justru prihatin karena demikian banyak salah pengertian diantara teman-teman yang hanya belajar teori.
Tempat untuk berdebat juga akan mengkritisi mereka yang hanya belajar teori, dengan harapan suatu ketika mereka bosan saling sindir "cuma teori melulu" dan mendorong mereka untuk mencoba berpraktik.

Tentu bro Chingik dan teman-teman yang lain setuju bahwa praktik sangat penting dalam kehidupan umat Buddha, masalahnya bahkan praktik yang seperti apakah yang sebaiknya dilakukan oleh umat Buddha juga menjadi perdebatan.

Ada yang menganggap pergi ke rumah jompo, menolong orang sakit, membacakan paritta untuk orang sakit dan orang meninggal adalah praktik, ada yang menganggap  menjalankan sila dan bermeditasi dan melatih pandangan terang adalah praktik. Jadi memang umat Buddha pandangannya berbeda-beda.

Selama ini saya melihat banyak sekali umat Buddha yang cara berpikirnya bukan Buddhis (saya juga bertahun-tahun berusaha untuk berpikir secara Buddhis), ini bisa dimaklumi. Karena besar di lingkungan yang berbeda.

Jaman Sang Buddha masih hidup Beliau juga terlibat dalam berbagai debat, pemuka-pemuka semua aliran agama pernah terlibat debat. Hal ini tak terhindarkan walaupun orang itu berasal dari aliran yang sama. Lebih-lebih tak terhindarkan bila ada forum atau milis pasti terjadi debat. Saya kira debat itu perlu, debat justru akan membuat kita lebih mengerti pandangan pandangan dan cara berpikir orang lain sehingga memperluas pemikiran dan pengertian kita.

Usul saya hanya sekedar pemikiran, keputusan saya kembalikan pada teman-teman.

 _/\_
« Last Edit: 31 March 2010, 07:48:43 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata