[at] fabian,
Menurut saya, berargumen antar aliran begini tidak mendukung kemajuan batin.
Akan lebih baik lagi kita bersikap kritis pada aliran yg kita pegang sendiri. Misalnya sejauh ini kenapa kita gak mencapai kesucian, gak memiliki sense of urgent utk terlepas dari dukkha, lalu kita bercemin pd aliran yg kita pelajari dgn mengkritisi di mana letak kesalahan kita. Alih2 selalu membandingkan antar tradisi, padahal tradisi sendiri blm sanggup kita implementasikan dlm pelatihan kita.
Sekedar beri masukan..hehe..
Bro Chingik yang baik, Sebenarnya saya netral dalam hal ini, mau dilebur boleh... tidak dilebur boleh... ganti tema juga boleh... tak ada masalah bagi saya.
Bicara soal kesucian, untuk mendorong orang untuk mencapai kesucian, perlu pengertian apa itu kesucian, bagaimana mencapainya, bagaimana tingkat pengertian orang itu, pengalaman orang itu di masa lampau dll. Bila seseorang belum mengerti apa itu kesucian, manfaat kesucian, bagaimana mencapai kesucian dll, bagaimana ia akan tertarik untuk mencapai kesucian? Mungkin kesucian itu dianggapnya cuma dongeng. Banyak umat Buddha yang beranggapan kesucian adalah dongeng.
Sepanjang saya mempraktikkan tradisi ajaran yang ada dalam aliran yang saya anut, saya justru prihatin karena demikian banyak salah pengertian diantara teman-teman yang hanya belajar teori.
Tempat untuk berdebat juga akan mengkritisi mereka yang hanya belajar teori, dengan harapan suatu ketika mereka bosan saling sindir "cuma teori melulu" dan mendorong mereka untuk mencoba berpraktik.
Tentu bro Chingik dan teman-teman yang lain setuju bahwa praktik sangat penting dalam kehidupan umat Buddha, masalahnya bahkan praktik yang seperti apakah yang sebaiknya dilakukan oleh umat Buddha juga menjadi perdebatan.
Ada yang menganggap pergi ke rumah jompo, menolong orang sakit, membacakan paritta untuk orang sakit dan orang meninggal adalah praktik, ada yang menganggap menjalankan sila dan bermeditasi dan melatih pandangan terang adalah praktik. Jadi memang umat Buddha pandangannya berbeda-beda.
Selama ini saya melihat banyak sekali umat Buddha yang cara berpikirnya bukan Buddhis (saya juga bertahun-tahun berusaha untuk berpikir secara Buddhis), ini bisa dimaklumi. Karena besar di lingkungan yang berbeda.
Jaman Sang Buddha masih hidup Beliau juga terlibat dalam berbagai debat, pemuka-pemuka semua aliran agama pernah terlibat debat. Hal ini tak terhindarkan walaupun orang itu berasal dari aliran yang sama. Lebih-lebih tak terhindarkan bila ada forum atau milis pasti terjadi debat. Saya kira debat itu perlu, debat justru akan membuat kita lebih mengerti pandangan pandangan dan cara berpikir orang lain sehingga memperluas pemikiran dan pengertian kita.
Usul saya hanya sekedar pemikiran, keputusan saya kembalikan pada teman-teman.